Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Bab 7 Hanya dimanfaatkan

Share

Bab 7 Hanya dimanfaatkan

last update Last Updated: 2024-11-27 08:48:53

Mobil Olivia melaju pelan memasuki halaman rumah yang luas dan terawat dengan baik, di apit oleh pepohonan hijau, juga semak bunga yang rapi.

Sebuah rumah mewah berdiri megah di tengah-tengahnya, menampilkan arsitektur yang anggun dan elegan. Dinding putih yang bersih dan jendela kaca besar yang menghiasi rumah, menciptakan kesan mewah namun klasik.

Di bagian depan rumah, terdapat air mancur yang airnya jatuh ke kolam dengan gemercik lembut, menambah suasana tenang di lingkungan tersebut.

Olivia masih duduk di dalam mobil dan mengamati rumah itu lekat-lekat. Terlihat jelas bahwa rumah tersebut di rawat baik, dengan lantai marmer yang mengkilap dan patung-patung marmernya yang artistik.

Pintu utama rumah terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi dengan ukiran yang detail dan indah, menambah kesan kemewahan pada rumah.

Namun, di balik kemegahannya, Olivia merasakan sebuah keperihan yang mendalam setiap mengingat di rumah itulah dulu ia dan ibunya~Amanda begitu bahagia bersama-sama. Sampai sebuah masalah yang tak begitu ia mengerti terjadi karena masih berusia lima tahun, sang ibu pergi dari rumah meninggalkannya, entah kemana.

Suasana yang tampak tenang dan damai dari luar, seakan menutupi luka yang masih ada di dalam rumah tersebut.

Rasa kecemasan mulai menghantui pikiran Olivia saat ia ingin turun dengan perasaan gugup. Berencana hendak masuk ke dalam rumah untuk menghadapi Ayahnya yang sedang dalam kondisi kesehatan tidak stabil.

Ia harus menguatkan hati untuk memberi tahu ayahnya~Abian Stevano, bahwa dirinya sudah tak sanggup lagi hidup bersama Elgard karena telah dikhianati dan di manfaatkan sedemikian rupa.

Olivia berharap Abian bisa berlapang dada menerima keputusannya untuk bercerai dari putra keluarga kaya raya Nugroho itu, sehingga tak mempengaruhi kesehatan sang Ayah nantinya.

Ia hendak menurunkan koper dari dalam mobil karena akan kembali tinggal di rumah masa kecilnya tersebut. Namun sebelum memberitahu masalahnya pada sang Ayah, ia mengurungkan niat untuk membawa masuk barang-barangnya.

Olivia yang sudah turun dari mobil, di sambut penjaga rumah dengan senyum lebar.

" Nona Olivia... Selamat datang Non..." Sapa Pak Rahmat dengan ramah.

" Terima kasih Pak. Assalamualaikum..." Olivia balas tersenyum, pria itu adalah pegawai rumah yang cukup dekat dengannya sejak kecil.

" Oh. Wa'alaikumsalam... Saya senang Nona datang." Pak Rahmat terus melihat ke arah pintu mobil Olivia yang satunya lagi, tak ada yang turun selain Nona mudanya saja.

" Saya datang sendiri Pak." Jawab Olivia paham dengan apa yang dipikirkan sang satpam.

" Oo... Saya pikir datang bersama suami Nona. Hee..."

" Enggak, Pak." Olivia tersenyum singkat. Tak mungkin dirinya bersama Elgard. Selama menikah, pria itu tak pernah mau berada di sampingnya. Bahkan mereka tak pernah datang ke rumah Ayah Olivia untuk berkunjung.

" Ayah ada di rumah?" Tanya Olivia melihat ke arah pintu rumah besar dan tinggi yang tertutup.

" Ada. Nyonya Helen juga ada..." Jawab Pak Rahmat dengan raut wajah tak enak saat menyebut nama Helen, ibu tiri Olivia.

" Angel?" Tanya Olivia, itu saudari tirinya~Angelina. Putri tercinta Helen yang seusia dengan dirinya.

" Non Angel lagi gak di rumah. Biasa, jarang pulang. Mungkin nginap di rumah pacarnya lagi." Pak Rahmat sedikit risih menjelaskan tentang saudari tiri Nona mudanya itu.

Olivia menaikkan sebelah alisnya, sudah tak heran.

" Saya masuk dulu ya Pak. Mau ketemu Ayah."

" Oh, ya. Silahkan Nona..."

Olivia berjalan pelan. Dengan jantung berdebar-debar tentunya.

Dirinya ingin bicara empat mata dengan Abian sebenarnya, namun ada Helen juga ternyata di rumah itu. Entah apa yang akan terjadi nanti, mengingat Helen selalu mendominasi sang Ayah.

" Nona Olivia, selamat datang..." Pelayan rumah sontak menyambut kedatangan Olivia dengan antusias.

" Ya mbak. Ayah lagi dimana?" Olivia tersenyum hangat.

" Ada di ruang keluarga bersama Nyonya. Mari saya antar Nona..."

" Gak perlu, makasih mbak. Saya sendiri aja kesana ya." Olivia kembali melemparkan senyum pada semua pelayan rumah yang tersenyum penuh kekaguman padanya, sudah lama Nona muda mereka yang cantik dan baik hati itu tidak datang ke rumah ini. Mereka cukup merindukan Olivia.

Sementara itu,

Abian duduk termenung di ruang keluarga, wajahnya muram dan gelisah.

Helen melihat ekspresi Abian yang tidak biasa. Ia duduk di sebelah suaminya, merasa curiga jika ada masalah berat yang mungkin di hadapi sang suami.

" Abian, ada apa? Kamu terlihat sangat cemas." Tanya Helen dengan wajah penuh kekhawatiran.

Abian menghela napas panjang, lalu bercerita bahwa perusahaannya sedang dalam keadaan genting karena hutang bank yang terus mengejar. Jika tidak segera dilunasi, bank akan menyita semua aset berharganya.

Helen terkejut mendengar pengakuan Abian, kemarahan dan kekhawatiran bercampur di wajahnya.

" Di sita? Aku gak mau Abi... Gak mungkin kita jatuh miskin Abian! Kita harus segera mencari solusi." Ujar Helen panik. Pikirannya berputar cepat, mencari cara untuk menyelamatkan harta mereka dari ancaman penyitaan bank.

" Kamu gak perlu mengatakannya, aku juga udah sejak kemarin-kemarin mutar otak mau cari solusi apa supaya perusahaan tidak bangkrut begitu aja!" Abian menjambak rambutnya sendiri, sudah frustasi dengan masalah yang sedang di hadapi.

Helen terhenyak. Ikut bingung. Tak bisa ia bayangkan hidup miskin sebentar lagi.

Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya.

" Abian, bagaimana kalau kita menjadikan Olivia, putrimu, sebagai alasan untuk meminta bantuan lagi sama besan kita, Pak Haris Nugroho? Aku yakin, kalau udah menyangkut tentang Olivia, Pak Haris pasti akan memberikan apapun untuk menantunya itu. Dengan begitu, kita bisa melunasi hutang perusahaan." Usul Helen dengan wajah penuh harapan.

Abian menatap Helen, bingung dengan usulan istrinya. Namun, melihat keputusan yang ada di wajah Helen, Abian mulai mempertimbangkan rencana tersebut. Mungkin dengan bantuan mertua Olivia, mereka bisa melewati masa-masa sulit ini dan menyelamatkan perusahaan serta aset yang dimiliki.

" Aku juga berpikir seperti itu sejak awal Helen. Tapi masa kita minta bantuan Pak Haris lagi? Dulu dia udah membantuku dengan uang yang begitu besar untuk membangkitkan kembali perusahaan yang hampir pailit. Dia mau membantu karena aku bersedia memenuhi wasiat ayahnya dan ayah mertuaku untuk menjodohkan Olivia dan Elgard." Ujar Abian merasa tak tenang.

" Lha, itu gunanya punya besan kaya raya Abian. Apa artinya anak kamu jadi menantu dari seorang Haris Nugroho kalau gak bisa dimanfaatkan." Helen berusaha mengendalikan pikiran Abian.

" Lima 50M! Kamu pikir dimana aku bisa mendapatkan dana sebesar itu dulunya kalau bukan karena Olivia. Aku malu kalau harus minta bantuannya lagi." Abian mendesah, resah.

" Lho, kenapa harus malu? Olivia itu anak kamu, udah sewajarnya dia membalas jasa kamu dengan menerima perjodohan itu. Dan sekarang keluarga Nugroho kan sudah jadi besan kita, harusnya mereka bisa bantu kita dong, kan kita sudah mengorbankan Olivia untuk mau menjadi menantu mereka." Ujar Helen.

