Share

Bagian 141

Sekitar seperempat jam aku menunggu. Aku memilih duduk di tepi teras,karena kaki terasa pegal. Biarlah nanti kalau diminta mengepel lantai, akan kulakukan.

Lima belas menit sejak aku duduk sudah berlalu. Itu artinya, sudah setengah jam aku berada di sini tanpa kepastian. Aku sudah putus asa, dan memilih bangkit, hendak pergi. Kuembuskan napas kasar dan turun dari teras untuk memakai sandalku.

Derit pintu terbuka membuat diriku menoleh. Sesosok pria tegap berkulit berdiri di sana.

Dengan langkah ragu, aku berbalik menuju pintu. “Maaf, mengganggu waktunya, Mas Tohir.”

“Mau apa ke sini? Belum puas sudah menghancurkan keluargaku? Mau apa lagi sekarang?”

“Maaf, Mas, bisakah kita bicara sebentar?”

Pandangan tidak suka, terpancar jelas dari sorot matanya. Pria itu melangkah keluar dari pintu, melewati tubuhku yang membatu. Duduk di kursi teras tanpa sepatah katapun. Ini lebih baik, karena artinya, dirinya mau ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Kasihan agam, semoga dengan km tobat allah melancarkan semua agam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status