Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya?
" Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram. " Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris. Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat. " Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang menuruni anak tangga. " Pa, aku bisa jelaskan ini semua!" Elgard menghadang kepergian Haris, sontak menghentikan langkah ayahnya tersebut. " Apa yang mau kamu jelaskan Elgard? Sudah jelas semuanya, kamu berselingkuh di belakang istrimu dengan wanita yang dulu adalah mantan pacar kamu. Kamu keterlaluan! Memalukan! " Haris merasa mual menatap leher hingga dada Elgard yang di penuhi kissmark dari Chelsea. " Tapi pa, Elgard gak bisa mencintai Olivia! Hati Elgard cuma untuk Chelsea. Papa yang maksa Elgard buat nikahin perempuan yang gak Elgard kenal sama sekali, di saat Elgard sedang menjalin hubungan dengan Chelsea. Ini gak adil buat Elgard kalau sampai papa mencoret Elgard sebagai penerus perusahaan keluarga. Papa tega namanya!" Elgard mencoba membela diri. " Cih! Gak perlu kamu menyalahkan papa yang memaksa kamu menikahi Olivia. Sejak dulu papa sudah menentang hubungan kamu dengan pacar kamu itu. Perempuan itu gak pantas masuk ke dalam keluarga kita!" " Olivia juga gak pantas jadi istri Elgard, pa! Dia gak bisa sedikit pun membuat Elgard jatuh cinta sama dia. Elgard makin muak melihat dia!" Sentak Elgard, tak suka Chelsea di rendahkan. " Oh ya? Bukan Olivia yang gak bisa membuatmu jatuh cinta kepadanya, tapi gara-gara wanita jalang itu ada di hidup kamu, makanya kamu gak pernah bisa sedikit pun melihat kelebihan istri kamu. Jangan sampai kamu menyesal kehilangan dia, Elgard!!" Haris benar-benar kecewa pada putranya. " Chelsea bukan jalang! Olivia lah wanita perusak hubungan orang!" Elgard menatap tajam Haris, tak suka kekasih gelapnya di hina. Haris tersenyum miring. Putranya memang sudah membuat darahnya mendidih. Tak merasa bersalah sedikitpun. " Papa kecewa berat sama kamu, Elgard! Tidak pernah ada sejarah dalam keluarga Nugroho yang namanya perselingkuhan sampai perzinaan seperti yang kamu lakukan ini. Papa akan menindak tegas kamu, jangan pikir papa cuma menggertak." Haris melanjutkan langkahnya. Elgard ketar-ketir, ayahnya itu tak sedang main-main dengan ancamannya. " Pa, pa.. maafkan Elgard pa! Elgard salah, tolong jangan lakukan itu. Elgard gak berhubungan lagi dengan Chelsea. Elgard janji! Tapi tolong jangan coret Elgard dari pewaris papa!" Elgard bermohon, takut di miskinkan oleh ayahnya. " Kamu pikir semudah itu? Dengar Elgard, papa gak akan mencoret kamu dari ahli waris Nugroho asal kamu bisa mempertahankan rumah tangga kamu dengan Olivia. Tapi, kalau sampai perbuatan menjijikan kamu ini membuat Olivia menuntut cerai, jangan salahkan ancaman papa tadi akan berlaku untuk kamu! Ingat, kamu masih punya saudari perempuan, papa bisa mengangkat kakakmu menjadi pimpinan perusahaan keluarga!" Haris mempertegas ucapannya. Elgard terdiam. Ia tetap harus menjalankan pernikahannya dengan wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Jika sudah begitu, kapan ia bisa segera menceraikan Olivia? Chelsea bisa pergi meninggalkannya jika terlalu lama menunggu. " Satu lagi! Kalau masih kedapatan kamu menjalin hubungan dengan perempuan itu, maka kamu akan benar-benar kehilangan semuanya, Elgard! Papa gak bisa kamu kecoh lagi seperti yang selama ini kamu lakukan. Camkan itu!" Haris pergi meninggalkan Elgard yang mematung, berpikir keras akan ucapan ayahnya barusan. Prangg!! Elgard terkejut bukan main. Jendela-jendela serta pintu kaca butik Chelsea di hancurkan oleh dua orang bodyguard ayahnya. Papan namanya pun tak luput dari kerusakan tersebut, semua orang di luar