Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Bab 4 Olivia ingin bercerai

Share

Bab 4 Olivia ingin bercerai

last update Last Updated: 2024-11-14 13:03:10

~ Pukul 23.00 wib ~

' Jadi dia sering tidur dengan wanita itu? ' Olivia tersenyum sinis dengan hati yang geram.

Sebuah pesan masuk di ponsel yang ia pegang, menginformasikan apa yang terjadi hari ini dari seorang informan bayaran yang ia tugaskan untuk mencari tahu apa saja yang di lakukan Elgard di luar sana.

Olivia menatap tajam layar ponsel yang menampilkan rekaman video Elgard sedang berpelukan dengan Chelsea di butik wanita itu.

Pria itu masuk ke dalam butik di gandeng Chelsea dengan mesra dan tak keluar dari tempat itu hingga sore tadi.

Sudah jelas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Tak ada batasan.

Wajahnya merah padam oleh amarah yang memuncak.' Aku benar-benar tak bisa mentolerir lagi apa yang kamu perbuat, Elgard! ' ujarnya dengan suara parau, seraya mengepalkan kedua telapak tangan hingga mengeluarkan suara berdecit.

' Kamu kira apa pernikahan ini? Sandiwara? Aku sudah berusaha mempertahankan rumah tangga kita, tapi kamu malah semakin keterlaluan! ' napasnya terasa semakin memburu.

' Tidak ada lagi yang perlu di pertahankan! Aku muak dan jijik melihat tingkah lakumu! Kali ini aku benar-benar akan mundur! ' lirih Olivia, air mata kesedihan menciptakan bening di sudut matanya.

Suara langkah kaki menaiki anak tangga, terdengar dari arah pintu kamar yang tak tertutup.

' Siapa itu? ' lirih Olivia pelan sembari menyeka air mata.' Apa dia pulang? Tumben.'

Olivia bergegas mengambil hijab, segera memakainya.

Selama enam bulan menikah, Elgard jarang pulang ke rumah. Mungkin bisa di hitung hanya beberapa kali pria itu menginjakkan kakinya di rumah ini, itupun tidak untuk menginap.

Ia lebih memilih tinggal di apartemen pribadi miliknya atau menghabiskan waktu bersama kekasihnya entah di mana.

Hal tersebut di lakukan Elgard sejak hari pertama pernikahan mereka, tepatnya hari yang seharusnya menjadi malam pertama mereka, tetapi pria itu malah bersama Chelsea, tak sudi tinggal bersama Olivia apalagi menyentuhnya sebagai istri.

Elgard bahkan tak pernah sekalipun melihat aurat istrinya sendiri dari balik baju panjang dan hijab yang wanita itu kenakan, tak tertarik bahkan merasa jijik.

Tampak Elgard berdiri di depan pintu kamar. Pria itu terlihat kacau.

Olivia pasang wajah dingin, berdiri di jendela kamar tanpa menyambut kedatangan suaminya tersebut.

Tak berucap sepatah katapun, Elgard masuk ke dalam kamar.

Ia menatap Olivia yang diam seribu bahasa, tak menyambut kepulangan nya dengan senyuman seperti yang wanita itu lakukan biasanya jika dirinya datang untuk sekedar singgah sebentar demi membuat keluarga besarnya tak curiga.

" Aku mau mandi!" Ucap Elgard ketus.

Olivia mengernyit heran, sejak kapan pria itu mandi di rumah ini?

" Kenapa diam? Siapkan air mandiku, aku mau berendam air hangat." Titahnya dengan keangkuhan.

Olivia tergelak, mencibir." Aku bukan pembantu! Kalau kamu butuh bantuan, minta tolong baik-baik. Bukan memerintah!" Balas Olivia tak kalah dingin.

Elgard terhenyak, wanita itu membalas ucapannya dengan bergaya angkuh juga.

" Minta tolong baik-baik? Kamu pikir kamu siapa? Di mataku, kamu lebih rendah dari seorang pembantu, aku tidak butuh bantuanmu!" Elgard senang sekali menyerang mental Olivia.

" Ya sudah! Urus dirimu sendiri!" Olivia tak ada keinginan untuk berdebat, rasa mual melihat pria yang seharian ini bersama wanita lain, semakin besar.

Ia berjalan untuk keluar kamar, tak ingin berada di ruangan yang sama dengan Elgard.

" Kamu! Siapa yang menyuruhmu pergi?! Aku belum selesai!" Bentak Elgard, tak suka di abaikan.

