Share

Bab 148 Tutup Mulut

Gina meminta Wijaya untuk menurunkannya hanya di depan gerbang rumahnya. Dia tidak ingin susah-susah membukakan gerbang untuk Wijaya masuk.

Langkah Gina gontai. Bahkan saat para satpam rumahnya menyapanya. Tapi tubuhnya terpaksa kembali tegak, setelah melihat mobil Damian terparkir rapi di dalam.

Gina tertegun. Dia berusaha mencari sosok Damian–yang ternyata duduk di kursi kemudi. Pandangan pria itu terasa amat dingin, meski Gina hanya bisa melihatnya samar-samar dari balik kaca depan mobil.

“Damian?” Gina mengetuk jendela mobil.

Dengan gerakan lambat, pria itu membuka kaca jendelanya.

Dia sama sekali tidak memandang Gina. Tatapannya lurus dan tampak sangat dingin. Gina bisa merasakan kemarahan Damian, namun terlalu takut untuk bertanya.

Gina hanya bisa menunduk. Sambil menggigit bibir, dia memainkan jemarinya. Perasaan sedih dan depresi karena kematian Hadi Wijaya masih membayang di pelupuk matanya.

“Apakah tidak ada yang ingin kamu ucapkan padaku?” tegur Damian.

Sayangnya, Gina men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status