Aruhi duduk diatas ranjang yang berhiaskan bunga mawar sembari menunggu suaminya yang masih bertemu dengan teman-teman atau koleganya, ia tidak mengerti. Aruhi melihat ruangan yang penuh dengan bunga mawar begitu kontraks dengan nuansa putih kamar pengantinnya.
Sebelum menikah sang ibu telah memberikan berbagai wejengan untuk bekalnya mengurusi rumah tangganya. Namun, pernikahan mereka diadakan begitu cepat bahkan tidak ada waktu untuk saling berbicara, di tambah lagi orang yang melihatnya dengan baik hanyalah ayah mertuanya sedangkan Ibu dan adik iparnya selalu memasang wajah tidak suka kepadanya. Tatapan mereka membuat Aruhi terasingkan, dia bukanlah bagian dari keluarga Maheswara.Namun, mengingat hanya satu tahun pernikahan, itu membuatnya tenang Karana ia hanya perlu bertahan sampai kontrak berakhir.CeklekDada Aruhi berdegup ketika mendengar suara pintu yang terbuka, tidak lama sosok yang menjulang tinggi masuk kedalam kamar pengantin mereka. Rajeandra melihat dekorasi yang masih terpasang dengan sorot yang tidak suka. Itu menyadarkannya bahwa ia telah menikah dengan wanita yang tidak ia inginkan.Kepalanya menoleh kearah ranjang dan menemukan Aruhi, istrinya yang baru beberapa jam resmi. Aruhi langsung berdiri, suasananya menjadi sangat canggung hingga membuat aliran darah Aruhi berdesir lebih cepat." Kau tidak ingin bergantian pakaian?" Tanya Rajeandra." Maaf." Saat Aruhi ingin pergi, ia tersandung ke belakang, ia melotot dan tanpa sengaja menarik Rajeandra agar tidak jatuh tetapi sialnya Rajeandra tidak terlalu siap hingga akhirnya ia ikut terjatuh di atas ranjang. Kelopak mawar berterbangan seakan mendukung suasana manis antara kedua suami istri itu. Aruhi melotot begitupun Rajeandra yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Wajah keduanya begitu dekat bahkan indra penciuman mereka saling menyentuh." Aku sudah bosan dengan trik wanita murahan seperti ini." Aruhi terdiam, ucapan lelaki itu sungguh melukainya. Rajeandra bangkit lebih dulu, ia melirik Aruhi sebentar dan langsung memasuki walk in closet untuk berganti pakaian.Tanpa sadar Aruhi menangis, ia langsung menghapus air matanya dan bangkit.Tidak lama Rajeandra keluar setelah berganti pakaian, ia melihat istrinya yang tertidur di sofa miliknya dengan masih menggunakan gaun pengantinnya." Dia cukup sadar diri." Tanpa peduli, Rajeandra menyingkirkan kelopak bunga diatas ranjangnya dan kemudian membaringkan dirinya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang." Hallo sayang.."*****Bahkan sebelum matahari terbit, Aruhi sudah bangun dan membersihkan dirinya, sedangkan Rajeandra masih tertidur. Wanita itu segera bersiap dan turun kebawah untuk menyiapkan makanan bagi keluarganya. Meskipun ia tahu bahwa di rumah besar itu tidak kekurangan pelayan tetapi ia merasa bahwa ia juga adalah pelayan dirumah tersebut." Nyonya..."" Aku..aku bukan nyonya. Aku Aruhi." Sang pelayan tersenyum. " Tetapi kau adalah istri dari tuan muda kami, berarti kau adalah Nyonya muda kami."" Tidak,jangan katakan itu. Apa yang bisa aku bantu?"" Tidak ada Nyonya.."" Tolong panggil aku Aruhi." Wanita itu masuk kedalam dapur dan berbincang-bincang dengan beberapa pelayan di rumah besar tersebut. Dirinya juga ikut membantu memasak makanan yang akan di makan pagi ini.Tidak lama setelah masakannya siap, Aruhi langsung menatanya di atas meja makan yang panjang, hanya sebuah meja makan tetapi begitu mewah. Tidak lama sang ayah mertua datang bersama sang adik ipar." Selamat pagi menantu.." Sapa Manov, Aruhi tersenyum kecil." Selamat pagi tu..ayah." Manov terkekeh, ia melihat meja yang penuh dengan makanan." Kau yang membuatnya?" Aruhi mengangguk." Pasti ini sangat lezat."" Ayah ingin kopi?" Tanya Aruhi." Boleh, kopi buatanmu adalah yang terbaik."" Selamat pagi." Rania datang dan mencium pipi suaminya, begitupun dengan Ibrahim yang mencium balik pipi istrinya, rutinitas seperti itu biasa ia lakukan sejak mereka menikah. Aruhi tersenyum melihat ayah dan ibu mertuanya yang begitu mesra dipagi hari." Ma..mama ingin aku buatkan apa?"" Aku tidak suka makanan berat dan berlemak seperti ini. Suruh pelayan membuatkan salad untukku." Aruhi tertunduk melihat masakan kampung buatannya yang berminyak, ia tidak terlalu mengerti tentang makanan orang kaya yang komposisinya harus terjaga." Maaf.."" Aruhi,bangunkan suamimu agar makan bersama.." Aruhi mengangguk dan berjalan keatas untuk memanggil suaminya. Sejujurnya ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membangunkan suaminya. Namun, ketika memasuki kamar, ia telah disuguhkan dengan pemandangan dimana Rajeandra tengah berolahraga di balkon. Otot-otot lelaki itu mengeras ketika ia mengangkat barbel bahkan punggung lembar itu membuat Aruhi tidak bisa bernafas untuk sementara waktu." Wa..waktunya makan," Rajeandra menolehkan kepalanya kesamping, ia melirik Aruhi dan kemudian berbalik. Bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya hingga terasa begitu licin. Aruhi mengambilkan handuk untuk lelaki tersebut dan memberikannya kepada Rajeandra, seakan ia tahu apa yang di butuhkan lelaki itu. Setelah itu dengan malu ia meninggalkan Rajeandra.*****" Semua ini adalah masakan istrimu. Aku sudah tidak sabar mencicipinya tetapi aku harus menunggumu." Ujar Manov memuji Aruhi. Sedangkan Aruhi tengah melayani keluarganya dengan memberikan apa yang mereka inginkan, tetapi tidak dengan Rania yang tidak menginginkan pelayanan apapun dari Aruhi.Rajeandra menatap ibunya yang terang-terangan menolak kehadiran Aruhi, setelah itu Layla yang baru menginjak sekolah menengah atas kelas pertama, ia juga tidak menyukai Aruhi seperti dirinya, dan hanya ayahnya yang menyukai wanita itu." kau..."" Aku akan mengambilnya sendiri. " ujar Layla datar. Aruhi tersenyum diatas penolakan mereka, ia kemudian melihat piring suaminya yang masih kosong. Dirinya ragu untuk bertanya kepada lelaki itu." Terserah padamu." seakan Rajeandra memberikan perintah untuknya barulah Aruhi mengambilkan lauk pauk dan mengisi piring Rajeandra." Duduklah nak,kau tidak perlu melayani kami seperti ini." Aruhi mengangguk dan duduk disamping suaminya. Aruhi begitu hati-hati agar tidak menyentuh Rajeandra." Aku sudah bilang apa, masakanmu memang enak." Puji sang ayah, ia tengah menyenangkan hati Aruhi setelah penolakan dari istri dan anaknya. Rajeandra mencoba masakan istrinya itu, ia terdiam sesaat setelah merasakan cita rasa yang berbeda didalam mulutnya." Tentu saja,itu adalah pekerjaan sehari-harinya menjadi pesuruh." Ujar Rania tanpa hati menghina Aruhi. Wanita itu hanya terdiam menahan sakit hatinya.Meja makan yang awalnya penuh kini menyisakan Aruhi bersama mertua lelakinya. Ibrahim merasa bersalah kepada menantunya itu karena sikap yang di tunjukan oleh istri dan anak-anaknya kepada Aruhi. Wanita itu bangkit dan mulai membereskan piring kotor yang berada diatas meja." Aruhi."" Iya ayah."" Maafkan mereka,"" Tidak apa-apa ayah."" Bersabarlah,suatu saat mereka pasti akan berubah terutama Rajeandra. " Aruhi tersenyum miris." Ayah tahu bahwa pernikahan ini hanya berlangsung selama satu tahun kontrak. Namun, besar keinginanku adalah melihat kau dan Rajeandra bersama selamanya. Kumohon jangan pernah menyerah atas dirinya."" Aku akan mencobanya." Manov tersenyum." Ayah sudah memesankan tiket liburan bulan madu kalian."******" Bulan madu?Aku sedang ada pekerjaan." Ujar Rajeandra." Pekerjaan apa yang kau lakukan?Selain bersantai dengan dunia malammu itu.Ayah telah memutuskan bahwa kalian akan berlibur.Setelah kembali, kau akan bekerja di perusahaan ayah." Rajeandra ingin memprotes sang ayah." Kau telah menikah dan wajib untuk menafkahi istrimu dan membangun rumah tanggamu. Lagipula kau adalah penerus perusahaan,jika kau tidak ingin memimpin perusahaan, ayah bisa menjaga perusahaan hingga keturunanmu lahir. Itu tidak masalah." Ujar Manov dengan senyum kecilnya." Semoga ada kabar baik setelah kalian kembali." Manov bangkit dengan senyuman hangatnya, meski impiannya untuk mendapatkan putra terjadi atau tidak apalagi Rajeandra dan Aruhi masih saling mengenal." Ayah sudah menyiapkan tempat liburan untuk kalian."Rajeandra keluar dari ruangan sang ayah dengan perasaan marah pasalnya ayahnya tidak pernah mendengarkan keputusannya apakah ia suka atau tidak. Hal itu telah membuatnya muak.Rajeandra melihat Aruhi yang berdiri didepannya." Kita tidak perlu berbulan madu,jika kau tidak menginginkannya."" Keputusan pak tua itu tidak bisa di tolak." Ujar Rajeandra lalu meninggalkan Aruhi. Aruhi menatap Rajeandra yang pergi dengan mengepalkan tangannya, ia tahu jika lelaki itu tengah menahan amarahnya.Aruhi langsung menyusul Rajeandra. " Tunggu.." Lelaki itu berhenti." Kita tidak perlu pergi,maksudku kita akan mengikuti apa yang ayah inginkan tetapi dengan tujuan yang berbeda.Aku akan ke rumahku dan kau bisa ke tempat lain. Kita bisa melakukannya seolah-olah kita tengah pergi berbulan madu." Usul Aruhi." Bukankah kau menginginkannya sehingga kau menikah denganku!?" Aruhi menggeleng." Aku tahu bahwa diriku tidak sebanding denganmu.Mungkin.. mungkin kau telah salah paham.Aku tidak pernah menginginkan apapun dari kalian.Aku menyentujui pernikahan ini karena ayahmu sudah membantu keluargaku membayar hutang." Jelas Aruhi." Aku tidak pernah berfikir untuk memanfaatkan kebaikan ayahmu atau pernikahan ini demi keuntunganku.Aku sadar akan siapa diriku. "" Maaf." Aruhi berbalik meninggalkan Rajeandra.*****Aruhi merasa sangat bosan, setelah dirinya tidak memiliki pekerjaan karena ayah mertuanya sudah melarangnya bekerja, maka selama satu tahun itu pula Aruhi akan menjalani kehidupan bak istri yang hanya menunggu suaminya kembali ke rumah. Aruhi tidak berani bergerak menyentuh barang-barang dirumah tersebut, dirinya cukup hati-hati untuk tidak membuat kekacauan dirumah mertuanya itu.Dari pagar depan, ia telah melihat Layla membawa teman-temannya tiga diantaranya adalah lelaki serta dua teman perempuannya." Kau sudah kembali, kau ingin makan? Aku sudah menyiapkan makanan." Ujar Aruhi pada Layla, adik iparnya. Gadis berseragam SMA itu hanya melenggang masuk tanpa mengatakan apapun. Aruhi hanya tersenyum dan kembali duduk menunggu anggota keluarganya yang lain." Hey!" Aruhi menoleh dan menemukan Layla." Kau bisa buatkan cemilan untukku Teman-teman ku akan datang." Aruhi lantas berdiri." Aku