" Aku gak enak sama Olivia, takutnya dia tahu kalau kita memanfaatkan dirinya lagi. Belum tentu juga dia bersedia membantu meyakinkan mertuanya." Abian ragu.

" Abi, kamu lupa ya? Olivia dan Elgard itu di jodohkan karena wasiat kakek-kakek mereka yang berteman dekat." Ujar Helen dengan tajam, seakan ingin mengingatkan sesuatu." Kamu mau menjalankan wasiat itu asalkan Pak Haris mau memberikan 50M untuk kita. Dan kamu pikir dia tidak menghitung untung-rugi? Dia itu pebisnis, Abi..." Lanjutnya, kedua alisnya menyatu.

" Semua sudah dia perkirakan dengan sangat baik. Dengan menjalankan wasiat ayahnya, dia otomatis mendapatkan seluruh harta peninggalan ayahnya tanpa harus membaginya dengan anak-anak dari istri ayahnya yang lain." Lanjut Helen menarik napas dalam-dalam." Dari yang aku dengar, itu kesepakatan yang dia buat dengan kakeknya Elgard." Tambahnya penuh keyakinan.

" Aku juga dengar seperti itu. Tapi 50M kesepakatan kami waktu menjodohkan Olivia dengan Elgard udah selesai. Aku gak yakin dia mau membantu lagi." Abian skeptis.

" Minta Olivia membujuk mertuanya itu. Pak Haris pasti luluh kalau sama Olivia." Desak Helen, tak kehabisan akal.

" Bagaimana cara aku meminta Olivia melakukannya? Dia pasti gak mau. Menerima perjodohan waktu itu saja Olivia sudah keberatan. Aku terpaksa berpura-pura sakit jantung dulu, baru akhirnya dia mau." Abian membuang napas kasar.

" Justru itu... Yang harus kamu lakukan kali ini adalah berpura-pura seperti sedang sekarat terkena serangan jantung karena shock perusahaan pailit. Aku yakin seratus persen Olivia pasti akan sedih dan melakukan apapun untuk menyelamatkan perusahaan demi kamu bisa membaik. Bagaimana? Bagus kan ide aku?" Helen tertawa berbinar, yakin idenya berhasil.

" Bagus! Tapi sayangnya gak akan berhasil! "

Helen dan Abian terperanjat mendengar seseorang menjawab pertanyaan Helen pada Abian tadi.

" OLIVIA??" Serempak sepasang suami-istri itu menyebut nama gadis yang berdiri di pintu masuk ruang keluarga, dengan tatapan dingin tangannya bersidekap dada.

" Oliv... Kapan kamu datang?" Abian gelagapan. Panik putrinya mendengar pembicaraan nya dengan Helen tadi.

" Sejak tadi. Dan aku mendengar semua." Sinis Olivia. Ia berusaha menahan sakit hati yang begitu besar, selama ini ditipu dan dimanfaatkan.

" Olivia, itu, sebenarnya..." Abian tergugup, bingung harus menjelaskan apa. Semua terlanjur diketahui putrinya.

" Ayah pura-pura sakit?" Sentak Olivia terluka.

" Ayah menjualku! Lima puluh milyar?" Lanjutnya, seakan sulit mempercayai semuanya.

" Bukan begitu... Ayah cuma..." Abian kesulitan menjawab.

" Apa yang salah? Ayah kamu membutuhkannya! Dan kalau dengan menjodohkan kamu bisa mendapatkan dana yang besar untuk menyelamatkan perusahaan, dimana letak kesalahannya? Kamu jangan terlalu berlebihan Olivia. Toh kamu dinikahkan dengan laki-laki kaya raya dan juga ganteng. Harusnya kamu bersyukur. Anggap saja itu sebuah bentuk balas jasa kamu sebagai anak yang berbakti." Helen menunjukkan bahwa mereka tak bersalah.

Olivia menatap tajam pada Helen." Bisa diam? Jangan ikut campur!" Ucapnya dingin, tak menganggap wanita itu.

" Ka-kamu?? Aku ini ibu kamu. Kurang ajar banget kamu bicara seperti itu padaku!" Helen berang.

" Anda bukan ibuku! Kehadiran anda, membuat semua kekacauan ini terjadi. Anda penyebab semuanya! Ibuku juga pergi menghilang tanpa sebab, karena kehadiran anda juga. Aku akan cari tau!!" Tegas Olivia dengan sorot mata nyalang.

