" Aku pikir dia adalah orang yang baik, Layla. Dia juga sepertinya mencintaimu." Ujar Aruhi yang masih tidak membiarkan pipi Layla padam. Aruhi menggoda Layla sejak pertemuannya dengan lelaki bernama Rohan di perpustakaan hingga mereka kembali. " Apa kebiasaanmu menyimpulkan orang yang baru kau lihat?" Aruhi mengangguk." Terlihat dari matanya, dia mencintaimu." Layla semakin memerah."Memang... dia pernah menyatakan perasaannya kepadaku. Tetapi aku takut." Ujar Layla." Katamu, kau harus mengambil resiko tetapi kau tidak mengambil resiko. Apa yang kau takutkan?" Tanya Aruhi, keduanya begitu dekat di percakapan pertama mereka." Banyak perempuan yang mendekatinya. Dan dia tampak seperti fuck boy."Aruhi tertawa." Ternyata apa yang kau katakan tadi kepadaku, hanya perkataan semata." Ujar Aruhi meremehkan yang membuat Layla malu. " Tetapi kau tidak boleh menerima lelaki semudah itu juga sih. Tapi.. kau tidak boleh mengantungkan perasannya terlalu lama. Bisa saja ketika ia sudah berhenti
" Selamat Aruhi,aku tidak menyangka kau akan menikah secepat ini."" Benar,kau juga menikah dengan lelaki kaya dari Amerika. Betapa beruntungnya dirimu Aruhi." " Katakan selamat tinggal pada kemiskinan."" Kau tidak boleh berbicara seperti itu.Aruhi menikahi lelaki kaya itu adalah berkat dari Tuhan tetapi kau tidak boleh melupakan dimana dirimu tinggal. Seperti kata pepatah, dimana kaki berpijak, disitu langit di junjung."" Kau lihat betapa mewahnya pernikahan Aruhi ini." Suara-suara itu adalah orang-orang kampung Aruhi yang turut menghadiri pernikahan Aruhi. Tentu saja bagi orang yang baru melihat pesta mewah dan megah akan bereaksi norak seperti mereka. Mirna, ibu Aruhi yang sudah diusia senjanya hanya bis tersenyum dan memberikan berkat pada sang putri. Tentu sebagai seorang ibu, ia begitu bahagia karena putrinya dinikahi oleh lelaki kaya raya. Disaat semuanya bergembira karena pernikahannya, berbeda dengan Aruhi yang tertekan dengan suara-suara dari mereka semua, seakan itu ad
Aruhi masih mencari keberadaan suaminya yang baru saja resmi beberapa saya yang lalu. Menyerah, akhirnya Aruhi memutuskan ke tempat yang sepi untuk beristirahat sejenak, gaun yang berat begitupun dengan hatinya yang berat harus diringankan sejenak. Namun, ketika ia melangkah keatas rooftop, ia mendengar suara cekikikan tawa dari sana. Satu langkah, dirinya akan memasuki rooftop tetapi ia berhenti dan bersiap pergi. " Kau sangat nakal..Ahhh.." " Putingmu menegang hanya dengan aku sentuh. Lalu siapa yang nakal sebenarnya?" Suara yang cukup akrab hingga membuat langkah Aruhi terhenti. Lewat celah dari pintu yang terbuka ia melihat Rajeandra tengah mengemut dada seorang wanita layaknya bayi yang kehausan. Tubuh wanita itu hampir polos dengan ekspresi yang puas ketika tubuhnya di sentuh. Aruhi menutup mulutnya ketika ia hampir berteriak menyaksikan adegan yang lebih dari itu saat Rajeandra mengangkat wanita tersebut pada meja dengan satu kaki wanita itu yang ia sampaikan pada bahuny
Keesokan harinya Aruhi kembali ke kantor dan masuk keruangan sang bos sesuai arahan dari sekretaris pak Manov. Dalam hati Aruhi telah berdoa untuk tidak terjadi sesuatu kepadanya. Aruhi membuka pintu dengan pelan, sebelumnya ia memunculkan kepalanya dan mencari sang bos tetapi ruangan itu kosong." Pencuri!!" Satu kata dari belakang punggungnya membuat Aruhi dengan panik membalikan tubuhnya dan tetapi bokongnya menyentuh tubuh seseorang di belakangnya. Rajeandra salah tingkah, tepat bokong itu menyentuh senjatanya. Rajeandra meneguk ludahnya sembari menatap wanita yang kini memelas menahan tangis.Aruhi menunduk. " Aku bukan pencuri." Suara wanita itu begitu lirih menahan getaran tangisannya. Rajeandra menatapnya dengan selidik. " Lalu apa yang kau lakukan disini?" Rajeandra melihat penampilan wanita itu yang memakai baju seorang pembersih, ia kemudian membuka pintu dan memasuki ruangan ayahnya, mengabaikan office girl itu. " Aruhi,kau belum masuk?" Aruhi menatap Laras." saya tidak
