Share

107 - Deep Talk II

Penulis: Putri_Pratama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-03 15:27:22

"Paman serius?" Feli menatap Nathen dengan manik mata hazelnya yang gemetar, menyorotkan kesan tidak yakin, tetapi dalam satu waktu, juga menyiratkan sebuah harap.

Kepala Nathen mengangguk pelan sekali. "Hemmm. Aku serius."

"Bagaimana mungkin Paman akan bisa mengaturkan pertemuan untukku dan Davian?"

"Kenapa tidak?"

"Karena sejak malam di mana aku melihat dia sedang sibuk bermesraan dengan perempuan lain, Davian sulit dihubungi."

Nathen menaikan alis sebelah kirinya, membiarkan matanya memicing, menatap Feli, penuh selidik. "Kau masih berusaha menghubunginya, setelah apa yang telah dia lakukan padamu?" tanyanya, setengah tidak percaya.

Feli mengatupkan bibirnya cukup rapat. Membuang napas kasar, ia menundukan pandangan, membiarkan manik matanya menatap gugup jemari yang ia mainkan di pangkuan. "Aku merasa aneh saja, karena setelah malam itu ... sepertinya Davian sendiri yang telah dengan sengaja sekali menghindar dariku. Dia tidak ada menghubungiku walau sekali pun. Maka dari itu, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan Paman Nathen   108 - Tak Seharmonis Kelihatannya

    "Akhirnya, benar-benar selesai juga," tukas Andrea selepas membuang napas kasar yang berasal dari rasa lega, begitu dirinya, Feli, Nick dan Liam telah selesai melakukan presentasi di mata kuliah terakhir mereka sore ini.Feli yang berdiri di samping kiri Andrea, melirik sahabatnya itu sambil tersenyum simpul. "Kalian sudah bekerja keras. Terima kasih, untuk kerja sama selama satu minggu terakhir ini, Liam, Nick."Wanita cantik itu menatap Nick dan Liam yang bersiap untuk meninggalkan podium menuju kursi yang sempat mereka tempati sebelum melakukan presentasi tadi."Terima kasih kembali untuk kau dan Andrea juga, Feli." Nick menimpali, sementara Liam hanya mengangguk gamang sembari tersenyum hambar.Dua pria itu lantas benar-benar meninggalkan podium, membelah kerumunan teman satu jurusan yang sedang berjalan meninggalkan kelas."Habis ini, kau ada acara, Feli?" tanya Andrea seraya memutar sedikit tubuh, memposisikan diri untuk menghadap Feli secara utuh.Feli yang kala itu sedang memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Dadakan Paman Nathen   109 - Suami Pencemburu

    "Feli?" Lemah lembut sekali Nathen menyeru, mencoba mengait atensi sang istri yang tengah duduk diam di kabin penumpang samping kemudi, memberinya lirikan sekilas, sebab harus memfokuskan atensi pada kemudi."Hemmm?" Feli menyahuti seruan sang suami dengan sebuah gumaman pelan, memutar sedikit badan, agar bisa duduk dalam posisi condong ke arah Nathen.Nathen berdehem pelan. Melirik Feli lagi, ia tersenyum kikuk. "Kau tadi minta dijemput di kafe, karena habis mengerjakan tugas?"Kepala Feli spontan menggeleng. "Tidak.""Lalu?""Tidak ada alasan apapun. Kebetulan sahabatku mengajakku ke sana, selagi menunggu Paman selesai bekerja dan menjemputku, jadi aku iya kan saja.""Kau tadi bersama sahabatmu?"Kepala Feli mengangguk lagi. "Hemmm. Tapi dia sudah pulang lebih dulu, sebelum Paman datang.""Siapa?" Nathen berdehem pelan sambil melirik Feli. "Maksudku ... sahabatmu yang mana?""Andrea.""Hanya dengan Andrea?"Kepala Feli mengangguk lagi untuk yang kesekian kali. "Hemmm. Hanya bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Istri Dadakan Paman Nathen   110 - Langkah Kecil Menuju Perubahan

    "Davian?" Seruan itu mengalun pelan, diiringi suara ketukan di pintu yang tidak terlalu nyaring bunyinya, tetapi cukup untuk mengait atensi sang empunya nama.Davian yang kala itu tengah berdiri di dekat nakas samping tempat tidur – sedang mengecek ponsel sembari memasang arloji di pergelangan tangan – menoleh ke arah pintu utama dari kamarnya, di mana suara ketukan tadi mengudara."Masuk saja. Pintunya tidak dikunci," tukas Davian sebelum kemudian kembali menundukan pandangan, fokus menatap permukaan layar ponsel menyala di atas nakas, tanpa ia genggam.Suara bunyi khas dari handle pintu yang diputar lantas mengudara. Pintu utama dari kamar Davian terbuka, menunjukan sosok Vivian yang agaknya ragu-ragu dan setengah takut sekali masuk ke sana.Davian memberi Vivian lirikan. "Kau memerlukan sesuatu?"Vivian menelan ludah kasar dengan sedikit kepayahan. Kembali menutup pintu, ia berjalan dengan pandangan sedikit tertunduk sembari memainkan jemari tangan yang saling bertautan di depan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Istri Dadakan Paman Nathen   111 - Lovey Dovey

    Pelupuk mata Nathen mengerjap cepat beberapa kali, membersamai manik matanya yang gemetar, menilik setiap inci dari wajah Feli, mencoba menelaah ekspresi yang ditunjukan sang istri. "Kau serius?"Tentu sejatinya Nathen merasa cukup terkejut, juga dalam satu waktu masih tidak bisa sepenuhnya begitu saja percaya, jika Feli mengambil langkah sampai sejauh itu, demi menunjukan keseriusannya dalam memberi pernikahan mereka sebuah kesempatan."Paman maunya aku serius atau tidak? Paman menganggapku sedang bercanda?" Mata bulat bak mata rusa Feli menatap kelewat lugu netra Nathen.Ditambah dengan ekspresi yang memeta di wajah cantiknya tampak begitu polos, tentu membuang Nathen malah semakin bimbang dan bingung, tidak tahu jika Feli saat ini serius atau tidak.Mendapati Nathen bergeming dengan raut wajah menunjukan semburat bingung, Feli terkikik renyah, tanpa beban.Membuang napas kasar, wanita cantik itu menundukan pandangannya, sekilas. Bingkai birainya merenggang, memetakan senyum manis y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Istri Dadakan Paman Nathen   112 - Tingkah Random Feli

    "Paman! Paman!" Sebuah kekehan pelan menguar melalui mulut Nathen saat suara teriakan Feli mengudara, mengecai ke dalam rungunya dari ruangan yang berbeda."Paman?!"Nathen yang sedang menikmati sarapan berupa roti tawar yang diolesi selai coklat di depan meja pantry, menggeleng samar."Paman?!""Iya?" Memilih menyahuti seruan Feli yang berulang memanggil dirinya, Nathen menoleh ke arah dari mana tepatnya suara istri cantiknya itu mengudara."Paman di mana?!"Dari teriakan Feli yang terdengar tidak terlalu kencang, Nathen meyakini bahwa istri cantiknya itu saat ini sedang berada di kamar tidur dari unit apartemennya."Di dapur!"Mendengar suara pintu terbuka disusul bantingan yang cukup menggema setelahnya, derapan langkah cepat mengudara lebih jelas, menandakan Feli tengah berjalan tergesa menuju area dapur."Jangan lari, Feli. Nanti kau jat-" "Aduh!"Belum sempat Nathen merampungkan perkataan yang berisi sebuah peringatan, suara erangan Feli sudah lebih dulu menginterupsi, dibersam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Istri Dadakan Paman Nathen   113 - Tidak Mau Ditinggal

    "Baru pulang?" tanya Vivian dengan nada sedikit dingin, begitu dirinya yang kala itu tengah duduk di salah satu kursi yang menghadap ke meja pantry, berhasil menyadari hadirnya Davian.Davian berdiri di sebrang, berhadapan dengan Vivian, hanya terhalang meja saja. Pribadi tampan itu melirik malas pada Vivian sambil tersenyum miring dan meraih gelas kosong untuk ia isi air. "Hemmm.""Kau sebenarnya habis pergi dari mana, sampai tidak pulang lagi semalam, Davian?""Bersenang-senang," jawab Davian, kelewat acuh seraya melirik Vivian lagi, sebelum kemudian meneguk air minum yang sudah ia isi ke gelas yang tadi diraihnya.Mata Vivian sedikit memicing, menatap gerik yang Davian lakukan dengan tatapan penuh selidik. "Bersenang-senang?"Davian membuang napas kasar sembari meletakan kembali gelas kosong yang berada dalam genggamannya ke permukaan meja. Memfokuskan pandangan ke arah Vivian, membiarkan manik mata mereka bersitatap, ia tersenyum simpul.Kepala Davian mengangguk. "Hemmm.""Bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Istri Dadakan Paman Nathen   114 - Terkuaknya Satu Kebenaran

    Kedua lengan Andrea menyilang di bawah dada, mana kala gadis cantik itu berdiri dengan amat sangat tidak sabaran di hadapan pintu sebuah unit apartemen yang pagi menjelang siang ini dikunjunginya.Sudah berulang kali membunyikan bell, tetapi pintu di hadapan Andrea itu, sampai saat ini belum ada yang membukakan juga."Apa dia sengaja menghindar dariku?" Andrea bergumam, bertanya-tanya pada diri sendiri sembari kembali menekan bell untuk yang kesekian kali dengan dongkolnya.Menghela napas cukup panjang, Andrea menundukan pandangan, lalu mengembuskan napasnya tersebut secara perlahan, guna mencoba mensugestikan dirinya agar tetap tenang.Saat bunyi klik khas handle pintu diputar, akhirnya mengudara, bahkan sampai mengecai ke dalam rungu Andrea, gadis cantik itu mendongak."A-Andrea?" Audrey menyeru sambil menatap kaget sosok sang adik, ketika manik mata mereka sempat bersitatap.Andrea tersenyum miring. Tanpa berbasa-basi, gadis cantik itu melengos, berjalan melewati ambang pintu dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Istri Dadakan Paman Nathen   115 - Adik Kandung Nathen

    "Kenapa tidak pernah memberitahuku?"Pertanyaan itu menguar dari mulut Feli, mengudara sampai mengecai ke dalam rungu Helen dengan nada suara terkesan begitu dingin.Manik mata Feli tampak menyalang, menatap sosok Helen bak pemangsa sedang menatap buruannya dengan tatapan tajam yang begitu mematikan.Duduk saling berhadapan, hanya terpisah oleh meja kopi berukuran sedang, Feli dan Helen hanya berdua saja, menempati ruang utama dari rumah yang didatangi Feli dan Nathen.Nathen yang jelas tahu, jika sang istri pasti memiliki banyak pertanyaan yang harus dilontarkan pada sang adik yang tidak lain adalah sahabat dekat dari istrinya itu, sengaja sekali meninggalkan mereka dan memberi waktu pada mereka untuk bisa bicara secara empat mata.Helen menelengkan pandangan, menatap kelewat dongkol pada sosok Nathen yang melalui ekor matanya, ia lihat sedang berada di lantai dua rumah tersebut, melihat-lihat interior, ditemani oleh Sean – orang kepercayaannya."Dasar menyebalkan!" gumam Helen denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

DMCA.com Protection Status