Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 3. Berada di Antara Pertentangan Suami Istri

Share

Bab 3. Berada di Antara Pertentangan Suami Istri

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-28 11:18:45

Kedatangan Asher Benedict membuat suasana menjadi tegang. Sekilas saja, Aleena langsung tahu bahwa Asher adalah sosok pria dingin, tegas, dan mengintimidasi. Aura penuh wibawanya itu membuat siapapun akan merasa gugup jika berhadapan dengannya. 

Aleena menelan ludah saat Asher menatapnya. Ia tidak menduga bahwa ternyata laki-laki itu jauh lebih dewasa darinya.

"Sayang, mereka adalah tamu kita," ujar Marsha menjelaskan. 

Asher menaikkan salah satu alisnya. Ia tidak pernah tahu sejak kapan istrinya bergaul dengan gadis berpenampilan sederhana seperti gadis di depannya ini.

"Ada keperluan apa?" tanya Asher, sembari duduk di sofa menyilangkan kakinya. 

"Ada hal penting yang ingin aku bahas," jawab Marsha. 

Asher tidak lagi berkata-kata. Di sampingnya, Marsha memperhatikan Carl yang masih duduk di samping Aleena. Marsha ingin berbincang dengan suaminya dan Aleena saja saat ini. 

"Carl, bisakah kau pergi dulu dan tinggalkan Aleena sebentar di sini?" 

Aleena sontak menatap Carl dengan lekat. Entah kenapa, Aleena begitu takut saat ia melihat Asher yang duduk tepat di hadapannya. 

Tanpa panjang lebar, Carl pun segera beranjak dari duduknya. 

"Baiklah, Nyonya. Saya akan meninggalkan Aleena di sini. Kalau begitu, saya permisi," pamit Carl, laki-laki itu beranjak dari duduknya dan melangkah pergi. 

Suasana berubah mencekam bagi Aleena saat tersisa dirinya dan sepasang suami istri di hadapannya saat ini. 

Marsha kembali menatap Aleena dengan tatapan yang anggun. Sedangkan Asher hanya diam memperhatikan istrinya. 

"Aleena, ini adalah suamiku, Asher Benedict," ujar Marsha memperkenal suaminya sekali lagi.

Mendengar hal itu, Aleena pun dengan cepat mengangguk dan membungkuk badannya memberi hormat. 

"Sa-salam kenal, Tuan," ucap Aleena dengan suara bergetar. 

Tanpa senyuman sedikitpun, Asher mengerutkan keningnya menatap Aleena, sebelum mengalihkan tatapannya pada sang istri. Tatapannya menuntut penjelasan. 

Marsha pun memeluk hangat lengan Asher. "Dia Aleena. Gadis ini ... aku membayarnya untuk memberikan keturunan pada kita. Aleena bersedia mengandung dan melahirkan darah dagingmu, Asher." 

Penjelasan Marsha sontak membuat wajah Asher mengeras. Laki-laki itu langsung beranjak dari duduknya dan mengusap wajahnya kesal. 

"Berapa kali sudah aku katakan padamu, Marsha? Aku tidak mau dan tidak akan pernah setuju dengan keputusan konyolmu ini!" kata Asher dengan suara hampir menggeram karena menahan marah.

Marsha ikut berdiri dan menghampiri suaminya. "Sayang, kali ini saja dengarkan aku dulu..." bujuknya. "Mau sampai kapan kita hidup berdua seperti ini? Aku tidak bisa memberikan keturunan untukmu, Asher. Bagaimana nasib Keluarga Benedict ke depannya?" 

"Sekali tidak, maka tetap tidak!" seru Asher dengan tegas menolak. 

"Asher, kali ini saja aku meminta padamu!" pekik Marsha menarik lengan suaminya. “Kenapa kau tidak bisa mengerti?”

"Aku tidak ingin membicarakan ini lagi, Marsha!" Asher melepaskan cekalan tangan Marsha dan menatapnya geram. 

