Share

Bagian 146

Sebelum sampai di rumah Anti, aku berhenti sejenak untuk mengatur rasa yang membuncah. Ini lebih membingungkan dibandingkan menghadapi keluargaku. Bila dengan mereka, aku bebas marah ataupun pergi, tapi aku bisa apa saat menghadapi sikap dingin Anti?

Terbesit keinginan untuk kembali ke kantor, mengingat di rumah itu, aku seperti manusia yang tidak punya harga diri. Namun, aku ingat bayi yang ada dalam kandungannya. Aku tak ingin melakukan kesalahan yang sama.

Untungnya, di dalam tas masih ada uang dua juga pemberian bapak dan juga satu juga yang diberi ibu. Bisa untuk bekal hidup, sambil cari-cari sampingan.

“Assalamualaikum.” Aku mengetuk pintu. Bagaimanapun, ini bukan rumahku, sopan santun harus tetap kujaga.

Anti membuka pintu dengan raut muka yang dingin.

Bibir ini kutarik, mencoba untuk beramah tamah dengan wanita yang sudah sah secara agama menjadi istriku. “Sudah makan?” tanyaku.

Anti hanya mengangguk.

&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
good job agam,coba waktu sama nia sikap kamu begini,pasti kamu gak akan nyesel
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
udah gak dianggap anak ya Gam jarna udah gak berguna dan berduit...tapi ada masalah malah cari anak yg dibuang
goodnovel comment avatar
Iphe Hasan Ali
good job agam...biar allah yg balas mrk,smg agam segera. bangkit lg dan jd manusia baik ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status