Share

Bagian 5

"Anaknya Airin cantik ya, menurutmu gimana kalau kita setuju sama kesepakatan keluarga Pak Gimartin?" tanya Kevin sambil bermanja manja memeluk istrinya.

"Kesepakatan kayak apa?"

Kevin menunjuk sisi wajah Liora dengan jari telunjuknya, "Ya itu loh, dulu kan Pak Gimartin pernah ngomong kalau anaknya dia lahir perempuan bakalan di jodohin sama Varka, bahkan sebelum mereka menikah juga niat memang mau jodohin Varka sama anak mereka."

Kepala Liora menggeleng sambil tangannya mengusap rambut suaminya, "Memang Varka mau kalau di jodohin sama Rania, terus Rania juga apa setuju soal itu? Mereka aja loh masih belasan tahun, kalian para bapak-bapak ini ngebet banget buat jodohin anak-anak, biarin mereka aja yang nentuin jodohnya nanti siapa."

"Keluarga Rania itu baik-baik, gak akan salah kalau kita jodohin mereka, Varka juga ganteng, Rania cantik, mereka itu pas banget kalau jadi pasangan."

Liora terkekeh menepuk nepuk wajah Kevin, "Kamu ini ya paling cepet banget buat nentuin calon mantu, tapi memang sih Rania itu cantik anaknya, dia pintar juga. Tapi aku gak mau maksain anak-anak, nanti kalau Varka marah sama kita kan gak bagus."

"Gak dipaksain kok, ini aku cuman nanya aja gimana baiknya mereka dijodohin dari sekarang mumpung mereka masih muda, belum deket sama yang lain. Nanti kalau mereka resmi di jodohkan, mereka juga gak bakalan pacaran sama yang lain. Anak muda jaman sekarang itu pergaulannya lebih bebas, loh."

"Kamu emang udah kasih tau ke Varka kalau dia yang bakalan dijodohin ke Rania?"

Kevin menggeleng, pria itu berbaring menggunakan paha Liora sebagai bantal sehingga istrinya itu menunduk menatapnya sembari mengusap wajah Kevin yang terawat.

"Belum, aku mau buat kesepakatan dulu sama Pak Gimartin buat kelanjutan perjodohan ini mau dilanjutkan atau tidak, kalau aku sih gak keberatan. Menurut kamu gimana?"

Liora tampak berpikir sebentar, sebenarnya dia juga gak keberatan kalau Varka di jodohin sama Rania, lagian Rania itu cantik, pintar, baik, ramah, pokoknya cocok banget buat Varka.

"Kalau Varka dan Rania gak setuju gimana?"

"Itu masalah belakangan, asalkan perjodohan udah ditetapkan, mereka juga gak bakalan nolak kok." jawab Kevin.

"Itu pemaksaan dong buat mereka."

Kevin menggeleng, "Awalnya pasti mereka berpikir kayak gitu, nanti kalau udah kebiasaan juga bakalan di terima pelan-pelan." Kevin memejamkan matanya, tapi malah ingatan ketika dia dijodohkan sama Airin muncul dipikiran.

"Aku ingat, dulu aku pas di jodohin sama Airin juga gak mau. Tapi lama-lama pasrah juga, sekarang perjodohan itu gagal dan aku nikah sama kamu. Jadi, perjodohan Varka sama Rania gak sepenuhnya maksa anak-anak, mereka cuman perlu tahu kalau ini loh jodoh mereka nanti yang dipilih sama orang tua. Tapi jangan kasih tau ke mereka kalau perjodohan itu juga bisa mereka tentang, nanti malah ngelawan si Varka."

Liora menghela nafas, "Terserah kamu aja deh kalau gitu, aku pikir juga Rania anaknya baik kok. Cuman kamu tahu sendiri kan anak kita tuh kayak gimana, nanti yang ada Rania malah gak suka lagi sama kelakuan Varka."

Kevin tertawa pelan, "Tapi kan anak kita juga berbakat loh, awal bulan depan aja Varka ada tandingan renang antar kabupaten, keren kan?"

Tangan Liora mencubit hidung mancung Kevin, "Ada-ada saja kamu ini, anak masih remaja udah di jodoh-jodohin."

"Nanti aku atur jadwal buat ketemu Pak Gimartin untuk ngobrolin soal perjodohan Varka sana Rania, cewek itu harus dikasih kepastian memang biar gak di duluin sama orang lain."

Liora tertawa, "Sudahlah, pokoknya mereka kalau gak mau jangan dipaksa, kasian."

"Nanti aku paksa Varka biar kita bisa besanan sama keluarganya Pak Gimartin." canda Kevin sambil tertawa rendah.

Keesokan paginya Varka sudah rapi dengan seragam sekolah, duduk di kursi meja makan menikmati sarapan pagi.

"Motor kamu kok gak ada di garasi?" tanya Kevin sambil berbaur makan bersama.

"Aku bawa ke tukang servis, body motornya harus di ganti, jadi aku tinggal. Dua hari baru bisa dipake."

"Terus kamu berangkat sama siapa, Saga?" 

