Beranda / Romansa / Istri Dadakan Paman Nathen / 101 - Kebencian yang Tak Pernah Diharapkan

Share

101 - Kebencian yang Tak Pernah Diharapkan

Penulis: Putri_Pratama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 13:02:38
"Tapi lambat laun, apapun yang sudah Ibu coba sembunyikan dariku maupun Feli, pasti akan terungkap Bu."

Kepala Zea mengangguk tidak berdaya. "Ibu tahu. Jelas Ibu tahu."

"Lantas kenapa, Ibu bersikukuh ingin menyembunyikan kebenaran pahit itu dariku dan juga Feli?"

"Karena Ibu pikir, mungkin jika kenyataan itu tersampaikan secara perlahan dalam kondisi hubungan kita baik-baik saja, rasanya tidak akan terlalu menyakitkan seperti sekarang dan hubunganmu dan Feli dengan ayah kalian, akan tetap terjaga pada akhirnya."

Kepala Bastian tertunduk lesu, sementara air matanya berderai cukup deras, membasahi wajah tampannya.

"Nyatanya, sekarang kau tahu hubungan Ibu dan ayahmu sedang tidak baik-baik saja. Kau mengetahui fakta bahwa ayahmu pernah menyakiti Ibu. Apa kau tetap bersedia menemuinya, tanpa menunjukan rasa marah dan gerammu terhadapnya?"

Kepala Bastian menggeleng, merespon pertanyaan yang Zea paparkan. "Untuk melihat wajahnya saja, aku tidak mau."

Zea tersenyum lirih. "Ini yang Ibu takutk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan Paman Nathen   102 - Berpamitan Pulang

    "Kalian yakin, ingin pulang sekarang? Tidak mau makan malam bersama dulu atau menginap bersama Nathen dan Feli di sini?" tanya Elena yang berdiri bersampingan dengan Zea, menghadap Anna dan juga Bastian yang hendak bersiap untuk memasuki mobil mereka.Zea menatap sendu pada Bastian yang selepas berbincang bersama di dalam tadi – terutama habis mengetahui perbuatan sang ayah pada Feli, jadi banyak diamnya dan terlihat begitu murung sekali. "Bastian, Anna, kenapa tidak menginap saja? Ibu juga malam ini akan menginap di sini."Bastian tersenyum hambar sambil menggeleng tidak berdaya. "Aku dan Anna pulang saja, Bu."Membuang napas kasar, Zea mengangguk paham sambil tersenyum syarat akan banyak makna yang tersirat. "Ya sudah. Kalau memang maumu seperti itu."Zea bukanlah tidak sadar, jika Bastian merasa cukup terpukul dan sedih, bahkan marah sekali pada sang suami. Lebih dari sekadar marah, mungkin saat ini Bastian memiliki keinginan yang begitu menggebu untuk langsung menemui Dean, lantas

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Istri Dadakan Paman Nathen   103 - Memang Sempat Kecewa

    Tentu satu minggu tidak lah bisa dibilang waktu yang banyak, hingga Feli memiliki cukup kesempatan untuk menimang keputusannya bersedia menikah dengan Nathen yang notabennya adalah paman angkatnya sendiri.Feli tidak menampik, meski ia memang memiliki keinginan untuk menikah cepat demi sang ibunda, ia berulang kali merasa dilema dan membuat keputusannya sering kali goyah hingga berubah-ubah.Antara ia yakin jika menikah dengan Nathen kedepannya tidak akan bermasalah, dengan takut, sebab memikirkan kiranya akan seperti apa hubungan mereka setelahnya.Begitu banyak asfek yang menjadi pertimbangan Feli dalam waktu yang sesingkat itu, hibgga sampai detik-detik terakhir menuju acara pernikahan berlangsung pun sebenarnya Feli masih didera bimbang."Sejujurnya ada banyak sekali hal yang aku takutkan akan terjadi, setelah kita menikah Paman." Feli menunduk lagi, sengaja memutuskan kontak mata dengan Nathen.Menyandarkan kepala dalam keadaah wajah tertoleh ke samping kiri, wanita cantik itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Istri Dadakan Paman Nathen   104 - Pecahnya Tangis Sedih Bastian