menatap ngeri atas apa yang terjadi. Beberapa karyawan Chelsea ketakutan hingga menjauh. " Pa, hentikan!!" Elgard berteriak, tak menduga sang ayah akan setega itu hingga merusak butik kekasihnya. " Katakan sama perempuan itu! Ini baru peringatan. Kalau dia masih juga mendekati dan menggoda kamu, maka bukan cuma usahanya yang hancur, tapi juga hidupnya yang akan aku hancurkan. Aku tidak main-main dengan ucapanku ini!" Haris masuk ke dalam mobilnya, hingga mobil pun pergi meninggalkan butik khusus gaun pernikahan milik Chelsea. Elgard terdiam seribu bahasa. Semua hancur berantakan, bahkan hampir mengenai gaun-gaun indah yang terpajang di butik tersebut. Hasil desain wanita yang sangat ia cintai. " Tidaaakk! Apa-apaan ini!!" Chelsea yang baru turun dari lantai atas, berteriak histeris melihat kehancuran yang terjadi. " Chelsea, aku bisa jelasin!" Elgard berusaha menenangkan Chelsea. " Papa kamu jahat! Kenapa dia harus melakukan ini? Butikku gak ada urusan dengan permasalahan kita, kenapa dia rusak??" Pekik Chelsea. Ia melihat semua gaun yang terpajang. " Gaun pernikahan pesanan klienku?? Aaarrhh...!!" Chelsea semakin histeris melihat gaun pesanan orang yang sudah ia selesaikan ikut rusak. " Maafkan aku Chelsea, papaku marah besar makanya melakukan ini. Katanya ini baru ancaman, tapi kalau dia melihat kita bersama lagi, dia akan menghancurkan kamu sekalian!" Elgard menjelaskan. " Brengsekk!! Kamu harusnya bisa melindungi aku, kenapa kamu biarkan dia melakukan ini. Gak berguna kamu, Elgard!!" Chelsea menangis, sakit hati. " Aku juga gak menyangka orang-orang papaku melakukan ini... Percayalah, aku justru sangat ingin melindungi kamu." Elgard memegang kedua pundak Chelsea yang menangis. " Melindungi apa! Butikku aja di rusak. Kamu diam! Sialan!" Chelsea memukul-mukul dada Elgard, geram. " Apa yang papa kamu bilang tadi? Aku dengar dia mengancam mencoret kamu dari ahli warisnya? Ayah macam apa itu? Egois!" Umpat Chelsea. " Chelsea, please.." Elgard merasa lelah. " Lalu, kamu mau bagaimana? Apa kamu benar-benar ingin ninggalin aku? " Gak! Aku gak mau pisah dari kamu! Aku cintanya cuma sama kamu dan aku maunya kamu yang jadi istri aku, Chelsea.." " Terus? Kamu gak dengar? Papa kamu itu nyuruh kamu jangan lagi berhubungan sama aku.." " Aku tau. Tapi aku nggak akan benar-benar melepaskan kamu, itu cuma untuk sementara sampai aku bisa mendapat kepercayaan papa lagi untuk menggantikan posisinya di perusahaan!" Jelas Elgard. " Maksudnya? " Chelsea mencerna ucapan Elgard. " Kita akan berpura-pura udah gak punya hubungan lagi setelah ini. Semua kita lakukan untuk membuat keluargaku percaya dan aku gak bisa menceraikan Olivia untuk sementara waktu ini. Aku harap kamu mau bekerja sama dan menunggu sedikit lagi aja." Pinta Elgard serius. " El, jadi aku harus menunggu lagi kamu menceraikan Olivia dan nikahi aku? Aku gak sanggup, El..." Chelsea menggeleng, dadanya sesak. " Chelsea, ini demi aku gak kehilangan hak aku sebagai penerus papaku. Kamu harus bisa menunggu. Ini demi kita juga, baby..." Elgard menangkup pipi kekasihnya dengan kedua telapak tangannya, ingin wanita itu memberi kepercayaan dan waktu untuknya. " Aku gak yakin bisa menunggu lebih lama lagi. Mending kamu fokus aja sama pernikahan kamu dan menjadi penerus papa kamu itu. Aku cari laki-laki lain aja yang serius dan mau memperjuangkan aku!" " CHELSEA!!!" Elgard berang, ia tak rela ada pria lain yang merebut Chelsea-nya. " Aku tersiksa dengan hubungan ini.. aku capek! Kamu gak capek harus ngumpet terus dari keluarga Nugroho? Sampai kapan begini???" Chelsea menangis, sakit hati. Elgard memeluk tubuh Chelsea, tak tahan melihat air mata wanita itu. " Maafkan aku Chelsea... Aku gak punya pilihan lainnya. Aku lakukan ini demi kita nanti hidup bersama dan finansial kita terjaga. Aku gak mau di coret dari pewarisnya papaku. Aku gak mau hidup bersama kamu dalam kemiskinan, sehingga kamu menderita serba kekurangan. Tolong mengerti, please.." Elgard bermohon. Chelsea terdiam. Bagaimana pun juga jika mereka memaksakan hubungan saat ini, pasti akan berdampak buruk pada kehidupan Elgard yang selama ini bergelimang harta dan menjabat sebagai wakil presdir di perusahaan keluarga Nugroho. " Kamu mau kan bersabar sebentar lagi aja? Aku janji, setelah aku di angkat menggantikan posisi presdir, aku akan menceraikan Olivia dan langsung menikahi kamu." Elgard memberi janji yang sangat meyakinkan. " Baiklah. Aku akan tunggu kamu! Jadi apa yang akan kita lakukan untuk sementara ini? Pura-pura udah gak ada hubungan lagi?" Tanya Chelsea dengan nada suara resah. " Ya, Honey. Cuma untuk sementara waktu. Kita akan berpura-pura sudah putus." Elgard membelai rambut Chelsea penuh cinta. " Ok! Tapi janji, kamu tetap setia sama aku, kan? Jangan pernah jatuh cinta sama istri kamu itu." " Ah, aku gak mungkin bisa jatuh cinta sama dia. Aku malah semakin ilfeel padanya. Jangan sebut-sebut dia lagi." Elgard jengah. " Ya, aku paham. Tapi kamu janji akan mengganti rugi kehancuran ini kan? Ini benar-benar hancur. Gaun pengantin pesanan klien aku juga rusak. Aku nggak bisa mengganti kerugiannya. Ini mahal..." Keluh Chelsea, menatap ke sekitar yang berantakan. " Aku akan ganti rugi, kamu jangan khawatir ya." Elgard tersenyum. Ia dekap tubuh kekasih gelapnya itu, perasaannya masih galau. Di satu sisi tak ingin berpisah sementara waktu dengan Chelsea. Namun harus, demi membuat keluarganya percaya jika mereka sudah tak berhubungan lagi. Ia berencana akan mempertahankan pernikahannya dengan Olivia sampai jabatan sebagai Presiden Direktur resmi di serahkan padanya. Olivia bukan masalah besar baginya karena wanita itu tak akan mungkin meminta cerai. Ada ayah Olivia dengan kondisi kesehatan kurang baik, dan mesti wanita itu jaga pikirannya dari hal-hal yang bisa memberikan tekanan berat contohnya seperti sebuah perceraian.~ Pukul 23.00 wib ~ ' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram. Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana. Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu. Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi. Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan. Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit. ' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya te
" Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i
" Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l
Mobil hitam Alphard tiba di depan rumah.Pria dengan setelan jas kerja yang pas di tubuh tinggi tegapnya, turun dari mobil dengan sorot mata penuh amarah. Berjalan dengan langkah cepat memasuki rumah.Olivia berada di ruang tengah, dapat ia dengar suara pintu terbuka. Tanpa ada ketukan terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Elgard, suaminya. Hanya mereka berdua yang bisa masuk ke dalam rumah karena sistem keamanan pintu menggunakan sistem pengenalan bentuk wajah.Olivia dengan sikap tenang, berjalan menuju ruang tamu. Akan menemui suaminya yang tiba-tiba pulang ke rumah.Ya.. pria itu biasanya hanya datang sesekali, itupun tak pernah mau melihatnya yang selalu berusaha menyambut dengan senyum cerah. Berharap Elgard mau menetap di rumah yang ia tempati kini setelah resmi menjadi istri dari putra keluarga Nugroho tersebut.Elgard menghentikan langkah saat melihat Olivia telah berdiri di ruang tamu.Wanita itu menatap Elgard dengan raut wajah datar, tak berekspresi. Sudah tahu apa yang
