Kalau baca cerita ini sampai selesai, jangan lupa dukungannya ya. Mohon maaf kalau Ending tidak sesuai ekspektasi kalian. Semoga hari kalian menyenangkan Salam sayang dari Silan :D
Tujuh belas tahun telah berlalu, dan kabar kehamilan Liora membawa kebahagiaan besar dalam keluarga Kevin. Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya Varka akan punya adik. Kehamilan itu bagaikan kejutan besar bagi Kevin dan Liora, mengingat perjalanan panjang mereka sebelumnya. Kevin kini sangat berhati-hati menjaga kesehatan Liora, mengingat pengalaman mereka dulu saat Liora hamil Varka, yang menyebabkan Liora harus dirawat intensif di rumah sakit karena kondisi tubuhnya yang sangat lemah. Namun, anehnya kali ini, justru Kevin yang mengalami ngidam. Ia tak bisa berhenti memakan mangga muda, sementara Liora justru hanya bisa makan kentang rebus sebagai pengganti nasi. Kehamilan ini terasa penuh keanehan, tapi mereka tetap bersyukur menerima anugrah setelah penantian yang panjang. "Varka, katanya tante Liora hamil ya?" tanya Saga. Varka hanya mengangguk, tak terlalu antusias. "Wah akhirnya setelah penantian yang sangat lama kamu bakalan punya adik, selamat ya." ucap Saga. Varka me
Malam harinya Varka ada di rumah Saga, kedua orang tua dan adik Saga sedang tidak ada di rumah jadi hanya ada dua remaja cowok di rumah bermain game di layar yang ada dalam kamar Saga, suara mereka memenuhi ruangan itu sampai akhirnya Varka kalah main dari Saga.Varka melemparkan stik game ke depan, "Lusa jalan yok, bosen nih.""Ngapain?" sahut Saga."Liburan lah bego, lu pikir ngapain? Nyari cewek?" ketus Varka sambil merebahkan tubuhnya.Saga mematikan PC lalu berdiri membereskan meja belajarnya, "Gak bisa, Ka. Lusa nanti aku mau join sama papa ada acara kantor, Lu ajak aja gitu temen yang lain."Pupil mata Varka melirik Saga kemudian bibirnya menghembuskan nafas, "Temen mana yang aku percaya, kamu juga tahu kan aku gak punya banyak temen. Paling-paling temen futsal, skate sama temen motoran, mereka juga bukan dari sekolah kita.""Kalau gitu ya cari aktivitas lain aja.""Sayangnya mami aku lagi hamil, otomatis papi gak bakalan kasih ijin aku keluar sama mami." Varka tiba-tiba berdir
Pagi hari Liora bangun karena Kevin mual tidak karuan di dalam kamar mandi, momen seperti ini seolah kebalikan dari kehamilan Liora yang pertama, Liora mendekati Kevin, mengusap punggung suaminya agar perasaannya lebih baik.Sarapan pagi sudah dihidangkan, sebelum sarapan Kevin minum obat dan itu berhasil meredakan mualnya sehingga ia bisa sarapan dengan tenang tanpa takut mual lagi, Kevin makan dengan lahap sementara Liora sibuk mengupas kulit kentang rebus karena itu makanan yang bisa masuk ke perutnya beberapa hari ini."Karin sama Altar lagi dimana sekarang, beberapa hari ini mereka gak pernah kelihatan datang ke rumah." ucap Liora."Karin sama Altar lagi di Bogor, mereka ada kegiatan di sana gak tau kapan pulang." jawab Kevin.Setelah sarapan, Kevin lanjut makan buah."Kamu gak ke kantor hari ini?" tanya Liora.Kevin menggeleng, "Aku pantau dari rumah sementara waktu, kalau di kantor bawaannya pusing terus, sekalian kalau aku di rumah kan bisa jagain kamu. Dokter bilang kandungan