" Olivia!!" Helen murka. Ia tak menyangka putri tirinya yang semenjak kecil takut dan patuh padanya, kini berani bicara seperti itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 8 Kekecewaan Olivia

    Helen benar-benar geram akan keberanian Olivia melawannya. " Anak tidak tau diri! Mentang-mentang kamu udah jadi menantu keluarga Nugroho, kamu merasa hebat ya?? Kamu lupa? Kami yang udah membesarkan kamu dengan baik sampai kamu jadi seperti sekarang. Kami juga yang udah menjodohkan kamu dengan laki-laki terhormat, dari keluarga terpandang. Itu semua supaya kamu bisa memiliki kehidupan yang bahagia. Kamu itu kacang lupa kulitnya!" Helen menunjuk-nunjuk wajah Olivia dengan jari telunjuknya, meminta putri tirinya itu agar tahu diri. " Aku? Aku dibesarkan dengan baik dan dijodohkan dengan laki-laki terhormat, demi kebahagiaanku?? Wow!" Olivia tergelak, sinis. Ia bertepuk tangan atas ucapan Helen. " Aku lihat dan dengar dengan mata kepalaku sendiri, aku dijodohkan demi keuntungan kalian semata. Kalian gak pernah sama sekali memikirkan kebahagiaanku. Yang ada, kalian cuma ingin memanfaatkanku!" Sentak Olivia, muak. " Kalian lupa? Aku hidup menderita di rumahku sendiri? Ini rumah ibu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 9 Jangan Anggap Anak Lagi

    " Dan itu kamu lakukan saat Elgard sudah menjadi suamiku. Kamu mendatanginya ke kantor dengan alasan kamu adalah iparnya. Kamu mulai menggodanya dengan tubuh yang kamu punya. Tapi sayang, Elgard menolak mentah-mentah. Dia jijik melihat kamu. Dia maunya cuma tubuh Chelsea, bukan kamu yang merupakan teman baik kekasihnya. Entah kenapa Elgard gak memberitahu kekasihnya kalau kamu sudah melakukan perbuatan memalukan itu? Mungkin Elgard gak pernah tertarik membahas tentang kamu. Dia cuma menganggap kamu seperti kebanyakan perempuan di luar sana yang mencoba menggodanya." Ucapan Olivia berhasil membuat wajah Angel merah padam, antara menahan malu dan marah karena dipermalukan. " Diam Lo!" Bentaknya pada Olivia yang menatapnya tanpa ekspresi. " Angel, apa itu benar? Kamu datang ke kantor Elgard untuk menggodanya? Itu memalukan Angel!!" Helen begitu malu, tak menyangka putri kebanggaannya bisa berbuat serendah itu. " Jangan percaya Ma! Perempuan binal ini sedang memfitnah aku..." "

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 10 Keputusan Sudah Bulat

    Mobil Olivia keluar dari pintu gerbang kediaman Abian dengan melaju kencang. Elgard yang baru saja tiba di kediaman Ayah mertuanya itu, cukup heran melihat mobil istrinya pergi, kemana Olivia kali ini? Sebenarnya saat berasa di kantor tadi, pikiran Elgard tak tenang. Firasatnya mengatakan jika Olivia bisa saja benar-benar pergi dari rumah mereka, mengingat istrinya itu mengatakan tetap pada pendiriannya yaitu bercerai. Elgard yang mulai kepikiran, tak pikir panjang lagi, segera meninggalkan pekerjaannya di kantor untuk kembali pulang ke rumah. Jangan sampai Olivia benar-benar pergi. Ia tak mau permasalahan rumah tangganya menyebabkan dirinya jadi kehilangan tujuannya yaitu menjadi penerus Nugroho sebagai Presiden Direktur di perusahaan keluarga mereka. Saat tiba di rumah, benar saja. Olivia sudah tidak ada lagi. Ia berlari menuju kamar, membuka lemari pakaian, sudah tak ada lagi pakaian-pakaian Olivia di dalamnya. Meja rias juga kosong dari perlengkapan wajah dan skinc

