Share

Bagian 142

Kuberanikan diri untuk mendongakkan kepala. Terlihat seorang gadis kecil berdiri di ambang pintu sambil menangis sesenggukan. Nadia sudah SMP, dia sudah cukup umur untuk memahami apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Ada sorot kerinduan di sana. Aku tidak kuat melihat wajah yang begitu sedih itu. Betapa perbuatanku memang telah melukai banyak orang.

“Baiklah, Bu, saya permisi dulu. Mas Tohir, saya permisi. Nadia.” Aku memanggil gadis yang menginjak remaja. “Ibu sangat merindukan Nadia. Nadia mau bertemu ibu, kan?” Tak peduli akan diumpat lebih kasar lagi, aku bertanya pada anak Anti.

 “Cepat pergi dari sini. Tidak usah menambah kekacauan pada kehidupan anakku. Dia sudah baik-baik saja saat ini!” Tohir menghardikku, hingga tubuhku sedikit bergetar.

Aku beringsut mundur dan memakai sandal untuk kemudian melangkah menuju kendaraan.

“Agam!” Sebuah suara bariton memanggil saat diriku sudah berada di atas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Nur Janah
kasihan kamu gam gam...
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
eeehhh baru sadar kan Gam.. keluarga mu menggerogotimu sampai ketulang² nya
goodnovel comment avatar
rumondang Siallagan
keluarga aneh....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status