Ibu Sambung Untuk Anakku

Ibu Sambung Untuk Anakku

last updateLast Updated : 2023-03-24
By:  RianievyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
58Chapters
17.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Status janda dan duda, bisa dikatakan tabu. Namun, mau apa lagi jika memang itu kenyataannya. Galaksi bertemu Lintang, cinta pertama juga mantan gebetannya saat kuliah dulu. Lintang sendiri sebal dan malu saat dulu didekati Galaksi yang lebay dan konyol saat mendekatinya. Hingga satu hari Galaksi mendadak pergi dan akhirnya kembali lagi dengan status baru juga memiliki anak perempuan berusia dua tahun tanpa seorang ibu. Misi Galaksi adalah mencari ibu pengganti untuk anaknya dan ia mau itu Lintang, bersediakah Lintang? _____ Romantic, comedy, drama, keluarga, persahabatan, saya tuangkan dijudul ini, selamat membaca

View More

Chapter 1

Supermarket

Lintang mendorong trolley belanjaan disalah satu supermarket besar seorang diri, ia sibuk memilih barang-barang belanjaan yang sudah ia catat di rumah. CATAT? iya, tapi pada akhirnya yang dibelanjakan akan beranak pinak dan jadi penuh dengan belanjaan unfaedah karena ke kalapan lintang.

"Makanan kucing mana sih, ya?" Lintang gerendeng sendiri. Saat ia menemukan letak rak tujuannya dan melihat produk makanan kucing yang ia biasa beli sedang ada diskon, ia langsung mendorong trolley dengan cepat.

"Orang baik, rezekinya juga baik, saikkk …," ucapnya terkekeh sendiri sambil memasukan satu kantung besar makanan kucing ke dalam trolley.

Ia memutar lagi area jajahannya, hingga ke bagian persabunan. Memasukan sabun mandi sesuai kesukaannya,pasta gigi dan printilan kamar mandi lainnya. Matanya menjelajah ke label diskon. Mau apapun asal ada label diskon, ia akan mampir dan memastikan akan beli atau tidak.

Suara tangis seorang anak terdengar sangat nyaring. Anak tersebut rewel. Lintang berbelok ke bagian area wanita. Stok pembalutnya habis.

"Iya sayang, sebentar, Papa bingung ini ditaruh di mana, salah ambil tadi kan," sosok pria yang repot menggendong anak balita berusia satu tahunan itu membuat kedua mata Lintang menyipit. Pria itu berbalik, mereka saling diam dan menatap. Sedangkan sang anak rewel hingga memukul-mukul pria tersebut.

"LINTANG?!!" sang pria terkejut.

"GALAKSI?!" Lintang pun terkejut. Mereka berdua saling menatap. Ditambah saat Lintang melihat Galaksi sedang memegang pembalut wanita.

"Itu, itu anak lo kasian, aduh…," Lintang reflek berjalan dan mengambil alih gendongan anak balita itu ke gendongannya.

"Lo belanja berdua doang? Istri lo mana!" Lintang memeluk dan menenangkan balita itu dengan menepuk-nepuk punggungnya.

"Cep..cep..cep.. Papanya gila ya, Nak, kamu nangis terus jadinya, emang gitu tuh Papa kamu, cep..." lirik Lintang ke Galaksi yang berekspresi datar.

BLUG.

Kepala Lintang di lempar pembalut wanita yang tepat sasaran.

"Nggak kebalik?!" ucap Galaksi, ia lalu mengambil alih gendongan anaknya dan meletakkan di dudukan khusus anak kecil di trolley.

"Yeeee! Bukannya makasih udah ditolongin. Gila!" Teriak Lintang. Galaksi terus mendorong trolley tidak menggubris.

Tapi saat ia sudah berbelok. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke Lintang yang masih memilih pembalut wanita.

Galaksi tersenyum. Ia lalu menatap putri kecilnya.

"Dia masih sama, Nak, setelah sekian tahun nggak ketemu." Galaksi melanjutkan mendorong trolley dengan perasaan dan pikiran yang tiba-tiba teringat saat masa kuliah dulu.

