Share

Mengulang Masa Depan

Author: tuanputri
last update Last Updated: 2021-08-26 21:14:28

Mataku terbuka perlahan, aku merasakan sentuhan lembut berputar di atas tanganku. Aku menatap Merri yang tersenyum bebas untuk beberapa saat. Aku bersyukur.

“Merri, aku senang melihatmu lagi…”

‘Tapi babyku tidak ada di sini… babyku tidak ada.’ air mata mengalir dari sudut mataku. Alirannya cukup deras dan cukup membuat Merri kelimpungan.

Aku dengar sepotong demi sepotong ucapan Merri yang bermuka sedih. Kemudian beberapa orang masuk ke dalam kamarku. Seorang dokter meraih pergelangan tanganku dengan hati-hati. Ia memeriksa suhu tubuhku. Dia mengatakan kalau aku terkena demam.

Merri dan beberapa pelayan lainnya semakin gusar.

Aku sempat terduduk di atas kasur untuk meminum obat, sambil melihat seisi ruang kamarku. Tidak  berubah dari yang terakhir aku ingat. Mungkin kehadiran pohon putih arklik mengilap di tengah ruangan memberiku petunjuk tentang garis waktuku kembali. Aku ingat betul kapan pohon itu ada di sana.

Pohon itu merupakan bentuk sambutan hangat dari Keluarga Royal untuk menyambut anggota baru keluarga. Artinya, aku kembali pada masa saat aku baru menjadi pengantin baru. Istri seorang Putra Mahkota.

“Yang Mulia, apa kau begitu sedih karena Yang Mulia Putra Mahkota harus segera pergi membasmi monster di perbatasan setelah pesta pernikahan?” tanya salah seorang nona dayang. Kalau ingatanku benar, namanya adalah Sophie von Blester dari keluarga Count.

“Oh Yang Mulia, janganlah cemas. Putra Mahkota adalah ksatria yang tangguh, jadi beliau pasti akan kembali dengan selamat.” yang barusan menyahuti adalah nona dayang lain, namanya Laura Kil Lanchester dari keluarga Count juga.

Ha, benar juga. Di awal pernikahan, Hayden meninggalkanku untuk segera bertugas ke perbatasan. Aku ingat aku sempat bersedih karena hal itu. Aku mendengar beberapa nona menggunjingku dibalik kipasnya. Menertawaiku yang ditinggal sendiri di pesta pernikahan tanpa kehadiran suami. Waktu itu aku mengabaikan sindiran mereka. Dengan dalih bahwa suamiku tengah bertugas demi Kerajaan. Dan aku adalah istri yang mendukung penuh tugas suaminya. Sanggahanku membuat mereka malu, sedang aku mendapat kepercayaan diri.

Tapi kalau dipikir ulang, mungkin Hayden sengaja melakukannya demi mempermalukanku. Bagaimanapun keadaannya, Kerajaan Drachentia memiliki prajurit handal yang bisa menakhlukan monster tanpa harus membuat Putra Mahkota turun tangan langsung. Ha, kenapa dulu aku tidak  terbesit akan hal itu?

Bodoh.

Dan kemungkinan besarnya, dua nona dayang ini adalah pesuruh Hayden. Mereka ditugaskan untuk mengawasiku. Aku ingat betul bagaimana mereka menjebakku dengan tuduhan konyol di pengadilan. Memutarbalikkan fakta hingga aku dijebloskan ke penjara bawah tanah yang kumuh.

“Keluar. Selain Merri, keluar.”

“Tapi Yang Mulia, kami adal-”

“Beraninya kalian menentangku, seorang Putri Mahkota?”

Mereka terkesiap. Mata mengerjap-ngerjap. Mungkin ini kali pertama mereka mendengar nada bicaraku yang angkuh dan dingin. Sebab sebelum menjadi nona dayang, mereka kuanggap sebagai teman. Meskipun bukan teman dekat, tapi kami lumayan sering bercengkerama di beberapa pesta teh. Makanya, ketika Hayden mengajukan nama mereka sebagai nona dayangku, aku menyetujuinya.

Aku yang dulu amat bodoh.

