Share

Bab 10

last update Last Updated: 2024-11-09 20:07:44

Terus apa yang kau mau?" tanya Etnan tanpa berbasa basi.

"Haha, kukira kau itu akan merebut hape yang ada di tanganku ini, lalu kau akan menghapus paksa file yang ada didalam video ini!" Laras berbicara dengan nada sarkas dan juga memperlihatkan senyum yang penuh kemenangan.

"Sudahlah Laras, tidak usah bertele -tele. Aku itu tahu, orang licik seperti mu tidak mungkin tidak mengcopy salinannya sebelum menunjukkan padaku. Bahkan aku tahu, bahwa menghilangnya Nyonya Keira juga pasti ada hubungannya denganmu!" Etnan membalas ucapan Laras juga tak kalah sarkas.

"Haha, tuduhan mu tidak akan pernah bisa menggertakku. Karena kau tak punya bukti apa -apa. Aku ingin kau itu membantuku, untuk membuatku bisa mendapatkan Tuan David. Bahkan membuat Tuan David tidak punya pilihan lain selain menikahiku!" Laras nampak memberikan penawaran.

Etnan tiba tiba memijit pelipisnya, ntah kenapa ia merasa tidak yakin akan bisa membantu Laras.

Laras yang melihat ekspresi Etnan nampak ragu, lalu men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 11

    "Dilara .... Kapankah kau menyadari? Jika aku sudah mencintaimu sejak 8 tahun yang lalu," gumam Etnan dalam hatinya. Namun, akhirnya ia memilih untuk fokus pada pekerjaannya untuk memantau jalannya acara yang dibuat oleh Tuannya. Sementara itu, ditempat lain. Dilara nampak menghentikan langkah kakinya. Kala Tuannya malah membawanya ke sebuah ruangan dengan pintu yang terlihat sangat mewah. Walau pun, sudah lebih dari dua minggu bekerja dimansion. Namun, baru kali ini ia melihat ada ruangan yang memiliki pintu besar dan berornamen emas, bahkan sepertinya pintu itu dilengkapi dengan beberapa fitur keamanan yang canggih. Dilara nampak memperhatikan seksama, jari jemari milik David yang terlihat lihai dan juga cekatan kala memencet beberapa tombol yang terpasang di bagian handle pintu. Tak berselang lama pintu itu pun terbuka. Dari kejauhan, Dilara melihat sebuah ranjang besar nan mewah. Jadi ia bisa menduga, jika ruangan yang sedari tadi ingin dibuka oleh David adalah sebuah

    Last Updated : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 12

    "Tuan, sepertinya saya bisa membuka baju saya sendiri!" ujar Dilara dengan nada suara takut. Dilara menyadari bahwa kini dirinya hanya berdua dengan David di sebuah kamar. Pikiran tentang hal buruk yang mungkin terjadi membuat jantungnya berdebar kencang. Memang gaun ketat yang kini menempel di tubuhnya, ia dibantu oleh beberapa orang untuk memakainya termasuk tadi David yang melihatnya. Namun saat itu ada banyak orang di sekitarnya, situasinya sangat berbeda dengan sekarang. Seiring waktu berjalan, kecemasan yang menggelayuti pikiran Dilara semakin menjadi-jadi. Dia tentu saja tahu bahwa David adalah pria normal yang bisa saja merasa terangsang. "Apakah aku seharusnya benar-benar mengandalkan diriku sendiri saat ini? Haruskah aku melawan rasa takutku dan mencoba mempertahankan harga diriku?" batin Dilara dalam hati. "Sudah aku katakan padamu! Aku sama sekali tidak menyukai adanya penolakan. Apakah hukuman yang aku berikan saat aku menjebloskanmu masuk ke kandang singa

    Last Updated : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 13

    Sementara David sendiri yang kuasai oleh hawa nafsu yang membara, benar-benar sulit untuk mengendalikan dirinya. Ia sama sekali tidak memperdulikan rintihan yang keluar dari bibir Dilara, ia malah melepaskan kancing bajunya satu persatu membuat dada bidang nan kekar sekarang ini benar benar terekspos dengan nyata. David menatap Dilara dari atas sampai bawah, melihat kaki jenjang nan seksi milik Dilara yang begitu mulus dan putih dan dibalut dengan hels tinggi. Membuat David ingin segera menerkam Dilara bulat-bulat. Air mata terus mengalir dari ke dua pelupuk mata Dilara, dirinya sekarang ini benar benar ketakutan. Sementara David sendiri, malah seperti orang yang kesetanan. Dengan langkah yang terlihat begitu santai, David terus melangkahkan kakinya menuju kearah Dilara. Sementara Dilara terus memundurkan tubuhnya, namun sayang, sekarang ini tubuhnya malah sudah mentok ditembok. "Tuan, saya mohon jangan ...!" Karena gelap mata, David sama sekali tidak memperdulikan rin

    Last Updated : 2024-11-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 14

    Sementara itu, di dalam kamarnya, David terus memaksa agar Dilara menuruti kepuasan yang ia cari. Dilara yang tidak bertenaga tidak bisa melawan, saat David menindih tubuhnya, bahkan dengan kasar menghentak-hentakkan sesuatu yang baru masuk. Permainan itu terjadi sangat kasar. "Akhh, kenapa milikmu sekarang ini terasa berbeda Keira? Terasa lebih sempit dan enak," suara rancauan David sampai menjadi angin lalu ditelinga Dilara. Setelah beberapa saat memaksa Dilara untuk tunduk pada permainannya, suara isak tangis Dilara nampak menggema didalam kamar itu. Setelah merasakan kepuasan, kesadaran David perlahan mulai kembali. Ia menatap tubuh Dilara yang terbujur kaku, dihiasi bekas cupang dan beberapa luka cambuk yang ia torehkan. Dilara, yang kini terkulai lemas di atas ranjang milik tuannya, berbicara dengan suara parau, "Tuan, saya ini Dilara. Ibu susu bayi Tuan, bukan Nyonya Keira. Kenapa Anda harus melakukan hal buruk ini pada saya?" Ucapnya seolah menuntut pertanggungjawaban

    Last Updated : 2024-11-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 15

    Malam pun tiba, acara yang di adakan oleh David sore tadi bisa dibilang sangat sukses. Hanya sedikit masalah, yaitu saat bayi milik pasangan Arman dan juga Yasinta itu menangis. Yasinta menangkap hal aneh yang di tujukan oleh suaminya setelah Keira istri David tadi menggendong bayinya. "Mas, tumben kamu itu tidur memunggungi ku," tegur Yasinta pada suaminya. Ia terus menatap kearah punggung suaminya dengan tatapan sedih dan juga tidak nyaman. Arman yang belum tidur memilih acuh dan juga tidak menanggapi apa yang barusan di katakan oleh istrinya. "Mas ... Mas Arman, kok malah diam sih! Apa Mas itu sudah tidur?" Yasinta masih saja meributkan perkara tidur suaminya yang menghadap kearah lain. Arman nampak menggertak gigi giginya, guna menahan amarah dan juga kesal yang sekarang ini benar benar menyelimuti dirinya. Merasa ucapannya tidak digubris sama sekali oleh suaminya, ditambah dengan dirinya yang merasa terabai karena ditinggal tidur lebih dulu. Akhirnya membuat kesabar

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 16

    "Dan suster, kamu juga bisa ikut keluar bersama Nyonya besar! Kamu bisa istirahat dan besok bisa membantu istriku untuk mengurus bayiku lagi," titah Arman pada baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar sembari membawa sebotol susu formula. Akhirnya Agnes pun memilih mengalah, ia keluar bersama dengan para pembantu dan juga babysitter cucunya. Bagaimana pun sekarang ini sudah larut malam, Agnes hanya menginginkan ketenangan. Air mata akhirnya luruh dan keluar dari pelupuk mata Yasinta. "Kenapa kamu tidak memikirkan aku, Mas? Aku ini capek, setiap malam harus bergadang dengan bayi kita. Aku juga ingin bermesraan denganmu dan beristirahat dengan nyenyak. Kenapa kamu malah menyuruh baby sitter itu yang sudah kita bayar mahal untuk beristirahat? Bukannya menyuruh aku," gerutu Yasinta dengan suara parau, merasakan hatinya yang sedang terluka oleh keputusan yang baru saja dibuat oleh Arman. "Apakah sekarang aku tidak berarti untukmu? Apakah rasa cintaku selama ini hanya di

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 17

    Akhirnya pintu pun terbuka, David pun langsung berjalan kearah ranjang. Dimana putranya itu berada. "Kok bisa kamu didalam kamar sendirian, sayang? Dimana sebenarnya ibu susumu itu?" David nampak mengajak bayinya yang sedang tertidur dengan sangat pulas itu berbicara. Tentu saja, bayi itu tidak memberikan tanggapan atas pertanyaan yang baru saja diberikan oleh ayahnya. "Sial! Kenapa aku bisa bodoh dan selinglung itu? Kenapa aku malah bertanya pada seorang bayi yang bahkan belum bisa berbicara?" "Jangankan berbicara, duduk saja belum bisa. Harusnya kalau mencari keberadaan Dilara, aku itu harus melihat ke arah CCTV yang aku pasang." Lagi lagi David hanya bisa merutuki kebodohannya. Selain merasa bodoh, ia juga tidak fokus. David pun mengambil hape yang ada di saku celananya, sebelum ia membuka rekaman CCTV. Tiba tiba tatapannya fokus ke arah kamar mandi yang ada didalam kamar. Ceklek, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Dilara yang baru saja selesai mandi. Dilar

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 18

    "Tuan, saya mohon! Ini hanya sebuah kecelakaan, saya benar benar tidak berniat untuk menggoda. Saya di sini murni bekerja untuk menyusui bayi Tuan," kata Dilara dengan nada memohon. Bagaimana pun ia tidak mau di salahkan atau pun dituduh oleh David. Bahkan air mata Dilara nampak menetes dari ke dua pelupuk matanya. Ia benar benar takut jika dinodai lagi oleh David. "Terus kalau kalau tidak berniat menggodaku, kenapa sengaja terpeleset didepan ku?" David bertanya dengan sorot mata tajam dan juga dingin. Dilara berusaha menahan tubuhnya yang bergetar, karena kedinginan dan takut. "Kalau saya mengatakan, alasan saya terpeleset karena lantai licin. apakah Tuan David akan percaya?" Sontak tatapan tajam David beralih ke bawah. Tahu, jika ucapan Dilara itu benar. Tentu saja David enggan untuk disalahkan walaupun dirinya sendiri memang salah. "Kalau begitu cepat pergi ke walk in closet. Dan segera pakai bajumu," titah David untuk mengalihkan pembicaraan. "Tu - Tuan saya

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 147

    Dilara yang lelah menatap suaminya bingung, mengingat ekspresi yang ditunjukkan oleh David sangatlah tidak biasa. "Apakah ada kabar tentang Kakek, David?" Tanya Dilara, hatinya tiba-tiba resah dan tidak nyaman saat membahas kakeknya. David masih bingung, dia ragu mengingat kesehatan istrinya yang belum sepenuhnya pulih. Saat sedang melamun, Dilara menahan rasa sakitnya dengan gerakan gesit turun dari ranjang, lalu dia mengambil ponsel suaminya. David pun menoleh. "Sayang ... " kata David terkejut. Dilara menanyakan banyak hal pada Dilan, karena Dilan yang belum diberi perintah untuk berbohong pada Dilara. Akhirnya Dilan berkata dengan jujur dan mengatakan, jika kakek Ditya sudah tewas dengan beberapa pengusaha senior di negeri ini, akibat bom yang diledakkan oleh Albert. Dilara menjatuhkan ponsel suaminya. "Sayang, jangan bersedih. Aku sama sekali tidak berniat untuk membohongimu .... Aku hanya ... " Ucapan David terhenti, saat Dilara memeluk tubuh suaminya.

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 146

    "David berapa lama aku koma?" tanya Dilara. David menjawab dengan tangannya. "Dilan, tolong jelaskan secara rinci. Apa yang sebenarnya terjadi," ucap Dilara dengan nada marah. Dilan melirik ke arah David. David dengan tenang menjawab dengan anggukan. Dilan pun mulai menceritakan rentetan kejadian yang terjadi saat istri bosnya itu koma, tapi sebelum sempat menceritakannya sampai selesai. Tiba-tiba bayi Dilara terbangun dan menangis. "Sayang, lebih baik kamu fokus dengan bayi kita dulu. Aku akan menanganinya," ucap David. Dilara menggeleng, dia yang sudah langsung mengerti situasinya yang terjadi. Tidak ingin suaminya yang nampak kelelahan dan kurang tidur itu ikut andil dalam peperangan. "David suamiku, aku ingin kamu menemani ku disini menjaga bayi kita." Dilara memasang wajah yang begitu menggemaskan, hal itu sedikit membuat David linglung. Setelah kematian Laras, David yang sebelumnya berpuasa kembali berpuasa. Dan sekarang, istrinya malah menata

