Share

Bab 142 Kembali Bekerja

“Apa? Kenapa Tasya tiba-tiba bilang begitu?” Damian mengernyitkan dahi. “Apa Om Wijaya bilang sesuatu pada Tasya?” Dia langsung menaruh curiga pada Wijaya. Karena Tasya tidak mungkin terpikirkan hal itu, kecuali ada orang yang menghasutnya.

Tasya mengangguk polos.

“Dia bilang apa?” Damian tak sabar. Dia tersulut emosi.

“Om bilang … Sean sudah bersama Tuhan. Sudah meninggal,” jawab Tasya. “Kalau Sean sudah meninggal, terus Om Wijaya siapa temannya? Biar Miss Gina menemani Om, Pa,”

“Sudah, sudah,” potong Sari. Membuyarkan emosi yang sempat menggebu di dada Damian. “Nanti telat nganter Tasya, lho. Sudah sana berangkat!” pinta Sari.

Sesampainya sekolah, Tasya segera berlari masuk ke dalam kelas karena satu menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Sementara Damian masih berdiri di samping mobilnya, sedikit mendongak berharap bisa melihat sosok Gina meski dari kejauhan.

Namun wanita itu tidak tampak batang hidungnya. Padahal setiap pagi Gina selalu berdiri rapi di depan ruangannya, menyap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status