" Selamat Aruhi,aku tidak menyangka kau akan menikah secepat ini."
" Benar,kau juga menikah dengan lelaki kaya dari Amerika. Betapa beruntungnya dirimu Aruhi."" Katakan selamat tinggal pada kemiskinan."" Kau tidak boleh berbicara seperti itu.Aruhi menikahi lelaki kaya itu adalah berkat dari Tuhan tetapi kau tidak boleh melupakan dimana dirimu tinggal. Seperti kata pepatah, dimana kaki berpijak, disitu langit di junjung."" Kau lihat betapa mewahnya pernikahan Aruhi ini."Suara-suara itu adalah orang-orang kampung Aruhi yang turut menghadiri pernikahan Aruhi. Tentu saja bagi orang yang baru melihat pesta mewah dan megah akan bereaksi norak seperti mereka. Mirna, ibu Aruhi yang sudah diusia senjanya hanya bis tersenyum dan memberikan berkat pada sang putri. Tentu sebagai seorang ibu, ia begitu bahagia karena putrinya dinikahi oleh lelaki kaya raya.Disaat semuanya bergembira karena pernikahannya, berbeda dengan Aruhi yang tertekan dengan suara-suara dari mereka semua, seakan itu adalah beban bagi dirinya. Siapapun tidak ada yang tahu bagaimana awalnya pernikahan ini bisa terjadi. Orang-orang hanya mengetahui betapa beruntungnya ia karena mendapatkan lelaki konglomerat, atau bagaimana mereka bertemu layaknya kisah putri dan pengeran dalam dongeng.Aruhi melihat ibunya yang tengah tersenyum bahagia dikala para tetangganya memuji-muji ibunya, setelah selama ini mereka hidup dalam kesengsaraan tetapi karena pernikahan ini, kehidupan mereka sedikit terangkat tanpa harus memikirkan bagaimana caranya membayar hutang." Aku harus menelan pil pahit demi kebahagian mereka. Tidak apa-apa Aruhi. Hanya setahun dan semuanya akan berakhir. Waktu berjalan dengan begitu cepat, kau tidak akan merasakannya."" Aruhi." Sapuan hangat di bahunya menyadarkannya dalam lamunannya yang kian membawanya pergi dalam sesaknya kamar pengantinnya. Aruhi mendongkak dan melihat ibunya yang tersenyum kepadanya." Sebaiknya kita keluar." Suara Mirna kembali terdengar, kerabat-kerabat Aruhi mulai mengosongkan kamar hotel yang menjadi tempatnya berada saat ini." Aruhi benar-benar beruntung mendapatkan lelaki yang kaya dan tampan.Aku pikir hidup Aruhi seperti Cinderella." Aruhi membalikan tubuhnya dan langsung bangkit ketika melihat sosok lelaki yang menjulang tinggi didepan pintu. Lelaki dengan jas hitam yang melekat indah di tubuhnya. Pahatan wajah yang menarik menunjukan kharisma seorang lelaki berkelas. Tatapan yang tajam seperti serigala yang mengintai mangsanya, hidung mancung serta bibir yang terkatup itu membuat tanda tanya pada Aruhi, mereka calon suaminya datang menemuinya sebelum pernikahan mereka di mulai.Langkah kaki yang kian mendekat kearahnya meninggalkan jejak yang dingin dalam ruangan bernuansa hangat itu. Sebagai seseorang yang tidak tahu menahu tentang kehidupan lelaki tersebut, Rajeandra telah membuat dirinya begitu gugup dala setiap gerak geriknya." Tuan...Tuan..anda" Aruhi selalu terbata-bata berbicara dengan Rajeandra. Entah mengapa, ia tidak menemukan rasa damai jika berhadapan dengan calon suaminya. Apakah Rajeandra yang selalu mengintimidasinya atau dirinya yang takut tanpa alasan yang jelas. Namun, Aruhi telah memiliki batasan yang dirinya sadari bahwa dirinya tidak bisa melangkah disamping Rajeandra. Sebab lelaki itu telah mengumumkannya sejak awal.Rajeandra tidak mengerti bahkan dirinya bertanya-tanya, apakah dirinya begitu aneh?Rajeandra tidak pernah mengubah pandangannya akan