" Apa aku butuh izin dari kamu untuk keluar dari kamar ini? Bahkan untuk keluar dari rumah ini pun aku tidak akan meminta izin darimu. Siapa kamu?!" Balas Olivia sinis.

Elgard terkesiap, Olivia semakin berani melawannya?

Ia berjalan mendekati istrinya itu, geram.

" Aku suamimu! Jangan coba-coba keluar dari rumah ini tanpa izin dariku!" Tegasnya.

" Sejak kapan kamu merasa menjadi suamiku? Bukankah setiap bertemu, kamu selalu ingin menceraikan ku? Kamu ingin menikahi kekasih kamu itu kan? Maka silahkan! Aku tidak akan menghalangi lagi hubungan kalian karena aku tidak peduli." Olivia menantang mata Elgard dengan sorot mata tajam.

Elgard merasa panas mendengar Olivia bicara dengan nada angkuh seperti itu. Hanya dirinya saja yang boleh, wanita itu tak punya hak untuk melawan balik.

" Aku tidak akan menceraikanmu!"

Olivia terkejut mendengar ucapan Elgard, sekarang berbeda lagi.

" Kenapa? Kamu takut papa Haris menghapus nama kamu sebagai pewarisnya? " Sindir Olivia dengan tersenyum miring.

Elgard terperanjat, ternyata Olivia tahu akan hal itu.

" Apa yang kamu bicarakan? Kamu tau_" Elgard agak tergugup, ia menatap Olivia dengan tatapan menyelidik.

" Amu tau semuanya, Elgard! Aku juga tau kalau kamu sedang tidur sepuasnya dengan kekasih kamu itu, lalu di pergoki oleh papa kamu, kan? " Olivia bersidekap dada dengan senyuman mencemooh.

Elgard cukup kaget, bagaimana Olivia bisa tahu?

" Kamu yang adukan ini semua ke papa sampai aku di ancam akan di hapus dari ahli warisnya?" Tuduh Elgard.

" Aku mengadu? Maaf ya, kalau aku mau, aku bisa mengadukannya sejak awal dulu. Tapi itu tidak aku lakukan. Karena aku masih mencoba menutupi aib kamu. Dan sekarang aku tidak peduli sama sekali tentang kamu!" Cibir Olivia.

Elgard merasa kesal, Olivia benar-benar angkuh.

" Kamu tidak peduli? Lalu apa namanya? Kamu mendatangi Chelsea dan menyuruhnya untuk menjauhiku? Kamu cemburu kan? Kami takut kehilangan aku kan? Kamu takut kehilangan fasilitas mewah seperti yang kamu nikmati sekarang setelah menikah denganku!" Elgard berdecih, memandang rendah pada Olivia.

" Aku tidak cemburu apalagi takut kehilangan kamu. Aku cuma sedang berusaha mempertahankan pernikahan kita. Karena aku sangat menghormati sebuah ikatan suci pernikahan. Tapi sayang, kamu yang tidak mau menjaganya. Dan sekarang, aku tidak akan melakukan apapun lagi untuk mempertahankannya. Aku pikir melepas kamu adalah jalan terbaik untuk hidupku!"

Elgard semakin mendekat pada posisi berdiri Olivia, tak terima akan ucapan wanita itu.

" Sayangnya, aku yang tidak akan menceraikanmu." Ucapnya menegaskan." Benar! Aku masih mempertahankan pernikahan ini demi jabatan sebagai pengganti papaku di perusahaan keluarga Nugroho. Kamu mau apa?!" Elgard tertawa menyeringai, menertawakan Olivia yang ia lihat begitu menyedihkan. Di pertahankan bukan karena cinta, tapi harta.

" Wow, kamu merasa hebat? Dengar tuan Elgard. Lakukan apa yang kamu mau, maka aku akan melakukan apa yang aku mau!" Olivia berlalu dari hadapan Elgard, muak melihat tinggah pria itu.

" Apa yang akan kamu lakukan?" Elgard menahan langkah Olivia, memegang pergelangan tangan istrinya.

Olivia menatap tangannya di sentuh, sontak menepis kasar tangan Elgard. Tak sudi, kulit pria itu bekas bertukar keringat dengan wanita lain yang tak halal untuknya.

Elgard terhenyak, Olivia menampakkan wajah jijik padanya. Hatinya tak terima dengan sikap wanita itu.

" Aku tidak ada niat hidup bersamamu lagi. Kalau kamu tidak mau menceraikanku, maka aku yang akan menggugat cerai kamu!" Tegas Olivia berwajah serius.

" Oh ya?" Elgard tertawa mengejek." Memangnya kamu bisa apa? Kamu mau bercerai? Kamu tidak takut penyakit ayah kamu semakin parah? Jangan merasa hebat kamu, OLIVIA SERAPHINA!"

" Itu yang selalu kamu katakan, bahwa aku tidak bisa bercerai dari kamu karena penyakit ayahku. Jangan sok tau kamu. Itu ayahku, kamu tidak usah memikirkannya. Aku bisa mengatasi masalah keluargaku. Yang penting aku bisa lepas dari pria seperti kamu!" Olivia balik menertawakan Elgard yang terlalu percaya diri.

" Hei! Kamu pikir kamu bisa melakukannya? Amu tidak akan membiarkannya. Kita tidak akan bercerai!" Elgard mulai terbakar emosi.

" Terserah! Lakukan apa yang kamu mau. Aku bebas melakukan apapun yang aku mau. Kamu pikir aku takut padamu? Kamu pikir aku tergila-gila padamu? Kamu pikir aku takut kehilangan kamu dan semua fasilitas mewah yang ada di rumah ini? Tidak! Kamu bukan satu-satunya laki-laki menawan dan berharta di dunia ini, jangan besar kepala. Keputusanku sudah bulat, aku ingin bercerai!" Olivia lagi-lagi beranjak dari hadapan Elgard, namun di halangi pria itu.

" Jangan memancing kemarahanku, Olivia Seraphina!!! Aku bisa menghancurkan hidup kamu dengan mudah kalau kamu berbuat macam-macam ," ancam Elgard memegang tangan Olivia.

" Lepaskan! Jangan pernah sentuh aku, Elgard! Aku tidak sudi." Olivia menghempaskan tangan Elgard ke udara, wajahnya semakin menunjukkan rasa jijik pada pria itu.

" Mmh, kamu mulai sok suci ya sekarang... Tidak mau aku sentuh? Bukankah selama ini kamu mendambakan sentuhan dariku Olivia? Jangan munafik kamu!" Elgard mengikis jarak di antara mereka, tubuhnya yang tinggi seakan mengungkung tubuh Olivia hingga tak bisa melepaskan diri.

" Ka-kamu mau apa??!" Olivia menelan ludah. Tatapan pria di hadapannya ini terlihat berbeda, mengerikan.

" Kalau kamu ingin sentuhan dariku, maka aku akan memberikannya mulai sekarang. Aku bisa memuaskan mu sampai ketagihan. Tapi jangan pernah lagi ucapkan kata cerai, itu tak akan terjadi!" Elgard mendesak tubuh Olivia yang berusaha mundur ke belakang, hingga punggungnya membentur dinding kamar.

" Kamu menjijikan! Kamu pikir aku mau bekas wanita itu? Aku jijik! Aku tidak sudi kamu sentuh. Minggir kataku!!" Perut Olivia serasa mual mendadak, tak rela di sentuh Elgard yang seharian ini bersama wanita lain, lalu malamnya hendak menyentuhnya dengan maksud menghina.

Elgard merasa panas. Ia tak terima dengan ucapan istrinya barusan.

Dengan cepat, kedua pergelangan tangan Olivia ia genggam erat, bahkan di cengkeram kuat. Lalu di tempelkan ke dinding di samping wajah Olivia yang tubuhnya telah bersandar di dinding tersebut.

" Kamu merasa suci dan aku yang kotor? Ok, kita lihat, apa setelah ini kamu bisa menolak? Aku pastikan kamu yang akan terus-terusan memohon agar aku sentuh!" Elgard hendak mencium Olivia dengan brutal, namun dengan cepat Olivia mengelak.

" Menjauh dariku Elgard!! Kamu menjijikan!!" Pekik Olivia, ia merasa di rendahkan dan ini sebuah penghinaan. Elgard sudah terlalu menginjak-injak harga dirinya.

Elgard semakin tertantang. Melihat penolakan secara angkuh dari wanita yang selama ini ia benci dan abaikan, membuatnya penasaran.

Harum aroma dari tubuh Olivia begitu menyenangkan di penciumannya. Tanpa ia sadari justru membangkitkan hasratnya.

Ia paksa tuk memeluk tubuh Olivia akan membawanya ke kasur. Ingin mencoba mencicipi rasa wanita itu.

Arrghh!!

