/ CEO / Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita / Melahirkan Keturunan Musuh

공유

Melahirkan Keturunan Musuh

작가: Risca Amelia
last update 최신 업데이트: 2024-09-22 14:53:00

Melihat Almeera memegangi perutnya, Nyonya Diana mengerutkan kening tetapi segera tersenyum lembut. "Tidak apa-apa. Kalau kamu tidak suka ikan salmon, kita bisa pesan yang lain."

Perempuan paruh baya itu segera memanggil pelayan lagi untuk memesan makanan. "Kamu ingin memesan sesuatu yang lain, Almeera?"

Almeera menghela napas lega. "Terima kasih, Nyonya. Mungkin, saya akan memesan daging sapi."

Ketika pelayan mencatat pesanannya, Almeera merasa perutnya bergejolak lagi. Sensasi tersebut semakin kuat, dan akhirnya ia terpaksa bangkit dari kursi, meninggalkan meja restoran dengan tergesa-gesa. Langkahnya ringan tetapi cepat menuju toilet, napasnya terasa semakin pendek

Ketika Almeera menghilang di balik pintu toilet, suasana di meja itu berubah seketika. Tatapan Tuan Marco yang tadinya hangat mendadak berubah dingin, bibirnya mengerut masam, seakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Nyonya Diana yang sudah lama mengenal suaminya, langsung menyadari perubahan itu.

"Kamu memikirkan
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Marina Rose
dh kenapa nk marah, ko x akui pun meera anak ko dpn dia.. nk anak bahgia tp ko yg nk renggut kbhagiaan dia.. camtu ke bapa syg ank
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Gagal Lagi

    Almeera merapikan rambutnya yang terurai ke bahu, kala mobil Tuan Marco berhenti di depan lobi apartemen. Sembari menenteng paper bag yang berisi barang belanjaan, Almeera keluar dari mobil. Senyumnya tampak gugup, tetapi ia berusaha menyembunyikannya dengan berbasa-basi ringan.“Terima kasih sudah mengantar saya pulang. Terima kasih juga untuk kado pertunangan dan pudingnya,” tuturnya berpamitan dengan sopan.Nyonya Diana dan Tuan Marco hanya tersenyum tipis. “Selama kamu senang, kami pasti akan senang juga. Jangan lupa, makan yang banyak dan istirahat yang cukup,” kata Nyonya Diana mewakili sang suami. "Akan saya ingat, Nyonya," balas Almeera sambil tersenyum. Ia melambaikan tangan kepada pasangan itu, sebelum melangkah menuju lobi apartemen.Ketika lift membawanya ke unit apartemen milik Kaisar, pikiran Almeera mengulang obrolan di dalam mobil tadi. Terutama, saat Nyonya Diana menyebutkan bahwa gejala yang dialaminya mirip dengan wanita yang hamil muda. Sesampainya di apartemen,

    최신 업데이트 : 2024-09-23
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Tidak akan Membiarkannya

    Kaisar menyandarkan punggungnya ke kursi belakang mobil yang membawanya berkeliling kota Bandung sejak pagi. Setelah meninjau dua outlet perhiasan baru di pusat perbelanjaan, dia merasa sedikit lega. Meski masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki, penjualan tampaknya akan berjalan lancar. Udara yang sejuk dan suasana kota yang berbeda membuat Kaisar merasa lebih segar. Mobilnya pun bergerak, melewati pusat pertokoan dan kuliner yang ramai dengan pengunjung. Kaisar melihat sekilas lewat kaca jendela mobil. Selama ini, ia tidak pernah tertarik dengan hal semacam itu. Namun, kini ada sesuatu yang menggelayut di benaknya, sesuatu yang membuatnya tergerak untuk melakukan tindakan yang tidak biasa."Pak Wahyu," panggil Kaisar, memecah keheningan."Ya, Tuan?" sopir setianya itu menoleh dari kursi depan, tatapannya penuh hormat."Aku mau mampir sebentar di toko pakaian," kata Kaisar, sambil melihat deretan toko yang dipadati oleh wisatawan.Pak Wahyu tampak heran. Hampir sepuluh tahun beke

    최신 업데이트 : 2024-09-24
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Suamiku Sudah Pulang

    Ketegangan itu tak bertahan lama, karena beberapa menit kemudian Kaisar muncul dari balik pintu. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Rambutnya masih basah, menunjukkan bahwa ia baru saja selesai mandi. “Meera, kamu sudah bangun?” panggil Kaisar sambil tersenyum kecil. Ia menyeka rambut dengan tangan, tampak santai dan tenang, seolah tidak ada yang aneh sama sekali.Almeera menatap Kaisar dengan kaget. “Kapan kamu pulang dari Bandung, Hubby?” tanyanya terburu-buru, masih belum sepenuhnya menyadari bahwa suaminya ada di rumah. “Kenapa tidak membangunkan aku? Tadi aku kira … ada penjahat masuk kemari.”Kaisar mendekati tempat tidur sambil tetap memegangi handuknya. “Kamu tidur nyenyak sekali, Sayang. Kelihatannya kamu sangat capek. Aku tidak tega membangunkan kamu,” jawab Kaisar sambil tertawa pelan, suara lembutnya penuh kasih. “Tidak mungkin ada orang lain yang bisa masuk ke apartemenku. Mereka tidak tahu passwordnya.”Almeera masih tertegun, berusaha mencerna apa

    최신 업데이트 : 2024-09-25
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Buah Cinta di Rahimku

    Kaisar menatap Almeera dengan bingung. “Mual? Seingatku, kamu selalu suka makan steik ikan.”Almeera mengalihkan pandangannya, merasa sedikit gugup. Ia tahu, Kaisar pasti akan bertanya lebih lanjut jika ia tidak segera memberikan penjelasan. Namun, ia merasa belum siap untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Perasaan aneh itu—mual yang tiba-tiba, kelelahan dan rasa kantuk, serta keinginan untuk mencicipi makanan tertentu—semuanya memang mirip tanda-tanda kehamilan. Namun, ia memutuskan untuk menunggu hasil tes kehamilan besok pagi, sebelum mengatakan apa-apa kepada Kaisar.“Mungkin, aku sedang bosan dengan ikan,” jawab Almeera dengan suara pelan, mencoba menyembunyikan rasa cemas yang menggelayut di pikirannya. Kaisar tetap menatapnya dengan dahi berkerut. “Mau aku pesankan makanan yang lain? Kalau perutmu sakit atau kurang nyaman, aku akan mengantarmu ke dokter.”Almeera tersenyum tipis, berusaha meyakinkan suaminya. “Tidak, aku baik-baik aja. Aku ingin makan kue dan camil

    최신 업데이트 : 2024-09-26
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Ratu Drama

    Almeera mengambil waktu sejenak untuk menyeka wajah dan membilas mulutnya sebelum membuka pintu. Begitu ia membuka pintu, Kaisar langsung menghambur masuk dengan tatapan khawatir. “Kamu muntah, Sayang? Kita harus pergi ke dokter,” katanya sambil meraih bahu Almeera.“Tidak perlu, Hubby. Aku cuma muntah sedikit, mungkin karena bangun terlalu pagi,” ujar Almeera, berusaha terdengar kuat meski tubuhnya masih lemas. Kaisar tidak terlihat yakin. Netranya yang tajam menyapu wajah Almeera, mencari tanda-tanda lain, sekiranya ada sesuatu yang salah pada sang istri. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuh Almeera dengan mudah. Almeera terkejut, tetapi Kaisar sudah berjalan cepat menuju tempat tidur.“Hubby! Aku bisa jalan sendiri,” protes Almeera.“Kali ini, aku harus memaksamu, Sayang,” jawab Kaisar tegas, sambil membaringkan Almeera dengan hati-hati di atas ranjang. “Jangan turun dari tempat tidur sepanjang hari. Aku tidak akan membiarkanmu sakit.”Almeera t

    최신 업데이트 : 2024-09-27
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Saksi Mata

    Sebelum ada pelayan yang melihat, Karenina buru-buru duduk kembali di kursi roda. Ia memanggil perawat pribadinya yang selalu siaga tak jauh darinya. Bibirnya melengkung tipis, tatapannya lurus ke arah pintu menuju ruang piano. Dengan isyarat tangan, Karenina memanggil perawat yang selalu setia mendampinginya itu."Antar aku ke ruang piano," perintahnya singkat. "Aku ingin bermain piano lagi. Sudah terlalu lama aku tidak menikmati waktuku sendiri di sana."Tanpa banyak bicara, perawat itu mengangguk dan mulai mendorong kursi roda sang majikan ke ruang piano, yang terletak di sayap kanan mansion.“Kamu boleh pergi sekarang,” tukas Karenina dengan sorot dingin.Perawat itu terlihat ragu sejenak, tetapi akhirnya menunduk hormat sebelum melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan Karenina sendirian. Begitu pintu tertutup, senyuman Karenina berubah lebih lebar. Ia meletakkan kedua tangannya di lengan kursi rodanya, merasakan kekuatan ya

    최신 업데이트 : 2024-09-28
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Istriku Berubah Manja

    Karenina masih berdiri di depan jendela, memandangi hamparan hijau yang terbentang di hadapannya. Wajahnya mulai tenang, tetapi hatinya masih dipenuhi rasa dendam yang tak terbendung. Perlahan, Karenina menyentuh kaca jendela dengan jemarinya. Tidak lama lagi, semuanya akan berubah. Karenina berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan membiarkan Almeera menang.Dengan tenang, Karenina kembali duduk di kursi rodanya, senyuman licik terlukis di wajahnya. “Aku akan membuat semua orang melihat siapa yang sebenarnya pantas,” gumamnya pelan pada dirinya sendiri, matanya menyipit penuh kebencian. “Dan Kaisar... dia akan tahu, aku yang lebih layak berdiri di sampingnya. Bukan Almeera.”Karenina meremas lengan kursi rodanya, merasakan gelombang kebencian terhadap Almeera menyelimuti hatinya. Di pesta pertunangan Reval nanti, dia tidak akan membiarkan Almeera mendapatkan satu pun perhatian positif. Malam itu akan menjadi miliknya—malam di mana

    최신 업데이트 : 2024-09-29
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cantik Mempesona

    Setelah beberapa saat berpelukan, Almeera akhirnya melepaskan diri perlahan. Ia duduk kembali di tempat tidur, sementara Kaisar tetap di sampingnya.“Nanti sore, aku akan memanggil MUA untuk datang ke apartemen,” kata Kaisar sambil merapikan rambut Almeera yang berantakan. “Supaya kamu terlihat cantik di acara pertunangan Reval dan Violetta. Semua orang harus tahu betapa beruntungnya aku punya istri secantik kamu.”Almeera tersenyum senang mendengar kata-kata manis dari Kaisar. Namun di balik senyum itu, ada sedikit kekhawatiran yang menyelinap. Dengan kehamilannya saat ini, ada kemungkinan kondisi fisiknya akan naik turun. Ia takut tiba-tiba mual atau pusing di tengah-tengah acara.“Itu ide bagus. Aku ingin terlihat baik di depan keluargamu. Tapi…” Ia memandang Kaisar dengan penuh harap. “Kamu jangan jauh-jauh dariku saat aku di-make up.”Kaisar tertawa kecil, menyentuh pipi Almeera dengan lembut. &l

    최신 업데이트 : 2024-09-30

최신 챕터

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status