bisa."Aruhi memilih membuat cookies sederhana yang ia pelajari, bahan-bahannya juga tidak terlalu lama untuk di buat. Dirinya kemudian datang sembari membawa nampan berisi cookies buatannya tidak lupa air juice untuk mereka.Salah satu dari mereka melihat Aruhi dengan penuh minat serta senyum mesumnya itu ditunjukan secara terang-terangan kepada Aruhi. Dengan sengaja, ia memegang tangan Aruhi ketika wanita itu meletakkan makanan kepada mereka. Aruhi menepis tangan pemuda itu tetapi pemuda tersebut seakan tidak peduli dengan ketidaknyamanan Aruhi.." Pembantu baru??" Tanya Teman perempuan Layla." Lebih baik bekerja di rumahku.Aku akan memberikan gaji dua kali lipat dari yang kau dapatkan disini. " bisik pemuda itu menaik turunkan alisnya dengan senyum mesumnya.Aruhi dengan tidak nyaman melepas tangan pemuda itu.Tepat saat itu Layla datang dan bergabung bersama teman-temannya." Dia istri kakakku." Tangan lelaki itu langsung terangkat setelah tahu siapa wanita yang baru saja ia ganggu." Maksudmu Rajeandra?Memiliki istri sepertinya?" Tatapan menilai itu mereka layangkan pada Aruhi. Aruhi juga sadar bahwa penampilannya tidak layak menjadi seorang nyonya." Aku pikir dia pembantu baru disini."" Tapi kakak ini manis," ujar lelaki yang sedari tadi memakan cemilan yang diberikan oleh Aruhi. " kue ini juga enak."" Aku pergi dulu,silahkan dinikmati. "Aruhi tidak lagi peduli akan kata orang tentang dirinya, bagaimanapun mereka mencibir dirinya karena ia telah lama hidup dalam pandangan sebelah mata orang-orang tentang dirinya dan keluarganya. Menampung banyak cibiran orang tentangnya juga bukan masalah lagi. Sakit hati? Tentu saja. Namun, jika ia mempedulikan orang-orang itu, maka ia hanya membuat hidupnya bertambah susah." Bagaimana bisa kakakmu menikahi wanita sepertinya?."" Ayahku menjodohkan mereka." Jawab Layla." Apa kau tidak malu memiliki kakak ipar yang seperti pembantu itu?" Layla melihat temannya itu dengan datar hingga terdiam." Padahal aku mau menjadi kakak iparmu Layla."" Aku yang tidak mau menjadi iparmu." ujar Layla dengan sarkas." Jahat sekali."" Tapi,bukanlah Kakakmu berpacaran dengan seorang model?"" Maksudmu Sofiana Catlyn Arumegha itu?"" Jadi berita itu benar?"" Kalian ingin kerja kelompok atau hanya datang bergosip?" Tanya Layla, kedua temannya langsung diam.Aruhi tidak sengaja mendengar nama itu, ia tidak tahu bahwa Rajeandra memiliki kekasih. Aruhi kembali merasa bahwa ia sudah masuk kedalam lingkaran dimana ia sebaiknya tidak masuk.*****" Sayang!!" Aruhi seperti patung diantara banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara. Matanya bahkan tidak berkedip melihat kedua pasangan yang sedang berpelukan di depannya, keduanya bercumbu dengan mesra seakan melepaskan kasih sayang di langit bandara.Matanya tidak pernah terlepas dari wanita yang tengah memeluk suaminya.Bagaimana mendeskripsikan wanita cantik itu? Ia memiliki tubuh yang tinggi dan langsing bak gitar Spanyol, kulitnya putih dan bersih dengan rambut hitam lurus yang membingkai wajah yang cantik.Dia adalah seorang Dewi? Aruhi bertanya-tanya dan tidak menyangka bahwa ada wanita secantik itu. " Sedang apa kau disini,Megha?" Tanya Rajeandra, tangannya tetap memeluk pinggang kekasihnya dengan mesra bahkan ia menghilangkan eksistensi Aruhi disampingnya." Aku ingin mengantarmu." Ujar Megha dengan senyum manis, ia kemudian melirik wanita disamping Rajeandra dengan pandangan menilai lalu tersenyum seraya mengulurkan tangannya." Aku Megha." Aruhi tampak terkejut, ia