Elgard mengerang kesakitan, aset berharganya di bawah sana, di tendang tiba-tiba oleh Olivia. Sontak membuatnya terjatuh sembari mengerang kesakitan memegang area dalam pangkal pahanya tersebut.

" Olivia, apa.. yang kamu... Lakukan? Ini aset berhargaku!" Lirihnya terbata-bata saking sakitnya.

Olivia yang sudah menjauh, menatap Elgard dengan penuh kebencian.

" Jangan pernah macam-macam pada Elgard!! Aku tidak selemah yang kamu pikirkan. Kamu belum puas menyakiti perasaanku dengan berselingkuh? Bahkan berhubungan badan dengan selingkuhan kamu itu! Masih belum cukup?? Sekarang kamu mau menyentuhku dengan maksud menghinaku setelah seharian ini kamu bersama dia! Kamu benar-benar kejam! Aku sangat membencimu!" Umpat Olivia murka.

Related chapters

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 5 Ketakutan Elgard

    " Kamu istriku! Apa salahnya aku meminta hakku?! Kamu berlagak suci dengan memakai kerudung, tapi menolak keinginan suami. Percuma kamu berjilbab! Perempuan sok suci! Buka saja hijab kamu itu! Istri durhaka.." " Hah!" Olivia tergelak sinis." Apa hubungannya dengan jilbab yang aku pakai? Aku menolak karena kamu tidak bersih. Pulang-pulang ingin meminta hak dengan alasan istri tidak boleh menolak keinginan suami? Istri durhaka? Cih! Kamu tidak pantas bicara seperti itu padaku. Kamu itu sudah berzina dengan wanita lain dan aku menolak kamu dengan alasan yang syar'i karena aku takut terkena penyakit gara-gara perbuatan kamu di luar sana. Dan tak ada dosa bagiku! Aku bukan istri durhaka, aku hanya menjaga diriku! Paham kamu!" Sentak Olivia, ia lebih tahu apa yang ia lakukan. Elgard berdiri, merasa kesal. Ternyata istrinya bukan wanita lemah yang bisa ia intimidasi terus-terusan. Olivia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelumnya, ia menoleh ke belakang pada Elgard yang belum rela i

    Last Updated : 2024-11-26
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 6 Pergi Dari Rumah Elgard

    " Lupakan ucapanku dulu. Sekarang duduk disini. Kita sarapan bersama." Elgard berbicara dengan nada lebih lembut. " Kita? Sayangnya aku cuma pengen sarapan sendiri. Maaf, sekarang aku yang gak sudi berdekatan dengan kamu, Tuan Elgard Mario Nugroho." Olivia menunjukkan senyum mencibir, kembali melanjutkan langkahnya. Ia akan menyelesaikan sarapan pagi ini di kamar tamu yang ditempatinya semalam. Elgard tak habis akal, ia berjalan cepat menghadang langkah Olivia dan mengambil nampan berisi sarapan yang dibawa wanita itu. Olivia terkejut." Kamu apa-apaan?!" Sentaknya kesal. " Ini sarapanku!" Jawab Elgard membawa makanan tersebut ke atas meja, bersiap untuk menyantapnya. " Kamu...!" Olivia speechless, Elgard merampas makanan miliknya. " Kamu itu udah tau punya suami, kenapa cuma membuat sarapan untuk satu orang? Ya udah, ini berarti untukku sebagai kepala keluarga yang harus dilayani di rumah ini. Kamu bikin lagi yang baru untuk kamu sana!" Elgard dengan tanpa rasa bersalah, l

    Last Updated : 2024-11-26
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 7 Hanya dimanfaatkan

    Mobil Olivia melaju pelan memasuki halaman rumah yang luas dan terawat dengan baik, di apit oleh pepohonan hijau, juga semak bunga yang rapi. Sebuah rumah mewah berdiri megah di tengah-tengahnya, menampilkan arsitektur yang anggun dan elegan. Dinding putih yang bersih dan jendela kaca besar yang menghiasi rumah, menciptakan kesan mewah namun klasik. Di bagian depan rumah, terdapat air mancur yang airnya jatuh ke kolam dengan gemercik lembut, menambah suasana tenang di lingkungan tersebut. Olivia masih duduk di dalam mobil dan mengamati rumah itu lekat-lekat. Terlihat jelas bahwa rumah tersebut di rawat baik, dengan lantai marmer yang mengkilap dan patung-patung marmernya yang artistik. Pintu utama rumah terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi dengan ukiran yang detail dan indah, menambah kesan kemewahan pada rumah. Namun, di balik kemegahannya, Olivia merasakan sebuah keperihan yang mendalam setiap mengingat di rumah itulah dulu ia dan ibunya~Amanda begitu bahagia bersama-sama

    Last Updated : 2024-11-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 8 Kekecewaan Olivia

    Helen benar-benar geram akan keberanian Olivia melawannya. " Anak tidak tau diri! Mentang-mentang kamu udah jadi menantu keluarga Nugroho, kamu merasa hebat ya?? Kamu lupa? Kami yang udah membesarkan kamu dengan baik sampai kamu jadi seperti sekarang. Kami juga yang udah menjodohkan kamu dengan laki-laki terhormat, dari keluarga terpandang. Itu semua supaya kamu bisa memiliki kehidupan yang bahagia. Kamu itu kacang lupa kulitnya!" Helen menunjuk-nunjuk wajah Olivia dengan jari telunjuknya, meminta putri tirinya itu agar tahu diri. " Aku? Aku dibesarkan dengan baik dan dijodohkan dengan laki-laki terhormat, demi kebahagiaanku?? Wow!" Olivia tergelak, sinis. Ia bertepuk tangan atas ucapan Helen. " Aku lihat dan dengar dengan mata kepalaku sendiri, aku dijodohkan demi keuntungan kalian semata. Kalian gak pernah sama sekali memikirkan kebahagiaanku. Yang ada, kalian cuma ingin memanfaatkanku!" Sentak Olivia, muak. " Kalian lupa? Aku hidup menderita di rumahku sendiri? Ini rumah ibu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 9 Jangan Anggap Anak Lagi

    " Dan itu kamu lakukan saat Elgard sudah menjadi suamiku. Kamu mendatanginya ke kantor dengan alasan kamu adalah iparnya. Kamu mulai menggodanya dengan tubuh yang kamu punya. Tapi sayang, Elgard menolak mentah-mentah. Dia jijik melihat kamu. Dia maunya cuma tubuh Chelsea, bukan kamu yang merupakan teman baik kekasihnya. Entah kenapa Elgard gak memberitahu kekasihnya kalau kamu sudah melakukan perbuatan memalukan itu? Mungkin Elgard gak pernah tertarik membahas tentang kamu. Dia cuma menganggap kamu seperti kebanyakan perempuan di luar sana yang mencoba menggodanya." Ucapan Olivia berhasil membuat wajah Angel merah padam, antara menahan malu dan marah karena dipermalukan. " Diam Lo!" Bentaknya pada Olivia yang menatapnya tanpa ekspresi. " Angel, apa itu benar? Kamu datang ke kantor Elgard untuk menggodanya? Itu memalukan Angel!!" Helen begitu malu, tak menyangka putri kebanggaannya bisa berbuat serendah itu. " Jangan percaya Ma! Perempuan binal ini sedang memfitnah aku..." "

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 10 Keputusan Sudah Bulat

    Mobil Olivia keluar dari pintu gerbang kediaman Abian dengan melaju kencang. Elgard yang baru saja tiba di kediaman Ayah mertuanya itu, cukup heran melihat mobil istrinya pergi, kemana Olivia kali ini? Sebenarnya saat berasa di kantor tadi, pikiran Elgard tak tenang. Firasatnya mengatakan jika Olivia bisa saja benar-benar pergi dari rumah mereka, mengingat istrinya itu mengatakan tetap pada pendiriannya yaitu bercerai. Elgard yang mulai kepikiran, tak pikir panjang lagi, segera meninggalkan pekerjaannya di kantor untuk kembali pulang ke rumah. Jangan sampai Olivia benar-benar pergi. Ia tak mau permasalahan rumah tangganya menyebabkan dirinya jadi kehilangan tujuannya yaitu menjadi penerus Nugroho sebagai Presiden Direktur di perusahaan keluarga mereka. Saat tiba di rumah, benar saja. Olivia sudah tidak ada lagi. Ia berlari menuju kamar, membuka lemari pakaian, sudah tak ada lagi pakaian-pakaian Olivia di dalamnya. Meja rias juga kosong dari perlengkapan wajah dan skinc