***

Meja kasir tampak penuh, Lintang mengantri sambil membalas pesan singkat dari teman kantornya.

"Maju Mbak, antrian panjang nih!"

Lintang menoleh, ia bersingut kesal.

"Iya Om, sabar dong," sahut Lintang ketus. Galaksi cuma diam menatap Lintang dari belakang.

Saat Lintang menaruh belanjaannya di meja kasir, ia sesekali mendengar percakapan Galaksi dengan putri kecilnya dan sesekali tertawa karena tingkah gemas putrinya itu. Setelah Lintang selesai melakukan pembayaran. Ia segera pergi sambil mendorong trolley.

"DULUAN, YA, GALAK!!!" teriak Lintang. Galaksi menoleh. Lintang masih memanggilnya dengan panggilan itu.

"BYE, LILIN!!" balas Galaksi.

Sudut bibir Lintang sedikit terangkat. Galaksi masih memanggilnya dengan panggilan aneh itu. Lilin.

***

Lintang lama menunggu taksi datang. Ia takut jika naik taksi yang dipesan melalui aplikasi. Ia memilih taksi resmi dari burung biru sebagai kendaraan untuk pulang.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di hadapannya. Kaca mobil turun perlahan. Lintang tidak tahu, jadi ia membuang muka.

"Lin! Balik?" Lintang menoleh saat mendengar suara Galaksi. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Enggak. Mau nonton bola." jawab Lintang diakhiri senyuman lalu kembali datar.

"Gue anter yok. Masih rumah lama, kan?" tanya Galaksi.

"Makasih. Tuh, taksi gue udah dateng, bye Galak." Lintang mendorong trolley dan menghentikan taksi. Lalu sang supir turun dan membantu memasukan belanjaan Lintang kedalam bagasi taksi. Mobil hitam itu pergi meninggalkan Lintang. Mereka kembali berpisah.

Di dalam taksi, Lintang diam sesaat sebelum menggeleng kepala pelan. Merasa lucu bertemu kembali dengan Galaksi yang menyebalkan, menjengkelkan, juga memalukan. Namun, lelaki itu kini sudah memiliki anak, tapi ke mana istrinya? 

***

"Gue baru sampai rumah, kenapa telponin terus?" Lintang menjawab telepon teman kerjanya, Vanka, yang hobi curhat tentang pacar bahkan mantan pacar yang tidak penting juga jika Lintang tau. 

"Lo nggak bestie banget, Tang. Sebel gue," dumal Vanka. 

"Gue baru balik belanja bulanan. Masih beberes, kalau mau curhat soal ini, nanti dulu. Lo kayak nggak kenal gue," bela Lintang untuk dirinya. 

"Kayaknya gue kapok jadian sama yang lebih tua, kelakuannya nggak sesuai umur, nyebelin."

"Yaudah, jangan pikirin cowok dulu. Lainnya aja, pikirin test buat naik jabatan, masa selamanya lo mau jadi teller bank, lo pintar, Van, nggak kayak gue yang mageran." 

Lintang merapikan camilan miliknya ke dalam kabinet meja dapur, lalu beralih menuangkan makanan timmy, kucing kesayangannya. 

"Cariin gue jodoh brondong, deh."

"Idih! Nggak salah lo minta ke gue?!" sewot Lintang. 

"Oh iya lupa, lo aja ngenes, ya, gue lupa hahaha."

"Van, gue tadi--" Lintang diam. "Nggak jadi, deh." 

