Beranda / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 81. Kembali Bersama

Share

81. Kembali Bersama

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-03 10:11:49

Hembusan angin menerpa tubuh Naura yang sedang berdiri di tepi pantai. Dia begitu menikmati sunset yang semakin lama menghilang digantikan gelapnya malam.

"Maaf."

Naura menoleh ke sumber suara. "Maaf buat apa?"

"Maaf karena aku sudah membuat masalah kita semakin runyam."

"Buat apa minta maaf toh memang dari awal pernikahan kita sudah salah," jelas Naura.

Arkan menghela napasnya mencoba tetap tenang ketika berhadapan dengan Naura. Entah mengapa saat berhadapan dengan istrinya itu sikap kekanak-kanakan Arkan selalu muncul.

"Pernikahan kita enggak salah, perjanjian kita yang salah. Makanya kita perbaiki pernikahan kita dan lupakan soal kontrak itu."

Naura menggeleng. "Aku enggak mau menikah sama cowok yang masih di bayang-bayangi masa lalu."

"Maksudnya?"

"Iya Mas masih belum bisa move on dari Liona. Kalau Mas udah move on pasti reaksinya enggak akan seperti kemarin waktu aku buka ponsel Mas."

Arkan memijat pelipisnya. "Itu karena aku lagi banyak masalah di kantor ditambah kamu yang teru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Sewaan CEO Duda   82. Berdamai Dengan Satu Sentuhan

    Naura bisa merasakan hembusan napas mengenai mulutnya. Dia tak berani mengangkat kepalanya karena malu setelah menyambar bibir Arkan lebih dulu."Aku menginginkanmu Naura."Bulu kuduk Naura meremang seketika berpacu dengan denyut jantungnya yang mulai berdebar tak karuan.Arkan kembali mendekatkan bibirnya, perlahan menempel di bibir Naura yang menyambutnya. Sesaat Naura terhanyut saat lidah Arkan mulai menyusuri didalamnya dan berdansa dengan lidah Naura seolah tak mau kalah. Arkan menangkup kedua pipi Naura— memiringkan kepalanya memperdalam ciuman mereka membuat keduanya terengah-engah sesaat."Apa aku bisa memastikan jika tubuh Mas tak pernah di jamah oleh mantan istri Mas lagi?"Arkan menyeringai, bahkan di ujung gairahnya Naura masih sempat-sempatnya membahas Liona."Apa kamu masih ragu?" Naura mengangguk.Perlahan Arkan mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mencium bibir Naura. Keduanya saling menautkan bibir mereka. Dengan satu gerakan Arkan mampu mengangkat tubuh Naura yang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Istri Sewaan CEO Duda   83. Api Cemburu

    Arkan melipat kedua tangannya di dada, sedangkan Naura masih tertunduk lesu menatap ponsel Arkan yang tergeletak di atas kasurnya. Arkan menghela napasnya. "Kenapa kamu melempar ponselku? Kamu sudah tau password-nya lalu apa lagi yang kamu cari!" kesal Arkan melihat ponselnya rusak karena ulah Naura. Baru beberapa menit yang lalu mereka berbaikan kini harus bertengkar hanya karena masalah ponsel. "Maaf, aku enggak sengaja. Aku cuma penasaran sama nomor yang kamu save dengan nama mantan majikan." Suara Arkan tercekat mendengar penuturan Naura. "Mantan majikan ... itu nomor Mamah." "Hah, Mamah?" Arkan meremas rambutnya frustasi, dia benar-benar tak habis pikir melihat istrinya yang begitu cemburuan dan masih tak percaya dengannya. Perlahan Arkan mendekati Naura— memegang kedua bahunya. "Sebenarnya apa yang kamu cari. Apa kamu mencari nomor Liona?" Naura mengangguk sembari menundukkan kepalanya karena malu. "Dengar Sayang, aku sama sekali enggak menyimpan nomor Liona. Jadi kamu mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Istri Sewaan CEO Duda   84. Senioritas