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 11 Perjuangkan Dia

    Olivia tersenyum miris, tak menggubris penolakan Elgard yang takut kehilangan haknya sebagai putra satu-satunya Haris Nugroho jika sampai bercerai darinya sebelum mendapatkan tujuan pria itu. "Aku udah minta pengacaraku mengurus gugatan cerai untuk kamu. Aku cuma pengen prosesnya di percepat! Aku cuma mau secepatnya pergi dari kehidupan kamu Elgard!" "Itu gak akan terjadi! Aku akan mempersulit semuanya! Jangan coba-coba melawan seorang Elgard Mario Nugroho!" Elgard menatap tajam pada Olivia. "Kamu itu terlalu polos, El... Kamu pikir kamu akan benar-benar di coret dari pewaris Papa kamu kalau aku minta cerai??" Olivia tersenyum mencibir. "Maksud kamu?" Elgard tak mengerti. "Kamu adalah satu-satunya penerus Papa Haris. Walaupun ada kakak perempuan kamu, tapi yang bisa meneruskan perusahaan keluarga Nugroho itu cuma kamu!" Jelas Olivia, membuat Elgard terdiam beberapa saat. " Kenapa aku bisa mengatakan seperti ini? Sebab aku juga baru tau tadi, bahwa ternyata Ayah kamu ngotot

    Last Updated : 2024-11-29
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 12 Chelsea Hamil

    Tiga bulan berlalu... Pukul 06.30 wib_ Kringg... Kringg... Dering alarm yang keras dari ponsel diatas nakas, memecah keheningan kamar, membuat Elgard tersentak dari tidurnya. Dalam keadaan kusut, Elgard segera menoleh ke arah jam dinding. Matanya membulat, menghitung detik yang semakin menyempit. Ini sudah pagi ternyata. 'Ini hari persidangan terakhirku, aku gak boleh terlambat.' gumam Elgard sambil berlari menuju kamar mandi. Ia segera membersihkan diri dengan terburu-buru, tak ingin membuang waktu sedikit pun. Setelah selesai, Elgard mengenakan setelan jas terbaiknya, mencerminkan keseriusan namun juga ada sedikit kekhawatiran yang memenuhi pikirannya. Elgard melangkah keluar rumah dengan langkah cepat, tak sabar ingin segera sampai di pengadilan. Namun, di tengah perjalanan, ia merasa ada sesuatu yang ganjil. Wajahnya tampak bingung, seolah mencari sesuatu yang hilang. Tiba-tiba, ia menyadari bahwa ia lupa membawa berkas-berkas penting yang di butuhkan dalam p

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 130 Quality Time...

    “Kita jalan sekarang?” Tanya Barra antusias. “Ayo.” Olivia mengangguk, berusaha tampak antusias didepan Barra. “Kamu mau kita kemana?” “Aku ikut kemana anda bawa, soalnya aku gak begitu tau tempat-tempat yang biasa orang datangi.” jelas Olivia, apa adanya. Barra mengerti. Kehidupan istrinya itu tidak seperti para gadis lainnya sejak dulu, yang bisa hanging out bersama keluarga dan teman, atau bebas keluar rumah jalan-jalan menghabiskan masa remaja, melakukan banyak hal produktif. Jika tak sekolah, istrinya sehari-hari disamakan dengan asisten rumah tangga, mengerjakan sebagian pekerjaan mereka demi menghemat pengeluaran rumah tangga. “Kita berbelanja dulu seperti janji saya tadi pagi.” Barra memutuskan. Olivia diam sejenak, hingga mengiyakan. Terserah suaminya itu saja. °°° Pusat perbelanjaan... Mall yang ramai dengan pengunjung menjadi saksi betapa pasangan Barra dan Olivia menarik perhatian banyak orang. Barra seperti biasa dengan tatapannya yang tajam dan dingin itu, ber

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 129 Jalan Sekarang!

    Rapat sedang berlangsung... Barra duduk di ujung meja rapat, menatap para karyawan yang duduk berbaris disisi meja. Rapat berjalan dengan lancar, para karyawan menyampaikan ide dan strategi mereka dengan lebih percaya diri. Barra terus mengawasi dan memberikan arahan, memastikan bahwa proyek film ini akan menjadi sukses besar yang akan mengangkat nama perusahaannya menjadi lebih tinggi di industri entertainment. Namun yang tak bisa Barra hindari sedari tadi, berkali-kali dirinya melirik jam tangan. ‘Kenapa siang terlalu lama?’ gerutunya dalam hati. Saat karyawan fokus mendengar kepala bagian marketing menyampaikan ide dan gagasannya, Barra membuka ponsel. Rasa ingin tahu tentang apa yang sedang istrinya lakukan dirumah saat ini, membuatnya tak tahan untuk melihat rekaman cctv rumah. Barra tanpa sadar, tersenyum melihat Olivia yang berada didapur. Istrinya itu terlihat seperti sedang membuat minuman untuk dirinya sendiri. Tampak Olivia menatap ke kamera cctv, seolah tahu jika

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 128 Jaga Hati...