"Apaan?! Lo main rahasia-rahasiaan sama gue?" cecar Vanka. Lintang diam, ia lalu beralasan mau ke kamar mandi, padahal malas saja membahas, biarkan itu jadi konsumsi dirinya sendiri. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Erna Yuniawati
keren...ceritanya...
2023-03-25 23:00:21
2
58 Chapters
Supermarket
Lintang mendorong trolley belanjaan disalah satu supermarket besar seorang diri, ia sibuk memilih barang-barang belanjaan yang sudah ia catat di rumah. CATAT? iya, tapi pada akhirnya yang dibelanjakan akan beranak pinak dan jadi penuh dengan belanjaan unfaedah karena ke kalapan lintang."Makanan kucing mana sih, ya?" Lintang gerendeng sendiri. Saat ia menemukan letak rak tujuannya dan melihat produk makanan kucing yang ia biasa beli sedang ada diskon, ia langsung mendorong trolley dengan cepat."Orang baik, rezekinya juga baik, saikkk …," ucapnya terkekeh sendiri sambil memasukan satu kantung besar makanan kucing ke dalam trolley.Ia memutar lagi area jajahannya, hingga ke bagian persabunan. Memasukan sabun mandi sesuai kesukaannya,pasta gigi dan printilan kamar mandi lainnya. Matanya menjelajah ke label diskon. Mau apapun asal ada label diskon, ia akan mampir dan memastikan akan beli atau tidak.Suara tangis seorang anak terdengar sangat nyaring. Anak tersebut rewel. Lintang berbelok
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
Ternyata
"Antrian loket dua customer service,nomor antrian dua puluh satu," suara mesin panggilan antrian terdengar. Lintang dengan senyum ramahnya menyambut nasabah yang duduk dihadapannya."Nggak usah senyum-senyum tang, tolongin gue, kartu ATM gue ketelen," ucap seorang dihadapannya."Gue mau dapet point, jadi harus senyum dong," ucapan Lintang tertahan karena ia berbicara sambil tersenyum."KTP lo Edo ...." ia masih dengan ekspresi yang sama. Edo, tetangga sekaligus sepupu kandungnya nyengir sambil memberikan kartu tanda penduduk miliknya. Lintang lalu memprosesnya."Tang,""Ya, Bapak Edo.""Boss gue yang baru, si Galaksi," ucapan Edo membuat senyuman Lintang memudar dari wajahnya."Apa hubungannya sama gue?""Ada, lah. Banget malah.""Kemaren gue ketemu dia di supermarket, sama anaknya." Lintang sedikit memberikan informasi."Iya, sudah satu anaknya. Cewek, di bawa masa, ke kantor kemarin," sambung Edo."Ok. Ada lagi yang bisa dibantu bapak Edo ...." senyum palsu kembali diperlihatkan Lin
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
Salah tempat
"Heh! Harus banget gue dateng ke acara itu. Malas tau nggak sih, itu para orang tua getol banget jodoh-jodohin gue sama anaknya Om Arya. Mentang-mentang gue janda. Nggak deh, gue absen kali ini." Lintang nesu-nesu saat berbicara dengan sepupunya—Meta, melalui sambungan telepon."Tang, lo pasti kalau nggak datang, bakal jadi sasaran empuk di pertemuan selanjutnya. Lo mau dua kali lipat jadi bahan gunjingan mereka?" Meta tetap berusaha membujuk Lintang supaya hadir di acara pertemuan keluarga besar ayahnya yang diadakan dua bulan sekali."Met, lo nggak inget terakhir kalo gue dateng, apa yang kejadian? Gue dijodoh-jodohin terus, mending kalo yang dijodohin worth it, ini, ah, gitu, deh.""Namanya orang tua, Tang, nggak baik kalau seorang janda lama-lama sendiri. Bisa jadi fitnah nanti.""Gue juga tahu, Met, tapi kan gila kali, gue baru beberapa bulan ditinggal meninggalkan, udah aja gitu-gituin.""Ehm, apa lo bawa cowok aja, Tang, pura-pura jadi pacar lo, biar mereka diem.""Siapa yang m
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
Cerita lalu