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 11 Perjuangkan Dia

    Olivia tersenyum miris, tak menggubris penolakan Elgard yang takut kehilangan haknya sebagai putra satu-satunya Haris Nugroho jika sampai bercerai darinya sebelum mendapatkan tujuan pria itu. "Aku udah minta pengacaraku mengurus gugatan cerai untuk kamu. Aku cuma pengen prosesnya di percepat! Aku cuma mau secepatnya pergi dari kehidupan kamu Elgard!" "Itu gak akan terjadi! Aku akan mempersulit semuanya! Jangan coba-coba melawan seorang Elgard Mario Nugroho!" Elgard menatap tajam pada Olivia. "Kamu itu terlalu polos, El... Kamu pikir kamu akan benar-benar di coret dari pewaris Papa kamu kalau aku minta cerai??" Olivia tersenyum mencibir. "Maksud kamu?" Elgard tak mengerti. "Kamu adalah satu-satunya penerus Papa Haris. Walaupun ada kakak perempuan kamu, tapi yang bisa meneruskan perusahaan keluarga Nugroho itu cuma kamu!" Jelas Olivia, membuat Elgard terdiam beberapa saat. " Kenapa aku bisa mengatakan seperti ini? Sebab aku juga baru tau tadi, bahwa ternyata Ayah kamu ngotot

    Last Updated : 2024-11-29
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 12 Chelsea Hamil

    Tiga bulan berlalu... Pukul 06.30 wib_ Kringg... Kringg... Dering alarm yang keras dari ponsel diatas nakas, memecah keheningan kamar, membuat Elgard tersentak dari tidurnya. Dalam keadaan kusut, Elgard segera menoleh ke arah jam dinding. Matanya membulat, menghitung detik yang semakin menyempit. Ini sudah pagi ternyata. 'Ini hari persidangan terakhirku, aku gak boleh terlambat.' gumam Elgard sambil berlari menuju kamar mandi. Ia segera membersihkan diri dengan terburu-buru, tak ingin membuang waktu sedikit pun. Setelah selesai, Elgard mengenakan setelan jas terbaiknya, mencerminkan keseriusan namun juga ada sedikit kekhawatiran yang memenuhi pikirannya. Elgard melangkah keluar rumah dengan langkah cepat, tak sabar ingin segera sampai di pengadilan. Namun, di tengah perjalanan, ia merasa ada sesuatu yang ganjil. Wajahnya tampak bingung, seolah mencari sesuatu yang hilang. Tiba-tiba, ia menyadari bahwa ia lupa membawa berkas-berkas penting yang di butuhkan dalam p

    Last Updated : 2024-11-29
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 13 Pengadilan Agama

    Mentari pagi menyinari wajah Olivia dari arah jendela kamar. Gadis cantik yang sebentar lagi akan menyandang status janda namun belum pernah terjamah itu, baru saja selesai melaksanakan ibadah rutin paginya di kamar~dhuha time. Usai berdoa meminta ketenangan dan kekuatan, senyum kebahagiaan terpatri di bibirnya, menggambarkan hati yang cerah bagaikan pagi ini. Olivia sudah bangun pagi-pagi sekali di hari yang telah di tunggu-tunggu. Ia mandi dan akan berangkat menuju pengadilan agama. Hari ini adalah sidang terakhir perceraiannya dengan Elgard Mario Nugroho, suami yang selama ini tak pernah menerima kehadirannya dalam kehidupan pria itu. Ia merasa secercah kebahagiaan menyelimuti hatinya, seolah akan terbebas dari belenggu yang selama ini menghimpit hidupnya. Saat melirik jam dinding, Olivia segera bergegas bangkit dari duduknya di atas hamparan sajadah. Membuka mukena, melipat sajadah dan menyusun di tempat semula. Ia meregangkan badannya, lalu mengusap wajahnya dengan lembut.

    Last Updated : 2024-11-30
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 14 Resmi Bercerai

    ' Chelsea!!! Apa yang kamu lakukan disini?? Aku kan udah bilang jangan datang!! Kamu bikin suasana makin panas, arrgh!!' gerutu Elgard di dalam hati, kesal pada wanita yang begitu ia cintai itu. Sementara Olivia yang menyadari kehadiran Mertuanya dan juga keberadaan wanita idaman lain di hati suaminya, hanya bisa tersenyum miris. Dirinya tak peduli lagi. Tak butuh waktu berjam-jam, dirinya akan menyudahi pernikahan dengan pria itu. Resmi secara Agama dan Negara. Sidang dimulai dengan pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum. Olivia merasakan perasaan yang bercampur aduk, ada rasa lega karena sebentar lagi semua akan berakhir. Namun juga ada rasa sedih yang mendalam karena tak pernah menyangka memiliki pernikahan menyedihkan seperti ini. Jauh dari kata langgeng, harmonis, sekali untuk seumur hidup. Tak berbeda dengan Elgard. Pria itu seharusnya merasa bahagia. Terlebih ada Chelsea yang datang memberi dukungan dan semangat padanya. Ada calon bayinya juga di dalam perut wanit