Sedangkan Aleena, ia ketakutan melihat wajah marah Asher. Gadis itu langsung beranjak dari duduknya. Aleena tidak mau berada di antara dua orang asing yang tengah bertengkar. 

Kemarahan yang tercipta di antara mereka, membuat rasa takut menyelimuti Aleena. Gadis itu pun berinisiatif untuk segera pergi. 

"Ma-maaf, Nyonya Marsha, sa-saya pamit pulang…," ucap Aleena gemetar. 

"Tunggu, Aleena!” Marsha menahan langkah Aleena dan menarik lengannya. 

Sedangkan Asher menatap istrinya tak habis pikir. Laki-laki itu benar-benar tampak marah karena Marsha tidak pernah sekali pun mendengarkannya. 

Aleena takut saat Asher melangkah mendekat, sedangkan Marsha masih mencengkeram erat pergelangan tangannya. 

Asher menatap Aleena seolah siap memakannya hidup-hidup. 

"Berapa uang yang kau butuhkan? Katakan! Aku akan memberikan berapapun yang kau minta asalkan kau pergi. Batalkan semua kesepakatanmu dengan istriku dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini!" seru Asher mengusir Aleena. 

Tawaran yang Asher berikan membuat Aleena merasa terhimpit. Di satu sisi, ia sangat takut berhadapan dengan Asher, namun Marsha juga tidak mau mengalah. 

"Sekarang aku sadar. Kau selalu menolak permintaanku karena kau sudah tidak lagi mencintaiku, kan?"

Pertanyaan Marsha membuat Asher langsung menatapnya tak percaya. “Apa maksudmu, Marsha?” 

Wanita itu menatap suaminya tajam. "Bukankah itu benar? Buktinya, kau membiarkan aku terus menjadi bahan omongan orang, bahkan keluargamu sendiri, karena aku yang mandul ini tidak bisa memberikanmu anak!" 

Asher menyergah napas frustrasi. "Jangan pedulikan apapun yang orang katakan tentangmu," katanya. “Sudahlah. Aku tidak ingin membicarakan ini lagi.” 

Laki-laki itu membalikkan badan dan melangkah menjauh menuju tangga. 

Aleena masih bergeming di tempat, bingung harus melakukan apa. Pertengkaran suami istri di hadapannya ini membuatnya takut. 

"Kalau kau menolak permintaanku, maka ceraikan saja aku sekarang juga, Asher!" 

Suara tegas Marsha membuat Aleena mengangkat wajahnya dan menatap wanita di sampingnya itu dengan cepat. 

"Hah?" lirih Aleena terkejut bukan main. Mengapa semuanya jadi seperti ini?

Langkah Asher seketika terhenti. Laki-laki itu memutar badan dan menatap istrinya yang kini berdiri tegap dengan wajah marah. 

Asher kembali menuruni anak tangga dan berjalan mendekati Marsha. "Sekeras itu kau menginginkannya sampai mengancamku, Marsha?" tanya Asher. 

"Apa lagi yang harus aku lakukan agar kau setuju? Katakan, Asher! Haruskah aku bersujud dan mencium kakimu?" 

Marsha mengatakan itu tanpa melepaskan cengkeraman kuatnya di lengan Aleena. 

Wajah Asher nampak memucat, laki-laki tampan itu mengeraskan rahangnya menahan amarah yang bergemuruh di dalam dada.

Aleena bisa melihat, bahwa Asher sangat mencintai Marsha. Sekeras apapun pria itu menolak, guratan cemas di wajahnya ketika mendengar kata cerai telah mengatakan segalanya. 

Bahwa Asher Benedict tidak ingin kehilangan istrinya.

Aleena mendengar laki-laki itu menyergah napasnya panjang, memalingkan wajah dan berdecak putus asa. 

"Baiklah ... aku terima permintaanmu," ujar Asher dengan suara tertahan. "Semata-mata karena aku mencintaimu, Marsha." 

Jawaban Asher membuat Aleena menahan napas dengan wajah tegang. 

Keputusan pria itu justru membuat Aleena merasa takut. Tapi ia sudah tidak bisa lari lagi. Ia sudah berjanji pada Marsha akan melakukan semua yang wanita itu inginkan. 

