Di kehidupan pertamanya, dia meninggal sebagai perawan. Di kehidupan keduanya, dia menjadi villainess yang diasingkan ke perbatasan Kerajaan dengan bayinya yang baru lahir, berdasarkan novel romantis yang dia baca sebentar di kehidupan pertamanya. Dia bersyukur mimpinya menjadi ibu dari bayi yang menggemaskan telah menjadi kenyataan, bukannya mati perawan! TAPI ketika dia berpikir dia hanya perlu diasingkan dan hidup damai dengan bayinya, dia dan bayinya dibunuh secara brutal oleh orang yang tidak terduga. Entah takdir atau kutukan, alam semesta menghidupkannya kembali sebagai Fuschia Mountravven, Putri Mahkota Kerajaan Drachentia lagi! Dia masih terjebak di dalam dunia novel! “Aku tidak peduli dengan balas dendam! Aku ingin bayiku lagi, jadi bagaimana aku hamil?! Siapa ayah dari bayiku, huh?! ”
View MoreDi Kerajaan Drachentia, hidup seorang Putri yang baik hati hingga mendapat julukan ‘Bunga Musim Dingin Kerajaan Drachentia’. Lahir dari keluarga terpandang Duke Mountravven, bernama Fuschia Mountravven. Namun setelah menempati posisi sebagai Putri Mahkota Kerajaan, sifat aslinya terbongkar.
Dia adalah wanita kejam tidak bermoral. Beragam tindakan keji yang ia sembunyikan dibalik topeng ‘Putri Berhati Baik’ terkuak saat kelahiran putra pertamanya, yang terbukti hasil dari perzinaan. Selain karena mencoreng nama suci Keluarga Royal, Fuschia juga meracuni Putra Mahkota, suaminya, demi menutupi jejaknya.
“Bunuh wanita keji itu yang telah menghianati lalu meracuni Putra Mahkota!” sorakan orang-orang yang berkumpul di area eksekusi.
Rambut biru gelap Fuschia yang dulunya berkilau seindah malam, kini kusut dan kotor serupa bulu tikus di selokan. Lidahnya dibakar dengan besi panas lalu ditaburi garam. Hukuman yang pantas bagi wanita dengan lidah berbisa.
Putranya yang masih berusia 8 bulan pun menjadi korban kemarahan rakyat yang berkerumun. Namun Fuschia acuh. Ia tidak peduli bahkan ketika putranya dilempari kerikil sekalipun. Dasar iblis! Sembur orang-orang.
Di sisi lain, Paduka Raja dan Ratu beserta para bangsawan lainnya menyaksikan pemandangan itu layaknya pertunjukan opera.
Tiba-tiba Pangeran Putra Mahkota, Hayden Houstchavv Drachentia, yang baru siuman dari keracunan, muncul di tengah mereka. Pangeran Hayden memohon kepada sang Ayah, Paduka Raja, untuk tidak menghukum mati Fuschia dan bayinya. Melainkan mencopot jabatannya dan mengasingkan mereka ke sebuah biara di perbatasan Kerajaan tanpa boleh menginjakkan kaki ke Ibukota lagi.
Orang-orang terkesiap. Bagaimana bisa hati beliau begitu lapang kepada wanita licik seperti Fuschia. Wanita yang telah menghianati cintanya bahkan mencoba membunuhnya. Para bangsawan yang hadir, sempat menentang permohonan Hayden. Namun berkat kharismanya, mereka bungkam. Lagipula, siapa yang berani menentang jika korbannya sendiri memutuskan hal itu. Apalagi beliau adalah seorang Pangeran Putra Mahkota, pewaris tahta sah Kerajaan Drachentia.
“Aku harap kemurahan hatiku tidak dianggap sebagai kelemahan seorang Putra Mahkota! Bagaimanapun, mungkin aku lah yang tidak becus memerhatikan istriku hingga dia berbuat demikian.”
Akibat kejadian ini, Hayden sulit mempercayai wanita inginpun cinta. Ia jadi lebih kaku dan jarang tersenyum. Kesehariannya hanya meliputi rapat, kerja, rapat, bertarung melawan monster, dan rapat lagi. Bahkan ketika Keluarga Royal menjodohkannya dengan beberapa putri bangsawan lainnya, Hayden menolak keras.
Hingga pada suatu hari, Hayden bertemu seorang ksatria wanita berambut merah mawar. Yang indah, berani, dan kuat. Bernama Sarah Lawrenttio, putri dari Baron Lawrenttio. Tidak lama bagi keduanya untuk saling jatuh cinta meskipun saat itu Hayden menyembunyikan identitasnya. Perjalanan cinta mereka pun penuh rintangan, tapi keduanya berhasil melewati itu semua bersama. Hingga mereka menikah dan bahagia selamanya.
Begitulah singkat cerita dari novel romantis yang sempat ia dengar dari adik sepupunya, semasa hidupnya di Indonesia.
‘Brengsek! Aku tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan bobrok itu! Aku tidak pernah tidur dengan pria lain selain Hayden, suamiku! Tapi kenapa bisa babyku tidak punya darah Keluarga Royal? Gila… ini semua gila… dunia ini benar-benar hanya memihak alur novel sialan itu! Kerja kerasku selama sepuluh tahun agar aku tidak bernasib sama seperti Fuschia si villainess di novel, ternyata sia-sia.’ Fuschia sesenggukan ketika para pengawal mendorong kasar dirinya ke dalam wagon kayu usang yang sempit sambil mendekap bayinya dengan erat.
