Maura menatap ketakutan kepada Andika yang menundukkan kepala itu.
“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu, tapi karena aku tersedak jadi tak sengaja memuntahkannya,” ucap Maura dengan tergagap.Jeremy menatap tuannya penuh arti, tetapi ia tidak mendekat satu langkah pun. Menunggu respon apa yang diberikan oleh Andika.Dengan cepat Andika mendongakkan kepalanya menatap gadis di depan. “Kau tidak perlu meminta maaf, karena kau kan tidak sengaja.” Ia menyeka sudut bibir Maura dengan sapu tangan miliknya.“Benarkah?” Mata Maura berbinar, ia terpana dengan ketampanan Andika.“Benar. Tapi bagaimana kau habiskan makanan ini sebagai bentuk permintaan maaf untukku?” Andika memberikan sepiring makanan untuk Maura makan.“Tidak, perutku sangat tidak nyaman sehingga menjadi tidak nafsu makan,” tolak Maura beralasan.“Kau harus makan supaya membuat aku senang,” ucap Andika dengan nadaMaura beberapa kali menahan kentut yang ingin keluar sedari tadi, karena keberadaan Andika ia tak mungkin mengeluarkannya. Sehingga memilih menahan sebaik mungkin. “Aku hanya tidak bisa tidur, jadi ingin tidur di sini.” Andika ingin masuk ke dalam, tetapi Maura malah mencegatnya. “kenapa? Kau tak suka kalau aku tidur di sini?”Maura malah tertawa kecil, “Bukan, hanya saja kamarku sekarang sangat berantakan. Jadi kau tidak usah masuk ke dalam,” bujuknya berusaha supaya Andika tak masuk dalam.Akan tetapi, seketika perut Maura berbunyi dengan keras. Sehingga membuat ia memilih mundur beberapa langkah, supaya Andika tidak mendengar suara perutnya yang berbunyi tak karuan.Kesempatan itulah membuat Andika masuk ke dalam, lelaki tersebut langsung duduk di tepi ranjang milik Cantika.“Kenapa kau langsung masuk saja? Bukankah aku bilang kau tak usah masuk?” Wajah Maura memerah, ia tak dapat menahan diri lantaran melihat
Maura tak dapat menahan lagi untuk mengeluarkan kentutnya, tanpa sengaja ia mengeluarkannya tepat di dalam pelukan Andika.‘Terserahlah, lagi pula salah dia sendiri yang tak melepaskanku.’ Maura bergumam di dalam hati sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.Pelukan Andika mengendur, membuat Maura segera berlari untuk mengambil obat yang ada di tangan bawahan Diana.“Di mana dia?” Mata Maura menatap setiap sudut ruangan mencari keberadaan bawahan Diana itu. “ketemu!”Bergegas untuk mendekat kepada seseorang yang mengenakan topi untuk menutupi wajahnya. Orang itu mengenakan pakaian pengawal.“Kau kan orangnya?” Maura langsung menengadahkan tangannya untuk meminta obat. Orang itu tanpa mengatakan sepatah kata pun langsung memberikan obat kepada Maura.Maura langsung menyambut obat itu, ia berlari menuju dapur untuk segera meminumnya. Tak mungkin ia meminum di dalam kamar, karena And
“Kalau kalian tahu Sonia adalah kekasihku, berarti kalian seharusnya tahu siapa orang yang menyuruhku?” Seringai tipis terukir di bibir lelaki itu.“Aku hanya ingin memastikan sesuatu kepadamu, apakah memang seperti yang aku pikirkan?” Senyum sangat tipis terukir di bibir Andika.Sampai-sampai orang lain tidak bisa melihat senyuman oleh Andika itu, kalau tidak memperhatikan dirinya dengan teliti.Sementara itu, lelaki yang sedang duduk di kursi dengan kondisi terikat itu hanya diam saja, ia tidak mengatakan apapun kepada Andika. Membuat Andika yang sudah tidak sabar menjadi sangat geram kepada orang itu. “Bukankah aku sudah bilang kepadamu, kalau kau harus mengatakan siapa orang itu kalau tidak ingin melihat bagian tubuh kekasihmu itu sampai kemari. “Andika mengancam sambil menatap tajam pada lelaki itu. Andika mengisyaratkan sesuatu kepada Jeremy, lelaki berkacamata itu langsung memainkan ponselnya dan menyerah
Tommy yang tak mendengar tanggapan apapun dari orang yang sudah ia pukuli itu langsung mengambil ponsel di dalam saku celananya. Ia pun langsung menyalakan cahaya senter ponsel itu untuk mengetahui siapa gerangan orang di depannya ini.“Arel, kenapa kau ada di sini?” Mata Tommy melotot tak percaya kalau Ariel datang kemari. Tommy pun membantu Ariel untuk bangun terlebih dahulu, ia langsung menarik lelaki tersebut untuk keluar dari sini melalui pintu yang dimaksud oleh Andika. “Kau belum mengatakan kenapa kau kemari?” Tommy bertanya dengan nada penasaran.“Kita masuk dulu ke dalam mobil, karena ini masih di wilayah Andika. Khawatir kalau ada seseorang yang mengetahui keberadaan kita di sini.” Arel masuk lebih dulu ke dalam mobil. Tommy pun menyusul masuk ke dalam mobil milik Arel, ia duduk tepat di samping lelaki tersebut. Tak lama mobil pun mulai melaju meninggalkan wilayah Andika tersebut. Tommy
Cantika menjadi gemetar melihat tangannya bersimbah dengan darah, ia pun mundur secara perlahan sampai tubuhnya terbentur dinding.Karena Cantika yang tak memperhatikan sekitar, ia tak sadar kalau Diana mendekat ke arahnya dan langsung menjambak rambut.“Sialan sekali kau! Sudah diberi makan dan diperlakukan dengan baik, malah berani sekali melukai diriku ini.” Diana menjambak rambut Cantika dengan sangat keras, ia sekarang sangat kesetanan lantaran luka di lehernya.Cantika yang belum siap menghadapi Diana pun langsung diseret oleh gadis itu. Ia terus saja meringis kesakitan dengan tangan memegangi rambutnya. Akan tetapi, Diana tetap tidak melepaskan dirinya sedari tadi.“Ngomong-ngomong, Diana. Jambakanmu kurang kuat dari Kartika, sehingga aku tidak terlalu merasa kesakitan. Coba kalau kau merasakan jambakan perempuan itu, mungkin kau akan menangis histeris seperti tadi!” ledek Cantika sambil terus memegangi rambutnya.
Melihat Maura menjadi murung, membuat hati Andika terasa terenyuh. Karena wajah gadis itu sangat mirip dengan Cantika, sehingga membuat ia menjadi tidak tega.“Sebagai gantinya, kau bisa berbelanja sepuasmu dengan Jeremy.” Andika langsung meninggalkan kedua orang itu untuk pergi. Mendengar hal itu membuat Maura menjadi senang sekali. Ia menjadi meloncat-loncat kegirangan dan bahkan mencium pipi Andika sebelum lelaki itu benar-benar pergi. “Tunggu sebentar, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu!” Maura langsung lari ke dalam kamar.Tetap saja di dalam kamar ia merasa kesal saat melihat lemari pakaian Cantika. Andaikan dirinya bisa ia ingin membawa pakaian dari tempat Diana kemari, tetapi sayangnya hal tersebut tidaklah mungkin terjadi. Sehingga membuat ia memilih untuk mengambil pakaian asal. “Lagi pula aku kan adalah orang yang cantik, jadi pasti kalau memakai apapun tidak akan jadi masalah.” Maura menatap
“Hei, kau lama sekali di sana. Cepat kemari! Memang sebenarnya apa yang kau lakukan sehingga menjadi sangat lama?” Maura menatap tajam lelaki berkacamata itu. Gadis tersebut memandang dari bawah sampai ke atas, lalu langsung merebut ponsel yang ada di tangan Jeremy. “Sebenarnya kau melakukan apa dengan ponselku?” Maura melihat ponselnya dengan sangat teliti.“Bukankah saya sudah berkata, saya hanya meminjam untuk menelpon Tuan Andika? Tuan Andika pun mengatakan banyak hal membuat saya menjadi tidak bisa menutup telepon itu secepat mungkin dan saya pun harus mencatat nomor Tuan terlebih dahulu karena rupanya Anda lupa menyimpan nomor suami Anda sendiri,” ucap Jeremy menjelaskan panjang lebar kepada Maura. Maura langsung membuka riwayat panggilan, di sana memang tertera satu nomor bekas Jeremy menelpon. Bahkan di sana ada waktu panggilan tertera selama sebelas menit, membuat ia menjadi percaya apa yang dikatakan oleh Jeremy.
“Tuan tadi meminta tolong kepada pelayan di rumah untuk mengantarkan ponsel saya ke pusat perbelanjaan. Karena tuan marah lantaran saya ceroboh,” jawab Jeremy tanpa berkedip sedikit pun. Maura yang sedari tadi menatap ke arah Jeremy pun yakin kalau lelaki berkacamata itu tidaklah berbohong. Karena ia tahu kalau seseorang berkata tanpa mengedipkan mata sedikitpun, berarti tidaklah berbohong. Tak lama mobil yang mereka tumpangi tadi akhirnya datang, membuat Maura langsung masuk ke kursi belakang. Sementara Jeremy memasukkan belanjaan milik gadis tersebut ke dalam bagasi mobil.“Tolong cepat ya, karena aku sudah sangat lelah sekali jadi ingin cepat beristirahat di rumah.” Maura mengipasi wajahnya dengan tangan.Padahal pendingin di dalam mobil menyala, tetapi karena Maura sangat lelah sehingga membuatnya merasa sangat kepanasan. Dirinya mulai membayangkan berendam di dalam bathtub mewah di rumah Andika sambil meminum minuman din