/ Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 5. Penghinaan di Malam Pertama

공유

Bab 5. Penghinaan di Malam Pertama

작가: Te Anastasia
last update 최신 업데이트: 2024-11-28 11:20:12

Dua hari berlalu dengan cepat. Aleena masih berada di kediaman Keluarga Benedict dan tidak pergi ke mana pun. Apalagi, sekarang Aleena telah memiliki status baru, yaitu menjadi istri kedua Asher. 

Malam ini, gadis bertubuh kurus itu duduk di tepi ranjang dengan balutan dress berwarna biru muda. Aleena tampak cemas dan kalut. 

Dalam waktu yang begitu singkat, Aleena dan Asher resmi menikah. Meskipun pernikahan itu hanya untuk sementara waktu saja, dan juga berjalan demi keuntungan masing-masing.

"Nona Aleena..." 

Suara Bibi Julien berhasil membuyarkan lamunan Aleena, gadis itu menoleh cepat ke arah pintu dan berdiri dari duduknya. 

"Iya, Bi? Ada apa?" tanya Aleena menatapnya. 

"Ini gaun tidur tidur yang Nyonya Marsha siapkan untuk Nona Aleena pakai malam ini," ujar Bibi Julien meletakkan gaun tidur satin berwarna merah di atas ranjang. 

Wajah Aleena mendadak pucat. Rasa takut menyelimutinya dengan cepat.

Ia tidak bisa membayangkan seperti apa malam pertama itu?

"A-apa Nyonya Marsha sedang di rumahnya, Bi?" tanya Aleena. 

"Nyonya Marsha ada di bawah bersama Tuan Asher." 

Aleena mengembuskan napasnya pelan. "Aku ingin menemui Nyonya Marsha sebentar, Bi." 

"Baik Nyonya, mari..." 

Mereka berdua keluar dari dalam kamar, Aleena berjalan di selasar lantai dua menuju anak tangga. 

Namun, di sana Aleena menghentikan langkahnya saat mendengar percakapan Asher dan Marsha di lantai satu. 

"Sayang, apa kau yakin akan baik-baik saja?" ujar Asher mencekal pundak Marsha dengan tatapan penuh kasih sayang. "Ayo kita pulang ke rumah." 

"Tidak, Sayang," Marsha melepaskan tangan Asher dengan pelan. 

Wanita cantik itu tersenyum menangkup kedua pipi Asher. 

"Sekarang, habiskan malam ini dengan Aleena. Semakin cepat semakin baik. Jangan cemaskan aku." 

"Aku tidak setega itu padamu, Marsha." Asher berusaha menolak. 

"Kumohon, Asher…," Marsha menangkup kedua pipi Asher. "Aku akan menunggumu di rumah sampai kau selesai, hmm?" 

Asher berdecak kesal, menyesal ia pernah berkata akan menuruti semua hal yang istrinya inginkan, bila pada akhirnya Marsha menginginkan hal di luar dugaannya. 

Sedangkan Aleena, gadis itu diam terpaku mendengar perbincangan Asher dan Marsha tanpa sengaja. Melihat Marsha sampai memohon pada Asher, di situlah pintu hati Aleena terketuk. 

Ia tidak boleh membuat Marsha kecewa padanya. Aleena harus melakukan tugasnya dengan baik. 

"Aleena?" 

Tubuh Aleena tersentak pelan mendengar suara Marsha. 

"Nyonya Marsha, sa-saya tidak bermaksud menguping pembicaraan Tuan dan Nyonya. Sa-saya tadinya hanya ingin menemui Nyonya," ujar Aleena melirik takut ke arah Asher. 

Laki-laki itu berdiri dengan sorot mata dingin dan berlalu melangkah menuju lantai dua. 

Marsha menghampirinya. "Jangan takut, Aleena. Asher tidak menyeramkan, dia pasti akan memperlakukanmu dengan baik malam ini, percayalah padaku," ujarnya menyakinkan. 

Aleena tertunduk sedih. "Tapi, saya ingin meminta maaf pada Nyonya. Saya berjanji saya tidak akan membuat Nyonya kecewa." 

"Aku percaya padamu." Marsha tersenyum tipis. "Sekarang, segeralah ke kamar. Asher sudah menunggumu. Dan ingat, jaga perasaanmu pada suamiku, kau mengerti?"

"Saya mengerti, Nyonya." 

Marsha pun berlalu meninggalkan tempat itu dan menutup pintu utama paviliun. 

Sementara Aleena berjalan kembali masuk ke dalam kamar. Ia tidak menemukan Asher di sana, namun dia mendengar suara air di dalam kamar mandi. 

Aleena menatap gaun tidur di atas ranjang dan meraihnya. Gaun tipis itu membuat Aleena merinding. Selama ini, ia tidak pernah menunjukkan lekuk tubuhnya pada siapapun, lalu bagaimana bisa ia akan memakai gaun setipis itu?

Saat dalam kegalauan, tiba-tiba Alena tersentak saat ia mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, di sana Asher berdiri menatapnya tanpa ekspresi. 

Asher mendekati Aleena dan mematikan penerangan kamar itu. 

"Mari lakukan semua ini dengan cepat, aku harus menemani Marsha malam ini," ujar Asher. 

Aleena menelan salivanya gugup. Ia menggigit bibir bawahnya gelisah. 