Aruhi duduk diatas ranjang yang berhiaskan bunga mawar sembari menunggu suaminya yang masih bertemu dengan teman-teman atau koleganya, ia tidak mengerti. Aruhi melihat ruangan yang penuh dengan bunga mawar begitu kontraks dengan nuansa putih kamar pengantinnya.Sebelum menikah sang ibu telah memberikan berbagai wejengan untuk bekalnya mengurusi rumah tangganya. Namun, pernikahan mereka diadakan begitu cepat bahkan tidak ada waktu untuk saling berbicara, di tambah lagi orang yang melihatnya dengan baik hanyalah ayah mertuanya sedangkan Ibu dan adik iparnya selalu memasang wajah tidak suka kepadanya. Tatapan mereka membuat Aruhi terasingkan, dia bukanlah bagian dari keluarga Maheswara.Namun, mengingat hanya satu tahun pernikahan, itu membuatnya tenang Karana ia hanya perlu bertahan sampai kontrak berakhir.CeklekDada Aruhi berdegup ketika mendengar suara pintu yang terbuka, tidak lama sosok yang menjulang tinggi masuk kedalam kamar pengantin mereka. Rajeandra melihat dekorasi yang masi
" Sayang!!" Aruhi seperti patung diantara banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara. Matanya bahkan tidak berkedip melihat kedua pasangan yang sedang berpelukan di depannya, keduanya bercumbu dengan mesra seakan melepaskan kasih sayang di langit bandara.Matanya tidak pernah terlepas dari wanita yang tengah memeluk suaminya.Bagaimana mendeskripsikan wanita cantik itu? Ia memiliki tubuh yang tinggi dan langsing bak gitar Spanyol, kulitnya putih dan bersih dengan rambut hitam lurus yang membingkai wajah yang cantik.Dia adalah seorang Dewi? Aruhi bertanya-tanya dan tidak menyangka bahwa ada wanita secantik itu. " Sedang apa kau disini,Megha?" Tanya Rajeandra, tangannya tetap memeluk pinggang kekasihnya dengan mesra bahkan ia menghilangkan eksistensi Aruhi disampingnya." Aku ingin mengantarmu." Ujar Megha dengan senyum manis, ia kemudian melirik wanita disamping Rajeandra dengan pandangan menilai lalu tersenyum seraya mengulurkan tangannya." Aku Megha." Aruhi tampak terkejut, ia
Aruhi tidak pernah menyangka bahwa ia dapat menginjak luar negeri seperti impian yang ia pikir itu tidak mungkin bagi wanita miskin seperti dirinya. Aruhi juga bersyukur bahwa masih ada orang-orang baik yang menerimanya di keluarga Rajeandra. " Kau datang diwaktu yang tepat menantu, karena saat ini bunga tengah bermekaran dengan cantik disini." " Aku dengar Belanda terkenal akan bunga tulip nya dan juga kincir angin." ujarnya Aruhi." Kau ingin melihatnya?" Tanya Sang Oma. " Benar juga, kau datang untuk berbulan madu bersama Rajeandra. Suamimu akan mengajakmu."Aruhi hanya mengulas senyum tipis." Selamat Sore Margaretha, kau semakin cantik setiap harinya. " sapa seorang lelaki berambut pirang dengan pusing pipi yang membuatnya tampak manis. Hidung lelaki itu sangat mancung dengan kulit Tan memakai kemeja cream dengan loose pants berwarna hitam. Sang Oma mendelik dengan tawanya. " Jangan membuatku malu didepan menantuku,Fredrick." Ujar Sang Oma.Fredrick tersenyum dengan mata tertuju
Makan malam terasa begitu spesial bagi Margaretha, yaitu nenek dari Rajeandra sehingga ia menyiapkan begitu banyak hidangan khas Belanda dan juga masakan kesukaan Rajeandra untuk disantap oleh Aruhi cucu menantunya dan juga cucu durhakanya. Aruhi merasa berat hati menerima kebaikan nenek Rajeandra, Karana kedatangannya telah membuat wanita tua itu kerepotan dalam menyambut mereka. " Kau harus mempelajari resep ini. Makanan ini adalah makanan kesukaan suamimu. Kau tahu, salah satu membuat suami betah adalah mengenyangkan perutnya." Ujar Margaretha sembari mengaduk kari ayam yang begitu wangi yang semerbak hingga membuat ruangan tersebut penuh dengan rasa masakan tersebut. Itu adalah masakan kesukaan Rajeandra sejak dulu maka ia memasakkan khusus untuk cucunya itu. " Dari baunya memang sangat lezat." Puji Aruhi, Margaretha tertawa. " Aku akan menuliskan resep ini sebelum kau pergi." " Terima kasih." Ujarnya dengan senyum." Oma sudah lama tinggal disini?" Tanya Aruhi." Sudah dua p