Adjie menghisap rokok elektriknya dan membuang asap yang cukup tebal dari bibir merahnya. Lintang lahap memakan mie ayam pangsit yang sudah kedua kalinya. "Gila lo, Tang. Nggak begah?" Adjie menatap takjub. Lintang menggeleng."Work out gue nanti sore," jawab Lintang santai.Adjie mengusap kepala Lintang. "Kakak perempuan gue yang paling bar-bar.""Ya… ya… ya…, terserah lo," jawab Lintang santai."Salam buat Vanka dari gue, ya, Tang.” kata Adjie yang membuat Lintang sontak menoleh."Serius lo?" sumpit yang ditangan Lintang menunjuk ke kedua mata Adjie."Iya. Lucu temen lo dilihat-lihat, mirip cewek-cewek gemes korea." lanjutnya."Najong," komen Lintang sambil kembali memakan mie ayam pangsitnya."Lo yang bayar ya, Tang, Mami belum kasih gue duit jajan tambahan, nih, habis bayar semesteran kemarin lusa," bisik Adjie. Lintang melirik sinis."Ada jasanya tapi," oceh Lintang."Pa-an?" jawab Adjie sambil kembali mengepulkan asap dari bibirnya."Seminggu jadi tukang ojek gue. Senin sampai j
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
Breyana
Meja kerja Lintang sudah rapi, jam empat sore bank tempat kerjanya sudah tutup. Pekerja tinggal merapikan laporan harian sebelum pulang. Lintang menatap Vanka dimeja kerja seberang, tersenyum sambil menatap layar ponsel. Vanka yang sadar sedang ditatap Lintang kembali tersenyum dan menunjukan ponselnya."Iya iya, nanti dia jemput gue kok, Van, lo bisa ketemu Adjie," ucap Lintang sambil beranjak."Iyes, udah di depan orangnya," jawab Vanka sembari menahan senyum. Lintang melotot. Berjalan sambil berdecak heran menuju ke Vanka."Semoga berhasil sampai seterusnya ya, Van, lo nggak tau kan, Maminya Adjie gualaakkk banget, gue sebagai keponakannya aja jiper kalo di deket dia, nggak kebayang gue kalo Adjie bawa lo ke Maminya, wah wah wah," bisik Lintang menakut-nakuti Vanka. Vanka menelan ludah cepat."Tapi, jadian aja belum, Tang, baru dekat, masa udah begitu sikap Maminya?""Wah, lo nggak tau Adjie, sepupu gue itu, wah... udah lah, nanti lo juga tau, gue mau ke atas nyerahin ini, bye," tu
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
Helper (Si penolong)
Kondisi ayah Lintang sudah stabil, sudah menempati kamar rawat juga. Lintang dan Adjie berjalan menuju ke meja suster karena harus ada yang dibicarakan."Lo balik aja, Jie, ke resto, kasian Mami sama Papi lo pasti nyariin. Gue nggak apa-apa kok.""Yaudah, nanti Mami juga mau ke sini katanya, sekalian bawain makanan buat lo sama Ibu.""Ok. Hati-hati, ya." Lintang berdiri di depan meja suster. Adjie memeluk Lintang lalu berjalan menuju lift.Lintang berdiri bersama suster yang menjelaskan beberapa hal, Lintang manggut-manggut mengerti. Hingga ia melakukan proses penandatanganan sebagai tanda ia setuju dengan prosedur yang akan dokter lakukan.Ia menunduk, memegang pangkal hidungnya sambil berjalan pelan. Kembali, suara tangis Bre terdengar. Lintang berjalan kembali ke meja suster."Sus, apa dilantai ini ada pasien anak-anak juga?" tanya Lintang"Ada, Bu. Di bangsal sebelah kiri, pintu kaca itu," tunjuk suster."Apa ada pasien anak atas nama Breyana?" tanya Lintang lagi. Suster menganggu
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more
New Job
Sebulan berlalu. Lintang sedang berada di rumah kedua orang tuanya. Ia menyiapkan sarapan dan obat untuk ayahnya. Rutinitas yang ia jalankan sejak ayahnya pulang dari rumah sakit.Ia duduk di depan meja komputer yang ada di rumah kedua orang tuanya. Berselancar untuk mencari lowongan pekerjaan baru untuknya.'Asisten pribadi? Boleh juga.' Pikir Lintang sambil mencatat email perusahaan tempat ia akan melamar pekerjaan. Beberapa perusahaan sudah ia catat. Tidak ada lowongan aspri, tetapi lowongan customer service,marketing, hingga posisi secretaris."Mudah-mudahan cepet dapet kerjaan baru ya, Tang," ujar ibunya seraya meletakan pisang goreng di dekat Lintang."Makasih, Bu," jawab Lintang sambil tersenyum. Dengan santai ia mulai memakan pisang goreng dengan kaki diangkat satu.Ponselnya berbunyi, nama Adjie muncul."What's up broooo …." Jawab Lintang seraya menempelkan ponsel ke telinganya."Dipanggil Mami, Tang, suruh ke resto.""Resto yang mana?""Pusat.""Suruh ngapain?""Ngelapin kac
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more
Calon mama baru
Galaksi menatap foto putri kecilnya yang dijadikan wallpaper ponselnya. Ia tersenyum. Galaksi mendapat kekuatan setiap harinya hanya dengan memikirkan kebahagiaan putri kecilnya. Betapa lucunya Breyana walau diusianya saat ini belum bisa berjalan lancar. Masih terjatuh-jatuh. Efek terlalu sering digendong kemana-mana, jadi motorik Bre juga lambat.Mobil Galaksi mengarah ke restaurant, sesuai janji Lintang waktu itu, kalau ia mau sesekali menemui Bre. Ia juga paham anak Galaksi itu mudah ceria jika bersamanya."Hai calon Mamanya Bre, gimana kerjanya?" Galaksi sudah berdiri di samping mobilnya sambil bersedekap. Kemeja kerjanya, seperti biasa, sudah tidak rapi jika pulang kantor. Ia cengengesan sendiri."Masih halu banget sumpah." Jawab Lintang sewot. Adjie yang baru datang dengan motornya dari kampus menatap heran sambil meletakan helm di motornya."Mau kemana?" Adjie menunjuk ke Lintang dan Galaksi."KUA!" jawab Galaksi asal. Ia mendapat pukulan di bahunya dari Lintang."Enak aja, ma
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
Tak pernah menyangka
Playground yang dipilih Lintang tak begitu ramai, mungkin karena malam hari juga dan hanya Breyana juga dua anak kecil lainnya yang bermain. Lintang duduk di atas matras yang memang dijadikan alas supaya anak-anak tidak terasa dingin jika bersentuhan dengan lantai dan lebih aman.“Breyana umurnya berapa, sih, udah dua tahun atau belum?” Lintang bersuara tapi kepalanya terus menuju ke arah Breyana yang merangkak mengejar mainan.“Pas dua tahun, tiga bulan lalu,” jawab Galaksi yang duduk bersila disebelah Lintang. Kedua masih memakai pakaian kerja, Galaksi sesekali mengulum senyum saat menatap Lintang. “Kenapa nanyain? Mau beli kado? Beli, dong, buat calon anak sambung,” celetuk lelaki berperawakan tinggi dengan rambut cepak.“Iya lah, gue mau beli kado. Sebagai Tantenya,” tegas Lintang.“Calon Mama,” sanggah Galaksi.“Dih! PD banget lo. Udeh, Lak … jangan mancing gue ngamuk!” ancan juga pelotot Lintang. Ia lalu beranjak, ingin menghampiri Breyana namun sebelumnya Lintang menguncir ting
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more
Mulai dari nol, ya?
Ulah Galaksi ada-ada aja, hari itu ia sengaja datang ke rumah orang tua Lintang sejak pukul setengah empat pagi, bahkan marbot masjid saja belum ancang-ancang hendak pergi ke masjid terdekat. Galaksi membuat ayah Lintang terpaksa bangun lalu membuka pagar.“Lho, ada apa, Galaksi?” tanya ayah sembari membuka pagar.“Maaf, Om, datang jam segini. Tadinya mau dari tengah malam, tapi nanti disangka maling.” Galaksi berjalan dibelakang ayah yang sudah kembali menutup pagar.“Kamu memang maling?” celoteh ayah.“Nggak, Om, saya bukan maling. Berani sumpah, saya, Om.”Ayah Lintang menoleh setelah menghentikan langkah kakinya. Menatap lekat Galaksi.“Maling hati anak saya, ‘kan,” ujarnya lalu kembali berjalan. Galaksi menahan tawa. Bisa aja calon mertua. Padahal boro-boro Lintang memberi respon OK. Galaksi duduk di ruang tamu, sendirian, yaiyalah, ngapain juga ayah Lintang temani lelaki yang niatnya tak jelas datang jam segitu. Lintang keluar kamar, dengan wajah bantal, ia duduk di sofa berjara
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status