"Terima kasih kau mau mengabulkan satu-satunya permintaanku," ujar Marsha sembari melepaskan tangan Aleena. 

Asher masih bergeming, ia memperhatikan Aleena yang tertunduk gelisah. 

"Gadis ini...," ucap dingin Asher menatap lekat Aleena. 

Anggukan diberikan oleh Marsha. 

"Ya, Aleena bersedia hamil dan mengandung keturunanmu, anak kita. Tidak lebih dari itu, Sayang. Dia hanya akan menjadi wanita sekali pakai untukmu." 

Deg. 

Jantung Aleena berdenyut nyeri mendengar bagaimana cara Marsha menyebutnya dengan ‘wanita sekali pakai’. 

Serendah itukah dirinya?

“Benar kan, Aleena?” 

Aleena menatap Marsha yang menunggu persetujuan darinya. 

Ia menelan ludah sebelum menjawab. “Be-benar, Tuan. Jangan khawatir, setelah saya memenuhi tugas ini, sa-saya akan segera pergi dari sini," ujar Aleena tergagap, berusaha menekan perasaan tidak nyaman di hatinya.

“Dia hanya membutuhkan uang, dan kita akan mendapatkan seorang anak, Asher," kata Marsha mencoba meyakinkan suaminya lagi. 

"Terserah kau saja," sahut Asher dingin. Tampak tak ingin berlama-lama. 

Laki-laki itu lantas melangkah pergi begitu saja meninggalkan istrinya dan juga Aleena di sana. 

Sedangkan Aleena terdiam menekan dadanya pelan. Rasanya seperti ada ribuan jarum yang menusuk hati Aleena saat ini.

Membayangkan betapa rendahnya ia, seperti gadis yang sedang menjual tubuhnya demi uang. 

Dan kemungkinan besar, Asher bukan hanya tidak menyukainya, tapi juga membencinya. 

Aleena bisa melihatnya dari tatapan pria itu. 

Entah bagaimana hidupnya setelah ini. Ia akan menjadi seorang ibu pengganti dan hidup di antara sepasang suami istri yang saling bertentangan ….

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 4. Ikatan Seorang Ibu Pengganti

    "Semua biaya rumah sakit Papamu sudah aku urus Aleena. Hasil pemeriksaan kesuburanmu pun sangat baik. Kemungkinan besar, sekali berhubungan saja kau bisa segera hamil.” Aleena hanya mengangguk kecil mendengar apa yang Marsha katakan. Siang ini, Marsha mendatangi rumah sakit bersama Asher. Mereka berdua mengurus semua administrasi pengobatan Papanya dan ia juga melakukan tes kesehatan."Sekarang semua sudah selesai, ayo kita pergi," sahut Asher meraih tangan Marsha. "Tunggu, Sayang—"Marsha menghentikan langkahnya saat ponsel miliknya di dalam tas berdering. Wanita berambut cokelat sebahu itu menoleh seolah meminta izin, lalu berjalan menjauh saat menjawab panggilan tersebut. Kini hanya ada Aleena dan Asher berdua di sana. Asher melirik gadis bertubuh kurus di sampingnya yang tengah memeluk sebuah tas besar. "Apa kau membawa semua pakaianmu?" tanya Asher menoleh. Aleena menatapnya gugup. "Nyo-Nyonya yang meminta pada saya, Tuan," jawabnya.Hari ini Aleena akan tinggal bersama Ma

    Last Updated : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 5. Penghinaan di Malam Pertama

    Dua hari berlalu dengan cepat. Aleena masih berada di kediaman Keluarga Benedict dan tidak pergi ke mana pun. Apalagi, sekarang Aleena telah memiliki status baru, yaitu menjadi istri kedua Asher. Malam ini, gadis bertubuh kurus itu duduk di tepi ranjang dengan balutan dress berwarna biru muda. Aleena tampak cemas dan kalut. Dalam waktu yang begitu singkat, Aleena dan Asher resmi menikah. Meskipun pernikahan itu hanya untuk sementara waktu saja, dan juga berjalan demi keuntungan masing-masing."Nona Aleena..." Suara Bibi Julien berhasil membuyarkan lamunan Aleena, gadis itu menoleh cepat ke arah pintu dan berdiri dari duduknya. "Iya, Bi? Ada apa?" tanya Aleena menatapnya. "Ini gaun tidur tidur yang Nyonya Marsha siapkan untuk Nona Aleena pakai malam ini," ujar Bibi Julien meletakkan gaun tidur satin berwarna merah di atas ranjang. Wajah Aleena mendadak pucat. Rasa takut menyelimutinya dengan cepat.Ia tidak bisa membayangkan seperti apa malam pertama itu?"A-apa Nyonya Marsha sed

    Last Updated : 2024-11-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 6. Tangisan Sang Ibu Pengganti

    Sepanjang malam Aleena setia terjaga. Rasanya, kedua mata gadis itu tidak bisa ia pejamkan. Bahkan hingga pagi, Aleena masih duduk di atas ranjang memeluk kedua lututnya merenungi nasibnya yang malang.Aleena tidak tahu, apa yang akan ia katakan pada Marsha. Membayangkan betapa kecewanya wanita itu membuat Aleena tak bisa menahan air mata.Bagaimana jika Marsha menarik semua uang yang telah ia gelontorkan untuk pengobatan ayahnya karena ia gagal melakukan tugasnya?"Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sambil menyeka air mata. Gadis itu menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit kamar dan tenggelam dengan lamunannya yang gelap. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar dari luar, membuat lamunan Aleena seketika buyar. "Selamat pagi, Nona ... apa Nona sudah bangun?" Suara Bibi Julien di luar membuat tubuh Aleena tersentak. Ia segera merapikan penampilannya yang berantakan seadanya, lalu beranjak dari atas ranjang. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Bibi Julien di had

    Last Updated : 2024-12-02
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 7. Malam Selanjutnya, Aleena Harus Berhasil!

    Aleena merasa jenuh berada di dalam paviliun sepanjang hari. Setelah kejadian pagi tadi, ia memang sengaja tidak keluar dari paviliun dan terus merenung di sana. Namun, saat hari menjelang malam, Aleena kepikiran kondisi Papanya yang masih terbaring di rumah sakit. Gadis itu pun berinisiatif untuk mengunjunginya malam itu juga.Kalau sudah sadar, Papanya pasti akan mencari Aleena. Belum lagi, pria paruh baya itu akan merasa kesepian bila tak menemukan keberadaannya. Aleena berpikir sambil menggigit bibir bagian dalamnya, lalu mengangguk kecil untuk meyakinkan diri. "Mungkin aku harus meminta izin pada Nyonya Marsha sebentar untuk ke rumah sakit," ucap Aleena. Perasaan ragu langsung hinggap di hatinya, tapi Aleena berusaha menepisnya. Bagaimanapun, ia harus memastikan kondisi Papanya agar tak terus merasa khawatir. Aleena melangkah keluar dari paviliun. Ia melewati taman samping untuk sampai di teras rumah megah milik Marsha dan Asher. Sesampainya di kediaman utama, Aleena memelan

    Last Updated : 2024-12-03
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 8. Satu Malam Tanpa Kelembutan

    Setelah kedua orang tua Asher pulang beberapa menit yang lalu, rumah megah itu pun tersisa Marsha dan Asher saja. Terlihat Marsha yang kini berdiri bersedekap menatap lurus ke arah paviliun tempat Aleena tinggal. "Aku tidak ingin kau mengulur banyak waktu, Asher," ucap Marsha tiba-tiba. Asher yang mendengarkannya pun menoleh. "Apa maksudmu, Sayang?" Marsha membuat tubuhnya menatap sang suami. "Aku sudah muak dengan semua cercaan Mamamu tentang anak sampai telingaku terasa panas karena terus mendengar hal itu setiap bertemu!""Sayang—""Kau tidak menepati janjimu padaku, Asher. Aku hanya memintamu untuk bermalam dengan Aleena, kita sudah membayar gadis itu. Hanya dia harapan kita satu-satunya!" desak Marsha dengan wajah memerah. Asher memijit pangkal hidungnya, tampak benar-benar frustrasi. “Marsha, aku bisa melakukannya kapan-kapan—”"Kapan-kapan?” sela Marsha. “Tapi sampai kapan, Asher? Apa kau tidak keberatan melihatku terus direndahkan seperti ini? Atau sebenarnya kau ingin be