"Lihat nih, Ka. Rania ternyata masih SMP, bentar lagi dia jadi anak SMA, kita-kira bakalan sekolah dimana ya.""Palingan juga lanjut di sekolah internasional lagi, tuh cewek kan anak kesayangan Oma." jawab Varka.Saga menggeser layar ponselnya melihat foto Rania di media sosial, "Cantik anaknya, sayangnya masih lima belas tahun, nanti dia pas SMA kita udah masuk kuliah."Varka menoleh melihat foto Rania di ponsel Saga, cewek cantik itu banyak menghabiskan waktunya di luar negeri karena cucu kesayangan Oma yang berstatus sebagai salah satu orang terkaya se-Bandung raya."Di kelasku juga ada kok cewek cantik." ucap Varka.Tentunya Saga yang juga satu sekolah dengan Varka menoleh, "Yang mana?""Yang bukan cowok pastinya," Varka lalu tertawa dan berhasil mendapat pukulan dari Saga."Dih, orang lagi serius juga. Eh tapi pas acara ulang tahun Rania kemarin aku denger katanya tuh cewek udah dijodohin, tiap ingat itu aku sakit hati." Saga menjatuhkan tubuhnya berbaring di kursi kayu tempat me
"Anaknya Airin cantik ya, menurutmu gimana kalau kita setuju sama kesepakatan keluarga Pak Gimartin?" tanya Kevin sambil bermanja manja memeluk istrinya."Kesepakatan kayak apa?"Kevin menunjuk sisi wajah Liora dengan jari telunjuknya, "Ya itu loh, dulu kan Pak Gimartin pernah ngomong kalau anaknya dia lahir perempuan bakalan di jodohin sama Varka, bahkan sebelum mereka menikah juga niat memang mau jodohin Varka sama anak mereka."Kepala Liora menggeleng sambil tangannya mengusap rambut suaminya, "Memang Varka mau kalau di jodohin sama Rania, terus Rania juga apa setuju soal itu? Mereka aja loh masih belasan tahun, kalian para bapak-bapak ini ngebet banget buat jodohin anak-anak, biarin mereka aja yang nentuin jodohnya nanti siapa.""Keluarga Rania itu baik-baik, gak akan salah kalau kita jodohin mereka, Varka juga ganteng, Rania cantik, mereka itu pas banget kalau jadi pasangan."Liora terkekeh menepuk nepuk wajah Kevin, "Kamu ini ya paling cepet banget buat nentuin calon mantu, tapi
"Senang bisa bertemu Anda, Pak." ucap Kevin menjabat tangan Gimartin atau pria yang kerap disebut Om Gim oleh Varka."Kayak sama siapa aja kamu manggil pake embel-embel, Pak. Lagian ini bukan pertemuan resmi juga, santai ajalah." ucap Gim.Kevin terkekeh sembari mempersilahkan Gim duduk, "Ini soal anak-anak.""Jadi kamu udah setuju nih kalau mereka dijodohkan?" sahut Gim."Kalau aku setuju aja, mereka juga cocok. Tapi kemarin mami nya Varka kelihatannya ragu kalau perjodohan ini bakalan memberatkan anak-anak."Gim mengangguk, "Sebenarnya Airin juga sama aja, dia gak begitu setuju. Selain itu nanti aku juga harus ngomong sama Oma-nya Rania soal perjodohan ini, kamu tahu sendiri kalau Oma-nya Rania itu ketat banget jagain cucunya, ngalahin aku sebagai bapaknya.""Kalau gitu kita kan udah sepakat ya mau jodohin anak-anak, jaman sekarang udah lebih bebas dari jaman kita dulu, aku khawatir aja nanti Varka salah pergaulan terus bikin masalah sama cewek lain.""Aku juga sama, anakku perempuan
Beberapa minggu berlalu, hari ini para peserta renang sudah bersiap untuk melakukan perlombaan. Kevin dan Liora turut hadir untuk melihat putra kebanggan mereka melakukan pertandingan, tak hanya itu saja, saat Kevin menoleh melihat kedatangan Gim bersama istri dan anaknya."Apa kita terlambat?" tanya Gim."Belum dimulai kok, sini kita nonton." ucap Kevin.Rania duduk di sebelah Liora, "Tante apa kabar, adek bayi sehat kan?" tanya Rania."Sehat kok, kamu kalau akhir pekan main dong ke rumah tante lagi." Rania terkekeh, "Nanti Rania usahakan, soalnya kadang akhir pekan Rania juga ada kegiatan.""Masih muda udah sibuk banget ya kamu, sini kita santai dulu sambil nonton Varka tanding." Rania mengangguk.Di sisi lain lapangan sudah ada enam peserta dengan persiapan yang matang, salah satunya ada Varka di urutan ke empat. Dari yang lainnya, Varka terlihat lebih tinggi karena gen ayahnya juga tinggi.Kulitnya juga lebih putih dari peserta lainnya, tapi apakah kemampuan Varka juga lebih dar