Benar, sebelum menjadi Fuschia Mountravven, namanya adalah Nawang Lintang. Wanita berusia 25 tahun yang bekerja sebagai kasir Indahmaret di sebuah Negara bernama Indonesia. Dia lahir dari keluarga biasa. Bukan dari kalangan kelas atas inginpun bawah. Dengan wajah biasa, body biasa, keahlian biasa. Juga tidak ada drama tragis dalam hidupnya yang membuat dirinya sengsara.
Sampai pada suatu malam saat ia menggantikan shift pegawai lain, sekelompok perampok menjarah Supermarket tempatnya bekerja. Meskipun Nawang tidak melawan, ia tetap dibunuh. Ditusuk dengan pisau panjang hingga kehabisan darah dan mati di tempat. Satu-satunya penyesalan di akhir hidupnya adalah karena dia mati perawan!
Sihir atau bukan, Nawang kembali hidup. Tapi, jiwanya bertransmigrasi ke tubuh Fuschia Mountravven. Ketika ia mendengar orang memanggilnya dengan nama itu, Nawang menjambak rambutnya. Stres! Meskipun tidak pernah membaca novel itu secara menyeluruh – bahkan tidak tahu judul novelnya apa, tapi Nawang tahu bagaimana nasib tragis Fuschia berkat obrolan dengan adik sepupunya.
Tokoh Fuschia merupakan tokoh yang melatarbelakangi kisah tragis tokoh utama pria. Berkat adanya tokoh Fuschia, cerita perjuangan cinta tokoh utama jadi lebih greget. Kasarannya sih ya, demi menjustifikasi tindakan tokoh utama, Fuschia dijadikan batu lompatan. ‘Penulis brengsek! Dari sekian banyak tokoh, aku yang jadi Fuschia dong?! Argh!’
Berulang kali ia berusaha kabur dari kediaman Keluarga Duke Mountravven. Tapi keburu tertangkap oleh ksatria pribadi keluarga. Dia juga berusaha membatalkan pertunangannya dengan Putra Mahkota Hayden. Tapi Hayden malah mengejarnya. Menyatakan cinta kepadanya setiap kali mereka bertemu. Bagi Nawang yang seorang jomblo abadi hingga mati perawan, perhatian manis Hayden kepada Fuschia membuatnya luluh.
Nawang jatuh cinta pada Hayden. Ia memberikan hati, jiwa dan raganya dengan cuma-cuma kepada pria menawan itu. Hingga dia memiliki seorang putra. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang ibu yang tidak kesampaian saat dirinya menjadi Nawang, akhirnya tercapai. Tapi! Dunia ini tetap saja menganggapnya sebagai villainess yang perlu disingkirkan demi kelanjutan cerita.
‘Meskipun aku tahu Fushia tidak akan mati dan cuma diasingkan, tetap saja rasanya sakit. Aku pikir aku bisa merubah alur cerita, ternyata tidak sama sekali. Huu.. tapi syukurlah nak, kita masih bisa hidup. Sekalipun mamamu tidak bisa ngomong lagi, mama akan berusaha keras untukmu, nak,’ Fuschia mendekap bayinya dengan erat. Segaris senyum terukir di wajah lusuhnya.
‘Hayden sayang, maafkan aku. Karena ketololanku, aku terjebak dalam permainan licik -mereka-. Aku tidak pernah sekalipun selingkuh. Aku juga tidak sededemit itu. Tidak tahu trik apa yang mereka pakai sampai aku bisa mengandung anak bukan darimu, tapi aku bersumpah aku tidak pernah menduakanmu. Semoga kejadian ini tidak terlalu melukaimu, Hayden. Kalau mengikuti cerita, kau akan jatuh cinta lagi kepada orang yang lebih baik dan lebih pintar dariku. Makasih sudah ada buat aku selama ini dan memberiku baby lucu ini. Aku.. selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.’ air mata Fuschia mengalir deras. Merri, pelayan pribadinya yang setia, memeluk nyonyanya dengan erat.
“Hey. Turun” Raymon memerintahnya dengan suara rendah. Raymon adalah pengawal pribadi Hayden yang ditugaskan untuk mengawal perjalanan Fuschia menuju biara atas permintaan Hayden. Keduanya lumayan sering bertukar candaan. Tapi, Raymon malam itu terasa asing.
Fuschia mendekap bayinya lebih erat saat turun dari wagon, diikuti Merri. Matanya menyapu setiap jengkal wilayah sekitar yang gelap dengan was-was.
DUG! Raymon menghantam kepala Merri hingga terkulai di tanah.
“Huk!” ‘Raymon! Apa-apaan ini?!’ jerit panik Fuschia, namun yang keluar hanyalah erangan orang cacat.
“Urus gadis ini agar dia tidak mati perawan.” perintah Raymon kepada dua ksatria lainnya yang segera menodai tubuh gadis malang itu.
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah
“Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua
Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me
“FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments