Berawal dari kontak bernama Samsudin yang masuk ke gawai suaminya yang mengirimkan chat janggal, menimbulkan kecurigaan di benak Maya, hingga kemudian, pengkhianatan-pengkhianatan Rizal--suaminya--terungkap. Kehidupan rumahtangga yang Maya anggap baik-baik saja, hacur dalam sekejap mata. Di saat yang bersamaan, Aryandra, seorang pria belia yang masih duduk di bangku SMK, dan merupakan siswa yang tengah PKL di tempat Maya bekerja muncul dan memberikan warna baru dalam hidup Maya. Mampukah Ryan meyakinkan Maya, bahwa cintanya bukan main-main, mengingat ia masih sangat muda?
View More#InstingWanita 4Dengan cepat, aku melepas helm, dan menyongsong ke rumah Vani. Perlahan kubuka pintu rumahnya. Ternyata tidak terkunci.SepiAku melangkah gontai ke dalam ruang tengah yang temaram karena lampu dimatikan. Hanya ada bias cahaya dari lampu ruang makan yang menyala. Di mana, mereka?Sayup, kudengar lenguhan-lenguhan menjijikan dari dua suara manusia berbeda jenis. Seketika, dadaku terasa berdetak sangat cepat. Dengan bergetar, aku melangkah ke arah suata itu terdengar. Dari kamar Vani!Emosiku seketika memuncak, saat lenguhan panjang mereka terdengar cukup nyaring bersamaan.Kubanting seketika pintu kamar yang sebelumnya sedikit terbuka, hingga terbanting ke dinding. Lalu menekan stop kontak yang berada tepat di sisi pintu. Byar ... kecurigaanku ternyata benar. Saat lampu menyala, tampak sepasang binatang itu terlonjak kaget, dan segera menutup tubuh polos mereka dengan selimut."Biadab, kalian! Binatang!" Dengan membabi buta, kutarik selimut yang menutupi tubuh mereka
#InstingWanita 3..Sungguh, aku bagai disambar petir mendengar ucapan Bang Rizal. Lidah ini seketika kelu. Aku mencari jawaban dari sorot netranya, berharap ini semua hanya candaan belaka. Namun, hanya ada raut serius di wajah tampan pria berdarah minang itu."A-abang becanda?" tanyaku terbata."Abang serius, Maya.""Tapi kenapa tiba-tiba begini? Apa alasannya karena masalah keturunan? Bukankah sampai sekarang kita belum cari tahu, siapa yang bermasalah di antara kita." Netraku terasa memanas. Teganya dia mengatakannya di malam aniversary pernikahan kami."Buat kamu ini tiba-tiba, tapi buat abang enggak, May. Udah lama abang mikirin ini. Abang ... abang lelah dengan rumah tangga kita. Kamu terlalu sibuk dengan karier kamu. Dengan dunia kamu sendiri. Pekerjaan, karier menulismu itu. Kamu gak pernah ada waktu buat hubungan kita." Wajah putih bersihnya kini memerah."Bang, aku selama ini selalu berusaha memenuhi kewajiban sebagai istri di samping kesibukanku, 'kan? Bukan cuma aku, aban
Kontak Bernama Samsudin di Gawai Suamiku#InstingWanita 2.."Oh, belum. Ini, HP kamu ketinggalan, ya?" Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin. Sebelumnya, sudah kuhapus pesan dari si Samsudin, eh, entah si Samsiah itu."E-eh, iya," ucapnya terbata, diusapnya keringat di dahi dengan punggung tangan."Lain kali, jangan grasa-grusu gak jelas. Santai aja! Aku berangkat, ya!" Kuserahkan gawai itu, seraya melewatinya. Kemudian menghela napas dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Berusaha mengurangi sesak di dada. Sabar, Maya!"Aku anter?" tawarnya so manis. Cuih! Dasar modus."Gak usah, Bang. Ntar Abang harus jemput lagi," tolakku, seraya berbalik dan tersenyum semanis mungkin."Hati-hati!" Aku hanya mengangguk. Betapa pandainya ia bersandiwara. Baiklah, kali ini aku harus sabar dulu. Meski darah sudah terasa mendidih, emosi ini harus ditahan dulu. Akan kucari bukti-bukti yang jelas, baru setelahnya bertindak. Melampiaskan emosi sekarang rasanya percuma. Bang Rizal pasti menyangkal. Lalu
#InstingWanita 1.."Jenuh." Sebuah WA masuk ke gawai Bang Rizal. Dari kontak tak berfoto bernama Samsudin."Bang, ini ada WA!" pekikku. Kebetulan Bang Rizal sedang di kamar mandi."Dari siapa?" sahutnya, menggema dari kamar mandi."Namanya, sih, Samsudin," jawabku. Jujur agak aneh, kok cowok ngirim pesan gak jelas gitu? Tak lama, Bang Rizal sudah berdiri di hadapan. Tampak terburu-buru, merebut gawai dari tanganku. Di tubuhnya masih tersisa busa-busa sabun. "Gak jelas!" ucapnya saat melihat pesan tersebut.Dahiku seketika berkerut. "Kenapa, sih, harus buru-buru gitu? Itu busa masih belum bersih. Emang si Samsudin itu siapa?" tanyaku curiga."Kirain penting, gitulo! Dia itu, em, itu ... pelanggan di toko," jawabnya gelagapan, dengan ekspresi yang dibuat-buat santai.Hanya pelanggan di toko? Sungguh aku ragu. Berbagai pikiran buruk mulai bermunculan."Masa, sih? Ngapain pake nge-WA kayak gitu? Kok aneh.""Entahlah, Maya, abang juga aneh. Salah kirim barangkali."Melihat mimik Bang Ri
#InstingWanita 1.."Jenuh." Sebuah WA masuk ke gawai Bang Rizal. Dari kontak tak berfoto bernama Samsudin."Bang, ini ada WA!" pekikku. Kebetulan Bang Rizal sedang di kamar mandi."Dari siapa?" sahutnya, menggema dari kamar mandi."Namanya, sih, Samsudin," jawabku. Jujur agak aneh, kok cowok ngirim pesan gak jelas gitu? Tak lama, Bang Rizal sudah berdiri di hadapan. Tampak terburu-buru, merebut gawai dari tanganku. Di tubuhnya masih tersisa busa-busa sabun. "Gak jelas!" ucapnya saat melihat pesan tersebut.Dahiku seketika berkerut. "Kenapa, sih, harus buru-buru gitu? Itu busa masih belum bersih. Emang si Samsudin itu siapa?" tanyaku curiga."Kirain penting, gitulo! Dia itu, em, itu ... pelanggan di toko," jawabnya gelagapan, dengan ekspresi yang dibuat-buat santai.Hanya pelanggan di toko? Sungguh aku ragu. Berbagai pikiran buruk mulai bermunculan."Masa, sih? Ngapain pake nge-WA kayak gitu? Kok aneh.""Entahlah, Maya, abang juga aneh. Salah kirim barangkali."Melihat mimik Bang Ri
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments