Beranda / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 1. Tawaran Mengejutkan dari Calon Suamiku

Share

Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris
Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris
Penulis: Te Anastasia

Bab 1. Tawaran Mengejutkan dari Calon Suamiku

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 11:16:49

"Nyonya Muda dari Keluarga Benedict sedang mencari seorang ibu pengganti. Kalau kau mau menyewakan rahimmu, kau bisa mendapatkan uang ratusan juta yang kau butuhkan, Sayang."

Kedua bola mata Aleena melebar saat mendengar calon suaminya melontarkan ide gila itu.

Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu menatapnya tak percaya. 

"Kau memintaku untuk menjadi seorang ibu pengganti dan menyewakan rahimku? Apa kau sudah gila, Carl Malvine?!" pekik Aleena, benar-benar tidak habis pikir dengan calon suaminya itu.

Carl tampak tenang. "Tapi kau butuh uang untuk pengobatan Papamu kan, Sayang?" ucapnya sembari menggenggam lengan Aleena lembut, yang langsung ditepis oleh gadis itu. 

"Tapi tidak dengan cara itu, Carl! Aku ini calon istrimu. Bisa-bisanya kau malah menawarkan hal seperti itu padaku? Aku tidak mau!" tolak Aleena dengan tegas. 

Sungguh, Aleena tidak menyangka kalau Carl akan menawarkan hal ini padanya. 

Rasa sedih memenuhi ruang hati gadis itu. Ia memang membutuhkan uang ratusan juta untuk pengobatan Papanya. Tadinya ia berniat meminta bantuan pada Carl karena sudah tak tahu harus minta tolong ke mana, tapi Carl malah menawarkan hal yang mustahil untuk Aleena lakukan. 

"Sayang, hanya dengan cara ini kita bisa dengan cepat mendapat uang untuk pengobatan Papa," bujuk Carl dengan lembut.

Tidak ada jawaban apapun dari Aleena, dia sangat marah dan kecewa pada Carl. Gadis cantik berkulit putih dan berambut sepinggang itu tampak lelah.

Aleena meremas kertas tagihan rumah sakit di tangannya dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca, ia tertunduk menahan rasa sakit di dalam hatinya.

Apakah sekarang ia sudah tidak berharga lagi untuk Carl? 

Melihat Aleena yang begitu marah, Carl mengulurkan tangannya menyentuh kedua pundak Aleena dan mengusapnya lembut. Tatapan mata cokelatnya memancarkan kasih dan sayang yang begitu besar. 

"Dengar, Aleena. Meskipun kau menerima tawaran ini, aku akan tetap setia menunggumu. Setelah kau melahirkan anak untuk pasangan itu, kita akan menikah. Aku berjanji padamu, kau tidak perlu khawatir," ujar Carl lagi.

Aleena mengusap wajahnya pelan. "Tapi, Carl—" 

"Sayang…," Carl menyela cepat. "Aku sangat ingin membantumu, tapi kondisi perusahaanku sedang tidak baik-baik saja. Satu-satunya hal yang bisa aku berikan padamu adalah tawaran itu. Ini demi Papa, Sayang."

Air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya jatuh membasahi pipi Aleena. Ia sungguh tidak siap menerimanya. Tapi ia juga tidak punya pilihan yang lebih baik. 

Aleena tidak mau kehilangan Papa yang sangat ia sayangi.

Carl menggenggam hangat kedua telapak tangan Aleena dan mengecupnya. "Aku berjanji padamu, kita akan menikah setelah itu. Kalau perusahaanku sudah pulih, aku pasti akan membahagiakanmu dan Papa. Percayalah padaku, hmm?" 

Aleena menatap wajah Carl dengan lekat, mencari keseriusan dalam ucapannya. 

"Aku ini calon istrimu, Carl, bagaimana mungkin aku harus hamil anak laki-laki lain demi uang? Apa itu tidak akan menyakiti perasaanmu?" tanya Aleena sembari menyeka air mata. 

"Tidak, Sayang. Karena semua ini demi Papa. Aku tidak cemburu karena aku sangat memahami keadaanmu."

Jawaban Carl membuat Aleena merasa sedih. Carl rela melakukan ini karena dia peduli padanya dan juga Papanya. 

Carl memeluk Aleena untuk menenangkannya. Gadis itu menangis putus asa dalam pelukannya. Ia merasa begitu frustrasi dan tidak berdaya. 

Setelah cukup tenang, Carl melepas pelukannya dan menatap Aleena lembut. "Aku harus kembali ke kantor sekarang," katanya. "Aku harap kau mempertimbangkannya dengan baik." 

Bibir Aleena masih setia mengatup rapat hingga akhirnya Carl pergi meninggalkannya di lorong rumah sakit seorang diri.

Aleena termenung lama, sebelum gadis itu kembali berjalan mendekati ruangan di mana Papanya kini terbaring tak berdaya. 

Tepat saat itu, seorang dokter bersama dua perawat keluar dari dalam ruangan inap Papanya. Aleena bergegas menghampiri mereka. 

"Dokter, bagaimana keadaan Papa saya sekarang?" tanyanya dengan wajah cemas. 

"Kondisi jantung pasien sudah sangat parah, Nona. Kami perlu melakukan tindakan operasi secepat mungkin," ungkap dokter laki-laki itu. "Mohon untuk segera mengurus administrasi, agar kami bisa melakukan tindakan operasi secepatnya." 

"Ba-baik, dok," ujar Aleena tertunduk lesu. 

Dokter pun permisi meninggalkan Aleena sendirian di sana.

Aleena merasa putus asa, jalan yang ia lalui seolah buntu. 

‘Haruskah aku menerima tawaran gila itu?’ pikir Aleena. 

Sejauh ini … hanya itulah cara yang paling memungkinkan.

Aleena menggigit bibir. ‘Demi kesembuhan Papa!’ batinnya menguatkan diri.

Gadis itu lantas tak membuang waktu dan bergegas menemui calon suaminya sekarang juga.

Hujan lebat yang mengguyur kota Murniche sore ini tidak menjadi penghalang untuk Aleena. Ia memutuskan pergi ke apartemen Carl setelah panggilan darinya tidak kunjung dijawab. 

Bus kota yang Aleena tumpangi berhenti di depan gedung apartemen mewah tak lama kemudian. Aleena pun segera turun dan berlari masuk ke dalam gedung itu dengan pakaian yang sudah setengah basah. 

Aleena bergegas cepat menuju lantai lima, di mana unit apartemen Carl berada. 

Ia menekan kode kunci dan melangkah pelan masuk ke dalam apartemen yang tampak gelap. 

"Mungkin dia belum pulang," gumam gadis itu sambil menahan tubuhnya yang kedinginan. 

Baru saja Aleena hendak menekan saklar lampu di dekat pintu, ia mendengar suara yang membuat tubuhnya membeku. 

“Ahh … Carl ….”

Aleena menelan ludah. Dadanya seketika bergemuruh hebat. Perlahan Aleena melangkah mengikuti suara yang semakin terdengar jelas, yang ternyata berasal dari arah kamar Carl. 

Sepasang matanya membeliak saat mendapati sepasang insan tengah bergelung di bawah selimut tanpa sehelai benang pun. 

Aleena menutup mulutnya tak percaya. Jantungnya seolah berhenti berdetak begitu melihat wanita yang bersama Carl, adalah … Brenda, adik tiri Aleena sendiri!

"Sayang, bagaimana dengan calon istrimu?" tanya Brenda dengan suara menggoda. 

"Gadis bodoh itu maksudmu?" sahut Carl sembari mengecupi wanita dalam dekapannya. “Jangan membahasnya. Bagaimana kalau kita lanjut ke ronde berikutnya saja?”

Brenda memekik tertahan saat Carl mulai menyerangnya dengan sentuhan intim. “Ah …!” 

