Share

Bab 3

Author: Rakyat Jelata
last update Last Updated: 2025-03-14 08:52:22

Adam gelagapan mendapat tatapan sang istri penuh selidik dengan wajah terlihat dingin seperti itu. “Mmm, Mas juga nggak tau kalau dia masih muda, sayang. Mas cuma menyuruh Bibi untuk mencari satu orang lagi buat kerja di sini,” kata Adam, terpaksa berbohong. Ia berharap Milea percaya dengan keterangan yang dibuatnya itu. Adam tak mau istrinya menaruh rasa curiga padanya.

Milea pun membuang napas kasar. “Ya sudah kalau begitu. Awas kamu kalau berani macam-macam di belakang aku,” ancam Milea dengan wajah tegasnya.

“Tidak akan, percaya sama Mas. Mas nggak akan tergoda sama pembantu,” balas Adam dengan cepat. Membuat hati Elina berdenyut nyeri mendengarnya.

“Mas sangat mencintaimu, sayang. Mas sangat bersyukur bisa memilikimu. Mana mungkin Mas menduakanmu?! Apalagi sama pembantu, yang jelas-jalas beda level sama kita,” tambah Adam meyakinkan. Mendengar itu Melia pun tersenyum tipis pada akhirnya. Sementara Elina berdiri dengan tubuh menegang. Kata-kata yang terlontar dari mulut suaminya itu membuat dadanya sesak dengan hati berdenyut nyeri.

“Ya, kami memang beda level! Bisa-bisanya dulu aku percaya diri mau menjalin hubungan sama orang kaya sepertinya. Seharusnya aku sadar diri,” batin Elina dalam hati dengan perasaan begitu perih.

“Sudah, ini biar dia yang bawa.” Milea segera melepas pegangan tangan Adam pada ujung kopernya. Lalu menatap Elina yang masih diam berdiri dengan wajah menunduk. “Ini, bawakan koperku!” titahnya membuat Elina menganggukkan kepala tanpa menatapnya.

Elina pun segera meraih koper itu dan membawanya naik ke lantai dua, dimana ada kamar Adam dan Milea. Wanita itu berjalan dengan langkah terasa berat.

'Nyeri' kala memasuki kamar yang dulu menjadi kenangan. Kenangan melepas kesuciannya pada lelaki yang dicintai. Hatinya seperti diremas dengan kuat saat melihat foto wedding yang terpajang di dinding kamar itu. Gambar sepasang pengantin yang terlihat begitu sempurna, dan begitu memancar aura kebahagiaan.

Elina menatap foto itu dengan mata berkaca. "Kamu terlihat bahagia, Mas," gumam Elina menatap foto Adam yang tampak tersenyum bahagia di pernikahan itu.

"Mungkin memang salahku, karena sudah terlalu pede dekat dengan Anak orang kaya,” lanjut Elina dengan dada terasa sesak, bak terhimpit sesuatu.

Milea masuk ke dalam kamar yang pintunya masih terbuka. "Ngapain kamu hanya berdiri disitu?" tanya Milea dengan tatapan penuh selidik. Dia tak suka mendapati Elina berdiam diri di dalam kamarnya dengan gelagat mencurigakan. Elina pun terlonjak kaget dengan suara tegas itu. Ia segera mengerjap dan berusaha mengendalikan diri.

"Ma-maaf Nyonya. Sa-saya hanya mengagumi foto Nyonya yang terlihat sangat cantik," ucap Elina berbohong dan berusaha menutupi kegugupannya. Wanita itu menatap Milea beberapa detik, lalu segera menunduk dengan dalam.

Mendengar itu, Milea pun tersenyum pongah. "Dimana-mana orang juga bilang seperti itu! Iya kan, Mas?" Milea bergelayut manja pada lengan Adam yang baru masuk ke dalam kamar dengan senyum semakin lebar.

Adam tidak menjawab pertanyaan Milea. Lelaki itu malah melirik ke arah Elina yang tampak sedang menahan rasa cemburu dengan sorot mata terluka. Adam bisa melihat sorot mata itu karena Elina sempat mengangkat wajah menatapnya. Adam pun jadi memiliki rasa bersalah pada wanita itu.

“Ini yang aku gak mau, El. Kamu akan semakin terluka berada di rumah ini,” batin Adam dalam hati.

Adam menatap Elina dengan rasa serba salah, lalu ia berkata, "aku mau istirahat. Tolong, kamu keluar dari sini," usir Adam akhirnya, pada Elina. Niatnya baik, dia tidak ingin Elina terus-terusan melihat kemanjaan Milea kepadanya. Yang bisa membuat hati Elina semakin terluka nantinya.