    Disinilah Naura berada, dia harus merasakan panas serta sesaknya ibu kota setelah beberapa hari tinggal di Bali.Tangan Arkan melingkar di perut Naura menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Naura. "Apa kamu menyesal ikut aku pulang ke Jakarta?" Naura menggelengkan kepalanya. "Aku hanya cuma kasian sama Mamah.""Mamah?" Arkan menjeda ucapan kemudian memutar tubuh Naura agar berhadapan lurus dengannya. "Memangnya Mamah kenapa?"Naura menghela napasnya. "Mungkin Mas sudah tau apa yang terjadi dengan pernikahan Mamah dan Papah. Meski Mamah terlihat biasa saja tapi senyumnya itu membawa luka.""Mamah cerita sama kamu?" Naura lagi-lagi mengangguk. "Sebenarnya kejadian itu sudah lama saat aku masih SMA tapi sampai saat ini hubungan merek seperti ada jarak meski pun keduanya terlihat mesra ketika berada di dekat kita." "Hm ... aku paham kenapa Mamah bisa bersikap seperti itu. Mungkin menurut pria masalahnya sudah selesai dengan kata maaf. Sedangkan kita yang menjadi korban, luka itu engga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Sewaan CEO Duda   85. Orang Ketiga

    Semua mata tertuju pada Naura yang hanya cuek menikmati makanannya tak mempedulikan orang-orang yang menatap ke arahnya. "Suuuttt ... Naura," bisik Lala yang berada di meja yang sama. Naura tak bergeming membiarkan sahabatnya itu bicara sendiri. "Naura," panggilnya lagi. "Apa?" tanya Naura mengalihkan perhatian semua orang yang sedang makan termasuk Gebi dan rekannya. Lala tertunduk lesu, dia yakin semua seniornya akan mem-bully-nya di kantor. "Tamatlah riwayatku," desisnya. Merasa aneh dengan sikap Lala, Naura pun mengetik sesuatu di ponselnya. [Kita bicara di ponsel saja.] Melihat notif pesan dari Naura, Lala pun seger membalas pesan dari sahabatnya. [Hati-hati dengan Gebi dan ketiga temannya. Mereka bakalan nge-bully kita karena mereka enggaksuka anak baru dekat dengan staf yang sudah lama kerja.] [Apa kamu takut, biasanya kamu yang paling berani menghadapi orang-orang seperti mereka?!] Lala menoleh ke sisi kirinya memastikan jika Gebi tak melihat ke arah mereka. [Ini d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Sewaan CEO Duda   86. Penyesalan Liona

    Pagi hari, semua sibuk dengan urusan masing-masing. Naura merapihkan peralatan bekas mereka makan sedangkan Arkan sibuk membersihkan ranjang bekas mereka tidur. "Sayang, cepat ganti bajumu kita harus cepat ke kantor!" teriak Arkan dari dalam kamar. "Mas, kan aku udah bilang aku berangkat sendiri," ucapnya sambil menghampiri suaminya.Arkan berbalik menatap istrinya. "Biar orang-orang yang menindasmu itu tahu siapa kamu." Naura menggelengkan kepalanya. "Enggak. Mas kan udah janji enggak akan ikut campur kerjaan aku. Kalau mereka tahu aku istri Mas pasti mereka sungkan ngasih kerjaan sama aku. Lagi pula ini peluang untukku biar nanti kalau lulus, aku bisa kerja dengan baik." Arkan hanya berdecak lalu mengambil tasnya. "Kalau begitu aku berangkat kerja duluan. Jangan lupa jemput Mamah, oke." Naura memeluk Arkan dulu lalu mengadahkan wajahnya seolah menanti sang suami mendaratkan kecupan di bibirnya. "Kenapa?" tanya Arkan yang membuat Naura geram."Malah tanya kenapa. Mas, cium. Ih

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Istri Sewaan CEO Duda   87. Terkuak Nyonya Arkan