Aleena menahan sesak sekaligus perasaan jijik yang campur aduk dalam hatinya melihat adegan memuakkan itu.

“Serius, Carl … bagaimana? Apa dia setuju?”

Carl tertawa. "Seperti yang kau katakan, Sayang. Dia itu sangat bodoh dan mudah dimanfaatkan. Dia tidak punya pilihan selain menerima tawaran yang aku berikan. Setelah ia mendapatkan uang itu, aku akan segera mengambilnya. Sabar sedikit lagi ya?”

Brenda langsung memeluk Carl erat-erat. "Aku bangga padamu, Sayang. Aku mencintaimu!" 

"Aku lebih mencintaimu, Brenda." 

Mereka pun kembali berciuman dengan mesra tanpa tahu kalau ada seseorang yang berdiri di balik pintu yang sedikit terbuka. 

Aleena tidak bisa menahan air mata yang lolos membasahi pipinya. Apa yang ia temukan hari ini benar-benar menggoreskan luka begitu dalam di hatinya. 

Ia tidak menyangka, pria yang ia pikir mencintainya dengan tulus, ternyata berselingkuh di belakangnya. Terlebih lagi, wanita selingkuhannya itu adik tirinya sendiri!

Aleena pun mundur perlahan-lahan, mengurungkan niatnya menemui Carl. Gadis itu keluar dari dalam apartemen dengan tubuh bergetar hebat.

"Jadi selama ini kau mengkhianatiku?" lirih Aleena mengepalkan tangannya dan memukul dinding dengan perasaan berkecamuk. "Brengsek! Kau laki-laki brengsek!" 

Saat ia sedang terpuruk karena kondisi Papanya, kini Aleena semakin hancur karena calon suaminya juga menyakitinya dengan tega. 

Bagaimana mungkin Carl sampai hati memanfaatkannya seperti ini?

Aleena menipiskan bibir geram. Ia menyeka air matanya dengan tangannya yang gemetar. 

Aleena kembali berdiri tegap di tengah rasa sakit yang menyelimutinya. Tatapan kesalnya kini dipenuhi tekad yang besar.

"Aku tidak akan membiarkanmu membodohiku, Carl. Aku bersumpah ... aku akan membalas perbuatanmu!" 

Bab terkait

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 2. Tekad Aleena Sudah Bulat

    Esok harinya, Aleena mendatangi kediaman Keluarga Benedict bersama Carl.Ya, Aleena sudah membuat keputusan. Ia akan menerima tawaran menjadi ibu pengganti demi pengobatan ayahnya, sekaligus membuktikan pada Carl bahwa ia bukan gadis yang mudah diperdaya. Aleena bersandiwara seolah tidak tahu kenyataan menyakitkan bahwa selama ini calon suaminya telah berkhianat. "Aku yakin, Sayang, kau tidak akan menyesali keputusanmu," bisik Carl yang kini duduk bersebelahan dengan Aleena di ruang tamu rumah mewah itu. "Ya," balas Aleena singkat. Dapat Aleena lihat betapa berseri-serinya wajah Carl saat ini, seolah tak sabar mendapatkan keuntungan besar dengan memanfaatkan dirinya. Tapi hal itu tak akan terjadi. Aleena akan memastikan Carl tidak mendapat keuntungan sepeser pun darinya!"Aku berharap setelah ini Papa cepat sembuh," ujar Carl menoleh pada Aleena dan tersenyum lembut. "Dan kita akan segera menikah." Aleena hanya tersenyum kecut dan merasa jijik mendengar ungkapan penuh kebohongan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 3. Berada di Antara Pertentangan Suami Istri