Mendengar tutur kata sang suami Milea mendongak, menatap wajah tampan Adam dengan bibir tersenyum manja. "Kamu udah gak sabar, ya Mas?" Milea terkekeh seraya menoel dagu Adam. Elina sempat melihat adegan mesra itu. Wanita itu pun langsung buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak ingin, hatinya hangus terbakar oleh api cemburu.

“Sabar, El. Ini baru awal,” batin Elina dalam hati. Berusaha menguatkan diri.

"Baru juga berapa hari kita gak ketemu, Mas," lanjut Milea yang dibalas senyuman manis oleh Adam.

Mendengar itu Elina mengigit bibir bawahnya dengan hati berdesir perih, ia tahu kemana arah pembicaraan itu. Sedetik kemudian ia menatap koper milik Milea yang belum sempat dibuka. Lalu beralih menatap wajah tampan Adam yang masih tersenyum manis pada Milea dengan perasaan hancur. Meskipun hatinya sakit melihat kemesraan suaminya dengan kakak madunya itu. Akan tetapi, entah kenapa Elina ingin mengulur waktu, agar bisa sedikit lama berada di dalam kamar itu bersama Adam sang suami.

"Tapi baju Nyonya belum saya tata ke tempatnya,” ucap Elina akhirnya. Ia sengaja mengucapkan kata itu karena ingin tahu respon dari Adam dan sedikit mengulur waktu.

"Apa benar, Mas Adam sudah gak sabar ingin bergumul di atas ranjang bersama Milea?! Sedangkan tadi pagi setelah menikahiku, Mas Adam sama sekali tidak menyentuhku, dan malah meninggalkanku begitu saja. Padahal, dia itu pasti tau, kalau Milea akan pulang hari ini. Yang artinya, dia dan aku sudah pasti tidak bisa berhubungan dengan leluasa. Karena sudah ada Milea di rumah ini. Apa Mas Adam benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi?!" batin Elina dengan hati teramat sakit.

Milea menoleh dengan wajah datar, senyum manja yang ia terbitkan pada Adam langsung lenyap begitu saja saat menatap Elina. "Sudah tinggalkan saja. Kamu bisa menata bajuku kapan-kapan," ucap Milea yang mampu membuat hati Elina kecewa karena bukan Adam yang menjawab. Sementara lelaki itu hanya terdiam.

Diamnya Adam membuat dada Elina terasa sesak. Ia menyimpulkan, bahwa Adam memang menginginkan tubuh Milea saat ini.

Elina mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, dengan dada begitu sesak. “Kenapa kamu hanya diam saja, Mas?! Kamu sudah gak sabarkah, ingin memadu kasih dengannya?! Kenapa tadi pagi kamu gak bilang sama aku, kalau Istri pertamamu ini akan pulang hari ini?! Bahkan kamu pergi meninggalkan aku begitu saja, Mas!” Ingin sekali Elina melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu pada Adam. Dia benar benar sedih, mendapati Adam yang hanya diam saja. Seolah membenarkan perkataan Milea. Kalau dia sudah tidak sabar ingin memadu kasih dengan wanita itu.

“Aku menyuruhmu pergi! Apa kamu tuli?!” ketus Milea saat Elina malah terbengong di sana. Suaranya itu berhasil membuat Elina yang sedang melamun terlonjak kaget dibuatnya.

“Ma-maaf,” lirih Elina dengan wajah gugupnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 4

    "Elina!" panggil Milea pada Elina yang sedang menyapu halaman rumah besar milik Adam. Dalam hati dia terus merutuk, kenapa Adam merekrut pembantu yang masih muda dan memiliki paras cantik seperti Elina. Kenapa bukan yang tua saja seperti Bibi pikirnya. Elina pun langsung menoleh, seketika itu Milea melambaikan tangan kanannya, meminta Elina untuk mendekat. “Iya, Non,” jawab Elina mengangguk patuh. Ia menghentikan aktivitasnya. Lalu menyimpan sapunya lebih dulu sebelum menghampiri Milea yang berdiri di teras rumah. Milea menatap Elina yang mendekat dengan tatapan penuh arti. "Pakaikan sepatu," suruh Milea seraya menjatuhkan sepasang sepatu dari tangan kirinya, sepatu itu jatuh tepat di hadapan Elina. Setelah itu Milea mendudukan tubuhnya di kursi yang ada dengan wajah terlihat angkuh. Kedua mata Elina terpana, menatap sepasang sepatu warna putih itu dengan hati berdenyut nyeri. Dia benar-benar dijadikan pembantu di rumah suaminya ini. Bahkan, kakak madunya itu tak segan-segan me

