Share

Bagian 17

Semenjak berteman dengan Rumi, Aira jadi semakin terlihat bersemangat berangkat sekolah. Iyan sesekali memandang buah cintanya dengan Rani kala sesekali gadis kecil itu tidur di depan televisi.

"Apakah aku telah salah mendidik kamu, sehingga untuk mencari teman saja kamu harus bermain jauh?" ujarnya seorang diri. "Atau, mereka saja yang sombong, melarang anak-anaknya untuk tidak bermain dengan anakku. Anakku nakal? Dia sama Rumi saja baik-baik saja," ucapnya lagi.

"Ayah bicara apa?" tanya Aira, ia terbangun dan duduk bersandar sebuah tembok.

"Enggak. Enggak bicara apapun," ujar Iyan berbohong. "Kamu bahagia, main di rumah Rumi terus? 'Kan jauh. Sekali-kali Rumi harus diajak ke sini, gantian. Biar Aira tidak ke sana setiap hari. Atau, Aira jangan ke sana. Sesekali di rumah saja," ucap Iyan.

Gadis berambut panjang itu terdiam dan menunduk. "Rumi tidak mau main ke sini, Ayah," jawabnya lirih.

Iyan mengusap kepala Aira dan mengangguk. Tanda mengerti akan semua yang terjadi di rumahanya.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Cheasyach
masih gak sadar jg iyan bahwa anaknya sll begitu kalau bermain... sarah aja sepupunya gak mau main sm aira krn aira sll bersikap mau menang sendiri... suka nyuruh2... egois krn sudah dibiasakan dr kecil gitu sm keluarganya...
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
nah bagus ibu Rumi kalau ada yang kurang enak dibicarakan baik²
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status