    Kedatangan Asher Benedict membuat suasana menjadi tegang. Sekilas saja, Aleena langsung tahu bahwa Asher adalah sosok pria dingin, tegas, dan mengintimidasi. Aura penuh wibawanya itu membuat siapapun akan merasa gugup jika berhadapan dengannya. Aleena menelan ludah saat Asher menatapnya. Ia tidak menduga bahwa ternyata laki-laki itu jauh lebih dewasa darinya."Sayang, mereka adalah tamu kita," ujar Marsha menjelaskan. Asher menaikkan salah satu alisnya. Ia tidak pernah tahu sejak kapan istrinya bergaul dengan gadis berpenampilan sederhana seperti gadis di depannya ini."Ada keperluan apa?" tanya Asher, sembari duduk di sofa menyilangkan kakinya. "Ada hal penting yang ingin aku bahas," jawab Marsha. Asher tidak lagi berkata-kata. Di sampingnya, Marsha memperhatikan Carl yang masih duduk di samping Aleena. Marsha ingin berbincang dengan suaminya dan Aleena saja saat ini. "Carl, bisakah kau pergi dulu dan tinggalkan Aleena sebentar di sini?" Aleena sontak menatap Carl dengan lekat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 4. Ikatan Seorang Ibu Pengganti

    "Semua biaya rumah sakit Papamu sudah aku urus Aleena. Hasil pemeriksaan kesuburanmu pun sangat baik. Kemungkinan besar, sekali berhubungan saja kau bisa segera hamil.” Aleena hanya mengangguk kecil mendengar apa yang Marsha katakan. Siang ini, Marsha mendatangi rumah sakit bersama Asher. Mereka berdua mengurus semua administrasi pengobatan Papanya dan ia juga melakukan tes kesehatan."Sekarang semua sudah selesai, ayo kita pergi," sahut Asher meraih tangan Marsha. "Tunggu, Sayang—"Marsha menghentikan langkahnya saat ponsel miliknya di dalam tas berdering. Wanita berambut cokelat sebahu itu menoleh seolah meminta izin, lalu berjalan menjauh saat menjawab panggilan tersebut. Kini hanya ada Aleena dan Asher berdua di sana. Asher melirik gadis bertubuh kurus di sampingnya yang tengah memeluk sebuah tas besar. "Apa kau membawa semua pakaianmu?" tanya Asher menoleh. Aleena menatapnya gugup. "Nyo-Nyonya yang meminta pada saya, Tuan," jawabnya.Hari ini Aleena akan tinggal bersama Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 5. Penghinaan di Malam Pertama

    Dua hari berlalu dengan cepat. Aleena masih berada di kediaman Keluarga Benedict dan tidak pergi ke mana pun. Apalagi, sekarang Aleena telah memiliki status baru, yaitu menjadi istri kedua Asher. Malam ini, gadis bertubuh kurus itu duduk di tepi ranjang dengan balutan dress berwarna biru muda. Aleena tampak cemas dan kalut. Dalam waktu yang begitu singkat, Aleena dan Asher resmi menikah. Meskipun pernikahan itu hanya untuk sementara waktu saja, dan juga berjalan demi keuntungan masing-masing."Nona Aleena..." Suara Bibi Julien berhasil membuyarkan lamunan Aleena, gadis itu menoleh cepat ke arah pintu dan berdiri dari duduknya. "Iya, Bi? Ada apa?" tanya Aleena menatapnya. "Ini gaun tidur tidur yang Nyonya Marsha siapkan untuk Nona Aleena pakai malam ini," ujar Bibi Julien meletakkan gaun tidur satin berwarna merah di atas ranjang. Wajah Aleena mendadak pucat. Rasa takut menyelimutinya dengan cepat.Ia tidak bisa membayangkan seperti apa malam pertama itu?"A-apa Nyonya Marsha sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 6. Tangisan Sang Ibu Pengganti

    Sepanjang malam Aleena setia terjaga. Rasanya, kedua mata gadis itu tidak bisa ia pejamkan. Bahkan hingga pagi, Aleena masih duduk di atas ranjang memeluk kedua lututnya merenungi nasibnya yang malang.Aleena tidak tahu, apa yang akan ia katakan pada Marsha. Membayangkan betapa kecewanya wanita itu membuat Aleena tak bisa menahan air mata.Bagaimana jika Marsha menarik semua uang yang telah ia gelontorkan untuk pengobatan ayahnya karena ia gagal melakukan tugasnya?"Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sambil menyeka air mata. Gadis itu menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit kamar dan tenggelam dengan lamunannya yang gelap. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar dari luar, membuat lamunan Aleena seketika buyar. "Selamat pagi, Nona ... apa Nona sudah bangun?" Suara Bibi Julien di luar membuat tubuh Aleena tersentak. Ia segera merapikan penampilannya yang berantakan seadanya, lalu beranjak dari atas ranjang. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Bibi Julien di had

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 7. Malam Selanjutnya, Aleena Harus Berhasil!

