Share

bab 11

last update Last Updated: 2024-11-09 20:34:51

"Dilara .... Kapankah kau menyadari? Jika aku sudah mencintaimu sejak 8 tahun yang lalu," gumam Etnan dalam hatinya.

Namun, akhirnya ia memilih untuk fokus pada pekerjaannya untuk memantau jalannya acara yang dibuat oleh Tuannya.

Sementara itu, ditempat lain. Dilara nampak menghentikan langkah kakinya. Kala Tuannya malah membawanya ke sebuah ruangan dengan pintu yang terlihat sangat mewah. Walau pun, sudah lebih dari dua minggu bekerja dimansion.

Namun, baru kali ini ia melihat ada ruangan yang memiliki pintu besar dan berornamen emas, bahkan sepertinya pintu itu dilengkapi dengan beberapa fitur keamanan yang canggih.

Dilara nampak memperhatikan seksama, jari jemari milik David yang terlihat lihai dan juga cekatan kala memencet beberapa tombol yang terpasang di bagian handle pintu.

Tak berselang lama pintu itu pun terbuka. Dari kejauhan, Dilara melihat sebuah ranjang besar nan mewah. Jadi ia bisa menduga, jika ruangan yang sedari tadi ingin dibuka oleh David adalah sebuah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 12

    "Tuan, sepertinya saya bisa membuka baju saya sendiri!" ujar Dilara dengan nada suara takut. Dilara menyadari bahwa kini dirinya hanya berdua dengan David di sebuah kamar. Pikiran tentang hal buruk yang mungkin terjadi membuat jantungnya berdebar kencang. Memang gaun ketat yang kini menempel di tubuhnya, ia dibantu oleh beberapa orang untuk memakainya termasuk tadi David yang melihatnya. Namun saat itu ada banyak orang di sekitarnya, situasinya sangat berbeda dengan sekarang. Seiring waktu berjalan, kecemasan yang menggelayuti pikiran Dilara semakin menjadi-jadi. Dia tentu saja tahu bahwa David adalah pria normal yang bisa saja merasa terangsang. "Apakah aku seharusnya benar-benar mengandalkan diriku sendiri saat ini? Haruskah aku melawan rasa takutku dan mencoba mempertahankan harga diriku?" batin Dilara dalam hati. "Sudah aku katakan padamu! Aku sama sekali tidak menyukai adanya penolakan. Apakah hukuman yang aku berikan saat aku menjebloskanmu masuk ke kandang singa

    Last Updated : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 13

    Sementara David sendiri yang kuasai oleh hawa nafsu yang membara, benar-benar sulit untuk mengendalikan dirinya. Ia sama sekali tidak memperdulikan rintihan yang keluar dari bibir Dilara, ia malah melepaskan kancing bajunya satu persatu membuat dada bidang nan kekar sekarang ini benar benar terekspos dengan nyata. David menatap Dilara dari atas sampai bawah, melihat kaki jenjang nan seksi milik Dilara yang begitu mulus dan putih dan dibalut dengan hels tinggi. Membuat David ingin segera menerkam Dilara bulat-bulat. Air mata terus mengalir dari ke dua pelupuk mata Dilara, dirinya sekarang ini benar benar ketakutan. Sementara David sendiri, malah seperti orang yang kesetanan. Dengan langkah yang terlihat begitu santai, David terus melangkahkan kakinya menuju kearah Dilara. Sementara Dilara terus memundurkan tubuhnya, namun sayang, sekarang ini tubuhnya malah sudah mentok ditembok. "Tuan, saya mohon jangan ...!" Karena gelap mata, David sama sekali tidak memperdulikan rin

    Last Updated : 2024-11-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 14

    Sementara itu, di dalam kamarnya, David terus memaksa agar Dilara menuruti kepuasan yang ia cari. Dilara yang tidak bertenaga tidak bisa melawan, saat David menindih tubuhnya, bahkan dengan kasar menghentak-hentakkan sesuatu yang baru masuk. Permainan itu terjadi sangat kasar. "Akhh, kenapa milikmu sekarang ini terasa berbeda Keira? Terasa lebih sempit dan enak," suara rancauan David sampai menjadi angin lalu ditelinga Dilara. Setelah beberapa saat memaksa Dilara untuk tunduk pada permainannya, suara isak tangis Dilara nampak menggema didalam kamar itu. Setelah merasakan kepuasan, kesadaran David perlahan mulai kembali. Ia menatap tubuh Dilara yang terbujur kaku, dihiasi bekas cupang dan beberapa luka cambuk yang ia torehkan. Dilara, yang kini terkulai lemas di atas ranjang milik tuannya, berbicara dengan suara parau, "Tuan, saya ini Dilara. Ibu susu bayi Tuan, bukan Nyonya Keira. Kenapa Anda harus melakukan hal buruk ini pada saya?" Ucapnya seolah menuntut pertanggungjawaban

    Last Updated : 2024-11-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 15

    Malam pun tiba, acara yang di adakan oleh David sore tadi bisa dibilang sangat sukses. Hanya sedikit masalah, yaitu saat bayi milik pasangan Arman dan juga Yasinta itu menangis. Yasinta menangkap hal aneh yang di tujukan oleh suaminya setelah Keira istri David tadi menggendong bayinya. "Mas, tumben kamu itu tidur memunggungi ku," tegur Yasinta pada suaminya. Ia terus menatap kearah punggung suaminya dengan tatapan sedih dan juga tidak nyaman. Arman yang belum tidur memilih acuh dan juga tidak menanggapi apa yang barusan di katakan oleh istrinya. "Mas ... Mas Arman, kok malah diam sih! Apa Mas itu sudah tidur?" Yasinta masih saja meributkan perkara tidur suaminya yang menghadap kearah lain. Arman nampak menggertak gigi giginya, guna menahan amarah dan juga kesal yang sekarang ini benar benar menyelimuti dirinya. Merasa ucapannya tidak digubris sama sekali oleh suaminya, ditambah dengan dirinya yang merasa terabai karena ditinggal tidur lebih dulu. Akhirnya membuat kesabar

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 16

    "Dan suster, kamu juga bisa ikut keluar bersama Nyonya besar! Kamu bisa istirahat dan besok bisa membantu istriku untuk mengurus bayiku lagi," titah Arman pada baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar sembari membawa sebotol susu formula. Akhirnya Agnes pun memilih mengalah, ia keluar bersama dengan para pembantu dan juga babysitter cucunya. Bagaimana pun sekarang ini sudah larut malam, Agnes hanya menginginkan ketenangan. Air mata akhirnya luruh dan keluar dari pelupuk mata Yasinta. "Kenapa kamu tidak memikirkan aku, Mas? Aku ini capek, setiap malam harus bergadang dengan bayi kita. Aku juga ingin bermesraan denganmu dan beristirahat dengan nyenyak. Kenapa kamu malah menyuruh baby sitter itu yang sudah kita bayar mahal untuk beristirahat? Bukannya menyuruh aku," gerutu Yasinta dengan suara parau, merasakan hatinya yang sedang terluka oleh keputusan yang baru saja dibuat oleh Arman. "Apakah sekarang aku tidak berarti untukmu? Apakah rasa cintaku selama ini hanya di

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 17

    Akhirnya pintu pun terbuka, David pun langsung berjalan kearah ranjang. Dimana putranya itu berada. "Kok bisa kamu didalam kamar sendirian, sayang? Dimana sebenarnya ibu susumu itu?" David nampak mengajak bayinya yang sedang tertidur dengan sangat pulas itu berbicara. Tentu saja, bayi itu tidak memberikan tanggapan atas pertanyaan yang baru saja diberikan oleh ayahnya. "Sial! Kenapa aku bisa bodoh dan selinglung itu? Kenapa aku malah bertanya pada seorang bayi yang bahkan belum bisa berbicara?" "Jangankan berbicara, duduk saja belum bisa. Harusnya kalau mencari keberadaan Dilara, aku itu harus melihat ke arah CCTV yang aku pasang." Lagi lagi David hanya bisa merutuki kebodohannya. Selain merasa bodoh, ia juga tidak fokus. David pun mengambil hape yang ada di saku celananya, sebelum ia membuka rekaman CCTV. Tiba tiba tatapannya fokus ke arah kamar mandi yang ada didalam kamar. Ceklek, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Dilara yang baru saja selesai mandi. Dilar