‘Kenapa? Kenapa aku balik jadi Fuschia? Kalau ingin mengulang waktu, kembalikan aku ke kehidupan pertamaku. Sial! Atau setidaknya, kembalikan aku ke masa sebelum aku menjadi istri bajingan itu!’ aku mengutuk siapapun yang mengembalikanku ke dalam plot mengerikan ini.

Aku terjebak dalam buku yang semuanya tampaknya telah diselesaikan. Dengan Hayden di atas tahta sebagai pangeran berhati mulia, sedang aku sebagai penjahat bengis yang melukai pangeran itu. Peran Fuschia mungkin hanya tertulis di beberapa baris dalam satu bab dalam buku itu. Namun aku sudah kelelahan. Sekarang aku tahu alur ceritanya tidak  dapat diubah.

‘Baby.. baby.. apa kau kesepian sayang?’ Lagi-lagi air mata membasahi pipiku. Dan setiap kali itu terjadi, Merri akan duduk di sisiku.

Sudah tiga hari aku tidak keluar kamar karena demam. Walaupun demamnya telah turun, tapi aku tetap rebahan di ranjang. Aku lelah.

Aku tahu setiap manusia pasti akan mati. Tapi aku tidak  ingin kematian yang mengenaskan lagi. Apa boleh aku mati dalam keadaan damai? Atau paling tidak , aku mati karena pilihanku sendiri. Bukan karena ditusuk atau dipenggal dengan mengenaskan.

“Merri, temani aku ke danau hijau.”

“Dengan senang hati, Yang Mulia Putri Mahkota.”  Merri tampak bahagia, aku melihatnya berjalan sambil loncat-loncat ringan. Lucu.

“Merri, panggil aku dengan namaku.”

“Ba-bagaimana bisa saya-”

“Setidaknya saat hanya ada kita berdua, panggil aku dengan namaku.”

“Tapi Yang Mulia-”

“Merri, apa kau ingin aku memohon kepadamu?”

“Apa?! Tentu saja tidak . Bagaimana bisa saya selancang itu?”

“Kalau begitu, tolong Merri, panggil aku Nona Fuschia seperti saat kita di rumah Duke.”

‘Karena aku tidak ingin kau memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu.’

Merri mengangguk malu. Dia sungguh gadis muda yang baik dan pekerja keras. Dia adalah satu-satunya pelayan yang ingin menjaga babyku. Di saat pelayan lain mengabaikan kami.

Kami berjalan lumayan jauh. Hingga tiba di sebuah danau. Di mana airnya tidak  pernah surut saat kemarau, serta tidak pernah beku saat musim dingin. Tidak  ada yang tahu sedalam apa danau ini, karena siapapun yang terjebur di dalamnya, tidak pernah kembali ke permukaan untuk menceritakannya. Cukup aneh memang untuk mengunjungi danau ini, karena ada danau lain yang lebih indah dan terkenal untuk dikunjungi seorang nona bangsawan.

‘Hmpf. Tidak ada jaminan aku bisa bertemu babyku lagi. Dan kalaupun bisa, aku tetap tidak bisa mengubah alur cerita ini. Babyku akan tetap dibunuh oleh mereka.’

Saat Merri dan dua prajurit pengawal kuperintah mengambil peralatan teh di kereta kuda, aku mengantongi sejumlah batu di saku gaunku.

BYUR!

‘Baby, tunggu mama. Kali ini mama sungguhan datang ke tempatmu.’

Related chapters

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Sisi Baru

    Aku baru tahu kalau air di danau ini lebih hangat dari yang kubayangkan. Syukurlah, aku akan mati dalam kehangatan.Tapi untuk beberapa alasan aneh, banyak pertanyaan malah seliweran di otakku saat tubuhku mulai tenggelam. Seperti, kenapa Hayden begitu membenciku? Kapan aku tidur seranjang dengan pria lain hingga melahirkan bayi berambut pirang, yang jelas tidak memiliki setetes pun darah Keluarga Royal? Sebab, bagi Keluarga Royal yang selalu menghasilkan keturunan dengan rambut berwarna hitam legam, kehadiran bayiku jelas menimbulkan gunjingan. Tapi sungguh aku penasaran, kapan dan bagaimana aku tidur dengan pria lain saat aku ingat betul bahwa Hayden lah yang selalu bersamaku?Serta, bagaimana bisa Sarah dan Hayden sudah bertemu? Padahal jika mengikuti alur buku, mereka baru dipertemukan beberapa tahun sejak pengasingan Fuschia.Tapi sekali lagi, dibanding dengan segala rasa penasaran yang menggerayangi otakku, keinginanku untuk mati jauh lebih besar.

