Beranda / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Bab 2 Permintaan Maaf Elgard pada Kekasihnya

Share

Bab 2 Permintaan Maaf Elgard pada Kekasihnya

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 11:40:24

~ CS Bridal Boutique ~

" Mbak Chelsea, ada mas Elgard di luar. Pengen bertemu mbak katanya..." Ucap seorang karyawati butik pada owner tempat ia bekerja.

Chelsea membuang napas kasar, jengah.

" Bilang saja saya gak ada, Elena!" Jawab Chelsea kembali meneruskan pekerjaannya, mendesain sebuah gaun pengantin.

" Elena sudah bilang mbak, tapi mas Elgard nya gak percaya. Dia keukeuh nungguin mbak di depan. Penting katanya." Jelas Elena bingung.

Chelsea mendecak, ia merasa tak ingin lagi bertemu Elgard. Apalagi setelah Olivia, istri pria itu mendatanginya dengan maksud melarang agar tidak lagi berhubungan dengan Elgard.

Drrt..

Drrt..

Ponsel bergetar lagi. Sejak tadi selalu di hubungi oleh nomor Elgard, namun tak sekalipun ia angkat.

Chelsea menggeser tombol merah, tanda tak ingin menerima panggilan telepon Elgard.

Elena hanya bisa mengelus dada. Majikannya sedang bertengkar dengan kekasih yang merupakan suami orang. Wajar hubungan mereka tidak pernah berjalan lancar.

Mereka berhubungan diam-diam agar tidak di ketahui oleh keluarga besar Elgard, namun terang-terangan di depan istri sah si pria. Sungguh kejam.

" Ck!" Chelsea lagi-lagi mendecak. Kesal karena terusik dengan panggilan telepon Elgard yang berkali-kali.

Wanita itu berjalan cepat, keluar dari butiknya untuk menemui pria yang sedari tadi ingin bertemu dengannya.

Elgard yang berdiri di samping mobil sembari menatap layar ponsel, menoleh ke pintu kaca Butik milik Chelsea~kekasih gelapnya.

Senyum lebar tersungging di bibir pria itu. Chelsea akhirnya mau juga keluar menemui dirinya.

" Chelsea.." Elgard melangkah cepat menghampiri Chelsea yang menghampirinya dengan raut wajah kesal.

" Ada apa lagi kamu nyariin aku, El? Udah jelas kan kalau sekarang kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi! Kamu mau aku di labrak istri kamu itu lagi Ha?" Bentak Chelsea, geram.

" Chelsea, sorry.. Ini semua di luar pengawasan aku. Aku juga gak menyangka kalau Olivia berani mendatangi kamu. Aku udah marahin dia. Kamu tenang aja, dia gak akan berani lagi mendatangi kamu, apalagi mengganggu kamu. Percaya sama aku ya, Honey!" Elgard mencoba meyakinkan Chelsea.

" Dengar El!! Aku gak terima dengan perlakuan istri kamu itu. Dia bikin aku terlihat seperti seorang pelakor. Padahal dialah yang udah merebut kamu dari aku. Aku sakit hati di perlakukan begitu El.. pokoknya aku gak mau lagi berhubungan sama kamu. Harga diri aku di injak-injak sama istri kamu itu!! Mentang-mentang dia istri sah, dia merasa bisa seenaknya menegurku agar tidak mengganggu suaminya. Aku bukan pelakor!!" Ujar Chelsea berapi-api.

" Kamu bukan pelakor, Honey! Olivia lah perusak kebahagiaan kita. Aku juga gak akan tinggal diam dengan tingkah perempuan itu. Di saat yang tepat nanti, aku akan segera menceraikannya. Kamu tenang aja ya..." Elgard memegangi kedua tangan Chelsea, namun di tepis oleh wanita itu.

" Kamu mau menceraikannya? Apa semudah itu? Keluarga kamu pasti menentang habis-habisan kemauan kamu itu. Di mata keluarga kamu, perempuan itu yang paling hebat dan menantu luar biasa. Aku gak yakin lamu bisa menceraikannya." Chelsea tak percaya sama sekali pada ucapan Elgard.

" Aku gak peduli! Aku gak mencintainya. Aku muak dan tersiksa hidup bersamanya. Aku benar-benar ingin menceraikannya, Chelsea! Aku pengen menikahi kamu, menjadikan kamu istriku." Jelas Elgard, sorot mata penuh keseriusan.

Chelsea diam. Elgard terlihat tidak main-main. Ia juga tahu jika pria itu tidak mencintai Olivia sama sekali.

Elgard terpaksa menikah karena perjodohan dari orang tuanya, membuat Elgard tersiksa menjalani hari-harinya dan tetap menjalin hubungan dengannya yang juga masih sangat mencintai pria tampan itu.

Hubungan mereka di sembunyikan dari keluarga besar Elgard. Namun Olivia terlanjur tahu dan Elgard tak mempermasalahkan hal tersebut.

Bagi Elgard, lebih baik Olivia tahu.

Bisa menyakiti perasaan Olivia adalah suatu kesenangan dan kepuasan tersendiri baginya karena Olivia hanyalah orang yang ia anggap sudah menghancurkan hidupnya sehingga tak bisa menikahi Chelsea satu-satunya wanita yang ia cintai.

" Honey... Kamu nggak marah lagi kan? Kamu percaya kan kalau aku akan memperjuangkan hubungan kita ini? Elgard mencoba mendekati Chelsea, memegang kedua pundak wanita itu.

" Sampai kapan? Sampai berapa lama aku akan menunggu kamu untuk menceraikan Olivia? Aku ingin kepastian, El..." Desak Chelsea, tak sabar ingin memiliki Elgard menjadi miliknya seorang.

" Bersabarlah sedikit lagi aja, Honey! Aku juga udah gak tahan lagi hidup bersama Olivia. Aku benci padanya. Dia perempuan yang pintar mengambil hati orang tuaku, licik dan munafik sehingga keluargaku makin tidak suka padamu karena kehadirannya. Amu pastikan dia pergi dalam hidupku gak lama lagi. Percayalah... " Elgard mencoba meyakinkan Chelsea.

" Tapi kamu gak tertarik sedikit pun terhadapnya, kan? Kamu gak pernah sama sekali menyentuhnya? Dia cantik!" Chelsea gelisah. Khawatir hati Elgard tak bertahan pada kebenciannya terhadap Olivia. Takut pria itu jatuh cinta pada istrinya yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi.

" Mustahil aku tertarik padanya. Aku benci padanya dan jijik, aku tidak sudi menyentuhnya!" Ujar Elgard menegaskan. Kebenciannya pada Olivia sudah begitu besar pikirnya.

Chelsea tersenyum, lega. Sampai kapan pun ia akan membuat Elgard tak bisa jatuh cinta pada Olivia. Cukup hanya pada dirinya seorang.

" Nah begitu dong... Aku paling suka kalau kamu tersenyum. Senyuman kamu selalu bisa mengalihkan duniaku." Elgard langsung memeluk tubuh Chelsea, gemas pada wanita cantik bak model itu.

Chelsea tersenyum riang. Membalas pelukan Elgard. Tak marah lagi. Toh Elgard berjanji akan segera menyelesaikan urusannya dengan Olivia. Akan segera menikahinya setelah menceraikan wanita itu.

" Aku rindu kamu!" Bisik Elgard di telinga Chelsea.

Chelsea menatap Elgard dengan ekspresi menggoda. Tersenyum paham.

" Ayo!" Ajaknya, menarik tangan Elgard masuk ke dalam butik.

Elgard tertawa sumringah, mengikuti langkah Chelsea dari belakang.

Keduanya masuk ke dalam butik dengan wajah berseri-seri.

" Elena, kamu jaga butik dulu ya!" Titah Chelsea pada Elena yang sedang merapikan gaun-gaun pengantin di manekin.

" Baik mbak..." Jawab Elena agak terkejut. Majikan dan kekasihnya yang sudah beristri itu sudah baikan saja. Cepat sekali.

Chelsea dan Elgard naik ke lantai atas, sembari bergelut manja.

Elgard menggelitiki pinggang Chelsea membuat wanita itu cekikikan kegelian.

Elena menatap miris. Lagi-lagi harus menyaksikan Chelsea dan Elgard naik ke kamar atas, apalagi jika bukan memadu kasih sepuasnya.

Bahkan hingga malam mereka tidak keluar dari kamar tersebut. Bagaiman sepasang pengantin baru yang tak tahu waktu untuk melepaskan perasaan yang menggebu-gebu.

' Astagfirullah... Mas Elgard itu tega sekali terhadap istrinya... Padahal istrinya cantik, Sholihah dan wanita baik-baik. Bagaimana bisa di mengkhianati iatrinya sendiri dengan terus berselingkuh dengan mbak Chelsea. Tidak pantas! ' Elena mengurut dada, merasa miris dengan apa yang Elgard lakukan. Begitu pun dengan Chelsea yang sanggup menjadi kekasih gelap seorang pria beristri.

Namun, ia hanya bisa diam. Tak dapat komentar apa-apa.

Dirinya hanya seorang karyawati biasa. Jika banyak bicara, bisa saja di pecat nantinya. Ia masih membutuhkan pekerjaan.

Brakk!!

Pintu kamar terbuka saat di dobrak dari luar. Elgard dan Chelsea terkejut bukan main.

" ELGARDD!!!" Erang seorang pria di depan pintu saat tadi melihat Elgard di kamar bersama wanita lain dalam keadaan tidak pantas. Matanya nyalang seolah memercikkan api yang bisa membakar apa saja yang ia tatap.

" Papa?" Elgard panik. Ayahnya tiba-tiba datang memergokinya di dalam kamar bersama wanita yang bukan istrinya, yaitu kekasih gelapnya.

Elgard menutupi tubuh bagian bawahnya dengan kemeja yang ia pakai tadi, kemudian bergegas memunguti celananya yang berserakan di lantai. Sedangkan Chelsea menutupi tubuhnya sebatas dada dengan selimut. Malu dan takut.

" Jadi kamu masih berhubungan dengan perempuan ini!!!" Teriak Haris murka, Ayah dari Elgard. Ada dua orang bodyguardnya yang mendampingi.

" Pa, ini.... Sebenarnya..." Elgard tergugup. Haris sudah memergokinya sekamar dengan Chelsea yang sejak dulu tak di sukai ayahnya itu.

" Jadi seperti ini kelakuanmu di belakangku! Baik. Seperti kesepakatan sebelumnya, kalau kamu masih juga berhubungan dengan perempuan ini, maka kamu akan kehilangan hak untuk menjadi penerus perusahaan keluarga Nugroho!"

Elgard terperanjat, dirinya di coret sebagai penerus keluarga besarnya?

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 3 Ketangkap Basah

    Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya? " Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram. " Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris. Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat. " Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 4 Olivia ingin bercerai

    ~ Pukul 23.00 wib ~ ' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram. Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana. Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu. Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi. Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan. Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit. ' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 5 Ketakutan Elgard

    " Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 6 Pergi Dari Rumah Elgard

    " Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 7 Hanya dimanfaatkan

    Mobil Olivia melaju pelan memasuki halaman rumah yang luas dan terawat dengan baik, di apit oleh pepohonan hijau, juga semak bunga yang rapi. Sebuah rumah mewah berdiri megah di tengah-tengahnya, menampilkan arsitektur yang anggun dan elegan. Dinding putih yang bersih dan jendela kaca besar yang menghiasi rumah, menciptakan kesan mewah namun klasik. Di bagian depan rumah, terdapat air mancur yang airnya jatuh ke kolam dengan gemercik lembut, menambah suasana tenang di lingkungan tersebut. Olivia masih duduk di dalam mobil dan mengamati rumah itu lekat-lekat. Terlihat jelas bahwa rumah tersebut di rawat baik, dengan lantai marmer yang mengkilap dan patung-patung marmernya yang artistik. Pintu utama rumah terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi dengan ukiran yang detail dan indah, menambah kesan kemewahan pada rumah. Namun, di balik kemegahannya, Olivia merasakan sebuah keperihan yang mendalam setiap mengingat di rumah itulah dulu ia dan ibunya~Amanda begitu bahagia bersama-sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 8 Kekecewaan Olivia

    Helen benar-benar geram akan keberanian Olivia melawannya. " Anak tidak tau diri! Mentang-mentang kamu udah jadi menantu keluarga Nugroho, kamu merasa hebat ya?? Kamu lupa? Kami yang udah membesarkan kamu dengan baik sampai kamu jadi seperti sekarang. Kami juga yang udah menjodohkan kamu dengan laki-laki terhormat, dari keluarga terpandang. Itu semua supaya kamu bisa memiliki kehidupan yang bahagia. Kamu itu kacang lupa kulitnya!" Helen menunjuk-nunjuk wajah Olivia dengan jari telunjuknya, meminta putri tirinya itu agar tahu diri. " Aku? Aku dibesarkan dengan baik dan dijodohkan dengan laki-laki terhormat, demi kebahagiaanku?? Wow!" Olivia tergelak, sinis. Ia bertepuk tangan atas ucapan Helen. " Aku lihat dan dengar dengan mata kepalaku sendiri, aku dijodohkan demi keuntungan kalian semata. Kalian gak pernah sama sekali memikirkan kebahagiaanku. Yang ada, kalian cuma ingin memanfaatkanku!" Sentak Olivia, muak. " Kalian lupa? Aku hidup menderita di rumahku sendiri? Ini rumah ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 9 Jangan Anggap Anak Lagi

    " Dan itu kamu lakukan saat Elgard sudah menjadi suamiku. Kamu mendatanginya ke kantor dengan alasan kamu adalah iparnya. Kamu mulai menggodanya dengan tubuh yang kamu punya. Tapi sayang, Elgard menolak mentah-mentah. Dia jijik melihat kamu. Dia maunya cuma tubuh Chelsea, bukan kamu yang merupakan teman baik kekasihnya. Entah kenapa Elgard gak memberitahu kekasihnya kalau kamu sudah melakukan perbuatan memalukan itu? Mungkin Elgard gak pernah tertarik membahas tentang kamu. Dia cuma menganggap kamu seperti kebanyakan perempuan di luar sana yang mencoba menggodanya." Ucapan Olivia berhasil membuat wajah Angel merah padam, antara menahan malu dan marah karena dipermalukan. " Diam Lo!" Bentaknya pada Olivia yang menatapnya tanpa ekspresi. " Angel, apa itu benar? Kamu datang ke kantor Elgard untuk menggodanya? Itu memalukan Angel!!" Helen begitu malu, tak menyangka putri kebanggaannya bisa berbuat serendah itu. " Jangan percaya Ma! Perempuan binal ini sedang memfitnah aku..." "

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 10 Keputusan Sudah Bulat

    Mobil Olivia keluar dari pintu gerbang kediaman Abian dengan melaju kencang. Elgard yang baru saja tiba di kediaman Ayah mertuanya itu, cukup heran melihat mobil istrinya pergi, kemana Olivia kali ini? Sebenarnya saat berasa di kantor tadi, pikiran Elgard tak tenang. Firasatnya mengatakan jika Olivia bisa saja benar-benar pergi dari rumah mereka, mengingat istrinya itu mengatakan tetap pada pendiriannya yaitu bercerai. Elgard yang mulai kepikiran, tak pikir panjang lagi, segera meninggalkan pekerjaannya di kantor untuk kembali pulang ke rumah. Jangan sampai Olivia benar-benar pergi. Ia tak mau permasalahan rumah tangganya menyebabkan dirinya jadi kehilangan tujuannya yaitu menjadi penerus Nugroho sebagai Presiden Direktur di perusahaan keluarga mereka. Saat tiba di rumah, benar saja. Olivia sudah tidak ada lagi. Ia berlari menuju kamar, membuka lemari pakaian, sudah tak ada lagi pakaian-pakaian Olivia di dalamnya. Meja rias juga kosong dari perlengkapan wajah dan skinc

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 130 Quality Time...

    “Kita jalan sekarang?” Tanya Barra antusias. “Ayo.” Olivia mengangguk, berusaha tampak antusias didepan Barra. “Kamu mau kita kemana?” “Aku ikut kemana anda bawa, soalnya aku gak begitu tau tempat-tempat yang biasa orang datangi.” jelas Olivia, apa adanya. Barra mengerti. Kehidupan istrinya itu tidak seperti para gadis lainnya sejak dulu, yang bisa hanging out bersama keluarga dan teman, atau bebas keluar rumah jalan-jalan menghabiskan masa remaja, melakukan banyak hal produktif. Jika tak sekolah, istrinya sehari-hari disamakan dengan asisten rumah tangga, mengerjakan sebagian pekerjaan mereka demi menghemat pengeluaran rumah tangga. “Kita berbelanja dulu seperti janji saya tadi pagi.” Barra memutuskan. Olivia diam sejenak, hingga mengiyakan. Terserah suaminya itu saja. °°° Pusat perbelanjaan... Mall yang ramai dengan pengunjung menjadi saksi betapa pasangan Barra dan Olivia menarik perhatian banyak orang. Barra seperti biasa dengan tatapannya yang tajam dan dingin itu, ber

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 129 Jalan Sekarang!

    Rapat sedang berlangsung... Barra duduk di ujung meja rapat, menatap para karyawan yang duduk berbaris disisi meja. Rapat berjalan dengan lancar, para karyawan menyampaikan ide dan strategi mereka dengan lebih percaya diri. Barra terus mengawasi dan memberikan arahan, memastikan bahwa proyek film ini akan menjadi sukses besar yang akan mengangkat nama perusahaannya menjadi lebih tinggi di industri entertainment. Namun yang tak bisa Barra hindari sedari tadi, berkali-kali dirinya melirik jam tangan. ‘Kenapa siang terlalu lama?’ gerutunya dalam hati. Saat karyawan fokus mendengar kepala bagian marketing menyampaikan ide dan gagasannya, Barra membuka ponsel. Rasa ingin tahu tentang apa yang sedang istrinya lakukan dirumah saat ini, membuatnya tak tahan untuk melihat rekaman cctv rumah. Barra tanpa sadar, tersenyum melihat Olivia yang berada didapur. Istrinya itu terlihat seperti sedang membuat minuman untuk dirinya sendiri. Tampak Olivia menatap ke kamera cctv, seolah tahu jika

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 128 Jaga Hati...

    “Kamu diam. Artinya kamu tidak akan komplain lagi.” Ucap Barra memecah keheningan sesaat yang terjadi. “Aku gak akan membantah lagi. Terserah anda saja. Maaf...” Jawab Olivia, pasrah. Barra merasa tak senang dengan ketidak-antusiasan Olivia, hanya dirinya saja yang semangat untuk menunjukkan hubungan mereka pada semua orang. Wanita itu begitu terpaksa. Jefri menatap satu persatu wajah Barra dan Olivia. Entah mengapa, ia seakan merasa ada yang salah disini. Apakah sedang terjadi miss komunikasi di antara majikannya ini? Sang Nyonya muda menangkap, Barra mempublikasikan hubungan mereka hanya untuk menakut-nakuti lawannya yaitu Laksmana Sanjaya, agar tak berani lagi macam-macam. Ia pun merasa bimbang dan tak yakin dengan keputusan suaminya karena terkesan pria itu hanya ingin melangsungkan resepsi pernikahan, hanya untuk melindunginya semata, bukan untuk sesuatu yang lebih dari sekedar tentang seorang Laksmana. Tentang masa depan berdua, misalnya? Sedang sang Bos dari sikap istriny

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 127 Tidak Setuju!