~ CS Bridal Boutique ~ " Mbak Chelsea, ada mas Elgard di luar. Pengen bertemu mbak katanya..." Ucap seorang karyawati butik pada owner tempat ia bekerja. Chelsea membuang napas kasar, jengah. " Bilang saja saya gak ada, Elena!" Jawab Chelsea kembali meneruskan pekerjaannya, mendesain sebuah gaun pengantin. " Elena sudah bilang mbak, tapi mas Elgard nya gak percaya. Dia keukeuh nungguin mbak di depan. Penting katanya." Jelas Elena bingung. Chelsea mendecak, ia merasa tak ingin lagi bertemu Elgard. Apalagi setelah Olivia, istri pria itu mendatanginya dengan maksud melarang agar tidak lagi berhubungan dengan Elgard. Drrt.. Drrt.. Ponsel bergetar lagi. Sejak tadi selalu di hubungi oleh nomor Elgard, namun tak sekalipun ia angkat. Chelsea menggeser tombol merah, tanda tak ingin menerima panggilan telepon Elgard. Elena hanya bisa mengelus dada. Majikannya sedang bertengkar dengan kekasih yang merupakan suami orang. Wajar hubungan mereka tidak pernah berjalan lancar. Me
" Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l
" Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i
~ Pukul 23.00 wib ~ ' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram. Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana. Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu. Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi. Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan. Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit. ' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya te
Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya? " Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram. " Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris. Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat. " Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang me
~ CS Bridal Boutique ~ " Mbak Chelsea, ada mas Elgard di luar. Pengen bertemu mbak katanya..." Ucap seorang karyawati butik pada owner tempat ia bekerja. Chelsea membuang napas kasar, jengah. " Bilang saja saya gak ada, Elena!" Jawab Chelsea kembali meneruskan pekerjaannya, mendesain sebuah gaun pengantin. " Elena sudah bilang mbak, tapi mas Elgard nya gak percaya. Dia keukeuh nungguin mbak di depan. Penting katanya." Jelas Elena bingung. Chelsea mendecak, ia merasa tak ingin lagi bertemu Elgard. Apalagi setelah Olivia, istri pria itu mendatanginya dengan maksud melarang agar tidak lagi berhubungan dengan Elgard. Drrt.. Drrt.. Ponsel bergetar lagi. Sejak tadi selalu di hubungi oleh nomor Elgard, namun tak sekalipun ia angkat. Chelsea menggeser tombol merah, tanda tak ingin menerima panggilan telepon Elgard. Elena hanya bisa mengelus dada. Majikannya sedang bertengkar dengan kekasih yang merupakan suami orang. Wajar hubungan mereka tidak pernah berjalan lancar. Me
Mobil hitam Alphard tiba di depan rumah.Pria dengan setelan jas kerja yang pas di tubuh tinggi tegapnya, turun dari mobil dengan sorot mata penuh amarah. Berjalan dengan langkah cepat memasuki rumah.Olivia berada di ruang tengah, dapat ia dengar suara pintu terbuka. Tanpa ada ketukan terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Elgard, suaminya. Hanya mereka berdua yang bisa masuk ke dalam rumah karena sistem keamanan pintu menggunakan sistem pengenalan bentuk wajah.Olivia dengan sikap tenang, berjalan menuju ruang tamu. Akan menemui suaminya yang tiba-tiba pulang ke rumah.Ya.. pria itu biasanya hanya datang sesekali, itupun tak pernah mau melihatnya yang selalu berusaha menyambut dengan senyum cerah. Berharap Elgard mau menetap di rumah yang ia tempati kini setelah resmi menjadi istri dari putra keluarga Nugroho tersebut.Elgard menghentikan langkah saat melihat Olivia telah berdiri di ruang tamu.Wanita itu menatap Elgard dengan raut wajah datar, tak berekspresi. Sudah tahu apa yang