    Menarik diri dari pelukan Nathen yang mengendur, Feli tersenyum manis manakala manik matanya dan Nathen kembali bersitatap.Mengulurkan tangan, Feli meraih lengan sebelah kiri Nathen yang terkulai, sampai ia bisa mencengkram telapak tangan besar berjemari jenjang itu, untuk kemudian ditariknya."Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"Feli sudah memutar tubuh dan hendak mulai mengambil langkah untuk beranjak dari kamar yang akan ia tempati bersama Nathen untuk menginap malam ini tersebut, tetapi Nathen melakukan pencegahan.Pribadi tampan itu balas menarik tangan Feli, membuat sang istri kembali memutar tubuh dan menghadap ke arahnya.Kontak mata antara keduanya yang sempat terputus, begitu kembali beradu pandang, Nathen membidik mata hazel indah istrinya itu, lamat.Feli tertawa pelan. "Sudah ku bilang nanti, Paman. Akan aku beritahu, setelah kita makan.""Kenapa tidak sekarang?" Wajah Nathen tampak serius sekali, terkesan dingin dan agak tegang.Ada keinginan dalam dadanya untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Istri Dadakan Paman Nathen   105 - Jadi Bicara Empat Mata

    Mendengar nama milik pria yang tidak asing lagi bagi rungu, Andrea sontak mengikuti ke arah yang ditunjuk oleh jari Helen."Ayo kita temui dia," usul Helen sembari menoleh, mengabaikan fakta bahwa Andrea agaknya juga cukup sama terkejut seperti dirinya, begitu manik matanya berhasil menangkap sosok Davian yang sedang duduk di rendetan sofa yang letaknya dekat dengan area lantai dansa.Melirik Andrea begitu dirinya membangkitkan diri dari duduknya, tentu Helen ingin memastikan jika sahabat cantiknya itu juga melakukan hal yang sama."Davian sudah pergi." Andrea memang sudah ikut bangkit dari duduknya, bahkan bersiap hendak berjalan menuju Davian.Hanya saja ... gadis cantik itu mengurungkan niatan, sebab melihat Davian tiba-tiba beranjak, lalu berlalu meninggalkan sofa yang sempat didudukinya.Helen buru-buru mengecek. Membuang napas kasar yang berasal dari rasa kecewa, gadis cantik itu melemaskan persendian di kedua bahunya, sampai membuat kedua lengannya terkulai lemah, mengganting d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Istri Dadakan Paman Nathen   106 - Deep Talk

    Tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar dari Feli, sebenarnya Nathen juga tidak bisa menampik, bahwasannya ia menaruh banyak harap sekali, jika hal itu sama sekali bukan hanya halusinasinya.Feli ingin memberi pernikahan mereka kesempatan, tentu memberi efek bahagia dan haru luar biasa, yang mana detik itu juga langsung menyeruak, mengisi setiap celah pada relung Nathen, membersamai rasa terlampau gemas juga dalam satu waktu kasihan, sebab melihat sang istri kembali menangis di hadapan.Tersenyum lembut syarat akan banyak makna yang tersirat, pribadi tampan itu sedikit menggeser tubuhnya untuk mendekat ke arah Feli.Mengulurkan kedua lengan, Nathen menengkup kelewat lembut wajah Feli yang lagi-lagi basah diderai air mata.Sentuhannya itu, syarat sekali akan sebuah kehati-hatian, memastikan jika dirinya tidak akan mungkin memberi efeksi menyakitkan.Mengusap pelan wajah cantik sang istri, Nathen menyeka air mata yang berlinang membentuk aliran anak sungai kecil di sana."Manusi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Istri Dadakan Paman Nathen   107 - Deep Talk II