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Sisi Baru (2)

    Fuschia berjalan cepat keluar dari kediaman Paduka Ratu. Ia tidak ingin berada di tempat itu lebih lama lagi atau, suasana hatinya memburuk. Laura dan Sophie yang mengekori Fuschia mulai tampak kelelahan. Langkahnya yang gegabah menarik perhatian orang-orang di istana.Mungkin karena pikirannya sedang kalut, Fuschia tidak berjalan menuju kediamannya, tapi malah ke Taman Rosemary. Taman bunga mawar yang sudah ada sejak pendirian Kerajaan Drachentia. Bahkan namanya pun diambil dari nama Ratu pertama Kerajaan. Kebetulan, Fuschia dan Hayden lumayan sering mengunjungi taman ini untuk berjalan bersama saat sedang suntuk. Dan sepertinya kebiasaan itu terbawa bahkan setelah Fuschia kembali ke masa lalu.'Sial! Apa aku sudah terlalu dijinakkan oleh Hayden?’Padahal saat pertama kali menjadi Fuschia, dia bertekad untuk tidak jatuh cinta kepada Hayden karena dia tahu takdir Hayden adalah bersama Sarah, tokoh utama wanita dalam buku ini. Dia be

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Kesempatan Kedua

    “Sungguh kabar yang menggembirakan, Yang Mulia Putri Mahkota! Bagaimana jika Anda menyiapkan kejutan perjamuan spesial untuk kembalinya Yang Mulia Putra Mahkota?” usul Sophie sumringah. Ah, benar juga. Di masa lalu, aku menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyusun acara perjamuan kejutan untuk Hayden. Menghias istana Putra Mahkota dengan bunga-bunga menggunakan anggaran rumah tanggaku. Bahkan sampai merepotkan chef Istana Melati karena aku ingin belajar membuat kue sendiri. Waktu itu aku pikir telah melakukan hal yang patut dipuji oleh suami. Tapi sekarang aku mengerti betapa bodohnya aku. Di keesokan harinya, Hayden mengatakan padaku kalau ia menghabiskan kue buatanku. Tapi aku yakin, dia pasti membuang kue itu. Kue yang aku buat dengan usahaku sendiri dengan memikirkan kebahagiaannya. Brengsek. Karena sekarang aku tahu usahaku tidak dihargai, aku tidak perlu ngoyo untu

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Kesempatan Kedua (2)

    Berkat letak kediamanku yang dekat dengan area taman, aku tidak perlu bersusah payah menghindari orang-orang. Apalagi jalan menuju perpustakaan istana cenderung sepi pada waktu petang begini, jadi perjalananku mulus. Pergerakanku juga jauh lebih gesit dengan dress sederhana yang aku kenakan. Aku paling suka pakaian simpel, tapi semenjak menjadi Fuschia, aku memaksakan diri mengenakan gaun mewah yang berat untuk pergi kemana-mana. Sekali lagi, kulakukan itu demi menjaga kehormatan nama suamiku. “Ehem.” setibanya aku di area perpustakan, ada dua penjaga sedang duduk santai sambil bermain kartu.Kedua penjaga itu menatap wajahku, lalu mereka saling pandang.“Ya-yang Mulia Putri Mahkota??” mereka spontan berdiri, gelagapan.“Buka pintunya.”“Baik Yang Mulia, tapi bisakah Anda tunjukkan lencana anggota Keluarga Royal sebelum memasuki perpustakaan

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Dilema Fuschia

    ‘Ini! Kenapa harga rumah pada mahal-mahal?! Apa karena di ibukota ya? Butuh menabung berapa banyak agar bisa beli rumah di tempat yang aman?’ aku mendengus kesal. Semakin banyak aku membaca surat kabar, semakin aku malu. Karena pengetahuan yang kudapat melebihi yang kumiliki saat aku menjadi Fuschia selama sepuluh tahun lamanya. Pada satu titik waktu tertentu, aku memang terlena dengan semua hal yang dimiliki Fuschia yang tidak dimiliki seorang Nawang. Harta, tahta, perlindungan dan pasangan. Aku tidak perlu ngoyo bekerja pagi-siang-malam. Aku juga tidak perlu memikirkan besok makan apa, atau kalau sakit biayanya berapa. Fuschia memiliki segalanya. Sampai aku tidak merasa perlu untuk tahu banyak hal. Aku begitu apatis dengan keadaan di dunia ini.