Aruhi tidak pernah menyangka bahwa ia dapat menginjak luar negeri seperti impian yang ia pikir itu tidak mungkin bagi wanita miskin seperti dirinya. Aruhi juga bersyukur bahwa masih ada orang-orang baik yang menerimanya di keluarga Rajeandra. " Kau datang diwaktu yang tepat menantu, karena saat ini bunga tengah bermekaran dengan cantik disini." " Aku dengar Belanda terkenal akan bunga tulip nya dan juga kincir angin." ujarnya Aruhi." Kau ingin melihatnya?" Tanya Sang Oma. " Benar juga, kau datang untuk berbulan madu bersama Rajeandra. Suamimu akan mengajakmu."Aruhi hanya mengulas senyum tipis." Selamat Sore Margaretha, kau semakin cantik setiap harinya. " sapa seorang lelaki berambut pirang dengan pusing pipi yang membuatnya tampak manis. Hidung lelaki itu sangat mancung dengan kulit Tan memakai kemeja cream dengan loose pants berwarna hitam. Sang Oma mendelik dengan tawanya. " Jangan membuatku malu didepan menantuku,Fredrick." Ujar Sang Oma.Fredrick tersenyum dengan mata tertuju
Makan malam terasa begitu spesial bagi Margaretha, yaitu nenek dari Rajeandra sehingga ia menyiapkan begitu banyak hidangan khas Belanda dan juga masakan kesukaan Rajeandra untuk disantap oleh Aruhi cucu menantunya dan juga cucu durhakanya. Aruhi merasa berat hati menerima kebaikan nenek Rajeandra, Karana kedatangannya telah membuat wanita tua itu kerepotan dalam menyambut mereka. " Kau harus mempelajari resep ini. Makanan ini adalah makanan kesukaan suamimu. Kau tahu, salah satu membuat suami betah adalah mengenyangkan perutnya." Ujar Margaretha sembari mengaduk kari ayam yang begitu wangi yang semerbak hingga membuat ruangan tersebut penuh dengan rasa masakan tersebut. Itu adalah masakan kesukaan Rajeandra sejak dulu maka ia memasakkan khusus untuk cucunya itu. " Dari baunya memang sangat lezat." Puji Aruhi, Margaretha tertawa. " Aku akan menuliskan resep ini sebelum kau pergi." " Terima kasih." Ujarnya dengan senyum." Oma sudah lama tinggal disini?" Tanya Aruhi." Sudah dua p
Empat puluh lima menit berlalu dimana pintu kamar mandi masih senantiasa tertutup. Hal itu membuat Rajeandra bertanya-tanya apa yang dilakukan Aruhi hingga berada didalam kamar mandi, dia juga hanya mendengar suara air yang mengalir. " Apa dia baik-baik saja?" Rajeandra berjalan kearah kamar mandi dan mengetuknya. " Kau sedang apa di sana? " Dari dalam Aruhi menghapus air matanya, ia kemudian melihat wajah sembabnya di depan kaca wastafel. Dia menangisi hal yang sia-sia hanya Karena perkataan Rajeandra yang menusuk hatinya. Apa artinya aku telah memakai perasaanku dalam tingkahku? Seharusnya tidak seperti ini. " Apa aku meminta bantuannya?" Sedari tadi Aruhi kesulitan untuk membuka kancing baju yang berada di belakang punggungnya, tangannya tidak bisa meraihnya, tidak hanya itu kekesalan karena menyadari bahwa ia telah memasukan perkataan Rajeandra kepadanya terkumpul didalam kepalanya. Aruhi kemudian membuka pintu dan mengeluarkan