    “Kamu diam. Artinya kamu tidak akan komplain lagi.” Ucap Barra memecah keheningan sesaat yang terjadi. “Aku gak akan membantah lagi. Terserah anda saja. Maaf...” Jawab Olivia, pasrah. Barra merasa tak senang dengan ketidak-antusiasan Olivia, hanya dirinya saja yang semangat untuk menunjukkan hubungan mereka pada semua orang. Wanita itu begitu terpaksa. Jefri menatap satu persatu wajah Barra dan Olivia. Entah mengapa, ia seakan merasa ada yang salah disini. Apakah sedang terjadi miss komunikasi di antara majikannya ini? Sang Nyonya muda menangkap, Barra mempublikasikan hubungan mereka hanya untuk menakut-nakuti lawannya yaitu Laksmana Sanjaya, agar tak berani lagi macam-macam. Ia pun merasa bimbang dan tak yakin dengan keputusan suaminya karena terkesan pria itu hanya ingin melangsungkan resepsi pernikahan, hanya untuk melindunginya semata, bukan untuk sesuatu yang lebih dari sekedar tentang seorang Laksmana. Tentang masa depan berdua, misalnya? Sedang sang Bos dari sikap istriny

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 127 Tidak Setuju!

    “Itu benar. Ini yang saya maksud kemarin bahwa kamu tinggal tunggu tanggal mainnya. Orang-orang akan tau tentang hubungan kita sebentar lagi karena resepsi pernikahan kita akan segera dilangsungkan. Kamu sudah siap kan?” Barra begitu excited.Olivia masih dipenuhi banyak pertanyaan di benaknya, masih sulit mempercayai. “Kenapa diadakan resepsi? Bukankah kita sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini?” Tanyanya butuh penjelasan, apa tujuan Barra sebenarnya?“Sepertinya memang tidak akan bisa dirahasiakan lagi Olivia. Orang memang harus tahu kalau kita sudah menikah. Tidak perlu menunggu Mommy dan Daddy kembali, resepsinya akan segera dilangsungkan!” Ujar Barra penuh keyakinan.Olivia tertegun. Mimpi apa dirinya? Apa itu artinya Barra telah membatalkan kesepakatan di awal bahwa pernikahan mereka akan berakhir setelah Azalea kembali.Apakah Barra telah menyadari bahwa sebuah pernikahan adalah sesuatu yang suci dan sakral, tidak boleh dipermainkan. Sehingga pria itu ingin serius membina r

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 126 Suka?

    “Kamu bilang apa?” Tanyanya untuk lebih memastikan, kenapa istrinya ini tidak protes?“Aku ikut apa aja yang suami aku katakan. Semua juga demi kebaikan aku kan?” Jawab Olivia, tak ada ekspresi keberatan yang ia tunjukkan.Barra cukup excited mendengar jawaban Olivia, wanita itu mau menuruti keinginannya? Tak protes apalagi merasa kesal.Perasaannya begitu lega, Olivia bersedia menjadi ibu rumah tangga saja. Seketika muncul di benaknya bayangan tentang keluarga bahagia yang harmonis, dilengkapi anak-anak yang lucu.Dadanya berdebar, namun senyumnya masih ditahan-tahan. Sejujurnya ia ingin langsung salto saat ini juga saking girangnya.“Bagus! Saya senang kalau kamu jadi istri yang nurut pada suami!” Barra membelai rambut panjang Olivia, wanita itu membuat hatinya selalu tentram. Olivia mengangguk. Ia tahu Barra mengkhawatirkan dirinya karena Laksmana pasti sedang mengincar nyawanya. Patuh dan taat pada apa yang suaminya katakan, maka itu yang akan ia lakukan meski tak bisa lagi beker

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 125 Setuju??

