Share

Bagian 15

Aira masih tersedu, bersandar pada tembok dengan warna cat kuning gading, saat sang ayah belum pulang. Tanpa ia sadari, di satu sisi jalan dengan jarak lima meter dari rumahnya, seorang perempuan tengah memperhatikannya dari atas sepeda motor. Ia berpura-pura tengah mengetik sesuatu di ponsel yang ada di tangan.

Rani kembali datang dengan membawa boneka Aira.

“Pergi kamu!” usir Aira saat melihat sosok yang melahirkannya datang.

“Aira nangis kenapa?” tanya Rani sembari tersenyum dan menggaruk kepalanya. Tingkahnya sudah menunjukkan kalau dia orang gila.

“Aku sudah tidak mau lagi punya ibu seperti kamu!” teriak Aira lagi.

Rani maju beberapa langkah, memungut kertas yang berisi materi yang sedianya akan dibuat belajar dengan Rumi.

“Jangan sentuh, itu punya aku. Mau kubuat belajar. Jangan menyentuhnya!” seru Aira. Tangan kecilnya berusaha merebut lembaran-lembaran yang dipegang Rani.

“Aku mau lihat. Aku juga mau belajar,” ucap Rani kegirangan. Melihat gambar warna-warni di kertas tersebu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
Kasian Aira, akibat di sayang dengan cara yang salah .... akibatnya dulu aira punya sifat yang tidak baik kemudian ga ada teman yang mau bermain....
goodnovel comment avatar
ardy75
laki" pecundang,tk layak sbg suami & ayah. buah dr kepicikan berakibat pd ank & istri,jaman sdh maju tp msh ada laki" logika primitif & pongah.
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
kesabaran di uji dirumah Pak Hanif dan Buk Nusri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status