Share

BAB 13 - Air Mata yang Disembunyikan

Jelita menatap punggung Bambang yang menjauh, mengejar Novita yang bergegas masuk ke dalam rumah. Ia terduduk lemas di kursi taman, air mata mulai mengalir di pipinya. Suara-suara Novita masih terngiang di telinganya, menusuk hatinya seperti ribuan jarum.

"Kau hanya alat demi memenuhi kebutuhanku untuk memiliki keturunan. Ingat itu!"

Kata-kata itu terus berputar dalam benaknya, membuatnya merasa kecil dan tidak berharga. Dengan langkah gontai, Jelita akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya.

Begitu pintu kamar tertutup di belakangnya, pertahanan Jelita runtuh seketika. Ia merosot ke lantai, bersandar pada pintu, dan membiarkan isak tangisnya pecah. 

Tubuhnya bergetar hebat saat ia memeluk lututnya, mencoba meredam suara tangisannya agar tid

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status