    Last Updated : 2024-12-04
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 9. Beban yang Harus Ditanggung sang Ibu Pengganti

    “Akh—shh—” Aleena meringis menahan sakit pada bagian inti tubuhnya ketika ia terbangun di ranjang yang asing pagi itu. Ia menarik selimut dan mendekapnya dengan erat di dada saat menyadari tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Bayangan-bayangan dari malam panas itu kembali terulang dalam ingatannya, seolah tak membiarkan Aleena lupa begitu saja. “Siapa dirimu sebenarnya, Aleena?” Aleena tidak tahu mengapa Asher tampak kalut dan tidak percaya bahwa dirinya masih suci. “S-saya—”“Tak mungkin aku yang pertama bagimu! Katakan, apa tujuanmu melakukan ini? Kenapa kau—”“Lakukan saja, Tuan,” Aleena menyela sebelum Asher kembali menghinanya dengan kata-kata tajam. Suaranya bergetar di bawah dominasi Asher yang membuat tubuhnya meremang. Ia hanya ingin semua ini segera berakhir. “Lakukan saja dengan cepat, seperti yang Nyonya Marsha inginkan….”Aleena tidak mengerti mengapa setelah itu Asher tiba-tiba berubah seperti predator kelaparan. Sentuhan dan gerakannya berantakan, menuntut,

    Last Updated : 2024-12-05
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 10. Hamil Anak dari sang Presdir Angkuh

    "A-apa maksud Tuan mengatakan hal itu?" Aleena menatap Asher dengan lekat, dan napasnya tercekat seolah ingin mencekiknya kuat-kuat. Mengapa Asher tidak pernah berhenti merendahkannya?Melihat ekspresi kesal di wajah Aleena, Asher hanya tersenyum miring. Dagunya terangkat, menunjukkan ekspresi remeh. "Memang begitu kenyataannya, bukan?" katanya dengan nada datar. "Baru semalam kau berhasil merayuku, siang ini kau sudah bertemu laki-laki lain.”“Saya hanya—”Asher lebih dulu menyela. “Kali ini apa yang kau tawarkan padanya? Tubuhmu, seperti yang kau lakukan padaku?”Dada Aleena bergemuruh hebat tak terima. Perkataan Asher selalu berhasil mencabik dan melukai perasaan serta harga dirinya setiap kali dia berbicara. Dengan kedua tangan terkepal, Aleena berdiri dengan tegap memberanikan diri menatap Asher yang kini duduk di sofa menyilangkan kakinya, memperhatikan Aleena dengan begitu rendahnya. Aleena menahan air matanya yang berdesakan dan berusaha menjelaskan. Bibirnya menipis gera

    Last Updated : 2024-12-06
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 11. Desakan untuk Segera Hamil

    Butuh beberapa menit perjalanan dari rumah Asher menuju rumah sakit dengan bus kota yang Aleena tumpangi. Di sepanjang jalan, hatinya dipenuhi perasaan tak sabar ingin segera memeluk Papanya. Setibanya di rumah sakit, Aleena berjalan memasuki lorong di lantai lima. Papanya kini dirawat di ruang kelas A, tempat di mana pasien-pasien mendapatkan penanganan khusus dan istimewa. Aleena berjalan bersama Dokter Camael, sosok dokter yang sudah dua tahun ini menangani Papa Aleena. "Kondisi Papa saya berarti sudah jauh lebih baik, kan, dok?" tanya Aleena mendongak menatap dokter itu sembari berjalan menuju ruangan rawat inap. "Sudah Nona. Kondisi Tuan Liam sudah jauh lebih baik semenjak beliau dioperasi," jawab dokter Camael menjelaskan.Aleena tersenyum lega mendengarnya. Ia bersyukur Tuhan menyelamatkan Papanya. Kini, ia bisa kembali melihat senyuman sang Papa yang terus menjadi penyemangat hidupnya. Aleena akhirnya tiba di depan pintu kamar inap Papanya. Dokter Camael pun berpamitan ke

    Last Updated : 2024-12-07

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 49. Asher Benedict, Laki-laki Paling Posesif!

