author-banner
Fitria callista
Fitria callista
Author

Nobela ni Fitria callista

Ibu Susu Bayi Mafia Kejam

Ibu Susu Bayi Mafia Kejam

Dilara Amel harus menelan pil pahit kala dokter mengatakan jika bayi yang dilahirkannya meninggal dunia. Parahnya, suami dan ibu mertuanya malah menuduh Dilara meminum pil penggugur dan menjebloskannya ke dalam penjara. Saat ia putus asa, sang ayah datang dan menawarkan pertolongan dengan sebuah syarat: Dilara harus menyusui bayi milik mafia kejam. Akankah Dilara menerimanya atau justru memilih menderita dalam penjara?
Basahin
Chapter: bab 140
"Esti .... " teriakan yang begitu keras terdengar dari bibir Indira. Semua orang yang ada disana langsung berhambur menghampiri Indira. "Gak Esti .... Gak boleh," kata Indira dengan air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk matanya. Esti menusuk perutnya sendiri. "Indira, jaga dirimu baik-baik. Aku memang sudah sekarat." "Esti, tolong. Pikirkan baik-baik," kata Indira, ia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pegangan orang-orang yang sekarang ini sedang memegangi tubuhnya. Melihat Indira yang sangat histeris, para tenaga medis yang ada disana memegangi tubuh Indira, takut kalau sampai Indira akan melakukan hal lebih yang akan membuat nyawanya sendiri terancam. Sementara Esti, nampak tersenyum puas. Esti melakukan tindakan yang terlihat sangat cepat dan juga tangkas, para tenaga medis di rumah sakit itu tidak menyangka jika Esti memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan cara seperti itu. Dan mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Indira, tolon
Huling Na-update: 2025-04-10
Chapter: bab 139
Dilara meneguk ludahnya, mencoba meredam amarah yang mulai memuncak. Mengingat jika Esti memiliki perasaan pada suaminya. Bibirnya menggigil, matanya menatap tajam ke arah David. Ada secercah kelegaan yang terpancar dari wajahnya saat mendengar Esti ingin menemui suaminya, namun seketika itu juga perasaan itu tergantikan oleh kecemasan saat mendengar penolakan dingin dari suaminya. "Maaf, aku menolaknya," ucap David dengan suara serak, tidak menunjukkan emosi apa pun. Dilara, dengan napas yang terengah-engah, cepat-cepat menyela. "Temuilah dia, karena dia telah menyelamatkanku," katanya dengan nada mendesak. Rasa terima kasih dan hutang budi terhadap Esti membuatnya lupa sejenak tentang perasaan pahit yang mungkin dia rasakan karena Esti, yang tanpa ragu, telah mencintai suaminya. Dilara ingat betul bagaimana Esti, dengan berani, melindunginya dari serangan yang menyerang mereka beberapa waktu lalu. Esti banyak terkena tembakan, tubuhnya berlumuran darah ketika dia melin
Huling Na-update: 2025-04-04
Chapter: bab 138
"Keputusanku sudah bulat! Tolong buatkan suratnya, akan segera aku tandatangani," ungkap Esti, walaupun sangat lemah dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berbicara. Para dokter dan juga pesawat yang ada disana nampak saling pandang. Walaupun mereka merasa mengambil keputusan ini sangatlah berat, tapi semua ini adalah keputusan pasien. Seorang perawat yang memakai masker menatap Esti tanpa berkedip, bahkan air mata terus luruh dari kedua pelupuk matanya. "Kalau aku masih bucin dengan Etnan, apakah aku akan berakhir seperti Esti?" gumamnya. Dia mengusap air mata yang sebelumnya mengalir dari kedua pelupuk matanya. Lalu dia menyerahkan berkas itu pada seorang perawat yang berada didekat Esti. Surat untuk menyerahkan semua organ tubuh miliknya pada David akan ditandatangani oleh Esti. "Nona apakah kamu yakin akan melakukan semua ini? Ini hanya luka-luka tembak. Bahkan beberapa infeksi dengan berjalannya waktu aku yakin bisa sembuh," kata seorang dokter pria menatap