    Naura menggengam ponselnya sembari tersenyum membalas pesan dari suaminya itu. Hal itu rupanya tak luput dari pandangan Gebi yang sedari tadi memperhatikan Naura dari mejanya. "Ehm, Naura. Ke sini!" "Iya, Bu." [Naura : Makasih Sayang udah bantu jemput Mamah.] Balas Naura saat dia membaca pesan Arkan yang mengatakan jika dirinya akan menjemput Sinta karena meetingnya berjalan dengan cepat. Naura menyimpan ponselnya di atas meja, namun saat dia berjalan ke meja Gebi, wanita itu telah lebih dulu sampai di mejanya. "Apa yang lagi kamu kerjakan kenapa lama sekali di suruh datang ke mejaku!" Belum sempat Naura menjawab ucapan Gebi sudah duduk di kursinya melihat layar komputernya. "Mana file yang aku minta?" "Ada di sana Bu, sudah selesai saya kerjakan dan siap di print." Gebi memutar bola matanya lalukembali fokus dengan komputer Naura. "Harusnya wallpaper komputer itu foto keluarga, pacar atau orang yang kamu sayang kenapa malah artis Korea, dasar penyuka plastik," cibirnya. "I-iy

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Istri Sewaan CEO Duda   88. Diabaikan Tapi Selalu Dibutuhkan

    Tuk ... tuk ... tuk. Suara lampu mobil yang terus berkedip sementara sang pemilik masih berada di dalam dan enggak keluar dari mobilnya. Pelupuk mata Naura sudah di penuhi buliran air mata saat dia menatap Toni yang sedang duduk di depan toko bangunan miliknya. "Papah," gumam Naura. Ya, sebelumnya Toni sudah mengirimkan pesan ke Naura jika dia akan menunggunya sampai Naura datang untuk menemuinya dan benar saja sudah hampir dua jam Naura berada di dalam mobil Toni masih juga belum beranjak dari kursinya. "Ayolah Naura, singkirkan keegoisanmu." Naura menghela napasnya lalu keluar dari dalam mobil. Dia menyunggingkan senyum saat Toni berdiri menyambutnya. "Pah." "Naura, kamu datang Nak." Naura memeluk tubuh Toni dengan erat dan berkata, "Maaf bikin Papah nunggu lama di sini." "Papah juga baru datang kok, duduk Nak." Bohong, itu yang di lakukan Toni agar putrinya tidak khawatir kepadanya. Namun, dia sama sekali tidak sadar jika sedari tadi Naura memperhatikannya. "Papah udah ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Istri Sewaan CEO Duda   89. Kejahatan Desi Selama Ini

    Hembusan angin menerpa kulit mulus Naura yang polos tak tertutup sehelai benang pun. Merasakan dingin menusuk tubuhnya, Naura pun menarik selimutnya.Namun, dia mendapati wajah Arkan yang sedang menatapnya. "Pagi, Sayang."Sudut bibir Naura terangkat, dia pun mendekap tubuh Arkan— menenggelamkan kepalanya di dada suaminya itu."Hari ini kita mau kemana?"Kemana, kata yang cukup membuat Naura berpikir untuk pergi ke suatu tempat yang selama ini dia inginkan. "Mas, aku pengen bersepeda."Arkan mengerutkan dahinya. "Kamu yakin, memangnya mau keliling ke mana?""Di sekitar sini saja. Bukannya romantis kalau bisa bersepeda dengan orang yang kita sayang?"Arkan berpikir sejenak sebelum akhirnya dia menjawab, "Padahal aku sudah memesan tiket ke Singapura."Plak!Naura memukul pelan tangan Arkan. "Kenapa Mas enggak bilang dari tadi. Ya kita liburan aja ke Singapura.""Ya aku kan harus tanya dulu kamu mau enggak ke Singapura. Takutnya kamu sudah punya rencana di weekend ini.""Nyebelin, jelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO Duda   151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO Duda   150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Se—"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO Duda   148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status