Share

Bagian 192

Sepeninggal bapak tua itu, aku masih termangu di atas kendaraan. Menatap jalanan aspal lurus di dapanku yang teduh oleh rimbunnya pohon di samping kiri jalan. Dengan berat hati, kulajukan motor juga menuju rumah Nia.

Tidak kutemui bapak yang tadi. Karena beliau biasanya mengambil jalan pintas setapak agar lebih cepat sampai.

Memasuki gang rumah Nia, sudah terlihat suasana yang ramai. Ada beberapa pedagang mainan yang mangkal di sekitar rumah. Sebuah panggung besar terlihat berdiri di halaman. Nyaliku kembali menciut. Kutepikan motor di halaman salah satu warga. Turun dengan dada berdebar-debar.

Melangkah memasuki pengarangan Nia yang langsung berjalan melewati panggung, netra ini menyapu seluruh tempat. Lagi, ada rasa sakit dalam hati ini. Kuhembuskan napas secara perlahan. Berusaha menahan air mata agar tidak jatuh.

Rumah Nia tidak terlalu ramai, namun tetap terlihat ada aktivitas di sana. Berkali-kali mencoba mencari kebradaan kedua anakku namun nihil.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
ya Allah,.. ikutan mewek,..
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
sedih Thor
goodnovel comment avatar
mohamad ubaidilah
nangis gue gaes....asem agam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status