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 145

    Semua orang di rumah sakit ini tahu, betapa bucinnya David kepada istrinya. "Ini mukjizat dari Tuhan. Keadaan Nyonya Dilara sangat baik dan juga stabil," ucap dokter itu disertai dengan senyuman. Dilara perlahan membuka matanya, setelah mendapatkan suntikan vitamin dari dokter. David menoleh ke arah istrinya, dia mengernyit melihat keadaan istrinya yang masih lemah dan pucat. David pun bertanya dengan wajah kurang yakin, "tapi kenapa istri saya seperti tidak bertenaga dan kelihatan lemah?" "Hal ini wajar, untuk wanita yang habis melahirkan! Mengingat saat mereka hamil, kurang tidur dan kurang istirahat." David pun mengangguk, netranya menatap ke arah monitor yang menunjukkan semuanya normal. Lalu dokter meminta para perawat yang ada disana untuk melepaskan alat alat medis syang sebelumnya menempel pada tubuh Dilara. "David!" panggil Dilara lirih. David yang bisa mendengarnya langsung menghampiri istrinya, memegang tangannya dengan lembut. "Apakah ada yang k

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 144

    Albert nampak tersenyum licik dan puas. Melihat para orang kaya sekarang ini berada di bawah kendalinya. "Laras, ternyata kamu sangat pintar. Kalau begini, perusahaan milik ku bisa berkembang dengan pesat," puji Albert. Tatapan Albert yang sebelumnya acuh dan penuh penghinaan pada Laras, sekarang berubah. Sementara Laras nampak tersenyum simpul, dari awal dia sudah membuat perhitungan pada Albert yang sombong dan juga sok kaya itu. Untuk urusan menghargai orang dengan kasta rendah seperti dirinya, memanglah David menjadi juaranya. David tidak pernah memandang rendah orang lain, sekalipun orang itu tidak memiliki kedudukan. Hal itulah yang membuat Laras sangat kesulitan untuk melupakan bayang-bayang David sampai sekarang. Semua tamu yang hadir di gedung pernikahan itu membeku ketika Laras, dalam balutan gaun pengantinnya yang mewah, berdiri di depan mereka dengan wajah tanpa emosi. Di sampingnya, beberapa bawahan bersenjata lengkap menodongkan pistol mereka ke

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 143

    Perawat itu mendatangi David dengan wajah pucat. "Tuan David, tolong Anda segera masuk ke dalam ruang operasi!" ucap perawat itu, tanpa menunggu jawaban dari David dia pergi begitu saja. "Untuk sekarang, aku ingin fokus pada istriku. Untuk urusan Albert dan juga Ditya, aku serahkan pada kalian. Ntah apa hasilnya, aku akan menerimanya," ucap David pada bawahannya yang paling dia percaya. Lalu dia buru-buru berjalan mengikuti perawat itu. David merasakan dadanya seolah diperas ketika mendengar berita dari dokter bahwa Dilara masih sadar meskipun diberikan bius total. Kaki-kakinya terasa lemas mendekati meja operasi tempat Dilara berbaring dengan pucat. Dengan suara yang lemah, Dilara memanggil namanya, "David," ucapnya, mata yang sembab menatap suaminya dengan perasaan campur aduk. David segera menggenggam tangan Dilara, mencoba memberikan kekuatan meskipun jantungnya sendiri berdebar kencang. "Tuan David, nyonya Dilara kebal terhadap anestesi, namun operasi berjalan d

