~ CS Bridal Boutique ~
" Mbak Chelsea, ada mas Elgard di luar. Pengen bertemu mbak katanya..." Ucap seorang karyawati butik pada owner tempat ia bekerja. Chelsea membuang napas kasar, jengah. " Bilang saja saya gak ada, Elena!" Jawab Chelsea kembali meneruskan pekerjaannya, mendesain sebuah gaun pengantin. " Elena sudah bilang mbak, tapi mas Elgard nya gak percaya. Dia keukeuh nungguin mbak di depan. Penting katanya." Jelas Elena bingung. Chelsea mendecak, ia merasa tak ingin lagi bertemu Elgard. Apalagi setelah Olivia, istri pria itu mendatanginya dengan maksud melarang agar tidak lagi berhubungan dengan Elgard. Drrt.. Drrt.. Ponsel bergetar lagi. Sejak tadi selalu di hubungi oleh nomor Elgard, namun tak sekalipun ia angkat. Chelsea menggeser tombol merah, tanda tak ingin menerima panggilan telepon Elgard. Elena hanya bisa mengelus dada. Majikannya sedang bertengkar dengan kekasih yang merupakan suami orang. Wajar hubungan mereka tidak pernah berjalan lancar. Mereka berhubungan diam-diam agar tidak di ketahui oleh keluarga besar Elgard, namun terang-terangan di depan istri sah si pria. Sungguh kejam. " Ck!" Chelsea lagi-lagi mendecak. Kesal karena terusik dengan panggilan telepon Elgard yang berkali-kali. Wanita itu berjalan cepat, keluar dari butiknya untuk menemui pria yang sedari tadi ingin bertemu dengannya. Elgard yang berdiri di samping mobil sembari menatap layar ponsel, menoleh ke pintu kaca Butik milik Chelsea~kekasih gelapnya. Senyum lebar tersungging di bibir pria itu. Chelsea akhirnya mau juga keluar menemui dirinya. " Chelsea.." Elgard melangkah cepat menghampiri Chelsea yang menghampirinya dengan raut wajah kesal. " Ada apa lagi kamu nyariin aku, El? Udah jelas kan kalau sekarang kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi! Kamu mau aku di labrak istri kamu itu lagi Ha?" Bentak Chelsea, geram. " Chelsea, sorry.. Ini semua di luar pengawasan aku. Aku juga gak menyangka kalau Olivia berani mendatangi kamu. Aku udah marahin dia. Kamu tenang aja, dia gak akan berani lagi mendatangi kamu, apalagi mengganggu kamu. Percaya sama aku ya, Honey!" Elgard mencoba meyakinkan Chelsea. " Dengar El!! Aku gak terima dengan perlakuan istri kamu itu. Dia bikin aku terlihat seperti seorang pelakor. Padahal dialah yang udah merebut kamu dari aku. Aku sakit hati di perlakukan begitu El.. pokoknya aku gak mau lagi berhubungan sama kamu. Harga diri aku di injak-injak sama istri kamu itu!! Mentang-mentang dia istri sah, dia merasa bisa seenaknya menegurku agar tidak mengganggu suaminya. Aku bukan pelakor!!" Ujar Chelsea berapi-api. " Kamu bukan pelakor, Honey! Olivia lah perusak kebahagiaan kita. Aku juga gak akan tinggal diam dengan tingkah perempuan itu. Di saat yang tepat nanti, aku akan segera menceraikannya. Kamu tenang aja ya..." Elgard memegangi kedua tangan Chelsea, namun di tepis oleh wanita itu. " Kamu mau menceraikannya? Apa semudah itu? Keluarga kamu pasti menentang habis-habisan kemauan kamu itu. Di mata keluarga kamu, perempuan itu yang paling hebat dan menantu luar biasa. Aku gak yakin lamu bisa menceraikannya." Chelsea tak percaya sama sekali pada ucapan Elgard. " Aku gak peduli! Aku gak mencintainya. Aku muak dan tersiksa hidup bersamanya. Aku benar-benar ingin menceraikannya, Chelsea! Aku pengen menikahi kamu, menjadikan kamu istriku." Jelas Elgard, sorot mata penuh keseriusan. Chelsea diam. Elgard terlihat tidak main-main. Ia juga tahu jika pria itu tidak mencintai Olivia sama sekali. Elgard terpaksa menikah karena perjodohan dari orang tuanya, membuat Elgard tersiksa menjalani hari-harinya dan tetap menjalin hubungan dengannya yang juga masih sangat mencintai pria tampan itu. Hubungan mereka di sembunyikan dari keluarga besar Elgard. Namun Olivia terlanjur tahu dan Elgard tak mempermasalahkan hal tersebut. Bagi Elgard, lebih baik Olivia tahu. Bisa menyakiti perasaan Olivia adalah suatu kesenangan dan kepuasan tersendiri baginya karena Olivia hanyalah orang yang ia anggap sudah menghancurkan hidupnya sehingga tak bisa menikahi Chelsea satu-satunya wanita yang ia cintai. " Honey... Kamu nggak marah lagi kan? Kamu percaya kan kalau aku akan memperjuangkan hubungan kita ini? Elgard mencoba mendekati Chelsea, memegang kedua pundak wanita itu. " Sampai kapan? Sampai berapa lama aku akan menunggu kamu untuk menceraikan Olivia? Aku ingin kepastian, El..." Desak Chelsea, tak sabar ingin