    Last Updated : 2024-11-30
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 15 Jangan Menyesal Aku Pergi

    Liana sang pengacara hanya bisa geleng-geleng kepala. Pelakor memang tak punya malu. Bahkan bangga pada kelakuannya yang terlihat murahan. "Aku permisi Elgard." Ucap Olivia hendak pergi, tak ada keinginan berlama-lama di dekat mantan suaminya itu. Urusan mereka udah selesai. "Olivia..." Elgard menghentikan langkah Olivia, Chelsea pun kaget. Ada apa dengan Elgard? Bukankah pria itu selalu mengatakan muak dan jijik melihat Olivia? "Kamu sekarang tinggal dimana? Apa yang kamu lakukan sehari-hari?" Tanya Elgard ingin memastikan Olivia hidup dengan baik. "Apa-apaan kamu El?? Apa urusan kamu mau tau dia tinggal dimana, melakukan apa sehari-hari." Bentak Chelsea, tak terima kekasihnya memberi perhatian pada mantan istri pria itu. "Chelsea, tolonglah..." Elgard meminta pengertian Chelsea, dirinya hanya sedang bersikap respect terhadap mantan istrinya. Itu saja. "Kamu!!" Chelsea geram, Elgard menyebalkan di matanya." Olivia, jangan sampai kamu baper ya! Calon suami aku, bukan sedan

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 205. Berbenah Diri...

    Mobil Amanda tiba di PT. LV-RAWLESS ENERGY. Vincent membantu membukakan pintunya, mempersilahkan sang Nyonya turun. “Ibu ada beberapa jadwal rapat sampai sore. Kamu bisa pulang saja dulu Vincent, temani Adnan bermain ya,” Ucap Amanda setelah turun dari mobil. “Terimakasih, Bu,” Vincent menatap Amanda melangkah pergi bersama para staff perusahaan yang dari tadi telah menunggu Pimpinan sebenarnya PT. LV-RAWLESS itu di depan lobbi. la buang napas kasar. Sejak tadi rasanya begitu tegang dan sesak. Hatinya tak tenang. Jika pengkhianat seperti Margaretha dan Helen diperlakukan seperti tadi, bagaimana dengan dirinya dan Nia nanti? Mereka masih aman karena belum ketahuan telah mengkhianati kepercayaan sang Nyonya. Jika sampai ketahuan, bisa habis mereka berdua, terutama Nia yang sangat ia khawatirkan. Drrt... Ponsel Vincent tiba-tiba bergetar saat dirinya sedang larut dalam kekhawatiran. la terkejut, cepat-cepat menerima panggilan masuk tersebut. “Ini siapa?” Lirihnya dengan mengernyi

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 204. Butuh Bantuan!

    “Tunggu! Apa maksudnya ini? Aku mau diapakan Manda!!” pekik Margaretha, histeris dengan tubuh bergetar hebat. “Kamu maling! Hukuman untuk maling ada pada tangannya!” Jawab Amanda menegaskan. “Kamu kejam!!!” Teriak Margaretha, tak mau. “Aku memang kejam! Dan bukan hanya tangan, tetapi sedikit demi sedikit bagian tubuh lainnya juga akan mendapat perlakuan yang sama setiap harinya!” Amanda berwajah bengis, menyeramkan. “Mandaaa... Jangan lakukan itu...” Margaretha menjerit-jerit, ketakutan. “Lakukan di sini, sekarang juga. Biar wanita pengkhianat itu bisa melihat langsung!” Tunjuk Amanda pada Helen yang menggigil. “Baik, Bu!” dua wanita penjaga menarik kasar Margaretha, mendudukkannya di kursi dengan mengikat masing-masing pergelangan tangannya di pegangan kursi. Margaretha berteriak, meraung-raung, histeris saat pembalasan Amanda disegerakan. Amanda tersenyum sinis, dirinya begitu puas bisa memberikan pelajaran pada istri Laksmana ini atas apa yang telah dilakukannya. Tatapanny

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 203. Tak Ada Ampun!

