Share

Bagian 145

Malam telah tiba, terasa sunyi dan sepi karena hanya ada berdua di rumah ini. Tidak ada kehangatan antara diriku dengan Anti.

“Anti, ada yang kamu inginkan, tidak? Selayaknya orang ngidam, gitu?” tanyaku saat melihatnya berbaring di sofa depan televisi.

Dirinya hanya melirik sekilas padaku yang ikut duduk pada benda sangat empuk itu. Setelahnya, kembali menatap layar besar di depan. Barang-barang di rumahnya termasuk mewah. Maklumlah, dulu Tohir begitu memanjakan Anti, sehingga apa pun yang diinginkan pasti dituruti.

“Aku gak ingin apa-apa, Mas. Kamu tidur saja, pasti capek.”

Sebenarnya aku tahu, di mana kamar Anti, tetapi rasanya malu. Aku tahu, Anti mau menikah denganku karena terpaksa. Jadi, tidak akan ada kemesraan indah layaknya pasangan pengantin baru.

Anti bangun dan kembali lagi dengan sepiring makanan, menyantap lahap di hadapanku tanpa mengajak ikut serta. Kutelan saliva melihatnya menyuap nasi dengan rendang mengg

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (7)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
akhirnya satu per satu mendapatkan balasan
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
bener Gam... memding hayut ya uang panas itu
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Bener agam km gak bertindak orang laen udah mewakilimu
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status