    Aleena tidak tahu sampai kapan Asher akan menemaninya di rumah sakit. Setelah datang pagi tadi, hingga siang hari laki-laki itu tidak kunjung pergi. Meskipun tak banyak percakapan di antara mereka, tetapi tetap saja Aleena merasa sangat canggung.Aleena memperhatikan laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam yang tengah duduk di sofa sambil memangku laptopnya dengan pandangan yang fokus ke layar benda tersebut. "Tuan Asher," panggil Aleena pelan. "Hm?" Asher menjawab dengan gumaman, sebelum sorot matanya tertuju padanya. Aleena gugup saat manik mata hitam itu menangkapnya dari pandangan. "Ee ... apa Tuan tidak ke kantor hari ini?" tanya Aleena, suaranya pun terdengar pelan. "Kau mengusirku?" Asher justru balik bertanya, laki-laki itu menatapnya lekat dari arah sofa. "Atau kau tidak senang suamimu menemanimu?" Wajah Aleena mendadak tegang mendengar apa yang Asher tanyakan. Suami, katanya?"Ti-tidak, Tuan, bukan seperti itu. Saya hanya bertanya saja," lirih Aleena sambil menggeleng

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 48. Kau Menghangatkan Hatiku, Aleena

    Keesokan paginya, Aleena kembali sendirian di rumah sakit setelah subuh tadi Jordan berpamitan pulang. Gadis cantik dengan balutan baju rumah sakit itu baru saja keluar dari ruangan dokter. Karena tidak ada keluarga yang datang untuk mengambil surat pemeriksaannya, maka Aleena pergi mengambil sendiri dan meninggalkan kamar rawat inapnya. Aleena tersenyum lega membaca surat pemeriksaannya. "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa. Aku sempat khawatir kalau aku kenapa-kenapa," katanya. Aleena kembali melangkah melewati lorong rumah sakit, sampai akhirnya perhatiannya tersita pada sebuah ruangan berdinding kaca yang amat terang, di mana di dalamnya ada banyak bayi yang baru lahir ditidurkan di atas ranjang kecil di dalam ruangan itu. Perlahan Aleena berjalan mendekat dan berdiri di depan dinding kaca, tersenyum menatap bayi-bayi mungil menggemaskan di dalam sana. "Lucunya mereka," ucap Aleena tersenyum manis dan bahagia. “Ya Tuhan, manis sekali bayi-bayi itu.” Berdesir hangat hati Aleena,

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 47. Tuan Sangat Mengkhawatirkan Nona Aleena

    Orang tua Asher memberi kabar kalau mereka akan datang menjenguk menantunya malam ini. Marsha terlihat begitu kalut. Ia berusaha untuk berpura-pura sakit dan cedera di bagian kaki dan juga keningnya yang kini dipasang perban palsu. Wanita itu tidak mau Mama dan Papa mertuanya curiga!"Lihat, bagaimana penampilanku, Sayang?" Marsha menatap ke arah suaminya. "Apa perbannya terlalu kentara kalau ini tipuan?" Asher menatapnya sekilas, sebelum ia kembali menatap layar laptopnya. "Tidak perlu berlebihan," jawab Asher. Wanita cantik berdiri di depan cermin itu pun berdecak sebal mendengar jawaban sang suami. "Ayolah, Asher ... aku juga tidak ingin membuang-buang waktu untuk berakting seperti ini!" pekik Marsha menatap suaminya dari pantulan cermin. "Kalau bukan karena Aleena yang merepotkan itu, aku juga tidak sudi berakting seperti orang bodoh begini!"Marsha mendengus kesal dengan Asher yang terlihat sangat santai, atau lebih tepatnya tidak terlalu peduli dengannya. Tetapi, dengan b