memiliki Elgard menjadi miliknya seorang. " Bersabarlah sedikit lagi aja, Honey! Aku juga udah gak tahan lagi hidup bersama Olivia. Aku benci padanya. Dia perempuan yang pintar mengambil hati orang tuaku, licik dan munafik sehingga keluargaku makin tidak suka padamu karena kehadirannya. Amu pastikan dia pergi dalam hidupku gak lama lagi. Percayalah... " Elgard mencoba meyakinkan Chelsea. " Tapi kamu gak tertarik sedikit pun terhadapnya, kan? Kamu gak pernah sama sekali menyentuhnya? Dia cantik!" Chelsea gelisah. Khawatir hati Elgard tak bertahan pada kebenciannya terhadap Olivia. Takut pria itu jatuh cinta pada istrinya yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi. " Mustahil aku tertarik padanya. Aku benci padanya dan jijik, aku tidak sudi menyentuhnya!" Ujar Elgard menegaskan. Kebenciannya pada Olivia sudah begitu besar pikirnya. Chelsea tersenyum, lega. Sampai kapan pun ia akan membuat Elgard tak bisa jatuh cinta pada Olivia. Cukup hanya pada dirinya seorang. " Nah begitu dong... Aku paling suka kalau kamu tersenyum. Senyuman kamu selalu bisa mengalihkan duniaku." Elgard langsung memeluk tubuh Chelsea, gemas pada wanita cantik bak model itu. Chelsea tersenyum riang. Membalas pelukan Elgard. Tak marah lagi. Toh Elgard berjanji akan segera menyelesaikan urusannya dengan Olivia. Akan segera menikahinya setelah menceraikan wanita itu. " Aku rindu kamu!" Bisik Elgard di telinga Chelsea. Chelsea menatap Elgard dengan ekspresi menggoda. Tersenyum paham. " Ayo!" Ajaknya, menarik tangan Elgard masuk ke dalam butik. Elgard tertawa sumringah, mengikuti langkah Chelsea dari belakang. Keduanya masuk ke dalam butik dengan wajah berseri-seri. " Elena, kamu jaga butik dulu ya!" Titah Chelsea pada Elena yang sedang merapikan gaun-gaun pengantin di manekin. " Baik mbak..." Jawab Elena agak terkejut. Majikan dan kekasihnya yang sudah beristri itu sudah baikan saja. Cepat sekali. Chelsea dan Elgard naik ke lantai atas, sembari bergelut manja. Elgard menggelitiki pinggang Chelsea membuat wanita itu cekikikan kegelian. Elena menatap miris. Lagi-lagi harus menyaksikan Chelsea dan Elgard naik ke kamar atas, apalagi jika bukan memadu kasih sepuasnya. Bahkan hingga malam mereka tidak keluar dari kamar tersebut. Bagaiman sepasang pengantin baru yang tak tahu waktu untuk melepaskan perasaan yang menggebu-gebu. ' Astagfirullah... Mas Elgard itu tega sekali terhadap istrinya... Padahal istrinya cantik, Sholihah dan wanita baik-baik. Bagaimana bisa di mengkhianati iatrinya sendiri dengan terus berselingkuh dengan mbak Chelsea. Tidak pantas! ' Elena mengurut dada, merasa miris dengan apa yang Elgard lakukan. Begitu pun dengan Chelsea yang sanggup menjadi kekasih gelap seorang pria beristri. Namun, ia hanya bisa diam. Tak dapat komentar apa-apa. Dirinya hanya seorang karyawati biasa. Jika banyak bicara, bisa saja di pecat nantinya. Ia masih membutuhkan pekerjaan. Brakk!! Pintu kamar terbuka saat di dobrak dari luar. Elgard dan Chelsea terkejut bukan main. " ELGARDD!!!" Erang seorang pria di depan pintu saat tadi melihat Elgard di kamar bersama wanita lain dalam keadaan tidak pantas. Matanya nyalang seolah memercikkan api yang bisa membakar apa saja yang ia tatap. " Papa?" Elgard panik. Ayahnya tiba-tiba datang memergokinya di dalam kamar bersama wanita yang bukan istrinya, yaitu kekasih gelapnya. Elgard menutupi tubuh bagian bawahnya dengan kemeja yang ia pakai tadi, kemudian bergegas memunguti celananya yang berserakan di lantai. Sedangkan Chelsea menutupi tubuhnya sebatas dada dengan selimut. Malu dan takut. " Jadi kamu masih berhubungan dengan perempuan ini!!!" Teriak Haris murka, Ayah dari Elgard. Ada dua orang bodyguardnya yang mendampingi. " Pa, ini.... Sebenarnya..." Elgard tergugup. Haris sudah memergokinya sekamar dengan Chelsea yang sejak dulu tak di sukai ayahnya itu. " Jadi seperti ini kelakuanmu di belakangku! Baik. Seperti kesepakatan sebelumnya, kalau kamu masih juga berhubungan dengan perempuan ini, maka kamu akan kehilangan hak untuk menjadi penerus perusahaan keluarga Nugroho!" Elgard terperanjat, dirinya di coret sebagai penerus keluarga besarnya?Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya? " Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram. " Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris. Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat. " Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang me