    “Ada apa, Pa?” Elgard terheran melihat Haris Nugroho tiba-tiba mendatanginya ke ruang wakil Presiden direktur. “Kamu dari mana? Kenapa baru ada jam segini di kantor,” Haris Nugroho mendengus kesal. “Dari rumah sakit. Tadi nemani Chelsea cek kandungan.” “Hah, dia lagi!” Haris Nugroho selalu muak jika sudah mendengar nama menantunya itu. Elgard menatap sang Ayah. Haris Nugroho memang tak peduli sedikit pun pada calon bayinya di kandungan Chelsea. Tak pernah menanyakan keadaannya. “Tadi Papa datang ke rumah Paman Abraham Rawless untuk berkunjung sekaligus kembali menjalin hubungan baik dengan keluarga Rawless.” Ungkap Haris Nugroho to the point. “Benarkah? Kenapa Papa gak ajak Elgard?” Elgard seketika excited. “Papa aja habis disemprot karena gak menjaga Olivia dengan baik. Apalagi kamu yang udah nyia-nyiain cucunya. Bisa mati kamu!” Elgard terhenyak, benar juga. “Seharusnya kita dan keluarga Rawless adalah dua gabungan keluarga besar yang luar biasa. Tetapi gara-gara kamu, kita

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 202. Masih Mencari...

    “Sudah tau di mana Oliv?” Amanda bertanya, namun tatapannya tetap fokus pada tangannya yang menandatangani beberapa berkas di atas meja kerjanya. Vincent diam sejenak, sedang mengatur kata-kata yang tepat untuk disampaikan. Nyonya majikannya masih diliputi amarah yang besar. “Belum, Bu. Pak Jefri tidak pernah pergi ke suatu tempat yang diduga sebagai kediaman baru Pak Barra. Kami sudah mengawasi kemana pun dia pergi. Dia hanya ke UD Entertainment, lalu pulang ke rumah Tuan Rawless. Penthouse Pak Barra pun kosong setelah orang kita menyelidiki ke sana. Dan Pak Barra tidak ke Kantor sehingga kita tidak bisa mengikuti kemana dia pulang. Kami kehilangan jejaknya,” Jelas Vincent, hati-hati. Aura Amanda begitu dingin, membuat suasana di dalam ruang kerja wanita itu tegang mencekam. Amanda mengepal kuat jari jemarinya, tengah menahan amarah. “Dia pintar sekali. Putriku pasti disekap di suatu tempat. Aku tidak tau bagaimana keadaan Oliv sekarang di tengah kehamilan mudanya. Barra memisahka

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 201. Mantan Yang Menyesal...

    “Jadi sekarang Dokter rajin memperdalam ilmu agama?” Tanya Barra serius.“Ya. Saya kan imam untuk istri dan anak-anak saya, jadi saya harus bisa memimpin mereka dengan cara selalu upgrade diri dengan ilmu agama yang luas,” Jelas Dokter Andrew.“Kalau Dokter punya waktu, bisa ajak saya sekalian ikut belajar ke ustadz-nya Dokter,” Barra berinisiatif. Ucapan dokter di hadapannya ini, membuka pikirannya tentang seorang pemimpin dalam rumah tangga yang harus berilmu.“Tentu, dengan senang hati. InsyaAllah saya kabari kapan ada kajian rutin dengan ustadz ya,” Dokter Andrew menyambut denganantusias.Barra benar-benar puas. Baru ini ia menemukan teman yang asik diajak mengobrol dan berbagi cerita.“Nah, itu istri saya,” Dokter Andrew menunjuk ke arah seorang wanita anggun berhijab yang sedang menyapa Olivia dengan ramah. ltu Dokter Anita, istrinya.Keduanya mendekati para istri, ikut bergabung.“Udah selesai praktek polinya, Sayang?” Tanya Dokter Andrew pada sang istri.“Udah, Mas. Sekarang

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 200. Mendapat Pencerahan!

