Share

Bagian 186

“Lik Udin kenapa sih, selalu bicara seperti itu? Seno itu tidak kenapa-napa di sana. Jangan membuat hati aku yang tenang nanti malah gelisah dan penuh curiga. Orang sedang usaha, dibantu doa, Lik. Kalau Seno berhasil, siapa tahu bisa ajak-ajak saudara yang nganggur di sini.” Mendengar nada yang jengkel dari Eka, aku diam. Yang penting sudah mengingatkan. Selebihnya, bila terjadi sesuatu hal, aku tidak disalahkan. Bila tidak terjadi, itu yang diharapkan.

Hari telah berganti minggu, sejak keberangkatan Seno ke Kalimantan. Sejauh ini, menurut Eka, Seno masih suka berkirim kabar walaupun hanya tiga hari sekali paling cepat. Aneh, masa, jauh dari istri paling cepat menghubungi selama itu?

Ada hal lain yang mengganjal juga. Menurut Eka, setiap kali telepon, Seno selalu berkata, titip Sarah. Jaga dia. Seperti orang sedang berpamitan.

Saat aku membeli benang ke pasar, kulihat Iyan menjadi tukang parkir di sana. Terlihat memprihatinka. Dia yang selama ini hid

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
Iyan g mau introspeksi diri masih saja nyalahin adam
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Iyan semoga kamu cepat sadar
goodnovel comment avatar
Mega Maria Bernadeta
lama² jd bosen ga tau arah tujuan nya kmn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status