sosok wanita didepannya. Sejak pertama kali ia bertemu dengan wanita itu. Sampai ia berfikir bahwa wanita yang telah pilih oleh ayahnya tidak begitu menarik untuknya. Bagaimanapun pilihan orang tua itu memang sangat kuno.Wajah yang biasa, tetapi mata wanita itu cukup indah dengan manik hazel yang ia miliki serta bulu mata yang lentik hingga ketika ia menatap sesuatu, itu akan berbinar terang. Mungkin hanya itu yang menarik dari wajah kecilnya dan kulitnya yang tidak begitu putih.Gerakannya yang pemalu khas wanita kampung yang masih polos dan tampilannya yang begitu sederhana, apakah bisa bersanding dengannya?Tidak mungkin, sebab banyak wanita yang ia kenal, dan Aruhi adalah yang terburuk dengan penampilan yang rapuh seperti seekor burung kecil yang meminta pertolongan.Diam sejenak, Aruhi tengah menunggu lelaki itu untuk berbicara sehingga ia datang menemuinya tetapi apa yang dilakukan lelaki itu dengan menatapnya secara intimidasi membuat Aruhi malu sendiri." Apa...apa ada hal yang harus aku lakukan tuan?" Aruhi berbicara serta menunduk, ia tidak berani menatap mata yang telah mempermalukannya itu." Sangat tidak sopan jika berbicara tanpa melihat lawan bicaramu." Aruhi langsung menodongkan dengan tubuh yang tegang seiring dengan langkah lelaki itu.Rajeandra memberikan kertas kepada dirinya yang sempat membuat Aruhi bertanya-tanya, tetapi seiring itu pula ia menggerakan tangannya untuk mengambil kertas tersebut. Aruhi menatap Rajeandra sejenak lalu melihat kertas tersebut.Divorce atau surat perceraianKetika itu pula Aruhi merasakan dadanya yang sakit, hampir saja ia tidak merasakan kakinya yang menampak. Meski sangat jelas tujuan dari pernikahan ini tetapi melihat surat perceraian dihari pernikahannya sendiri adalah hal yang begitu mengejutkan." Aku tidak ingin ada masalah dikemudian hari, maka sebaiknya selesaikan perjanjian ini dengan cepat." Ujar Rajeandra.Tubuh Aruhi gemetar, matanya berkaca-kaca yang dia tahan agar tidak jatuh air matanya. Alunan musik masih menggema indah, dekorasi pesta yang masih begitu baru lalu baju pengantin yang belum terbuka semuanya tidak berarti setelah disadarkan oleh satu lembar surat perceraian mereka.Rajeandra masih mengawasi Aruhi, ia kemudian memberikan sebuah pena di depan wajah Aruhi dengan gerakan yang harus menunjuk kertas tersebut agar Aruhi menandatanganinya dengan cepat. Tahu, Aruhi bergerak melangkah ke arah meja rias dan mulai menggerakan tangannya menggores kertas putih tersebut dengan bubuhan tanda-tangannya.Aruhi kemudian memberikannya kepada Rajeandra.TokTokKeduanya berbalik, disana ada Hanin, adiknya." kalian telah di tunggu oleh semua orang untuk pemberkatan." Rajendra melihat Aruhi, ia kemudian mengulurkan tangannya kepada wanita tersebut. Gerakan Aruhi begitu lambat sehingga Rajeandra menarik tangan Aruhi dengan cepat dan ia genggam. Aruhi tersentak, ia menatap tangan yang begitu hangat mengenggamnya.Kehangatan itu tidak akan bertahan lama dan kemudian akan hilang seperti musim dingin yang pergi menyisakan kehampaan yang kosong. Setelah musim dingin pergi, maka tidak ada kehidupan setelahnya. Dan Aruhi menyebutkan bahwa Rajeandra adalah musim dingin baginya, ia akan pergi cepat atau lambat.Aruhi kemudian menutup kepala dan wajahnya dengan selendang berenda berwarna putih, setetes air mata jatuh ke pipinya seiring ia berjalan menghadapi altar pernikahannya.Tidak ada yang menginginkan hodupnya seperti ini, tetapi ia terpaksa melakukannya, Begitupun dengan Rajeandra.