Varka mengangguk, "Aku kan gak papi bolehin naik mobil karena belum punya sim, jadi ya mau gak mau boncengan sama Saga." Varka meneguk jus jeruk sampai terdengar suara klakson motor di depan.

"Saga udah datang, Varka berangkat sekolah dulu, Pi." pamit remaja itu.

Langkah Varka berhenti saat melihat Liora, remaja itu menghampiri ibunya untuk memberikan ciuman di pipi Liora, "Varka berangkat sekolah dulu, Mam."

"Belajar yang pinter, jangan bandel-bandel."

"Siap!" Varka lalu berlari keluar rumah menghampiri Saga untuk berangkat sekolah bersama.

Dua remaja yang tidak pernah terpisah itu berada di sekolah yang sama, kelas mereka juga sama, di sekolah ini Saga adalah ketua basket. Jadi ketika baru sampai, teman basket menghampiri kalau Saga di cari oleh pelatih.

"Duluan aja Lu ke kelas, titip tas nih." Saga melemparkan tasnya ke arah Varka kemudian berjalan menjauh ke arah ruang guru.

"Dih, kalau bukan sodara udah tak sleding kamu, Ga." gumam Varka.

Kelas Varka ada di lantai dua, sambil menenteng tas punya Saga ia melewati tangga dan koridor menuju kelasnya. 

"Ciee ketua kelas dateng." goda rekan sekelas Varka begitu melihat kedatangan cowok itu, "eh tumben yang datang cuman tasnya doang, Saga mana?" tanya Ardian.

"Pertama aku bukan ketua kelas, kedua yang punya tas lagi di panggil sama pelatih ke ruang guru. Eh kok sepi, anak-anak lain belum datang ya?" Varka duduk di kursinya yang berada dekat jendela paling pojok belakang.

Ardian mengedikkan bahu, "Ke kantin mungkin. Eh, Ka. Tau gak kalau kelas kita kedatangan murid baru loh."

"Serius, cewek atau cowok?"

"Denger-denger sih cewek, cakep. Lu kalau mau nanti aku bantu buat deketin deh."

Varka berdecih, "Gak usahlah, masih betah kok aku ngejomblo."

Mendengar jawaban Varka, Ardian pun tertawa. Mereka melihat ke arah pintu masuk, anak-anak mulai berdatangan mengisi kursi yang kosong termasuk Saga, cowok itu duduk di kursi depan Varka.

Pelajaran hari ini pun dimulai dengan Fisika, tapi di awal kelas dimulai seorang guru lain datang meminta izin untuk mempersilahkan seorang siswi baru untuk masuk.

"Anak-anak, tolong perhatiannya sebentar. Hari ini kita kedatangan murid baru," ucap guru sambil menyuruh siswi di luar untuk masuk.

Seorang gadis dengan rambut pendek ala polwan berjalan masuk, wajahnya oval, matanya bulat dan kedua alisnya tebal. 

Ardian mencolek lengan Varka, "Cakep anaknya, Ka."

"Dasar hidung belang." sahut Varka.

"Perkenalkan nama aku Bianca, aku anak pindahan dari Malang." ucap gadis itu memperkenalkan diri.

Satu kelas pun menyapa teman baru, "Hai, Bianca!"

"Bianca, kamu duduk di depan Ardian ya,"

"Iya, Bu guru."

"Oke anak-anak, kita mulai pelajaran hari ini, siapkan alat tulis kalian." 

Saga berbalik melihat Varka yang sedang mengeluarkan buku, "Ka, ucapan Lu kemarin kejadian beneran."

"Hah, emang kemarin aku ngomong apaan ke elu?"

"Itu yang Lu bilang kalau kelas kita ada cewek cantiknya." jawab Saga.

"Halah, Lu sama Ardian sama aja, liat cewek cantik dikit aja mata langsung mendelik."

Ardian yang duduk di sebelah Varka menahan tawanya sementara Saga memukulkan buku ke arah Varka, beruntungnya Varka sigap mengelak kemudian menjulurkan lidahnya mengejek.

"Lu aja sono yang ngedeketin, masih gak mood gue buat caper ke anak baru." jawab Varka kemudian.

"Bilang aja Lu kagak ada keberanian, makannya minder." cibir Saga sembari menaik turunkan alisnya. Karena tidak fokus ke depan, Saga tidak sadar kalau guru datang ke arahnya.

Varka sudah memberikan kode agar Saga berbalik, tapi cowok itu tidak paham kode yang Varka berikan, begitu tangan guru menjewer telinga Saga, barulah cowok itu mengerti.

"Kelas baru aja dimulai, kamu masih aja main-main. Kalau mau main gak usah ada di kelas ibu, sekarang pilih berdiri di luar atau berdiri di depan kelas."

"Milih lanjut pelajaran aja, Bu. Masa masih pagi udah di hukum."

Varka menahan tawanya.

"Sekali lagi ibu lihat kamu gak perhatikan pelajaran dengan baik, kamu harus berdiri di depan pintu sampai pelajaran ibu selesai." guru itu kembali ke depan.

Saga mengusap telinganya sambil melirik Varka yang sedang menahan tawa.

"Puas, Lu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status