    “Itu benar. Ini yang saya maksud kemarin bahwa kamu tinggal tunggu tanggal mainnya. Orang-orang akan tau tentang hubungan kita sebentar lagi karena resepsi pernikahan kita akan segera dilangsungkan. Kamu sudah siap kan?” Barra begitu excited.Olivia masih dipenuhi banyak pertanyaan di benaknya, masih sulit mempercayai. “Kenapa diadakan resepsi? Bukankah kita sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini?” Tanyanya butuh penjelasan, apa tujuan Barra sebenarnya?“Sepertinya memang tidak akan bisa dirahasiakan lagi Olivia. Orang memang harus tahu kalau kita sudah menikah. Tidak perlu menunggu Mommy dan Daddy kembali, resepsinya akan segera dilangsungkan!” Ujar Barra penuh keyakinan.Olivia tertegun. Mimpi apa dirinya? Apa itu artinya Barra telah membatalkan kesepakatan di awal bahwa pernikahan mereka akan berakhir setelah Azalea kembali.Apakah Barra telah menyadari bahwa sebuah pernikahan adalah sesuatu yang suci dan sakral, tidak boleh dipermainkan. Sehingga pria itu ingin serius membina r

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 126 Suka?

    “Kamu bilang apa?” Tanyanya untuk lebih memastikan, kenapa istrinya ini tidak protes?“Aku ikut apa aja yang suami aku katakan. Semua juga demi kebaikan aku kan?” Jawab Olivia, tak ada ekspresi keberatan yang ia tunjukkan.Barra cukup excited mendengar jawaban Olivia, wanita itu mau menuruti keinginannya? Tak protes apalagi merasa kesal.Perasaannya begitu lega, Olivia bersedia menjadi ibu rumah tangga saja. Seketika muncul di benaknya bayangan tentang keluarga bahagia yang harmonis, dilengkapi anak-anak yang lucu.Dadanya berdebar, namun senyumnya masih ditahan-tahan. Sejujurnya ia ingin langsung salto saat ini juga saking girangnya.“Bagus! Saya senang kalau kamu jadi istri yang nurut pada suami!” Barra membelai rambut panjang Olivia, wanita itu membuat hatinya selalu tentram. Olivia mengangguk. Ia tahu Barra mengkhawatirkan dirinya karena Laksmana pasti sedang mengincar nyawanya. Patuh dan taat pada apa yang suaminya katakan, maka itu yang akan ia lakukan meski tak bisa lagi beker

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 125 Setuju??

    Pukul 06.20 wib.Olivia sudah menyiapkan pakaian kantor untuk Barra. Dia memilih satu set kemeja dan celana panjang, serta mengambil dasi berwarna lebih gelap namun masih senada dengan kemeja yang dipilih.Barra mendekati Olivia perlahan. Pria itu baru saja selesai mandi, masih memakai bathrobe putih.Olivia menoleh sekilas pada suaminya tersebut, raut wajahnya masih dingin. Barra tahu Olivia masih marah padanya gara-gara kesengajaannya yang bisa membuat wanita itu mengandung benihnya.Tadi subuh, Olivia mengajaknya sholat berjamaah. Tetapi dengan berbagai alasan, dirinya tak sampai menjadi imam istrinya itu, alhasil Olivia sholat sendiri.Entah mengapa, dirinya merasa tak pantas. Sisi kelamnya yang tak diketahui orang lain termasuk Olivia istrinya sendiri, membuatnya merasa tak pantas menghadap Tuhannya. Dirinya berjiwa kejam, tak segan menyiksa bahkan menghabisi nyawa orang yang tak ia suka. Apa masih boleh menjalankan ibadah suci tersebut? Begitu pikirnya.“Ini pakaian kantor anda.