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 46. Diam dan Patuhilah Aku

    Asher tiba di rumah sakit setelah beberapa menit perjalanan. Raut wajahnya yang keruh, tampak kalut diselimuti rasa khawatir setelah mendengar kabar Aleena mengalami kecelakaan. Laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam itu berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan di mana ada beberapa suster dan dokter di dalamnya. "Tuan Asher?" sapa seorang dokter laki-laki melangkah ke arahnya. "Ya, di mana pasien atas nama Aleena Pandora, dok?" tanya Asher cemas. "Bagaimana keadaannya?" "Pasien sudah dipindahkan ke kamar perawatan, Tuan," jawab dokter itu. "Syukurlah tidak ada luka serius yang dialami oleh Nona Aleena. Hanya lecet di beberapa bagian, dan benturan di kepalanya mungkin akan membuat Nona Aleena merasa pusing untuk beberapa waktu." Asher berdecak kesal. "Di mana ruangan itu?" "Mari ikut dengan saya." Dengan langkah lebarnya yang tergesa, dokter menunjukkan ruangan perawatan di mana Aleena kini berada. Segera Asher masuk ke dalam ruangan itu dan ia melihat Aleena terbaring lemah deng

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 45. Kepanikan Asher Mendengar Kabar Aleena

    Keesokan harinya, Aleena tetap menjauh dari Asher. Ia mengubah semua jadwal kegiatan hariannya, demi tidak bertemu dengan pria itu. Aleena berjalan terburu-buru menuju ke tempatnya mengajar. Ia baru saja kembali dari rumah sakit menjenguk Papanya."Ya ampun, tinggal setengah jam lagi. Aku bisa terlambat," gerutu Aleena menatap layar ponselnya. Gadis itu tidak menemukan bus kota yang melewati jalur menuju gedung sekolah. Hingga mau tidak mau, Aleena harus berjalan kaki. Namun, tiba-tiba saja langkah Aleena terhenti saat ia melihat Carl berjalan dengan beberapa orang laki-laki, keluar dari dalam sebuah restoran. "Aleena," sapa Carl menghadang langkahnya. "C-Carl," lirih Aleena kaget dan gugup. Ia tidak menduga akan bertemu pria itu di sini."Kenapa kau berjalan kaki?" tanya Carl menatap sekitar. "Kau akan berangkat bekerja, kan?" Aleena mengangguk. "Aku tidak menemukan bus pagi ini. Sepertinya aku kesiangan." "Lalu kenapa kau tidak naik taksi saja? Itu lebih memudahkanmu," katany

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 44. Risau, Sehari Tak Melihatmu

    Beberapa hari berlalu, Asher terlihat tak seperti biasanya. Laki-laki itu tampak gelisah setelah beberapa hari ini dia tidak melihat Aleena. Lebih tepatnya sejak keributan bersama Marsha di paviliun. Sejak saat itu, Asher tidak lagi melihat Aleena sama sekali. Asher tidak tahu, seharian ini ia tidak fokus bekerja dan terus memikirkan Aleena. Entah apa yang membuatnya tak tahan ingin bertemu gadis itu, sekalipun hanya melihatnya."Apa ada jadwal pertemuan lagi nanti?" tanya Asher pada Jordan yang duduk di sofa di dalam ruangan kerjanya. "Tidak ada, Tuan. Setelah meeting sore ini, semua jadwal pertemuan dilanjutkan besok," jawab Jordan. Asher mengangguk. "Oke. Hari ini aku akan pulang sendiri, kau lanjutkan beberapa pekerjaan yang tertunda," ujarnya beranjak dari duduknya. "Baik, Tuan." Jordan memperhatikan bosnya yang tidak biasanya pergi dengan terburu-buru seperti ini, apalagi tidak mau ditemani.Asher melangkah keluar dari dalam ruangan CEO, laki-laki berbalut tuxedo navy itu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 43. Jangan Menyalahkan Aleena!