******Pesta belum berakhir tetapi Aruhi telah ditinggalkan oleh Rajeandra sendirian ditengah orang-orang yang begitu berbeda dengan dirinya. Seperti orang bingung, ia hanya berdiri dan tersenyum saat orang-orang yang tidak ia kenali menyapa dirinya. Sanak saudaranya juga tengah sibuk dengan pesta seakan apa yang mereka lihat masih menjadi hal yang begitu indah." Menantu!" Aruhi langsung memberikan hormat dengan menundukan kepalanya menyapa ayah mertuanya dan ibu mertuanya." Tuan."Wajah keriputnya bergerak membentuk senyuman dan membelai kepala Aruhi dengan lembut bak sosok ayah." Sekarang kau adalah menantuku, bukan karyawanku. Terbiasalah memanggilku dengan sebutan ayah." Aruhi tersenyum canggung, ia mengetahui bahwa ibu mertuanya itu tidak menyukainya, nampak jelas dari wajahnya yang kusut dan tidak begitu bahagia ketika melihatnya.Sebelumnya Aruhi adalah cleaning service di perusahaan ayah mertuanya. Dirinya juga tidak menyangka bahwa akan ada sebuah tawaran tak terduga kepadanya, meski akhirnya berjalan dengan tidak menyenangkan." Maaf Tu..ayah." Manov tersenyum saat Aruhi mencium tangannya." Nyonya." Wajah Areta sang istri tetap tidak senang, begitu Aruhi menyentuh tangannya ia langsung menariknya dan kemudian menggosoknya pada bajunya sekaan Aruhi adalah virus yang akan membuatnya terjengkit penyakit.Aruhi menegakkan tubuhnya dan tersenyum canggung, ia malu dan melihat sekitarnya." Dimana suamimu?" Tanya ayah mertuanya." Aku,aku akan mencarinya. Permisi."" Temukan suamimu secepatnya."Wajah Manov langsung mengerat ketika melihat sang istri. Sejak dirinya mengusulkan pernikahan untuk Rajeandra kepada istrinya, Areta tidak setuju dengan keputusannya begitupun dengan Rajeandra tetapi keputusan kepala keluarga, adalah yang akan di patuhi oleh mereka semua." Cobalah menerima Aruhi sebagai menantumu, Rania."" Aku tidak akan menerima wanita dengan asal usul yang tidak jelas seperti dirinya."" Tidak jelas bagaimana? Padahal kau sudah melihat bahwa Aruhi memiliki keluarga disini."" Apa Upik Abu Sepertinya cocok dengan Rajeandra?.Kau memutuskan takdir Anak kita semau mu, tanpa ingin mendengarkan bahwa Rajeandra tidak suka dengan keputusanmu." Rania meninggalkan sang suami dan berbaur dengan hati yang masih panas bersama teman-teman sosialitanya." Aruhi adalah orang yang cocok untuk Rajeandra." Gumam ManovAruhi masih mencari keberadaan suaminya yang baru saja resmi beberapa saya yang lalu. Menyerah, akhirnya Aruhi memutuskan ke tempat yang sepi untuk beristirahat sejenak, gaun yang berat begitupun dengan hatinya yang berat harus diringankan sejenak. Namun, ketika ia melangkah keatas rooftop, ia mendengar suara cekikikan tawa dari sana. Satu langkah, dirinya akan memasuki rooftop tetapi ia berhenti dan bersiap pergi. " Kau sangat nakal..Ahhh.." " Putingmu menegang hanya dengan aku sentuh. Lalu siapa yang nakal sebenarnya?" Suara yang cukup akrab hingga membuat langkah Aruhi terhenti. Lewat celah dari pintu yang terbuka ia melihat Rajeandra tengah mengemut dada seorang wanita layaknya bayi yang kehausan. Tubuh wanita itu hampir polos dengan ekspresi yang puas ketika tubuhnya di sentuh. Aruhi menutup mulutnya ketika ia hampir berteriak menyaksikan adegan yang lebih dari itu saat Rajeandra mengangkat wanita tersebut pada meja dengan satu kaki wanita itu yang ia sampaikan pada bahuny