"Nanti kalau Rania udah lulus SMP bakalan lanjut di mana?" tanya Liora.Gim menoleh, "Aku gak maksain pilihan Rania, kalau dia mau di sekolah internasional silahkan, kalau mau di sekolah swasta juga gak masalah, tergantung anaknya mau pilih mana."Kevin menghentikan mobil di depan restoran kemudian turun dari kendaraan, "Varka masih belum aku kasih tau.""Rania juga belum dikasih tau, tapi kemarin pas aku bicara sama Omanya dia gak sengaja dengerin," balas Airin."Jadi Rania tau kalau Varka yang bakalan dijodohkan sama dia?" tanya Liora lagi.Airin menggeleng, "Soal itu masih belum, Rania juga gak marah kalau tahu dia bakalan dijodohkan. Kira-kira nanti reaksinya kayak apa yang kalau tau cowok itu adalah Varka."Para orang tua serempak melihat kedatangan Varka, kedua remaja itu terlihat sangat romantis padahal hanya berboncengan, tapi Varka juga membantu Rania turun dari motor serta melepaskan helm di kepala gadis itu.Kevin tersenyum tipis, putranya sudah besar meski rasanya baru kem
Proses prewedding sebisa mungkin selesai satu hari karena akan ada proses calon pengantin dilarang keluar rumah selama satu minggu sebelum hari pernikahan, dan sehari setelah prewedding, Varka bersama Rania menyelesaikan dokumen pernikahan secepat yang mampu mereka lakukan dalam waktu satu hari dan itu berhasil.Selesai dua hal itu di persiapkan, kini Varka dan Rania juga memilih dekorasi seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pesta resepsi, dan beruntungnya WO yang bekerja sama adalah kenalan dekat keluarga, pemilihan juga tidak membutuhkan waktu lama, setidaknya hanya butuh waktu kurang dari dua jam.Mengenai pemilihan gedung, itu sudah diurus oleh para orang tua karena harus memesan beberapa bulan sebelumnya sementara Varka dan Rania saat itu masih di negara orang.Dan voila, dalam waktu lima hari yang bisa dimanfaatkan Varka dan Rania untuk pesta pernikahan sudah lengkap, selebihnya di urus oleh orang tua mereka diawal. Lalu hari ini, hari dimana Varka dan Rania dilarang bertem
Lima tahun berlalu.Tepat hari ini usia Rania berusia dua puluh enam tahun dan menjadi Dosen muda di negara Singapura di bidang Artificial Intelligence yang mulai ditekuni sejak lulus pendidikan S2 di Sydney. Pembawaan saat mengajarkan materi di kelas banyak dipuji oleh mahasiswa. dan semua ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.Rania melihat jam tangannya saat keluar dari kelas, beberapa mahasiswa menyapanya dengan ramah dan dibalas tak kalah ramah juga oleh Rania.Sekarang sudah pukul tiga sore dan tunangannya mengatakan akan mendarat di bandara Soetta pada pukul empat sore. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka berpisah lima tahun lalu.Rania merindukan Varka, lelaki itu juga pasti demikian. Ada perasaan gak sabar untuk bertemu calon suaminya karena kedatangan Varka ke Indonesia adalah untuk membahas pernikahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.Sayangnya Rania belum bisa bertemu dengan Varka hari ini di Indonesia karena posisinya masih di negara lain, ia baru men