    Aleena merasa jenuh berada di dalam paviliun sepanjang hari. Setelah kejadian pagi tadi, ia memang sengaja tidak keluar dari paviliun dan terus merenung di sana. Namun, saat hari menjelang malam, Aleena kepikiran kondisi Papanya yang masih terbaring di rumah sakit. Gadis itu pun berinisiatif untuk mengunjunginya malam itu juga.Kalau sudah sadar, Papanya pasti akan mencari Aleena. Belum lagi, pria paruh baya itu akan merasa kesepian bila tak menemukan keberadaannya. Aleena berpikir sambil menggigit bibir bagian dalamnya, lalu mengangguk kecil untuk meyakinkan diri. "Mungkin aku harus meminta izin pada Nyonya Marsha sebentar untuk ke rumah sakit," ucap Aleena. Perasaan ragu langsung hinggap di hatinya, tapi Aleena berusaha menepisnya. Bagaimanapun, ia harus memastikan kondisi Papanya agar tak terus merasa khawatir. Aleena melangkah keluar dari paviliun. Ia melewati taman samping untuk sampai di teras rumah megah milik Marsha dan Asher. Sesampainya di kediaman utama, Aleena memelan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 8. Satu Malam Tanpa Kelembutan

    Setelah kedua orang tua Asher pulang beberapa menit yang lalu, rumah megah itu pun tersisa Marsha dan Asher saja. Terlihat Marsha yang kini berdiri bersedekap menatap lurus ke arah paviliun tempat Aleena tinggal. "Aku tidak ingin kau mengulur banyak waktu, Asher," ucap Marsha tiba-tiba. Asher yang mendengarkannya pun menoleh. "Apa maksudmu, Sayang?" Marsha membuat tubuhnya menatap sang suami. "Aku sudah muak dengan semua cercaan Mamamu tentang anak sampai telingaku terasa panas karena terus mendengar hal itu setiap bertemu!""Sayang—""Kau tidak menepati janjimu padaku, Asher. Aku hanya memintamu untuk bermalam dengan Aleena, kita sudah membayar gadis itu. Hanya dia harapan kita satu-satunya!" desak Marsha dengan wajah memerah. Asher memijit pangkal hidungnya, tampak benar-benar frustrasi. “Marsha, aku bisa melakukannya kapan-kapan—”"Kapan-kapan?” sela Marsha. “Tapi sampai kapan, Asher? Apa kau tidak keberatan melihatku terus direndahkan seperti ini? Atau sebenarnya kau ingin be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 9. Beban yang Harus Ditanggung sang Ibu Pengganti

    “Akh—shh—” Aleena meringis menahan sakit pada bagian inti tubuhnya ketika ia terbangun di ranjang yang asing pagi itu. Ia menarik selimut dan mendekapnya dengan erat di dada saat menyadari tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Bayangan-bayangan dari malam panas itu kembali terulang dalam ingatannya, seolah tak membiarkan Aleena lupa begitu saja. “Siapa dirimu sebenarnya, Aleena?” Aleena tidak tahu mengapa Asher tampak kalut dan tidak percaya bahwa dirinya masih suci. “S-saya—”“Tak mungkin aku yang pertama bagimu! Katakan, apa tujuanmu melakukan ini? Kenapa kau—”“Lakukan saja, Tuan,” Aleena menyela sebelum Asher kembali menghinanya dengan kata-kata tajam. Suaranya bergetar di bawah dominasi Asher yang membuat tubuhnya meremang. Ia hanya ingin semua ini segera berakhir. “Lakukan saja dengan cepat, seperti yang Nyonya Marsha inginkan….”Aleena tidak mengerti mengapa setelah itu Asher tiba-tiba berubah seperti predator kelaparan. Sentuhan dan gerakannya berantakan, menuntut,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 49. Asher Benedict, Laki-laki Paling Posesif!

