Share

Bagian 150

Suatu sore, saat aku pulang kerja, Anti tengah berkumpul di rumah bersama teman-teman guru sewaktu dirinya dan aku masih mengajar. Rata-rata dari mereka, aku juga mengenalnya.

“Eh, ketemu Mas Agam, lama sekali ya baru lihat …” salah satu dari mereka menyapa.

“Sini, sini, Mas, ikut gabung …” ucap yang lain.

“Iya, dulu aja, pandai buat kita tertawa, jinak banget sih sejak jadi suami Anti, gak mau kumpul lagi …” aku hanya tersenyum menanggapi sapaan mereka. Bingung, mau ikut duduk bersama, atau memilih berlalu ke dalam.

“Eh, Mas, nikah kok gak undang-undang kita, sih?”

“Anti gak mau diganggu, Jeng, habis itu kan bisa langsung mojok kalau gak ngundang kita-kita, ya gak?” Gelak tawa membahana, menyambut candaan dari salah satu perempuan yang kira-kira ada sepuluhan orang itu.

“Bukan begitu, Jeng … kita ngirit, biar gak keluar banyak biaya aja waktu nikah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Arif Rahmanyasin
bersyukur dengan apa yang ada,, jangan tamakkan harta orang lain,,, terima kasih kakak
goodnovel comment avatar
Nina Waty
kalo anti gk hamil mungkin agam udah pergi jauh dr desa nya agam bertahan karna ada anak nya di rahim anti dulu dia ayah yg tdk bertanggung jawab sehingga dinta & danis pun acuh kpda agam agam gk mau anak nya yg di rahim anti menjadi seperti dinta& danis
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
sampe sini kita harus bersyukur untuk apa yang udah kita punya dan miliki.. Anti dan Agam mereka menyesal akan manis madu yang beracun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status