Huling Na-update: 2025-04-03
Chapter: bab 137
Esti tentu saja merasa sangat sakit hati, apalgi mengingat jika cintanya pada David begitu dalam. Tapi, dia yang dari awal memang tidak akan meminta balasan akhirnya memilih untuk tidak peduli lagi dengan perasaannya. Tak berselang lama. Dentuman mesin yang bising mulai memenuhi ruang kosong gedung tua, mengumumkan kedatangan mereka. David, dengan langkahnya yang cepat dan tegas, langsung turun dari kendaraan. Matanya yang tajam segera menemukan sosok yang dicarinya. David menatap istrinya dengan penuh cinta. Dilara dengan sikap manja nampak mengulurkan tangannya. Esti, meski terluka dengan beberapa luka tembak di kaki dan perutnya, merasakan detak jantungnya yang seakan melompat dari dada. Kesakitan yang sebelumnya menyiksa, tiba-tiba memudar saat sosok David yang gagah berada dalam pandangannya. Namun, harapan yang sempat membara dalam dirinya perlahan padam ketika David melewatinya tanpa henti, tanpa sekedar tatapan. David, dengan langkah yang pasti,
Huling Na-update: 2025-03-28
Chapter: bab 136
Di sebuah gedung kosong, Esti yang terluka membawa tubuh Dilara dengan menggendongnya. Dilara sebelumnya sempat tidak sadarkan diri. "Nyonya, maafkan saya!" ucap Esti dengan menundukkan kepalanya. Dilara terbaring lemah di lantai gedung yang sepi, nafasnya terengah-engah, wajahnya pucat pasi akibat kejadian yang baru saja terjadi. Esti dengan hati-hati meletakkan tubuh Dilara yang terguncang oleh ledakan dan serangan mendadak itu. Debu dan asap masih mengepul di udara, menciptakan suasana mencekam dan kelam. Esti, yang meski terluka, tetap setia mendampingi nyonyanya. Luka-luka di tubuhnya sendiri tidak dihiraukannya, karena kekhawatiran terhadap keselamatan Dilara lebih mendominasi pikirannya. Ia menundukkan kepala, rambutnya yang berantakan menutupi sebagian wajahnya, "Nyonya, maafkan saya!" suaranya serak, penuh penyesalan. Ia benar- benar merasa bersalah saat ini, tanpa sadar mulutnya terus berbicara seperti itu. Dilara mulai membuka matanya, ia yang masi
Huling Na-update: 2025-03-27
Chapter: bab 135
Mata David memerah, tangannya yang gemetar semakin erat memegang ponsel. Nafasnya tercekat, seakan setiap kata yang terucap dari seberang sana adalah hantaman berat yang menghujam dada. "Kenapa kau melakukannya gegabah tanpa perintahku?!" teriaknya pada Esti yang sekaranga. Dia berdiri tak berdaya di ruang yang sunyi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar menggema. Ingatannya melayang pada Dilara, istrinya yang lembut, yang kini entah hidup atau mati, hanya karena sebuah tindakan yang tidak terkendali. "Di tubuh Dilara ada racun yang mematikan, kenapa kamu asal membawanya dan membuatnya dalam bahaya seperti ini?" gumam David frustasi. Dengan langkah cekatan, David pun buru-buru keluar dari ruangannya, dengan walkie talki yang ditangannya. Dia memerintahkan bawahnya untuk segera menyusul ke hotel Albert dan mencari keberadaan Esti maupun Dilara. Air matanya mulai menggenang, setiap ingatan tentang Dilara membuatnya semakin tak bisa bernapas. "Sial!" gum
Huling Na-update: 2025-03-26
Maaari mong magustuhan
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status