    Aleena tidak tahu sampai kapan Asher akan menemaninya di rumah sakit. Setelah datang pagi tadi, hingga siang hari laki-laki itu tidak kunjung pergi. Meskipun tak banyak percakapan di antara mereka, tetapi tetap saja Aleena merasa sangat canggung.Aleena memperhatikan laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam yang tengah duduk di sofa sambil memangku laptopnya dengan pandangan yang fokus ke layar benda tersebut. "Tuan Asher," panggil Aleena pelan. "Hm?" Asher menjawab dengan gumaman, sebelum sorot matanya tertuju padanya. Aleena gugup saat manik mata hitam itu menangkapnya dari pandangan. "Ee ... apa Tuan tidak ke kantor hari ini?" tanya Aleena, suaranya pun terdengar pelan. "Kau mengusirku?" Asher justru balik bertanya, laki-laki itu menatapnya lekat dari arah sofa. "Atau kau tidak senang suamimu menemanimu?" Wajah Aleena mendadak tegang mendengar apa yang Asher tanyakan. Suami, katanya?"Ti-tidak, Tuan, bukan seperti itu. Saya hanya bertanya saja," lirih Aleena sambil menggeleng

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 48. Kau Menghangatkan Hatiku, Aleena

    Keesokan paginya, Aleena kembali sendirian di rumah sakit setelah subuh tadi Jordan berpamitan pulang. Gadis cantik dengan balutan baju rumah sakit itu baru saja keluar dari ruangan dokter. Karena tidak ada keluarga yang datang untuk mengambil surat pemeriksaannya, maka Aleena pergi mengambil sendiri dan meninggalkan kamar rawat inapnya. Aleena tersenyum lega membaca surat pemeriksaannya. "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa. Aku sempat khawatir kalau aku kenapa-kenapa," katanya. Aleena kembali melangkah melewati lorong rumah sakit, sampai akhirnya perhatiannya tersita pada sebuah ruangan berdinding kaca yang amat terang, di mana di dalamnya ada banyak bayi yang baru lahir ditidurkan di atas ranjang kecil di dalam ruangan itu. Perlahan Aleena berjalan mendekat dan berdiri di depan dinding kaca, tersenyum menatap bayi-bayi mungil menggemaskan di dalam sana. "Lucunya mereka," ucap Aleena tersenyum manis dan bahagia. “Ya Tuhan, manis sekali bayi-bayi itu.” Berdesir hangat hati Aleena,

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 47. Tuan Sangat Mengkhawatirkan Nona Aleena

    Orang tua Asher memberi kabar kalau mereka akan datang menjenguk menantunya malam ini. Marsha terlihat begitu kalut. Ia berusaha untuk berpura-pura sakit dan cedera di bagian kaki dan juga keningnya yang kini dipasang perban palsu. Wanita itu tidak mau Mama dan Papa mertuanya curiga!"Lihat, bagaimana penampilanku, Sayang?" Marsha menatap ke arah suaminya. "Apa perbannya terlalu kentara kalau ini tipuan?" Asher menatapnya sekilas, sebelum ia kembali menatap layar laptopnya. "Tidak perlu berlebihan," jawab Asher. Wanita cantik berdiri di depan cermin itu pun berdecak sebal mendengar jawaban sang suami. "Ayolah, Asher ... aku juga tidak ingin membuang-buang waktu untuk berakting seperti ini!" pekik Marsha menatap suaminya dari pantulan cermin. "Kalau bukan karena Aleena yang merepotkan itu, aku juga tidak sudi berakting seperti orang bodoh begini!"Marsha mendengus kesal dengan Asher yang terlihat sangat santai, atau lebih tepatnya tidak terlalu peduli dengannya. Tetapi, dengan b

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 46. Diam dan Patuhilah Aku

    Asher tiba di rumah sakit setelah beberapa menit perjalanan. Raut wajahnya yang keruh, tampak kalut diselimuti rasa khawatir setelah mendengar kabar Aleena mengalami kecelakaan. Laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam itu berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan di mana ada beberapa suster dan dokter di dalamnya. "Tuan Asher?" sapa seorang dokter laki-laki melangkah ke arahnya. "Ya, di mana pasien atas nama Aleena Pandora, dok?" tanya Asher cemas. "Bagaimana keadaannya?" "Pasien sudah dipindahkan ke kamar perawatan, Tuan," jawab dokter itu. "Syukurlah tidak ada luka serius yang dialami oleh Nona Aleena. Hanya lecet di beberapa bagian, dan benturan di kepalanya mungkin akan membuat Nona Aleena merasa pusing untuk beberapa waktu." Asher berdecak kesal. "Di mana ruangan itu?" "Mari ikut dengan saya." Dengan langkah lebarnya yang tergesa, dokter menunjukkan ruangan perawatan di mana Aleena kini berada. Segera Asher masuk ke dalam ruangan itu dan ia melihat Aleena terbaring lemah deng

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 45. Kepanikan Asher Mendengar Kabar Aleena

    Keesokan harinya, Aleena tetap menjauh dari Asher. Ia mengubah semua jadwal kegiatan hariannya, demi tidak bertemu dengan pria itu. Aleena berjalan terburu-buru menuju ke tempatnya mengajar. Ia baru saja kembali dari rumah sakit menjenguk Papanya."Ya ampun, tinggal setengah jam lagi. Aku bisa terlambat," gerutu Aleena menatap layar ponselnya. Gadis itu tidak menemukan bus kota yang melewati jalur menuju gedung sekolah. Hingga mau tidak mau, Aleena harus berjalan kaki. Namun, tiba-tiba saja langkah Aleena terhenti saat ia melihat Carl berjalan dengan beberapa orang laki-laki, keluar dari dalam sebuah restoran. "Aleena," sapa Carl menghadang langkahnya. "C-Carl," lirih Aleena kaget dan gugup. Ia tidak menduga akan bertemu pria itu di sini."Kenapa kau berjalan kaki?" tanya Carl menatap sekitar. "Kau akan berangkat bekerja, kan?" Aleena mengangguk. "Aku tidak menemukan bus pagi ini. Sepertinya aku kesiangan." "Lalu kenapa kau tidak naik taksi saja? Itu lebih memudahkanmu," katany

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 44. Risau, Sehari Tak Melihatmu

    Beberapa hari berlalu, Asher terlihat tak seperti biasanya. Laki-laki itu tampak gelisah setelah beberapa hari ini dia tidak melihat Aleena. Lebih tepatnya sejak keributan bersama Marsha di paviliun. Sejak saat itu, Asher tidak lagi melihat Aleena sama sekali. Asher tidak tahu, seharian ini ia tidak fokus bekerja dan terus memikirkan Aleena. Entah apa yang membuatnya tak tahan ingin bertemu gadis itu, sekalipun hanya melihatnya."Apa ada jadwal pertemuan lagi nanti?" tanya Asher pada Jordan yang duduk di sofa di dalam ruangan kerjanya. "Tidak ada, Tuan. Setelah meeting sore ini, semua jadwal pertemuan dilanjutkan besok," jawab Jordan. Asher mengangguk. "Oke. Hari ini aku akan pulang sendiri, kau lanjutkan beberapa pekerjaan yang tertunda," ujarnya beranjak dari duduknya. "Baik, Tuan." Jordan memperhatikan bosnya yang tidak biasanya pergi dengan terburu-buru seperti ini, apalagi tidak mau ditemani.Asher melangkah keluar dari dalam ruangan CEO, laki-laki berbalut tuxedo navy itu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 43. Jangan Menyalahkan Aleena!