    Pukul 06.20 wib.Olivia sudah menyiapkan pakaian kantor untuk Barra. Dia memilih satu set kemeja dan celana panjang, serta mengambil dasi berwarna lebih gelap namun masih senada dengan kemeja yang dipilih.Barra mendekati Olivia perlahan. Pria itu baru saja selesai mandi, masih memakai bathrobe putih.Olivia menoleh sekilas pada suaminya tersebut, raut wajahnya masih dingin. Barra tahu Olivia masih marah padanya gara-gara kesengajaannya yang bisa membuat wanita itu mengandung benihnya.Tadi subuh, Olivia mengajaknya sholat berjamaah. Tetapi dengan berbagai alasan, dirinya tak sampai menjadi imam istrinya itu, alhasil Olivia sholat sendiri.Entah mengapa, dirinya merasa tak pantas. Sisi kelamnya yang tak diketahui orang lain termasuk Olivia istrinya sendiri, membuatnya merasa tak pantas menghadap Tuhannya. Dirinya berjiwa kejam, tak segan menyiksa bahkan menghabisi nyawa orang yang tak ia suka. Apa masih boleh menjalankan ibadah suci tersebut? Begitu pikirnya.“Ini pakaian kantor anda.

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 124 Kecewa!

    “Kenapa dikeluarkan di dalam??!!” Tanya Olivia begitu marah, Barra tak mendengar ucapannya yang selama mereka bergumul panas tadi, berkali-kali sudah ia peringatkan untuk bermain aman karena keduanya sama-sama tak menggunakan pengaman. Barra dengan napas masih ngos-ngosan, menarik tangan Olivia agar ikut berbaring bersamanya sambil berpelukan di bawah selimut, “Olivia...” Ucapnya lembut. “Aku tanya, kenapa gak dikeluarin di luar?” Olivia menepis tangan Barra, minta penjelasan. Barra membuang napas kasar, istrinya marah besar, “Saya tidak suka mengeluarkan di luar.” Jawabnya begitu enteng. “Hanya karena gak suka?? Egois!!” Olivia mengambil baju tidurnya, cepat-cepat memasang ke tubuhnya yang telah dipenuhi cukup banyak tanda cinta dari Barra. “Kamu mau kemana?” Barra menahan Olivia yang hendak turun dari ranjang. Olivia melepas tangannya dari genggaman Barra, tak mau disentuh. Barra telah mengingkari janji. Olivia berjalan dengan cepat ke kamar mandi, meninggalkan Barra y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 123 Merindukan Dia...

    “Bu Amanda kenapa tidak tidur?” Tanya suster yang baru saja masuk ke dalam kamar Amanda. Suster tersebut langsung berjalan ke arah jendela. Amanda memang tak bisa tidur, pikirannya sejak tadi tertuju pada istri muda Laksmana. Ia melihat pintu kamar terbuka, perlahan bangkit dari duduknya saat suster tengah menutup gorden kamar yang belum di tutup sejak semalam. Tanpa sepengetahuan suster, Amanda beringsut pergi, keluar dari kamar dengan mengendap-endap. Sementara itu... “Hei kamu!” Panggil seorang wanita pada salah seorang penjaga yang sedang duduk berjaga didepan. “Ya, Nyonya?” Penjaga tersebut berlari mendekati Nyonya mudanya. “Kamu punya handphone?” Penjaga diam sesaat, “Ada Nyonya.” Jawabnya. “Kemarilah...” Wanita itu meminta si penjaga mendekatinya. Penjaga dengan sedikit menundukkan kepala, menghampiri sang Nyonya yang hanya memakai baju tidur begitu minim, belahan dada dan pahanya terekspos nyata. Pria mana yang tak akan bernafsu? “Ada apa Nyonya Azalea?” Tanya penja

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 122 (21+)Peraturan Awal Pagi!

    Pukul 03.30 wib...Olivia membuka matanya. Rasanya malam ini dirinya cukup lama tertidur, tidak seperti biasanya. Dari arah jam dinding yang sejajar dengan posisi tidurnya miring ke kanan, waktu telah menunjukkan hampir memasuki subuh ternyata. Olivia bisa merasakan sebuah beban di badannya, tangan seorang pria tengah melingkar posesif di pinggangnya dari belakang. ‘Jadi aku masih aman ya? Kami benar-benar cuma tidur...’ dirinya membatin, lega. Barra ternyata hanya tidur bersamanya, tidak melakukan hal yang lebih. Ia merasa tubuhnya begitu segar karena tidurnya cukup berkualitas. Tak pernah sebelumnya Olivia tidur senyenyak ini di malam hari. Apa karena di pelukan hangat seorang Barra? Perlahan, Olivia yang tadinya tidur membelakangi Barra, bangkit untuk duduk. Ia akan mempersiapkan diri menyambut subuh seperti biasanya. Tangan Barra yang ada di pinggangnya, dengan penuh kelembutan Olivia singkirkan dari sana. “Mau kemana hem!!” Eh! Olivia yang terkejut, kembali terbaring pada

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status