" Aruhi akan meninggalkan wanita lemah ini disini?" Wajah Margaretha menyendu ketika Rajeandra memutuskan untuk pergi ke Paris bersama Aruhi. Aruhi merasa bersalah karena ia sudah membuat sang nenek bersedih tetapi tidak dengan cucu kandung Margaretha yang hanya diam menatap drama dihadapannya. Neneknya itu memang sangat hebat memerankan sebuah drama hingga Aruhi yang lugu terpengaruh. " Maaf Oma."" ini pasti karena Rajeandra, iya kan?"" Aruhi akan datang menemui Oma lagi."" Datanglah dengan membawa hadiah untukku."" Apa yang Oma inginkan?" Margaretha tersenyum penuh menggoda." Cicit." Aruhi langsung salah tingkah. " Aku ingin memberikan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar." Tidak lama Margaretha kembali dengan membawa kotak berwarna maron dan membuka isinya. " Ini gelang yang diberikan oleh Philips kepadaku. Dan sekarang menjadi milikmu Aruhi.."" Oma.. aku..aku tidak bisa menerimanya." " Aku memberikannya un
Rajeandra baru saja kembali setelah menemui Megha. Lebih tepatnya ia tidak menemui kekasihnya itu karena Megha begitu sibuk dengan jadwal pemotretannya dan itu membuat kekesalan di hari Rajeandra menumpuk. Selama ini, ia selalu meluangkan waktunya untuk Megha meski tidak dipedulikan dengan alasan jadwal yang padat. Terkadang Rajeandra lelah dan muak dengan hubungan yang ia jalani bersama Megha. Dirinya pikir pernikahan akan menyelesaikan masalahnya dengan Megha tetapi ternyata lebih patah dari sebelumnya. Apalagi perbedaan prinsip antara mereka berdua yang terkadang merujuk pada pertengkaran. Lelaki itu berjalan masuk membuka pintu kamar Apartemen. Ia langsung mencari keberadaan Aruhi setelah ia meninggalkan wanita itu cukup lama. Tepat ketika itu Rajeandra melihat Aruhi yang tertidur disamping jendela. Rambut pirang wanita itu terurai berantakan disisi wajahnya tetapi malah memberikan kesan menawan padanya. Rajeandra menahan nafas ketika melihat pakaian yang digunakan Aru
Tidak selamanya pagi yang cerah dapat mengubah suasana hati seseorang. Hangatnya matahari bahkan tidak bisa membangkitkan semangat Aruhi. Wanita itu masih memikirkan kejadian semalam hingga membuatnya tidak dapat tidur dan ketika ia terbangun, Rajeandra telah tiada. Dia pikir Rajeandra marah kepadanya karena ia menolak lelaki itu sehingga Rajeandra pergi tanpa memberitahunya. Hikss...CeklekRajeandra terkejut karena sambutan Aruhi yang langsung berlari memeluk dirinya. " Aku pikir kau meninggalkanku.." dari suara wanita itu jelas sekali ia tengah menahan tangisannya. " Simpan disana!" Aruhi melirik kebelakang dimana ada dua lelaki orang yang tengah tersenyum daging kearahnya, ia melihat makanan dan juga beberapa paper back ditangan mereka." Permisi tuan.." Rajeandra langsung menutupi tubuh Aruhi dengan tubuhnya agar dua lelaki itu tidak melihat lekuk dalam tubuh Aruhi yang transparan itu. Dia menatap Rajeandra seperti anak kecil
Sejak kapan aku ingin tahu apa yang dia lakukan? Sejak kapan aku ingin menahannya untuk tidak pergi? Sejak kapan semuanya berubah? Setelah perasaan penuh akan kebahagian kini berganti kesepian yang sunyi. Itulah yang dirasakan Aruhi setelah Rajeandra meninggalkannya karena mendapatkan telepon dari Megha. Hal yang membahagiakan begitu cepat berlalu bukan? Itulah mengapa ada yang pernah mengatakan bahwa jangan terlalu terlena dengan perasaan bahagia yang mungkin hanya berlangsung sementara. Aruhi berdiri diatas balkon memandang monumen menara Eiffel yang berkerlap Kerlip. Sapuan angin yang dingin tidak ia rasakan setelah pikirannya tertuju pada ketidakmengertian dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ting..Aruhi tersadar ketika suara pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Ia terburu-buru untuk membukanya karena ia pikir orang itu adalah Rajeandra yang telah kembali. Namun, harapannya pupus ketika melihat seorang pelayan dengan membawa nampan berisi