Share

Bab 276. Kritis.

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-17 17:22:14

“Heh, lu duduk di kursi gua!”

Azalea yang hendak menyuap makanannya, terkejut. Pundaknya tiba-tiba ditepuk dengan kasar.

la menolehkan wajah ke samping, menatap seorang wanita yang menghardiknya dengan tatapan sinis, mengklaim jika kursi yang ia duduki saat ini adalah milik wanita yang berdiri dengan berkacak pinggang tersebut.

la edarkan pandangan ke semua meja panjang dengan kapasitas sepuluh orang di tiap mejanya, masih ada meja dan kursi yang kosong yang seharusnya bisa wanita itu gunakan untuk makan.

“Lha, dia bengong! Eh, lu budeg? Gua bilang, lu duduk di kursi gua. Minggir!” bentak wanita yang sama-sama merupakan penghuni lapas.

Azalea menghela napas panjang, begini saja terus. “Perasaan gak ada yang namanya kursi pribadi di sini, bebas mau duduk di mana aja selagi kosong. Kenapa kamu gak duduk di kursi lain? Aku udah lebih dulu duduk di sini.” Azalea tak mau mengalah.

“Oooh, udah berani ngebantah ya sekarang, anak baru? Lo berani sama gua!”

Aah!

Azalea menjerit, rambutnya dija
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 277. Pengantin Baru

    Keesokan harinya,“Azalea ditusvk?” Barra terkejut mendengar informasi yang baru saja Jefri sampaikan.“Ya, Pak. Orang yang kita bayar untuk mengawasinya di sana, memberitahu kalau Azalea ditemukan di kamar mandi dalam keadaan perutnya ditusvk orang. Dan Margaretha beserta teman-temannya diduga sebagai pelaku atas kejadian itu,” jelas Jefri serius.“Apa benar Margaretha berani melakukannya? Bukankah itu perbuatan bodoh mengingat dia adalah musuh bebuyutan Azalea yang kalau melakukan tindakan seperti itu, pasti akan langsung ketahuan. Aku tidak percaya Margaretha pelakunya!” Barra mengusap-usap dagunya sambil mengerutkan alis mencerna kejadian tersebut.“Benar, Pak. Dari penjelasan orang bayaran kita, mustahil Margaretha yang melakukannya. Dia curiga ada orang lain yang sepertinya sengaja melakukan penvsukan itu dengan memanfaatkan permasalahan yang terjadi di antara Margaretha dan Azalea,”“Haris,” tebak Barra, yakin. “Setelah apa yang terjadi dalam pernikahannya, dia pasti semakin sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 278. Jalan Berdua Lagi

    Jefri tiba juga di depan Nugroho Group dengan sepeda motornya.Tampak dari pintu keluar, Clarissa melangkah cepat menghampirinya dengan senyum mengembang.“Ayaaang...” Seru Clarissa excited, bahagia Jefri telah datang menjemput setelah beberapa lama menunggu. la raih tangan Jefri seperti biasanya, menyalami pria yang ia anggap sebagai calon suaminya dengan mencium takzim punggung tangan pria itu.Jefri yang telah membuka kaca helm, mengedarkan pandangan ke sekeliling, tak ada yang melihat mereka dalam keadaan Clarissa menyalaminya dengan romantis seperti barusan.“Ayang kok nervous terus sih tiap aku salami,” kekeh Clarissa, Jefri selalu berwajah gugup tiap dirinya salami.“Bukan apa-apa, Nona. Cuma memastikan tidak ada yang melihat.”“Emang kenapa kalau ada yang lihat? Ayang malu?” goda Clarissa, menggemaskan sekali wajah kekasihnya ini.“Hanya menjaga tatakrama saja. Jangan sampai ada yang berpikir, orang zaman sekarang bukan suami istri, tetapi bertingkah melebihi pasangan suami i

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 279. Berakhir...

    Pukul, 19.00 wib_“Aah... Seru banget tadi filmnya.” Clarissa kegirangan, puas.“Nona suka film horor?” Jefri mengernyitkan dahi, cukup heran saat Clarissa memilih untuk menonton film horor tadi.Saat ini mereka baru saja keluar dari bioskop, berada di depan gedung. Keduanya berencana akan melanjutkan kencan romantis mereka untuk mencari kulineran malam.“Aku gak suka horor. Tapi mumpung nonton sama Ayang, aku mau!”“Kenapa?” Jefri masih tak mengerti.“Karena kalau pas lagi ada jump scare-nya, aku bisa meluk Ayang waktu kaget kayak tadi. Romantis kan? Hihihi...” kekeh Clarissa, itu alasannya.Jefri seketika tertawa, lucu sekali tingkah wanita yang sedang bersamanya ini. Alasan Clarissa di luar ekspektasinya.“Nona sudah lapar? Kita cari makan sekarang ya. Tunggu saja di sini. Saya ambil motor kita dulu.” Jefri meminta Clarissa untuk duduk di bangku panjang yang ada di sana. Clarissa tak perlu ikut berjalan ke parkiran, cukup tunggu saja dirinya menjemput.“Ayang, sebentar.” Clarissa d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 280. Galau

    “Kak, udah pulang?” Ayuma yang duduk di ruang keluarga, menoleh ke arah Clarissa yang baru pulang.“Udah, Ma.” Clarissa tersenyum simpul mendekati Ayuma, wajahnya tampak berbeda dengan mata yang sembab. Tak ada semangat sama sekali.“Kakak, kamu kenapa? Habis nangis?” Ayuma yang masih mengenakan mukena sehabis sholat Isya tadi, langsung meletakkan Qur'an tafsirnya di atas meja sudut samping sofa yang sedang ia duduki saat ini. Wajahnya seketika cemas melihat wajah murung putrinya.“Ma,” lirih Clarissa, duduk di samping Ayuma dengan wajah lesu. la peluk ibunya, berusaha menguatkan diri.“Kakak ok? Ada masalah sama Jefri?” Ayuma ikut memeluk tubuh Clarissa, mengusap-usap punggung putrinya yang tak pernah seperti ini sebelumnya.“Selesai, Ma. Aku sama Jefri udah gak ada hubungan apa-apa lagi.” Clarissa menahan air mata, tolong jangan menangis lagi pintanya pada diri sendiri.“Kalian putus kak?” Ayuma cukup kaget, ikut sedih. Padahal ini pertama kalinya putrinya serius menjalin hubungan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 281. Hampa

    Satu minggu berlalu... Di tengah ruangan yang dihiasi dengan rangkaian bunga dan lampu berkilau, Olivia berdiri anggun di depan cermin besar. Gaun pengantin putihnya yang dilapisi berlian memukau dengan cahaya yang lembut, memantulkan kemilau tak terhingga yang menambah kecantikan Olivia. la usap babybump-nya, tersamarkan oleh gaun yang dirancang khusus untuk perutnya yang sudah menonjol sehingga tak Iagi terlihat jelas di balik kain bertabur berlian itu. Perias pengantin berpengalaman yang telah merias istri Barra Malik Virendra tersebut, tampak tak henti-hentinya berdecak kagum. Matanya tak lepas dari hasil karya seninya yang telah mengubah seorang Olivia menjadi sosok yang mempesona, luar biasa mengagumkan. “Kamu seperti permaisuri dari negeri dongeng,” Ujar perias sambil mengatur sedikit riasan di wajah Olivia. Olivia hanya tersenyum malu, matanya sesekali menangkap bayangan dirinya yang sekarang tak ubahnya seperti seorang ratu. Hijab putih yang melingkar di kepalany

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 282. Tak Terlihat

    “Pak Jefri kenapa?” Tanya Ardi, Manager divisi IT.“Oh, tidak kenapa-napa.” Jefri tersenyum tipis. la tak boleh memperlihatkan kegalauannya pada siapapun.Eh, itukan?Jefri yang tengah meminum kopi, menoleh ke arah suara-suara berbisik orang sekitarnya.Deg!Jantung Jefri berdegup kencang, itu Clarissa. Wanita itu jadi juga datang ke acara resepsi pernikahan Barra dan Olivia, seorang diri?Matanya tak bisa lepas dari melihat Clarissa yang mendekati Tuan Rawless, Amanda, Syafira dan Virendra. Tampak Clarissa menyalami mereka satu persatu dengan wajah merasa bersalah, dia meminta maaf atas apa yang terjadi disebabkan Ayahnya yang bekerjasama dengan Azalea.Amanda dan Syafira memeluk Clarissa, tak menyalahkan gadis itu sama sekali. Malah mereka sebagai wanita, berada di tim Clarissa yang melabrak pelakor dengan cara bar-bar. Pelakor memang harus diberi pelajaran memalukan dan menyakitkan, begitu menurut mereka.Setelah diterima dengan baik dan hangat oleh Keluarga Virendra dan Keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 283. Drop

    Tiga hari berlalu...“Ma, Papa udah dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Tensinya masih tinggi,” Ungkap Elgard, membuat Ayuma tertegun.“Mama yakin gak mau menjenguk Papa? gak khawatir gitu? Papa nanyain Mama terus, rindu sama Mama,” Elgard mencoba membujuk Ayuma agar mau menemui Haris.Ayuma menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdebar tak karuan. “Bukankah Mama udah ditalak Papa. Kenapa masih nanyain Mama?” Ayuma menguatkan hati, tak ingin luluh meski perasaannya begitu khawatir, campur aduk mendengar keadaan Haris di rumah sakit.“Papa waktu itu gak serius, Ma. Lagi emosi,” Jelas Elgard.“Elgard, Anak Mama. Ini yang perlu kamu pelajari. Sebagai seorang suami, harus berhati-hati dalam berucap terhadap istri. Walaupun mungkin ada pendapat yang mengatakan kalau emosi, talaknya gak sah. Tapi sebenarnya dalam keadaan bercanda pun, bisa tetap jatuh talaknya, El. Jadi tolong dijaga ucapannya!” Ujar Ayuma. Dirinya malah yakin Haris dalam keadaan sadar saat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 284. Baikan

    “Ma... Kamu datang, Ma?” Haris seakan tak percaya saat melihat Ayuma masuk ke dalam kamar rawatannya bersama Clarissa. Elgard sudah lebih dulu berada di sana.Ayuma tersenyum tipis, berjalan pelan mendekati bed pasien Haris yang sedang terbaring lemah dengan salah satu tangan terpasang infus.Clarissa berdiri di dekat pintu, belum berani mendekati Haris yang pasti masih sangat marah padanya atas semua yang terjadi.la dan Elgard sempat saling melempar pandang, hingga akhirnya sama-sama buang muka karena masih kesal dengan pertengkaran mereka tadi pagi.“Kenapa jadi begini, Mas?” Ayuma menatap iba kondisi Haris yang tampak memprihatinkan. Tubuhnya terlihat lebih kurus dengan wajahnya yang pucat, tak seperti Haris biasanya yang gagah dengan badan proporsional dan tegap.“Karena kamu pergi, Ma. Separuh jiwa Papa hilang, Papa gak bisa menjalani hidup tanpa Mama. Tolong jangan tinggalkan Papa...”Haris ingin meraih tangan Ayuma, namun Ayuma berdiri agak berjarak dari posisi bednya.Ayuma t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 297. Segerakan

    Kini mereka tengah berkumpul di kediaman Virendra sambil mengobrol. Jefri yang sudah disuruh beristirahat oleh sang Mommy, masih tetap bergabung dalam obrolan meski hanya menjadi pendengar. Wajahnya tampak tegang, sedikit gugup. “Jef, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, disuruh rehat gak mau.” Syafira terheran melihat raut wajah gugup pemuda yang sudah ia anggap sebagai putra keduanya itu. “Um, Mommy, Daddy,” Jefri mencoba menetralkan sikap, harus tetap tenang. “Tell us. Kamu biasanya kalau mau ngomong sesuatu, gak pake basa basi, Jef. Kenapa sekarang gugup gitu, ada masalah lain?” Virendra cukup penasaran melihat ekspresi tegang Jefri. “Begini. Ada yang mau Jef sampaikan.” Jefri menatap satu persatu wajah Virendra dan Syafira yang menunggu apa yang akan ia sampaikan. “Jangan bikin Mommy penasaran ah, Jef! Cepetan ngomongnya,” Desak Syafira. Sudah tahu dirinya tak bisa dibuat penasaran. Jiwa keponya berontak. Jefri menarik napas dalam-dalam, membuat Syafira semakin penasaran. “Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 296. Di Terima?

    “Dan sekarang, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa kehilangan Nona Clarissa. Saya ingin bersamanya, memilikinya sebagai istri saya. Karena tidak mau membuang-buang waktu lagi, begitu tau Nona Clarissa akan meninggalkan Indonesia, saya langsung bergegas menyusul ke Bandara untuk membawanya kembali bersama saya. Tidak akan saya lepaskan lagi dia. Akan saya perjuangkan dia dengan cara mengikatnya ke dalam ikatan yang halal, karena saya sangat mencintainya, lebih dari segalanya. Sudah cukup bagi saya untuk mengenal kepribadiannya, tahu tentang harapan dan mimpinya, dan saya ingin menjadi bagian dari itu semua. Saya tidak hanya mencintai dia, tapi juga menghormati dia sebagai individu. Saya siap berbagi suka dan duka bersamanya, di setiap langkah yang akan kami tempuh bersama.” Jefri berucap dengan sorot mata penuh keseriusan, mengungkapkan seluruh perasaan dan keinginannya. Tanpa sadar, rasa gugup dan khawatir akan ditolak, menghilang begitu saja. Berganti menjadi rasa percaya diri d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 295. Meminta Restu

    “Begitupun saya, Nona. Sejak kecil, saya selalu berharap ada pasangan suami istri yang mau mengambil saya menjadi anak mereka, tetapi tidak pernah dilirik sama sekali. Mungkin karena saya kurus seperti anak kurang gizi. Dekil dan sering sakit dibanding anak panti lainnya. Tidak ada yang tertarik untuk mengadopsi saya. Tidak ada kelebihan yang saya punya selain otak yang mampu, tapi tidak seimbang dengan fisik saya yang lemah. Setelah bersama Pak Barra, saya berubah menjadi seperti sekarang. Kuat dan bisa beliau andalkan. Kalau tidak bertemu beliau dan Tuhan tidak menggerakkan hatinya untuk memasukkan saya ke dalam keluarga Virendra, mungkin sekarang pun saya juga bukan siapa-siapa. Belum tentu saya bisa bertemu circle orang-orang hebat. Dan belum tentu saya bisa bertemu dengan Nona,” Jefri menatap wajah Clarissa. Mata Gadis itu tengah berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya. “Kamu hebat! Kamu pantas dipertemukan dengan orang-orang hebat pula seperti Pak Barra dan keluarga Virendra. Aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status