    Marsha berdiri di ambang pintu kamar Aleena dengan wajah memerah penuh amarah melihat Asher mencium Aleena. Kedatangan Marsha kali ini membuat Aleena sangat takut, ia berusaha mendorong Asher untuk menjauh darinya, namun laki-laki itu malah menatapnya lekat-lekat. "Ah, rupanya ada yang datang," ucap Asher seolah tak berdosa. Asher melirik ke arah Marsha berdiri. Setelah itu, barulah ia menegakkan tubuhnya dan memutar tubuhnya menatap ke arah istrinya yang menatapnya kesal. "Jadi begini kau di belakangku, Asher! Seperti ini?!" seru Marsha, ia berjalan mendekati Asher. "Kau pasti digoda oleh gadis itu, kan? Benar, kan?!" Marsha beralih menatap Aleena dengan tatapan tajam seolah siap menerkam. "Kau memang gadis tidak tahu diri, Aleena!" Saat Marsha hendak menerjang Aleena, dengan sigap Asher menghadang istrinya. Ia melindungi Aleena dari amukan Marsha. Aleena gemetar. Ia tahu ia salah, tapi Aleena juga sudah menolak, tapi nyatanya ... ia tetap tidak bisa melawan Asher dan berujung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 42. Tidur Denganku!

    Setelah kejadian tadi siang di sekolah, Aleena merasa bersyukur karena adanya Asher yang datang dan menolongnya. Meskipun Aleena juga penasaran, apa yang Asher datang ke sana?Pukul tujuh malam, Aleena baru saja sampai di paviliun. Ia bergegas membersihkan tubuhnya, kini Aleena tampak berdiri termenung dan murung di depan meja riasnya. Aleena mengembuskan napasnya berat. "Padahal aku sudah memutuskan untuk menjauhi Tuan Asher. Tetapi, kalau aku tidak berterima kasih untuk kejadian pagi tadi, rasanya sangat tidak sopan." Rasa ragu yang melanda membuat Aleena tenggelam dalam kegelisahan.Hingga suara pintu kamarnya yang terbuka, membuat Aleena menoleh dengan cepat.Aleena menegakkan tubuhnya, dengan wajah sayu ia menatap sosok Asher yang masuk ke dalam kamarnya. Laki-laki dengan setelan tuxedo hitam itu menutup pintu kamar dan melangkah mendekatinya. "Tuan A-Asher," lirih Aleena dengan wajah tegang. Asher berdiri tepat di hadapannya. Laki-laki bertubuh tinggi besar itu menatapnya hi

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 41. Kedatang Asher untuk Aleena

    Keesokan harinya, Aleena bersiap pergi pagi-pagi sekali. Setelah kejadian semalam, Aleena meneguhkan hatinya untuk tidak lagi bertemu Asher. Aleena akan mencoba menghindari laki-laki itu mulai hari ini. Bahkan pagi ini, Aleena keluar dari paviliun pukul enam. Dari paviliun ke gedung sekolah seni, Aleena berjalan kaki hingga hampir satu setengah jam lamanya. Setelah sampai di sekolah, Aleena ternyata sudah ditunggu oleh Madam Calister di depan ruangannya. "Selamat pagi, Ms. Aleena," sapa Madam Calister, wanita itu memperhatikan Aleena lekat-lekat dan tampak terkejut. "O-oh astaga, apa kau habis menangis?" Aleena tersenyum tipis dan menggeleng, ia menundukkan kepalanya cepat. Matanya memang membengkak pagi ini. Meski sudah ia tutupi dengan makeup, tapi rupanya itu tidak terlalu berhasil."Bu-bukan, Madam," jawab Aleena mengusap pipinya. Madam Calister mengusap pundak Aleena dengan lembut. "Oh, Ms. Aleena … kau pasti sangat kepikiran akan masalah ini ya,” ujarnya prihatin. Aleena t

DMCA.com Protection Status