    "Paman serius?" Feli menatap Nathen dengan manik mata hazelnya yang gemetar, menyorotkan kesan tidak yakin, tetapi dalam satu waktu, juga menyiratkan sebuah harap.Kepala Nathen mengangguk pelan sekali. "Hemmm. Aku serius.""Bagaimana mungkin Paman akan bisa mengaturkan pertemuan untukku dan Davian?""Kenapa tidak?""Karena sejak malam di mana aku melihat dia sedang sibuk bermesraan dengan perempuan lain, Davian sulit dihubungi."Nathen menaikan alis sebelah kirinya, membiarkan matanya memicing, menatap Feli, penuh selidik. "Kau masih berusaha menghubunginya, setelah apa yang telah dia lakukan padamu?" tanyanya, setengah tidak percaya.Feli mengatupkan bibirnya cukup rapat. Membuang napas kasar, ia menundukan pandangan, membiarkan manik matanya menatap gugup jemari yang ia mainkan di pangkuan. "Aku merasa aneh saja, karena setelah malam itu ... sepertinya Davian sendiri yang telah dengan sengaja sekali menghindar dariku. Dia tidak ada menghubungiku walau sekali pun. Maka dari itu, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Istri Dadakan Paman Nathen   108 - Tak Seharmonis Kelihatannya

    "Akhirnya, benar-benar selesai juga," tukas Andrea selepas membuang napas kasar yang berasal dari rasa lega, begitu dirinya, Feli, Nick dan Liam telah selesai melakukan presentasi di mata kuliah terakhir mereka sore ini.Feli yang berdiri di samping kiri Andrea, melirik sahabatnya itu sambil tersenyum simpul. "Kalian sudah bekerja keras. Terima kasih, untuk kerja sama selama satu minggu terakhir ini, Liam, Nick."Wanita cantik itu menatap Nick dan Liam yang bersiap untuk meninggalkan podium menuju kursi yang sempat mereka tempati sebelum melakukan presentasi tadi."Terima kasih kembali untuk kau dan Andrea juga, Feli." Nick menimpali, sementara Liam hanya mengangguk gamang sembari tersenyum hambar.Dua pria itu lantas benar-benar meninggalkan podium, membelah kerumunan teman satu jurusan yang sedang berjalan meninggalkan kelas."Habis ini, kau ada acara, Feli?" tanya Andrea seraya memutar sedikit tubuh, memposisikan diri untuk menghadap Feli secara utuh.Feli yang kala itu sedang memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Dadakan Paman Nathen   109 - Suami Pencemburu

    "Feli?" Lemah lembut sekali Nathen menyeru, mencoba mengait atensi sang istri yang tengah duduk diam di kabin penumpang samping kemudi, memberinya lirikan sekilas, sebab harus memfokuskan atensi pada kemudi."Hemmm?" Feli menyahuti seruan sang suami dengan sebuah gumaman pelan, memutar sedikit badan, agar bisa duduk dalam posisi condong ke arah Nathen.Nathen berdehem pelan. Melirik Feli lagi, ia tersenyum kikuk. "Kau tadi minta dijemput di kafe, karena habis mengerjakan tugas?"Kepala Feli spontan menggeleng. "Tidak.""Lalu?""Tidak ada alasan apapun. Kebetulan sahabatku mengajakku ke sana, selagi menunggu Paman selesai bekerja dan menjemputku, jadi aku iya kan saja.""Kau tadi bersama sahabatmu?"Kepala Feli mengangguk lagi. "Hemmm. Tapi dia sudah pulang lebih dulu, sebelum Paman datang.""Siapa?" Nathen berdehem pelan sambil melirik Feli. "Maksudku ... sahabatmu yang mana?""Andrea.""Hanya dengan Andrea?"Kepala Feli mengangguk lagi untuk yang kesekian kali. "Hemmm. Hanya bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

DMCA.com Protection Status