Share

Bagian 14

“Ada, dia anak kampung sebelah. Udah ya, Mbah, aku menunggu Rumi di depan,” tukas Aira. Ia lalu berlari meninggalkan Nusri yang berkaca-kaca.

“Ya Allah, semoga Aira bahagia. Akhirnya, Aira punya teman. Sudah lama, aku tidak melihatnya seceria dan sebahagia ini,” gumam Nusri seorang diri.

Aira menunggu Rumi, kawan baru sekaligus kawan satu-satunya dengan penuh cemas. Ia takut, Rumi tidak akan datang. Berkali-kali, kepalanya ia tolehkan ke kanan dan ke kiri.

“Lagi nunggu siapa sih? Kelihatanya sibuk dan cemas?” goda sang ayah.

“Rumi, temanku, Yah? Dia mau datang.”

“Oh ya? Wah, ada tamu spesial ini, Ayah harus beli jajan yang banyak untuk menyambut teman dari putri ayah tercinta,” ucap Iyan seraya mengangkat tubuh Aira.

“Ayah ih, jangan angkat aku. Nanti temanku melihat. Aku malu,” teriak Aira kegirangan. Terlihat sekali, ia bahagia dengan teman barunya.

Tak berapa lama, sebuah sepeda motor datang dan menurunkan seorang anak yang sebaya dengan Aira. Dilihat dari penampilannya, ia berasal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
ardy75
allah huakbar..iyan laki" picik & tolol,tk terpikirkah di otak nya cara utk mengobati rani..?? shalat g di jalankan,boro" zikir tengah malam. manusia sampah lue yan..!!
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Kasian Aira ya .. karna dulu dimanjakan berlebih seperti ratu sih jadi anggap teman itu seperti pesuruh dan harus nurut apa kata Aira karna dia dilabeli anak kesayangan
goodnovel comment avatar
SK Celey
aduh kasihan sekali Aira. semoga Iyan, bu Nusri dan pak Hanif sadar apa yg telah mereka lakukan terhadap Aira sehingga spt ini.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status