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 142

    "Dilara, apa yang terjadi?" tanya David terkejut, saat di kaki istrinya keluar darah. David buru-buru menggendong istrinya mendudukkannya di ranjang dan memberikan istrinya minum. "Sekarang aku akan membawamu ke rumah sakit," titah David, meminta ijin. Sejak kematian Esti, Dilara menjadi orang pendiam dan lebih sensitif. David tahu, jika istrinya itu menyimpan luka yang begitu dalam atas kepergian Esti. Bukan hanya luka, tapi rasa bersalah dan juga penyesalan yang begitu dalam. "David, kalau aku tiada apakah kamu akan sedih?" tanya Dilara datar, wajahnya terlihat sedih dan juga putus. "Dilara sayang, kamu ini bicara apa? Bukan hanya sedih, tapi aku akan mendatangi dan meminta malaikat pencabut nyawa untuk mengembalikan nyawamu. Bahkan aku bersumpah, aku akan menukar nyawaku sendiri untukmu," kata David dengan tulus, wajahnya yang biasanya garang sekarang nampak sayu dan sedikit ketakutan. Dilara menatap ke arah suaminya, untuk mencari kebohongan disetiap tutur ka

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 141

    Air mata mengalir deras di koridor rumah sakit, memecah kesunyian yang sesekali terganggu oleh langkah kaki yang tergesa-gesa. Peti mati putih berada di tengah ruangan, di dalamnya terbaring Esti yang wajahnya tampak damai meski pucat. Indira, dengan tangan gemetar, membuka sebuah amplop yang lusuh, bahkan ada noda darah yang mengering. Suara Indira bergetar saat ia mulai membacakan isi surat tersebut, "David, sejak pertama bertemu, hatiku telah memilihmu. Cinta ini tumbuh tanpa ku pinta, mengakar dalam diam, menyubur dalam senyumu yang lembut. Aku tahu, hatimu milik Dilara, dan itu tidak pernah membuatku berharap lebih. Aku mencintaimu dalam diam, mencintaimu dalam doaku, mencintaimu tanpa pernah kau tahu. Sekarang, saat aku tidak lagi bisa bernapas di dunia ini, izinkanlah aku memberikan bagian terakhir dari diriku untukmu, melalui sumbangan organ ini. Semoga ini bisa menjadi bukti cintaku yang murni, cinta yang tidak pernah meminta balasan. Terima kasih telah menjadi cahay

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 140

    "Esti .... " teriakan yang begitu keras terdengar dari bibir Indira. Semua orang yang ada disana langsung berhambur menghampiri Indira. "Gak Esti .... Gak boleh," kata Indira dengan air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk matanya. Esti menusuk perutnya sendiri. "Indira, jaga dirimu baik-baik. Aku memang sudah sekarat." "Esti, tolong. Pikirkan baik-baik," kata Indira, ia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pegangan orang-orang yang sekarang ini sedang memegangi tubuhnya. Melihat Indira yang sangat histeris, para tenaga medis yang ada disana memegangi tubuh Indira, takut kalau sampai Indira akan melakukan hal lebih yang akan membuat nyawanya sendiri terancam. Sementara Esti, nampak tersenyum puas. Esti melakukan tindakan yang terlihat sangat cepat dan juga tangkas, para tenaga medis di rumah sakit itu tidak menyangka jika Esti memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan cara seperti itu. Dan mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Indira, tolong

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 139

    Dilara meneguk ludahnya, mencoba meredam amarah yang mulai memuncak. Mengingat jika Esti memiliki perasaan pada suaminya. Bibirnya menggigil, matanya menatap tajam ke arah David. Ada secercah kelegaan yang terpancar dari wajahnya saat mendengar Esti ingin menemui suaminya, namun seketika itu juga perasaan itu tergantikan oleh kecemasan saat mendengar penolakan dingin dari suaminya. "Maaf, aku menolaknya," ucap David dengan suara serak, tidak menunjukkan emosi apa pun. Dilara, dengan napas yang terengah-engah, cepat-cepat menyela. "Temuilah dia, karena dia telah menyelamatkanku," katanya dengan nada mendesak. Rasa terima kasih dan hutang budi terhadap Esti membuatnya lupa sejenak tentang perasaan pahit yang mungkin dia rasakan karena Esti, yang tanpa ragu, telah mencintai suaminya. Dilara ingat betul bagaimana Esti, dengan berani, melindunginya dari serangan yang menyerang mereka beberapa waktu lalu. Esti banyak terkena tembakan, tubuhnya berlumuran darah ketika dia melin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status