Dari Bandung ke Jakarta setidaknya memakan waktu beberapa jam, dan Varka bersama Rania duduk sebelahan. Sebenarnya perjalanan mereka baru besok sore, sengaja berangkat sekarang karena ingin menghabiskan waktu berdua sebelum menjalani hubungan jarak jauh yang tidak sebentar."Kamu jangan lupa buat hubungin aku ya, setidaknya itu sekali setiap hari, tapi kalau kamu sibuk banget, hubungi aku seminggu sekali juga gak apa-apa." ucap Rania.Varka menoleh, meraih tangan Rania dan menggenggamnya, "Pasti, aku bakalan sempatkan kirim pesan atau menghubungi kamu. Saling jaga diri baik-baik ya sampai kita dipertemukan kembali suatu hari nanti."Rania mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke lengan Varka menantikan kereta tiba di stasiun tujuan.Beberapa jam berlalu dengan cepat, mereka tiba saat jam makan siang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke penginapan, keduanya memilih makan lebih dulu dan Varka memperhatikan setiap kali makan bakso, Rania selalu menyisihkan daun bawang ke pinggirnya."Gak s
Hari yang ditunggu akhirnya tiba di mana pertunangan Varka dan Rania dilakukan hari ini. Dihadiri oleh beberapa kerabat dekat untuk memeriahkan acara tersebut dengan baik. Pesta keluarga itu berlangsung dengan bahagia, terlebih ketika Rania memamerkan cincin pertunangannya yang tampak cantik di jari manisnya.Cincin tersebut sebagai lambang kalau ia telah memiliki calon pasangan hidup, saling memegang teguh komitmen hingga pernikahan itu tiba."Kalian cocok banget," puji Airin yang berdiri bersama Liora melihat anak-anak mereka dengan bangga."Jadi harapan kita buat satuin mereka gak cuman omong kosong belaka, kan." sahut Gim.Kedua wanita di depannya menoleh, Airin dan Liora terkekeh, mereka ingat kalau orang yang paling bersemangat untuk menjodohkan Rania dan Varka adalah Gim, sekarang terlihat wajah puas melihat anaknya dan Varka sudah membuat perjanjian awal pernikahan.Kevin mendadak datang merangkul Gim dengan akrab, "Semoga dilancarkan sampai hari pernikahan ya, calon besan." k
Dua hari setelahnya, kini keluarga Varka dan Rania berkumpul bersama sambil menikmati makan malam sekaligus membahas mengenai acara pertunangan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, di kedua keluarga sudah sepakat jika pesta dilakukan sederhana karena Varka dan Rania akan melanjutkan pendidikan kembali."Jadi kesimpulannya, baik Varka maupun Rania udah sepakat untuk pertunangan dilakukan dalam waktu dekat kan?" tanya Gim.Rania dan Varka mengangguk."Baguslah, kalau begitu ini berlangsung dengan lancar. Besok kita mulai penyusunan acaranya, pesta dilakukan dalam tiga hari lagi karena jadwal cuti kalian yang sangat sedikit." tambah Kevin.Rania menoleh sekilas ke arah Varka sebelum ke ayahnya, "Sebaiknya acaranya gak perlu mewah, ini cuman pertunangan.""Aku juga setuju, nanti aja pas acara nikahan baru dibuat mewah gak apa-apa." tambah Varka.Kevin dan Gim tertawa pelan, "Ternyata anakmu gak sabar juga buat segera bikin acara nikahan." canda Gim.Rania sendiri tersenyum malu-malu mes
Keesokan harinya, Varka turun ke ruang meja makan dimana orang tua dan adiknya ada di sana. Dengan santai Varka menarik kursi di sebelah Zaline, bahkan Varka mengusap sekilas rambut adiknya."Ka, kita bahas yang semalam. Kamu beneran serius mengenai pertunangan kamu sama Rania?" tanya Kevin.Varka menoleh, "Iya.""Gak coba kamu pikirkan lagi?" tanya Liora.Varka menggeleng, "Gak, Mam. Aku udah bilang setuju sama Rania, masa aku tarik lagi ucapan itu. Memang kalian mau bahas lebih lanjut lagi mengenai kapan acaranya ke keluarga Rania?""Kalau kalian berdua udah setuju, pertunangan secepatnya dilakukan, baik itu kamu sama Rania bakalan balik untuk melanjutkan pendidikan, waktu kalian terbatas." ucap Kevin."Terserah papi aja deh." Varka meraih roti bakar dan mengolesnya dengan selai coklat.Selesai sarapan, Varka menghampiri motor hitamnya, membersihkan dari debu yang sekiranya menempel. Bagaimanapun motor ini yang menemani masa remajanya, jadi tidak akan Varka jual."Bro!"Varka menol