~ Pukul 23.00 wib ~ ' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram. Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana. Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu. Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi. Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan. Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit. ' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya te
" Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i
" Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l
Mobil hitam Alphard tiba di depan rumah.Pria dengan setelan jas kerja yang pas di tubuh tinggi tegapnya, turun dari mobil dengan sorot mata penuh amarah. Berjalan dengan langkah cepat memasuki rumah.Olivia berada di ruang tengah, dapat ia dengar suara pintu terbuka. Tanpa ada ketukan terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Elgard, suaminya. Hanya mereka berdua yang bisa masuk ke dalam rumah karena sistem keamanan pintu menggunakan sistem pengenalan bentuk wajah.Olivia dengan sikap tenang, berjalan menuju ruang tamu. Akan menemui suaminya yang tiba-tiba pulang ke rumah.Ya.. pria itu biasanya hanya datang sesekali, itupun tak pernah mau melihatnya yang selalu berusaha menyambut dengan senyum cerah. Berharap Elgard mau menetap di rumah yang ia tempati kini setelah resmi menjadi istri dari putra keluarga Nugroho tersebut.Elgard menghentikan langkah saat melihat Olivia telah berdiri di ruang tamu.Wanita itu menatap Elgard dengan raut wajah datar, tak berekspresi. Sudah tahu apa yang
" Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l
" Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i
~ Pukul 23.00 wib ~ ' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram. Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana. Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu. Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi. Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan. Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit. ' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya te
Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya? " Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram. " Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris. Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat. " Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang me
~ CS Bridal Boutique ~ " Mbak Chelsea, ada mas Elgard di luar. Pengen bertemu mbak katanya..." Ucap seorang karyawati butik pada owner tempat ia bekerja. Chelsea membuang napas kasar, jengah. " Bilang saja saya gak ada, Elena!" Jawab Chelsea kembali meneruskan pekerjaannya, mendesain sebuah gaun pengantin. " Elena sudah bilang mbak, tapi mas Elgard nya gak percaya. Dia keukeuh nungguin mbak di depan. Penting katanya." Jelas Elena bingung. Chelsea mendecak, ia merasa tak ingin lagi bertemu Elgard. Apalagi setelah Olivia, istri pria itu mendatanginya dengan maksud melarang agar tidak lagi berhubungan dengan Elgard. Drrt.. Drrt.. Ponsel bergetar lagi. Sejak tadi selalu di hubungi oleh nomor Elgard, namun tak sekalipun ia angkat. Chelsea menggeser tombol merah, tanda tak ingin menerima panggilan telepon Elgard. Elena hanya bisa mengelus dada. Majikannya sedang bertengkar dengan kekasih yang merupakan suami orang. Wajar hubungan mereka tidak pernah berjalan lancar. Me
Mobil hitam Alphard tiba di depan rumah.Pria dengan setelan jas kerja yang pas di tubuh tinggi tegapnya, turun dari mobil dengan sorot mata penuh amarah. Berjalan dengan langkah cepat memasuki rumah.Olivia berada di ruang tengah, dapat ia dengar suara pintu terbuka. Tanpa ada ketukan terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Elgard, suaminya. Hanya mereka berdua yang bisa masuk ke dalam rumah karena sistem keamanan pintu menggunakan sistem pengenalan bentuk wajah.Olivia dengan sikap tenang, berjalan menuju ruang tamu. Akan menemui suaminya yang tiba-tiba pulang ke rumah.Ya.. pria itu biasanya hanya datang sesekali, itupun tak pernah mau melihatnya yang selalu berusaha menyambut dengan senyum cerah. Berharap Elgard mau menetap di rumah yang ia tempati kini setelah resmi menjadi istri dari putra keluarga Nugroho tersebut.Elgard menghentikan langkah saat melihat Olivia telah berdiri di ruang tamu.Wanita itu menatap Elgard dengan raut wajah datar, tak berekspresi. Sudah tahu apa yang