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 18

    "Tuan, saya mohon! Ini hanya sebuah kecelakaan, saya benar benar tidak berniat untuk menggoda. Saya di sini murni bekerja untuk menyusui bayi Tuan," kata Dilara dengan nada memohon. Bagaimana pun ia tidak mau di salahkan atau pun dituduh oleh David. Bahkan air mata Dilara nampak menetes dari ke dua pelupuk matanya. Ia benar benar takut jika dinodai lagi oleh David. "Terus kalau kalau tidak berniat menggodaku, kenapa sengaja terpeleset didepan ku?" David bertanya dengan sorot mata tajam dan juga dingin. Dilara berusaha menahan tubuhnya yang bergetar, karena kedinginan dan takut. "Kalau saya mengatakan, alasan saya terpeleset karena lantai licin. apakah Tuan David akan percaya?" Sontak tatapan tajam David beralih ke bawah. Tahu, jika ucapan Dilara itu benar. Tentu saja David enggan untuk disalahkan walaupun dirinya sendiri memang salah. "Kalau begitu cepat pergi ke walk in closet. Dan segera pakai bajumu," titah David untuk mengalihkan pembicaraan. "Tu - Tuan saya

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 19

    David nampak menggertakkan gigi giginya, bahkan tangannya yang sekarang ini berada diatas meja makan nampak mengepal dan memperlihatkan otot ototnya yang terlihat membesar. "Dilara? Kenapa kau itu lama sekali datang kesini? Sudah lebih dari 20 menit aku itu menunggumu!" gerutu David dalam hatinya sembari terus melihat kearah jam mewah yang terpasang dipergelangan tangannya. David nampak memasang wajah yang begitu menyeramkan. Auranya menakutkan, membuat bebarapa pengawal dan pelayan yang ada disana merasa takut. "Dimana Laras? Kenapa sampai sekarang dia belum kesini untuk melayaniku?" Laras yang bertugas sebagai kepala pelayan, juga memiliki tugas untuk melayani David saat makan. Seperti mengambilkan beberapa makanan yang David minta untuk berada diatas piringnya. Karena selain Laras, tidak ada satu pun pelayan yang David percayai. Para pelayan yang berbaris disamping meja makan saling melihat ke arah satu sama lain, mereka juga terlihat menundukkan kepalanya. Karena

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 142

    "Dilara, apa yang terjadi?" tanya David terkejut, saat di kaki istrinya keluar darah. David buru-buru menggendong istrinya mendudukkannya di ranjang dan memberikan istrinya minum. "Sekarang aku akan membawamu ke rumah sakit," titah David, meminta ijin. Sejak kematian Esti, Dilara menjadi orang pendiam dan lebih sensitif. David tahu, jika istrinya itu menyimpan luka yang begitu dalam atas kepergian Esti. Bukan hanya luka, tapi rasa bersalah dan juga penyesalan yang begitu dalam. "David, kalau aku tiada apakah kamu akan sedih?" tanya Dilara datar, wajahnya terlihat sedih dan juga putus. "Dilara sayang, kamu ini bicara apa? Bukan hanya sedih, tapi aku akan mendatangi dan meminta malaikat pencabut nyawa untuk mengembalikan nyawamu. Bahkan aku bersumpah, aku akan menukar nyawaku sendiri untukmu," kata David dengan tulus, wajahnya yang biasanya garang sekarang nampak sayu dan sedikit ketakutan. Dilara menatap ke arah suaminya, untuk mencari kebohongan disetiap tutur ka

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 141

    Air mata mengalir deras di koridor rumah sakit, memecah kesunyian yang sesekali terganggu oleh langkah kaki yang tergesa-gesa. Peti mati putih berada di tengah ruangan, di dalamnya terbaring Esti yang wajahnya tampak damai meski pucat. Indira, dengan tangan gemetar, membuka sebuah amplop yang lusuh, bahkan ada noda darah yang mengering. Suara Indira bergetar saat ia mulai membacakan isi surat tersebut, "David, sejak pertama bertemu, hatiku telah memilihmu. Cinta ini tumbuh tanpa ku pinta, mengakar dalam diam, menyubur dalam senyumu yang lembut. Aku tahu, hatimu milik Dilara, dan itu tidak pernah membuatku berharap lebih. Aku mencintaimu dalam diam, mencintaimu dalam doaku, mencintaimu tanpa pernah kau tahu. Sekarang, saat aku tidak lagi bisa bernapas di dunia ini, izinkanlah aku memberikan bagian terakhir dari diriku untukmu, melalui sumbangan organ ini. Semoga ini bisa menjadi bukti cintaku yang murni, cinta yang tidak pernah meminta balasan. Terima kasih telah menjadi cahay

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 140

    "Esti .... " teriakan yang begitu keras terdengar dari bibir Indira. Semua orang yang ada disana langsung berhambur menghampiri Indira. "Gak Esti .... Gak boleh," kata Indira dengan air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk matanya. Esti menusuk perutnya sendiri. "Indira, jaga dirimu baik-baik. Aku memang sudah sekarat." "Esti, tolong. Pikirkan baik-baik," kata Indira, ia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pegangan orang-orang yang sekarang ini sedang memegangi tubuhnya. Melihat Indira yang sangat histeris, para tenaga medis yang ada disana memegangi tubuh Indira, takut kalau sampai Indira akan melakukan hal lebih yang akan membuat nyawanya sendiri terancam. Sementara Esti, nampak tersenyum puas. Esti melakukan tindakan yang terlihat sangat cepat dan juga tangkas, para tenaga medis di rumah sakit itu tidak menyangka jika Esti memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan cara seperti itu. Dan mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Indira, tolong

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 139

    Dilara meneguk ludahnya, mencoba meredam amarah yang mulai memuncak. Mengingat jika Esti memiliki perasaan pada suaminya. Bibirnya menggigil, matanya menatap tajam ke arah David. Ada secercah kelegaan yang terpancar dari wajahnya saat mendengar Esti ingin menemui suaminya, namun seketika itu juga perasaan itu tergantikan oleh kecemasan saat mendengar penolakan dingin dari suaminya. "Maaf, aku menolaknya," ucap David dengan suara serak, tidak menunjukkan emosi apa pun. Dilara, dengan napas yang terengah-engah, cepat-cepat menyela. "Temuilah dia, karena dia telah menyelamatkanku," katanya dengan nada mendesak. Rasa terima kasih dan hutang budi terhadap Esti membuatnya lupa sejenak tentang perasaan pahit yang mungkin dia rasakan karena Esti, yang tanpa ragu, telah mencintai suaminya. Dilara ingat betul bagaimana Esti, dengan berani, melindunginya dari serangan yang menyerang mereka beberapa waktu lalu. Esti banyak terkena tembakan, tubuhnya berlumuran darah ketika dia melin

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 138

    "Keputusanku sudah bulat! Tolong buatkan suratnya, akan segera aku tandatangani," ungkap Esti, walaupun sangat lemah dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berbicara. Para dokter dan juga pesawat yang ada disana nampak saling pandang. Walaupun mereka merasa mengambil keputusan ini sangatlah berat, tapi semua ini adalah keputusan pasien. Seorang perawat yang memakai masker menatap Esti tanpa berkedip, bahkan air mata terus luruh dari kedua pelupuk matanya. "Kalau aku masih bucin dengan Etnan, apakah aku akan berakhir seperti Esti?" gumamnya. Dia mengusap air mata yang sebelumnya mengalir dari kedua pelupuk matanya. Lalu dia menyerahkan berkas itu pada seorang perawat yang berada didekat Esti. Surat untuk menyerahkan semua organ tubuh miliknya pada David akan ditandatangani oleh Esti. "Nona apakah kamu yakin akan melakukan semua ini? Ini hanya luka-luka tembak. Bahkan beberapa infeksi dengan berjalannya waktu aku yakin bisa sembuh," kata seorang dokter pria menatap

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 137

    Esti tentu saja merasa sangat sakit hati, apalgi mengingat jika cintanya pada David begitu dalam. Tapi, dia yang dari awal memang tidak akan meminta balasan akhirnya memilih untuk tidak peduli lagi dengan perasaannya. Tak berselang lama. Dentuman mesin yang bising mulai memenuhi ruang kosong gedung tua, mengumumkan kedatangan mereka. David, dengan langkahnya yang cepat dan tegas, langsung turun dari kendaraan. Matanya yang tajam segera menemukan sosok yang dicarinya. David menatap istrinya dengan penuh cinta. Dilara dengan sikap manja nampak mengulurkan tangannya. Esti, meski terluka dengan beberapa luka tembak di kaki dan perutnya, merasakan detak jantungnya yang seakan melompat dari dada. Kesakitan yang sebelumnya menyiksa, tiba-tiba memudar saat sosok David yang gagah berada dalam pandangannya. Namun, harapan yang sempat membara dalam dirinya perlahan padam ketika David melewatinya tanpa henti, tanpa sekedar tatapan. David, dengan langkah yang pasti,

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 136

    Di sebuah gedung kosong, Esti yang terluka membawa tubuh Dilara dengan menggendongnya. Dilara sebelumnya sempat tidak sadarkan diri. "Nyonya, maafkan saya!" ucap Esti dengan menundukkan kepalanya. Dilara terbaring lemah di lantai gedung yang sepi, nafasnya terengah-engah, wajahnya pucat pasi akibat kejadian yang baru saja terjadi. Esti dengan hati-hati meletakkan tubuh Dilara yang terguncang oleh ledakan dan serangan mendadak itu. Debu dan asap masih mengepul di udara, menciptakan suasana mencekam dan kelam. Esti, yang meski terluka, tetap setia mendampingi nyonyanya. Luka-luka di tubuhnya sendiri tidak dihiraukannya, karena kekhawatiran terhadap keselamatan Dilara lebih mendominasi pikirannya. Ia menundukkan kepala, rambutnya yang berantakan menutupi sebagian wajahnya, "Nyonya, maafkan saya!" suaranya serak, penuh penyesalan. Ia benar- benar merasa bersalah saat ini, tanpa sadar mulutnya terus berbicara seperti itu. Dilara mulai membuka matanya, ia yang masi

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 135

    Mata David memerah, tangannya yang gemetar semakin erat memegang ponsel. Nafasnya tercekat, seakan setiap kata yang terucap dari seberang sana adalah hantaman berat yang menghujam dada. "Kenapa kau melakukannya gegabah tanpa perintahku?!" teriaknya pada Esti yang sekaranga. Dia berdiri tak berdaya di ruang yang sunyi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar menggema. Ingatannya melayang pada Dilara, istrinya yang lembut, yang kini entah hidup atau mati, hanya karena sebuah tindakan yang tidak terkendali. "Di tubuh Dilara ada racun yang mematikan, kenapa kamu asal membawanya dan membuatnya dalam bahaya seperti ini?" gumam David frustasi. Dengan langkah cekatan, David pun buru-buru keluar dari ruangannya, dengan walkie talki yang ditangannya. Dia memerintahkan bawahnya untuk segera menyusul ke hotel Albert dan mencari keberadaan Esti maupun Dilara. Air matanya mulai menggenang, setiap ingatan tentang Dilara membuatnya semakin tak bisa bernapas. "Sial!" gum

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 134

    David duduk termenung di sebuah ruangan yang remang-remang, tangannya gemetar saat menatap jam tangan yang dikenakannya, detik demi detik terasa begitu berat. Hatinya diliputi kecemasan dan keputusasaan ketika ia memandang kembali gambar yang baru saja diterimanya melalui ponselnya: Dilara, istrinya, terbaring lemah dengan tubuh yang sudah membiru akibat racun mematikan yang diberikan oleh Albert. "Kalau memang ingin Dilara selamat, aku harap kau tidak pernah berniat untuk mengambilnya." Pesan yang dikirim oleh Albert, terasa terus terngiang-ngiang didalam otaknya. Mata David terasa panas, menahan air mata yang ingin tumpah, pikirannya melayang pada kenangan-kenangan indah bersama Dilara dan betapa masa depan yang mereka rencanakan bersama kini berada di ujung tanduk. Dia tahu, hanya Albert yang memiliki penawar yang dapat menyelamatkan nyawa Dilara dan bayi yang dikandungnya. Namun, untuk mendapatkannya, David harus melakukan tindakan yang paling dia benci; menyerahkan cinta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status