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 124 Kecewa!

    “Kenapa dikeluarkan di dalam??!!” Tanya Olivia begitu marah, Barra tak mendengar ucapannya yang selama mereka bergumul panas tadi, berkali-kali sudah ia peringatkan untuk bermain aman karena keduanya sama-sama tak menggunakan pengaman. Barra dengan napas masih ngos-ngosan, menarik tangan Olivia agar ikut berbaring bersamanya sambil berpelukan di bawah selimut, “Olivia...” Ucapnya lembut. “Aku tanya, kenapa gak dikeluarin di luar?” Olivia menepis tangan Barra, minta penjelasan. Barra membuang napas kasar, istrinya marah besar, “Saya tidak suka mengeluarkan di luar.” Jawabnya begitu enteng. “Hanya karena gak suka?? Egois!!” Olivia mengambil baju tidurnya, cepat-cepat memasang ke tubuhnya yang telah dipenuhi cukup banyak tanda cinta dari Barra. “Kamu mau kemana?” Barra menahan Olivia yang hendak turun dari ranjang. Olivia melepas tangannya dari genggaman Barra, tak mau disentuh. Barra telah mengingkari janji. Olivia berjalan dengan cepat ke kamar mandi, meninggalkan Barra y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 123 Merindukan Dia...

    “Bu Amanda kenapa tidak tidur?” Tanya suster yang baru saja masuk ke dalam kamar Amanda. Suster tersebut langsung berjalan ke arah jendela. Amanda memang tak bisa tidur, pikirannya sejak tadi tertuju pada istri muda Laksmana. Ia melihat pintu kamar terbuka, perlahan bangkit dari duduknya saat suster tengah menutup gorden kamar yang belum di tutup sejak semalam. Tanpa sepengetahuan suster, Amanda beringsut pergi, keluar dari kamar dengan mengendap-endap. Sementara itu... “Hei kamu!” Panggil seorang wanita pada salah seorang penjaga yang sedang duduk berjaga didepan. “Ya, Nyonya?” Penjaga tersebut berlari mendekati Nyonya mudanya. “Kamu punya handphone?” Penjaga diam sesaat, “Ada Nyonya.” Jawabnya. “Kemarilah...” Wanita itu meminta si penjaga mendekatinya. Penjaga dengan sedikit menundukkan kepala, menghampiri sang Nyonya yang hanya memakai baju tidur begitu minim, belahan dada dan pahanya terekspos nyata. Pria mana yang tak akan bernafsu? “Ada apa Nyonya Azalea?” Tanya penja

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 122 (21+)Peraturan Awal Pagi!

    Pukul 03.30 wib...Olivia membuka matanya. Rasanya malam ini dirinya cukup lama tertidur, tidak seperti biasanya. Dari arah jam dinding yang sejajar dengan posisi tidurnya miring ke kanan, waktu telah menunjukkan hampir memasuki subuh ternyata. Olivia bisa merasakan sebuah beban di badannya, tangan seorang pria tengah melingkar posesif di pinggangnya dari belakang. ‘Jadi aku masih aman ya? Kami benar-benar cuma tidur...’ dirinya membatin, lega. Barra ternyata hanya tidur bersamanya, tidak melakukan hal yang lebih. Ia merasa tubuhnya begitu segar karena tidurnya cukup berkualitas. Tak pernah sebelumnya Olivia tidur senyenyak ini di malam hari. Apa karena di pelukan hangat seorang Barra? Perlahan, Olivia yang tadinya tidur membelakangi Barra, bangkit untuk duduk. Ia akan mempersiapkan diri menyambut subuh seperti biasanya. Tangan Barra yang ada di pinggangnya, dengan penuh kelembutan Olivia singkirkan dari sana. “Mau kemana hem!!” Eh! Olivia yang terkejut, kembali terbaring pada

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status