Share

Bagian 184

Siang hari, Udin datang ke rumah, dan mengatakan siap menemani aku bertemu Agam.

“Aira diajak ya, Din? Dia selalu tanya Pakde-nya terus.”

“Tidak usah, Kang! Ini bukan waktu yang tepat. Kalau dibawa juga, belum tentu Agam mau seperti dulu sama Aira. Kalau sikap Agam tidak sesuai dengan apa yang sampean harapkan, apa tidak semakin kasihan Aira-nya? Dia juga belum sembuh total ‘kan? Takutnya nambah penyakit.”

Setelah menunggu lama, aku yang menunggu tentunya. Kang Hanif hanya duduk sambil memilin jenggotnya, akhirnya, diputuskanlah untuk kami berangkat hanya berdua.

Menembus jalan di tengah hutan yang masih asri, terasa sangat menyegarkan pandangan untuk diriku yang setiap hari berkutat dengan deru suara mesin jahit. Jalan beraspal dengan kanan kirinya berjajar pohon pinus, juga tanaman liar lainnya, semakin menghadirkan kedamaian dalam hati.

Sejenak berpikir, pantas saja Agam yang memang sedang dirundung masalah sangat b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Pinter km gam, harus lebih tegas lagi
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
pak² tak adil terhadap anak.. belum lagi masalah Eka ya yang bakal dihianati suaminya nikah lagi.... karma nya berjalan buat semua keluarga Agam atas apa yang mereka lakukan sama Nia dulu
goodnovel comment avatar
Larasati Aisyah
begitulah orang tua klo berat sebelah,saya pun merasakan nya.di sini saya bagaikan agam yg harus mengalah dan membantu hanya saja saya sering memberontak ,sumpah sakit banget anak bukan hanya kita tpi seolah kita yg menanggung semuanya seperti anak satu" nya dan mereka hanya jdi benalu ,sedih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status