Keesokan harinya Aruhi kembali ke kantor dan masuk keruangan sang bos sesuai arahan dari sekretaris pak Manov. Dalam hati Aruhi telah berdoa untuk tidak terjadi sesuatu kepadanya. Aruhi membuka pintu dengan pelan, sebelumnya ia memunculkan kepalanya dan mencari sang bos tetapi ruangan itu kosong." Pencuri!!" Satu kata dari belakang punggungnya membuat Aruhi dengan panik membalikan tubuhnya dan tetapi bokongnya menyentuh tubuh seseorang di belakangnya. Rajeandra salah tingkah, tepat bokong itu menyentuh senjatanya. Rajeandra meneguk ludahnya sembari menatap wanita yang kini memelas menahan tangis.Aruhi menunduk. " Aku bukan pencuri." Suara wanita itu begitu lirih menahan getaran tangisannya. Rajeandra menatapnya dengan selidik. " Lalu apa yang kau lakukan disini?" Rajeandra melihat penampilan wanita itu yang memakai baju seorang pembersih, ia kemudian membuka pintu dan memasuki ruangan ayahnya, mengabaikan office girl itu. " Aruhi,kau belum masuk?" Aruhi menatap Laras." saya tidak
Aruhi duduk diatas ranjang yang berhiaskan bunga mawar sembari menunggu suaminya yang masih bertemu dengan teman-teman atau koleganya, ia tidak mengerti. Aruhi melihat ruangan yang penuh dengan bunga mawar begitu kontraks dengan nuansa putih kamar pengantinnya.Sebelum menikah sang ibu telah memberikan berbagai wejengan untuk bekalnya mengurusi rumah tangganya. Namun, pernikahan mereka diadakan begitu cepat bahkan tidak ada waktu untuk saling berbicara, di tambah lagi orang yang melihatnya dengan baik hanyalah ayah mertuanya sedangkan Ibu dan adik iparnya selalu memasang wajah tidak suka kepadanya. Tatapan mereka membuat Aruhi terasingkan, dia bukanlah bagian dari keluarga Maheswara.Namun, mengingat hanya satu tahun pernikahan, itu membuatnya tenang Karana ia hanya perlu bertahan sampai kontrak berakhir.CeklekDada Aruhi berdegup ketika mendengar suara pintu yang terbuka, tidak lama sosok yang menjulang tinggi masuk kedalam kamar pengantin mereka. Rajeandra melihat dekorasi yang masi
" Sayang!!" Aruhi seperti patung diantara banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara. Matanya bahkan tidak berkedip melihat kedua pasangan yang sedang berpelukan di depannya, keduanya bercumbu dengan mesra seakan melepaskan kasih sayang di langit bandara.Matanya tidak pernah terlepas dari wanita yang tengah memeluk suaminya.Bagaimana mendeskripsikan wanita cantik itu? Ia memiliki tubuh yang tinggi dan langsing bak gitar Spanyol, kulitnya putih dan bersih dengan rambut hitam lurus yang membingkai wajah yang cantik.Dia adalah seorang Dewi? Aruhi bertanya-tanya dan tidak menyangka bahwa ada wanita secantik itu. " Sedang apa kau disini,Megha?" Tanya Rajeandra, tangannya tetap memeluk pinggang kekasihnya dengan mesra bahkan ia menghilangkan eksistensi Aruhi disampingnya." Aku ingin mengantarmu." Ujar Megha dengan senyum manis, ia kemudian melirik wanita disamping Rajeandra dengan pandangan menilai lalu tersenyum seraya mengulurkan tangannya." Aku Megha." Aruhi tampak terkejut, ia