    Marsha berdiri di ambang pintu kamar Aleena dengan wajah memerah penuh amarah melihat Asher mencium Aleena. Kedatangan Marsha kali ini membuat Aleena sangat takut, ia berusaha mendorong Asher untuk menjauh darinya, namun laki-laki itu malah menatapnya lekat-lekat. "Ah, rupanya ada yang datang," ucap Asher seolah tak berdosa. Asher melirik ke arah Marsha berdiri. Setelah itu, barulah ia menegakkan tubuhnya dan memutar tubuhnya menatap ke arah istrinya yang menatapnya kesal. "Jadi begini kau di belakangku, Asher! Seperti ini?!" seru Marsha, ia berjalan mendekati Asher. "Kau pasti digoda oleh gadis itu, kan? Benar, kan?!" Marsha beralih menatap Aleena dengan tatapan tajam seolah siap menerkam. "Kau memang gadis tidak tahu diri, Aleena!" Saat Marsha hendak menerjang Aleena, dengan sigap Asher menghadang istrinya. Ia melindungi Aleena dari amukan Marsha. Aleena gemetar. Ia tahu ia salah, tapi Aleena juga sudah menolak, tapi nyatanya ... ia tetap tidak bisa melawan Asher dan berujung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 42. Tidur Denganku!

    Setelah kejadian tadi siang di sekolah, Aleena merasa bersyukur karena adanya Asher yang datang dan menolongnya. Meskipun Aleena juga penasaran, apa yang Asher datang ke sana?Pukul tujuh malam, Aleena baru saja sampai di paviliun. Ia bergegas membersihkan tubuhnya, kini Aleena tampak berdiri termenung dan murung di depan meja riasnya. Aleena mengembuskan napasnya berat. "Padahal aku sudah memutuskan untuk menjauhi Tuan Asher. Tetapi, kalau aku tidak berterima kasih untuk kejadian pagi tadi, rasanya sangat tidak sopan." Rasa ragu yang melanda membuat Aleena tenggelam dalam kegelisahan.Hingga suara pintu kamarnya yang terbuka, membuat Aleena menoleh dengan cepat.Aleena menegakkan tubuhnya, dengan wajah sayu ia menatap sosok Asher yang masuk ke dalam kamarnya. Laki-laki dengan setelan tuxedo hitam itu menutup pintu kamar dan melangkah mendekatinya. "Tuan A-Asher," lirih Aleena dengan wajah tegang. Asher berdiri tepat di hadapannya. Laki-laki bertubuh tinggi besar itu menatapnya hi

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 41. Kedatang Asher untuk Aleena

    Keesokan harinya, Aleena bersiap pergi pagi-pagi sekali. Setelah kejadian semalam, Aleena meneguhkan hatinya untuk tidak lagi bertemu Asher. Aleena akan mencoba menghindari laki-laki itu mulai hari ini. Bahkan pagi ini, Aleena keluar dari paviliun pukul enam. Dari paviliun ke gedung sekolah seni, Aleena berjalan kaki hingga hampir satu setengah jam lamanya. Setelah sampai di sekolah, Aleena ternyata sudah ditunggu oleh Madam Calister di depan ruangannya. "Selamat pagi, Ms. Aleena," sapa Madam Calister, wanita itu memperhatikan Aleena lekat-lekat dan tampak terkejut. "O-oh astaga, apa kau habis menangis?" Aleena tersenyum tipis dan menggeleng, ia menundukkan kepalanya cepat. Matanya memang membengkak pagi ini. Meski sudah ia tutupi dengan makeup, tapi rupanya itu tidak terlalu berhasil."Bu-bukan, Madam," jawab Aleena mengusap pipinya. Madam Calister mengusap pundak Aleena dengan lembut. "Oh, Ms. Aleena … kau pasti sangat kepikiran akan masalah ini ya,” ujarnya prihatin. Aleena t

DMCA.com Protection Status