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 5

    Elina terdiam dalam kebingungan. “Bukannya tadi Mas Adam sudah pergi, sama Milea?!" batin wanita itu sembari berpikir. Ia juga buru-buru menghapus air matanya dengan cepat karena takut Adam membuka selimutnya. Bukan apa, dia tidak mau terlihat lemah dihadapan lelaki itu. Sementara itu, Adam segera mendekati Elina yang kini terdiam di balik selimut. Ia duduk di tepi ranjang, lalu perlahan membuka selimut yang menutupi wajah Elina dengan gerakan pelan. Tidak dapat dipungkiri, ada perasaan cemas saat mendengar Elina mengaku sedang pusing. "El. Apa kamu sakit?" tanyanya lagi saat melihat kedua mata Elina tengah terpejam. Suaranya itu terdengar khawatir, membuat hati Elina berdesir mendengarnya. Adam menajamkan penglihatannya saat menyadari kedua mata Elina terlihat sembab. Tanpa bertanya pun, dia sudah bisa menyimpulkan, jika wanita itu habis menangis. Lelaki itu pun menghela napas serta menatap wajah Elina dengan perasaan campur aduk. Perlahan tangan kanan Adam terulur, untuk meny

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 1

    Butiran bening mengalir dari kedua sudut mata seorang gadis di bawah kungkungan sang kekasih saat menyadari sudah berbuat kesalahan. "Kalau aku hamil bagaimana, Mas?!” lirihnya dengan suara tercekat di tenggorokan. Setelah si lelaki mengeluarkan benih di dalam sana, gadis itu dapat merasakan cairan hangat yang mengalir, membasahi rahimnya. Seketika itu, pikiran-pikiran buruk pun memenuhi isi kepalanya. “Bagaimana, kalau lelaki ini tidak mau tanggung jawab?!” “Bagaimana kalau dia hamil, tapi tanpa seorang suami?!” Pertanyaan-pertanyaan itu muncul memenuhi isi kepala dan dibarengi rasa takut luar biasa. Adam menatap gadis itu dengan wajah penuh kenikmatan. "Kamu tenang saja sayang, aku akan tanggung jawab," ucapnya dengan mata sayu di sela napas yang memburu. Dirinya terus memacu gadis itu hingga mendapatkan pelepasan untuk yang kedua kalinya. “Ahh!” erang Adam dengan suara tertahan. Raut wajahnya menampilkan kepuasan. Kedua matanya terpejam dalam menikmati puncak yang telah sam

    Last Updated : 2025-03-13
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 2

    “Tapi secara sembunyi-sembunyi. Aku gak mau ada yang tahu soal pernikahan kita. Setelah menikah kamu bisa tinggal di sini bersamaku.” Adam menjeda ucapannya, ia bisa melihat luka itu di kedua mata Elina. “Tapi … kalau Istriku sudah kembali pulang ke rumah ini. Maka bersikaplah seperti layaknya seorang pembantu, dan jangan pernah tunjukkan kalau kita ada hubungan. Aku gak mau pernikahan kita diketahui istri pertamaku, dan membuat hatinya terluka.” Elina meremas kuat ujung sofa dekatnya duduk. Hatinya benar-benar sakit mendengar setiap kata yang Adam ucapkan barusan. Matanya terasa panas dengan dada menyesak, seperti ada yang menghantamnya dengan batu besar. Wanita itu menggigit bibir bawahnya guna menahan tangisnya agar tidak meledak. Sungguh, hatinya hancur dan kecewa. “El, ini adalah keputusan besar. Kamu bisa pikir-pikir dulu. Apa kamu bisa hidup satu atap denganku dan bersama istriku yang lain? Meskipun kamu juga istriku, tapi kamu hanya akan dianggap sebagai pembantu di rumah

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 5

    Elina terdiam dalam kebingungan. “Bukannya tadi Mas Adam sudah pergi, sama Milea?!" batin wanita itu sembari berpikir. Ia juga buru-buru menghapus air matanya dengan cepat karena takut Adam membuka selimutnya. Bukan apa, dia tidak mau terlihat lemah dihadapan lelaki itu. Sementara itu, Adam segera mendekati Elina yang kini terdiam di balik selimut. Ia duduk di tepi ranjang, lalu perlahan membuka selimut yang menutupi wajah Elina dengan gerakan pelan. Tidak dapat dipungkiri, ada perasaan cemas saat mendengar Elina mengaku sedang pusing. "El. Apa kamu sakit?" tanyanya lagi saat melihat kedua mata Elina tengah terpejam. Suaranya itu terdengar khawatir, membuat hati Elina berdesir mendengarnya. Adam menajamkan penglihatannya saat menyadari kedua mata Elina terlihat sembab. Tanpa bertanya pun, dia sudah bisa menyimpulkan, jika wanita itu habis menangis. Lelaki itu pun menghela napas serta menatap wajah Elina dengan perasaan campur aduk. Perlahan tangan kanan Adam terulur, untuk meny