Aruhi tidak pernah menyangka bahwa ia dapat menginjak luar negeri seperti impian yang ia pikir itu tidak mungkin bagi wanita miskin seperti dirinya. Aruhi juga bersyukur bahwa masih ada orang-orang baik yang menerimanya di keluarga Rajeandra. " Kau datang diwaktu yang tepat menantu, karena saat ini bunga tengah bermekaran dengan cantik disini." " Aku dengar Belanda terkenal akan bunga tulip nya dan juga kincir angin." ujarnya Aruhi." Kau ingin melihatnya?" Tanya Sang Oma. " Benar juga, kau datang untuk berbulan madu bersama Rajeandra. Suamimu akan mengajakmu."Aruhi hanya mengulas senyum tipis." Selamat Sore Margaretha, kau semakin cantik setiap harinya. " sapa seorang lelaki berambut pirang dengan pusing pipi yang membuatnya tampak manis. Hidung lelaki itu sangat mancung dengan kulit Tan memakai kemeja cream dengan loose pants berwarna hitam. Sang Oma mendelik dengan tawanya. " Jangan membuatku malu didepan menantuku,Fredrick." Ujar Sang Oma.Fredrick tersenyum dengan mata tertuju
Makan malam terasa begitu spesial bagi Margaretha, yaitu nenek dari Rajeandra sehingga ia menyiapkan begitu banyak hidangan khas Belanda dan juga masakan kesukaan Rajeandra untuk disantap oleh Aruhi cucu menantunya dan juga cucu durhakanya. Aruhi merasa berat hati menerima kebaikan nenek Rajeandra, Karana kedatangannya telah membuat wanita tua itu kerepotan dalam menyambut mereka. " Kau harus mempelajari resep ini. Makanan ini adalah makanan kesukaan suamimu. Kau tahu, salah satu membuat suami betah adalah mengenyangkan perutnya." Ujar Margaretha sembari mengaduk kari ayam yang begitu wangi yang semerbak hingga membuat ruangan tersebut penuh dengan rasa masakan tersebut. Itu adalah masakan kesukaan Rajeandra sejak dulu maka ia memasakkan khusus untuk cucunya itu. " Dari baunya memang sangat lezat." Puji Aruhi, Margaretha tertawa. " Aku akan menuliskan resep ini sebelum kau pergi." " Terima kasih." Ujarnya dengan senyum." Oma sudah lama tinggal disini?" Tanya Aruhi." Sudah dua p
Empat puluh lima menit berlalu dimana pintu kamar mandi masih senantiasa tertutup. Hal itu membuat Rajeandra bertanya-tanya apa yang dilakukan Aruhi hingga berada didalam kamar mandi, dia juga hanya mendengar suara air yang mengalir. " Apa dia baik-baik saja?" Rajeandra berjalan kearah kamar mandi dan mengetuknya. " Kau sedang apa di sana? " Dari dalam Aruhi menghapus air matanya, ia kemudian melihat wajah sembabnya di depan kaca wastafel. Dia menangisi hal yang sia-sia hanya Karena perkataan Rajeandra yang menusuk hatinya. Apa artinya aku telah memakai perasaanku dalam tingkahku? Seharusnya tidak seperti ini. " Apa aku meminta bantuannya?" Sedari tadi Aruhi kesulitan untuk membuka kancing baju yang berada di belakang punggungnya, tangannya tidak bisa meraihnya, tidak hanya itu kekesalan karena menyadari bahwa ia telah memasukan perkataan Rajeandra kepadanya terkumpul didalam kepalanya. Aruhi kemudian membuka pintu dan mengeluarkan
" Aruhi akan meninggalkan wanita lemah ini disini?" Wajah Margaretha menyendu ketika Rajeandra memutuskan untuk pergi ke Paris bersama Aruhi. Aruhi merasa bersalah karena ia sudah membuat sang nenek bersedih tetapi tidak dengan cucu kandung Margaretha yang hanya diam menatap drama dihadapannya. Neneknya itu memang sangat hebat memerankan sebuah drama hingga Aruhi yang lugu terpengaruh. " Maaf Oma."" ini pasti karena Rajeandra, iya kan?"" Aruhi akan datang menemui Oma lagi."" Datanglah dengan membawa hadiah untukku."" Apa yang Oma inginkan?" Margaretha tersenyum penuh menggoda." Cicit." Aruhi langsung salah tingkah. " Aku ingin memberikan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar." Tidak lama Margaretha kembali dengan membawa kotak berwarna maron dan membuka isinya. " Ini gelang yang diberikan oleh Philips kepadaku. Dan sekarang menjadi milikmu Aruhi.."" Oma.. aku..aku tidak bisa menerimanya." " Aku memberikannya un