    Barra kembali mendekati Dokter Andrew, sedang Olivia duduk dengan dijaga bodyguard yang siaga. “Bagaimana kabar Dokter? anda terlihat luar biasa,” Ungkapnya. “Alhamdulillah, namanya juga udah berkeluarga, udah ada istri yang menemani dan mengurus semua kebutuhan saya. Ditambah sudah punya dua orang jagoan. Hati jadi selalu senang, hidup penuh semangat,” Dokter Andrew berseri-seri. “Jadi anak anda sudah dua, keduanya laki-laki?” Barra lagi-lagi takjub. “Ya, Muhammad Azzam Daniel, dan Muhammad Izzam Daniel. Dua jagoan kebanggaan saya!” Dokter Andrew begitu bangga. Anak-anaknya adalah cucu kebanggaan Sultan Daniel. “Hem, luar biasa. Berapa umur mereka sekarang?” Barra cukup antusias sebagai seorang calon ayah, dirinya ikut senang mendengar kebahagiaan Dokter Andrew. Akan merasakan hal seperti itu juga tak lama lagi. “Alhamdulillah sekarang Azzam sudah tujuh tahun. Sudah SD kelas satu. Kalau Izzam, masih tiga tahun. Lagi lucu-lucunya,” Dokter Andrew begitu bangga menceritakan ke

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 199. Excited...

    “Sebenarnya berhubungan suami istri juga memberikan manfaat. Ada yang namanya Hormon Oksitosin yang dilepaskan secara alami saat berhubungan intim, dimana dapat merangsang ikatan dan keintiman yang baik antara ibu hamil dan suami. Lebih tepatnya mempererat bonding selama kehamilan.” Tambah Dokter Anita Iagi, semakin membuat Barra bersemangat. ‘Harus dengan cara yang tepat, hem.’ Gumamnya dalam hati. la lirik Olivia yang masih mengobrol dengan Dokter Anita, senyum samar terbit di wajahnya yang biasanya selalu tampak datar. ‘Bersiaplah, Sayang!’ Barra membatin, sudah tak sabar untuk segera menagih jatah dari istrinya itu. Terlebih Olivia belum sempat ia beri pelajaran yang tak terlupakan karena telah pergi meninggalkan dirinya selama satu bulan lebih. Hari ini istri cantiknya itu tak akan bisa lepas lagi. °°° “Duh, Mas, foto USG-nya diliatin mulu...” Goda Olivia mengulum senyum. Barra sejak keluar dari ruang Dokter tadi, seakan tak mau berhenti menatapi gambar janin dari print-an

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 198. Boleh-boleh Saja.

    ~ROYAL HOSPITAL~ Mobil mewah berwarna hitam yang membawa Barra dan Olivia, melaju pelan hingga berhenti tepat di depan rumah sakit. Di belakangnya, beberapa mobil bodyguard telah lebih dulu parkir dan membentuk formasi ketat. Barra dan Olivia turun dari mobil, diiringi oleh tatapan tajam para bodyguard yang siap mengawal mereka. “Tuan, Nyonya, kami akan mendampingi Anda selama berada di rumah sakit,” Ujar salah satu bodyguard dengan sikap hormat. “Ya, dua tiga orang saja yang ikut masuk. Selebihnya tetap siaga di luar. Kita juga tidak boleh menimbulkan ketidaknyamanan pengunjung rumah sakit lainnya,” Titah Barra. “Baik, Tuan!” Ketua bodyguard tersebut menginstruksikan pada rekannya yang lain untuk melakukan apa yang diperintahkan sang Bos. Olivia menoleh ke Barra, heran dengan kehadiran penjaga yang begitu banyak. “Mas, apa ini? Kenapa banyak penjaga? Apa ada bahaya?” Tanyanya, wajahnya tampak cemas. Barra menatap Olivia dengan tatapan lembut, lalu menggenggam tangan i

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 197. PANASS!!

    Ketika hendak menuju mobil, Barra mendengar suara lembut seorang wanita yang sangat ia kenal dari arah samping rumah. Itu Olivia-nya. Barra langsung mengikuti kemana arah suara tersebut. Ternyata Olivia sedang berada di taman, mengagumi bunga-bunga yang baru saja mekar. Barra terpaku menatap istrinya yang tak menyadari kehadirannya. Hampir saja jantungnya lepas karena sudah overthinking duluan akan ditinggalkan lagi. la jadi parno sendiri. Ditambah nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, semakin membuatnya panik tak jelas. Wajah Barra seketika begitu lega melihat Olivia, meski jantungnya masih terus berdetak cepat. Tak buang waktu, ia berlari menghampiri posisi Olivia, membuat Olivia akhirnya menyadari kedatangan suaminya. Hug! “Olivia!” Ucap Barra memeluk tubuh istrinya itu erat-erat. Olivia terkejut, suaminya datang-datang langsung memeluk, tak sadar jika saat ini tubuhnya tak menggunakan apapun kecuali dalaman boxer. “Kenapa keluar rumah tidak bilang-bilang? Saya khawatir,” Un

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status