Mobil putih yang Varka kendarai tiba di depan rumah Rania, "Makasih ya udah bela-belain anterin sampai rumah." ucapnya.Varka mengangguk, "Lebih aman kalau aku yang anterin kamu pulang, udah sana masuk biar aku cepet balik."Rania terkekeh, "Oke, hati-hati." lalu Rania turun dari mobil Varka sebelum kendaraan itu mulai melaju pergi, dengan senyum manis terukir di bibir Rania, gadis itu berjalan masuk ke dalam rumahnya pada pukul sebelas malam.Ternyata kedua orang tuanya sudah menantikan kedatangan Rania pulang, mereka duduk di sofa ruang tamu melihat ke arah Rania dengan sorot mata yang sulit dijelaskan."Ada apa?" tanya Rania heran.Gim menarik pelan tangan putrinya untuk duduk, "Kamu udah bicara sama Varka, jawaban dia gimana?" ucapnya tanpa basa basi.Rania tiba-tiba memeluk Gim dengan erat, "Rania seneng banget, Pa. Varka setuju buat pertunangan dilakukan dalam waktu dekat." katanya antusias."Yang bener?" sahut Airin."Iya, Varka sendiri yang ngomong." jawab Rania serius."Jadi
Rania tercengang, lebih ke arah gak percaya kalau Varka bakalan ngomong kayak barusan. Seperti mendapatkan kebahagiaan melejit tinggi, Rania berbalik ke arah Varka tanpa ragu memeluknya dengan erat.Gak ada pembicaraan, Rania buru-buru melepaskan pelukan karena mereka sedang ada di tempat umum sekarang, beberapa orang bahkan melihatnya dengan pandangan aneh barusan, tapi Rania gak peduli."Kamu serius?""Iya, aku serius. Tapi seperti yang kamu tau, perasaan aku udah gak sama lagi kayak dulu, jadi kamu harus bantu untuk perbarui." jawab Varka.Rania terkekeh, "Kamu bikin orang salah paham gampang banget ya." ujarnya."Sebenarnya kamu lebih jago bikin orang salah paham," Varka meraih tangan Rania, "jadi kita sepakat untuk terima pertunangan itu kan?"Rania mengangguk, "Tapi aku masih kuliah di Aussie, aku cuman punya libur dua belas hari.""Aku juga sama, cuti cuman dua minggu sebelum balik ke Denmark. Jadi, sementara ini kita fokus dengan dengan tujuan awal, kamu jadi dosen dan aku jad
Keluarga Rania dan keluarga Varka sudah ada di tempat yang sama, beberapa tahun tidak bertemu tapi Rania masih saja mengagumi sosok Varka sampai sekarang, justru wajah cowok itu makin dewasa dan punya tubuh lebih kekar.Namun perbedaan yang sangat terasa adalah sorot matanya yang berbeda, mungkin karena terlalu lama gak ketemu, jadi Rania merasa gak nyaman dengan tatapan Varka. Padahal saat usianya dua puluh tahun dan orang tuanya mengatakan kalau cowok yang dipasangkan untuk Rania adalah Varka, gadis itu kelihatan senang sekali.Tapi sekarang ... rasanya ada yang salah."Tadinya, tahun kemarin kita kasih tau ke kamu soal perjodohan ini, tapi kamu masih ada di Eropa dan gak punya izin cuti, dan sekarang kamu ada di sini untuk mengetahui calon istri kamu di masa depan. Hubungan kalian udah cukup baik, jadi kita para orang tua sepakat untuk mengadakan pertunangan dalam waktu dekat sebelum Varka kembali ke Eropa." ucap Kevin.Sementara sekarang ini Varka menatap Rania, gadis itu punya ra