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Jalan Baru

    “Salam hormat kepada bulan kecil Kerajaan Drachentia, Yang Mulia Putri Mahkota, semoga Dewa Drachen selalu memberkati hari Anda,” sapa pria itu, Fuschia berkedip cepat sebelum kembali memposisikan dirinya dengan anggun. “Semoga Dewa Drachen memberkati harimu juga,” balas Fuschia, lalu memicingkan matanya. “Ah, maaf saya terlambat memperkenalkan diri. Nama saya Elysian Houwret von Bellrose, putra ketiga Marquise Bellrose, saya penjaga perpustakaan ini.” ‘Dia putra Marchioness Bellrose, ha! Anak dari wanita yang meracuni babyku, juga yang membakar lidahku! Sial, kenapa aku tidak tahu kalau putra Marchioness Bellrose itu penjaga perpustakaan di istana? Kalau dia mengatakan ke Mamanya soal keberadaanku di sini, bisa berabe urus

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Sebelum Tersesat

    “Kenapa baru bilang?!” pekik Fuschia. ‘Kalau tahu ada orang semacam Wikipedia gini, untuk apa capek-capek baca buku? Mending langsung tanya-tanya langsung seperti di gugel!’“Ah, maaf Yang Mulia, karena tadi Anda tampak begitu fokus, jadi saya tidak ingin mengganggu,”“Haa.. baiklah.” Fuschia menarik nafas dalam-dalam. “Sekarang aku ingin kau berbagi pendapatmu terkait situasi yang akan aku ceritakan. Jadi, aku sedang membaca novel dengan latar belakang kehidupan di Kerajaan Dracenthia saat ini. Dalam novel itu, diceritakan seorang istri melahirkan anak bukan dari suaminya. Padahal ia yakin kalau ia selalu berbagi ranjang dengan suaminya. Wajahnya jelas-jelas wajah suaminya. Lalu setelah si istri di usir dari pemukiman warga karena dianggap menyalahi norma, si suami mengungkapkan kalau si istri tidur dengan pria lain karena jebakannya. Lalu ia membunuh si istri. Kemudian si istri kembali ke masa lalu unt

    Last Updated : 2021-08-30
  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Hari Debut Villainess

    Seseorang pernah mengunjungiku di penjara bawah tanah di hari ketika aku diputuskan untuk dihukum mati. Aku tidak melihat sosoknya karena aku terlalu fokus mengasihani diriku. Tapi aku cukup ingat ucapannya,-Bebanmu terasa sangat berat karena kau begitu lemah. Jadilah orang yang kuat, maka bebanmu akan terasa ringan. Meskipun ucapanku kini tak ada gunanya lagi untukmu, aku berharap kau bisa pergi sebagai orang yang kuat.’- katanya.‘Kira-kira, dia siapa? Aku tidak punya teman yang sudi mengunjungiku di penjara bawah tanah yang kumuh. Hmm..’Di kehidupan kali ini, akan menyenangkan jika aku bisa berteman dengan orang seperti itu.Aku kembali dari lamunan. Seperti kehidupan seorang putri di dongeng-dongeng. Para pelayan gercep melayaniku tepat setelah aku terbangun. Membasuh mukaku, memilihkan gaun untuk hari ini, membawakan makanan, menyisir rambut dan lain sebagainya. Kemewahan ini yang dulu membuatku terlena. Namun kali ini berbeda. Ak

    Last Updated : 2021-08-30

Latest chapter

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   The End

    Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (5)

    Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (4)

    Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (3)

    Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (2)

    Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa

    Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Berakhir Hari Ini (13)

    “Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Berakhir Hari Ini (12)

    Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Berakhir Hari Ini (11)

    “FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t

DMCA.com Protection Status