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 4

    "Elina!" panggil Milea pada Elina yang sedang menyapu halaman rumah besar milik Adam. Dalam hati dia terus merutuk, kenapa Adam merekrut pembantu yang masih muda dan memiliki paras cantik seperti Elina. Kenapa bukan yang tua saja seperti Bibi pikirnya. Elina pun langsung menoleh, seketika itu Milea melambaikan tangan kanannya, meminta Elina untuk mendekat. “Iya, Non,” jawab Elina mengangguk patuh. Ia menghentikan aktivitasnya. Lalu menyimpan sapunya lebih dulu sebelum menghampiri Milea yang berdiri di teras rumah. Milea menatap Elina yang mendekat dengan tatapan penuh arti. "Pakaikan sepatu," suruh Milea seraya menjatuhkan sepasang sepatu dari tangan kirinya, sepatu itu jatuh tepat di hadapan Elina. Setelah itu Milea mendudukan tubuhnya di kursi yang ada dengan wajah terlihat angkuh. Kedua mata Elina terpana, menatap sepasang sepatu warna putih itu dengan hati berdenyut nyeri. Dia benar-benar dijadikan pembantu di rumah suaminya ini. Bahkan, kakak madunya itu tak segan-segan me

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 3

    Adam gelagapan mendapat tatapan sang istri penuh selidik dengan wajah terlihat dingin seperti itu. “Mmm, Mas juga nggak tau kalau dia masih muda, sayang. Mas cuma menyuruh Bibi untuk mencari satu orang lagi buat kerja di sini,” kata Adam, terpaksa berbohong. Ia berharap Milea percaya dengan keterangan yang dibuatnya itu. Adam tak mau istrinya menaruh rasa curiga padanya. Milea pun membuang napas kasar. “Ya sudah kalau begitu. Awas kamu kalau berani macam-macam di belakang aku,” ancam Milea dengan wajah tegasnya. “Tidak akan, percaya sama Mas. Mas nggak akan tergoda sama pembantu,” balas Adam dengan cepat. Membuat hati Elina berdenyut nyeri mendengarnya. “Mas sangat mencintaimu, sayang. Mas sangat bersyukur bisa memilikimu. Mana mungkin Mas menduakanmu?! Apalagi sama pembantu, yang jelas-jalas beda level sama kita,” tambah Adam meyakinkan. Mendengar itu Melia pun tersenyum tipis pada akhirnya. Sementara Elina berdiri dengan tubuh menegang. Kata-kata yang terlontar dari mulut suam

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 2

    “Tapi secara sembunyi-sembunyi. Aku gak mau ada yang tahu soal pernikahan kita. Setelah menikah kamu bisa tinggal di sini bersamaku.” Adam menjeda ucapannya, ia bisa melihat luka itu di kedua mata Elina. “Tapi … kalau Istriku sudah kembali pulang ke rumah ini. Maka bersikaplah seperti layaknya seorang pembantu, dan jangan pernah tunjukkan kalau kita ada hubungan. Aku gak mau pernikahan kita diketahui istri pertamaku, dan membuat hatinya terluka.” Elina meremas kuat ujung sofa dekatnya duduk. Hatinya benar-benar sakit mendengar setiap kata yang Adam ucapkan barusan. Matanya terasa panas dengan dada menyesak, seperti ada yang menghantamnya dengan batu besar. Wanita itu menggigit bibir bawahnya guna menahan tangisnya agar tidak meledak. Sungguh, hatinya hancur dan kecewa. “El, ini adalah keputusan besar. Kamu bisa pikir-pikir dulu. Apa kamu bisa hidup satu atap denganku dan bersama istriku yang lain? Meskipun kamu juga istriku, tapi kamu hanya akan dianggap sebagai pembantu di rumah

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 1

    Butiran bening mengalir dari kedua sudut mata seorang gadis di bawah kungkungan sang kekasih saat menyadari sudah berbuat kesalahan. "Kalau aku hamil bagaimana, Mas?!” lirihnya dengan suara tercekat di tenggorokan. Setelah si lelaki mengeluarkan benih di dalam sana, gadis itu dapat merasakan cairan hangat yang mengalir, membasahi rahimnya. Seketika itu, pikiran-pikiran buruk pun memenuhi isi kepalanya. “Bagaimana, kalau lelaki ini tidak mau tanggung jawab?!” “Bagaimana kalau dia hamil, tapi tanpa seorang suami?!” Pertanyaan-pertanyaan itu muncul memenuhi isi kepala dan dibarengi rasa takut luar biasa. Adam menatap gadis itu dengan wajah penuh kenikmatan. "Kamu tenang saja sayang, aku akan tanggung jawab," ucapnya dengan mata sayu di sela napas yang memburu. Dirinya terus memacu gadis itu hingga mendapatkan pelepasan untuk yang kedua kalinya. “Ahh!” erang Adam dengan suara tertahan. Raut wajahnya menampilkan kepuasan. Kedua matanya terpejam dalam menikmati puncak yang telah sam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status