Gaun tidur di tangannya pun teremas kuat oleh jemari Aleena saat gadis itu melihat Asher melepaskan kemeja putih yang laki-laki itu pakai. 

"Tu-tuan Asher, saya ... saya tidak tahu harus memulai dari mana," ujar Aleena sambil mengalihkan pandangannya. 

Asher tersenyum kecut. Baginya, tidak mungkin Aleena tidak mengerti tentang apa yang akan mereka lakukan. Bukankah dia rela menukarkan dirinya dan hamil anak orang lain demi uang? 

"Mustahil," ucap Asher remeh. 

"A-apa yang mustahil, Tuan?" tanya Aleena bingung. 

Asher membalikkan badannya, laki-laki itu berdiri dengan tubuh atasnya yang terpampang. 

Sekali lagi, Aleena menelan ludah gugup. Napasnya tercekat saat ia berhadapan dengan dada bidang dan kokoh milik laki-laki itu. Kulit tubuh Asher yang putih dan otot perutnya yang terpahat sempurna, membuat Aleena benar-benar ingin lari. 

Gadis itu mundur perlahan hingga betisnya terbentur sisi pinggiran ranjang dan sontak Aleena terjatuh terlentang di atas ranjang. 

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Asher untuk mengurung kedua sisi tubuh Aleena. Wajah pucat Aleena nampak terlihat jelas saat Asher menatapnya tajam dan lekat. 

Saat jemari tangan Asher hendak melepas kancing dress yang Aleena pakai, laki-laki itu merasakan gemetar pada tubuh Aleena. 

"Jangan menghambat, aku ingin lakukan ini dengar cepat," desis Asher. 

"Ma-maaf, Tuan...," cicit Aleena dengan suara bergetar. 

"Pejamkan matamu, jangan menatapku," perintah Asher dengan suara beratnya. 

Bahkan kamar yang sekarang menjadi minim cahaya pun rasanya masih kurang untuk Asher. Dia benar-benar tidak ingin melihat wajah gadis itu, begitupun sebaliknya, dia tidak ingin Aleena menatapnya. 

Kedua mata Aleena mulai terpejam, gadis itu tersentak saat merasakan sensasi menggelikan di sekitar lehernya. Ia berjengit lagi saat sentuhan bibir itu menyapu kulit lehernya dengan kasar, seperti menggigitnya kuat-kuat hingga Aleena mendesis sakit. 

Aleena ingin mendorong Asher menjauh, tapi kedua tangannya dicengkeram erat di atas kepalanya oleh pria itu. 

Satu tangan Asher kemudian membuka satu persatu kancing dress yang Aleena pakai, hingga hanya menyisakan pakaian dalam yang menutupi tubuh indahnya. Tanpa menghentikan cumbuan kasar di leher Aleena, Asher menyentuh bagian tubuh Aleena yang tak tertutup pakaian lagi.

“Akh!” Aleena meringis saat satu titik di lehernya terasa perih. Apakah Asher baru saja menggigitnya?!

Aleena tersentak saat merasakan tangan besar Asher menyentuh bagian paling intim miliknya yang masih berbalut pakain dalam. Ia menahan napas dan memejamkan mata dengan erat. 

Namun, tiba-tiba saja laki-laki itu menghentikan kegiatannya. 

Napas Aleena memburu. Suaranya bergetar. "Tu-Tuan Asher..." panggil Aleena sambil membuka matanya perlahan. 

Asher menekan cengkeramannya pada tangan Aleena hingga membuat gadis itu tersentak. Wajah marahnya muncul dalam hitungan detik saat gadis itu menyebut namanya. 

"Kau sangat menjijikkan,” desisnya dengan suara yang terdengar menyeramkan. “Lihat betapa murahnya dirimu." 

Kedua mata Aleena melebar sempurna. Bibirnya bergetar dan kedua matanya berkaca-kaca. Aleena tidak tahu, mengapa Asher tiba-tiba mengatakan hal itu.

Laki-laki itu lalu melepaskan cengkeraman tangannya dan beranjak menjauhinya. 

Asher menyahut kemeja putihnya di tepi ranjang dan memakaikan cepat, dia berdiri memunggungi Aleena. 

"Aku tidak bisa menghabiskan malam dengan wanita yang tidak aku cintai. Apalagi dengan gadis sepertimu," ujar Asher dingin.

"Ta-tapi Tuan—"

Ucapan Aleena terhenti saat Asher pergi dari kamar dan membanting pintu dengan keras. 

Aleena tertegun, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Ia beranjak duduk menutup tubuhnya dengan selimut. 

Menjijikkan! Murahan! 

Kata-kata itu terngiang di kepalanya, menikamnya tanpa ampun. 

Aleena merasa dadanya sesak. Ia memeluk dirinya sendiri dan menangis dalam diam. 

Sebegitu hinakah dirinya?

댓글 (3)
goodnovel comment avatar
Ketut Aryatrini
hargai wanita donk tuan
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Kekuasaan uang mengharuskan untuk operasi papa nya, sabar Alenna
goodnovel comment avatar
Riri Dzabil
kasian aleena
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 6. Tangisan Sang Ibu Pengganti

    Sepanjang malam Aleena setia terjaga. Rasanya, kedua mata gadis itu tidak bisa ia pejamkan. Bahkan hingga pagi, Aleena masih duduk di atas ranjang memeluk kedua lututnya merenungi nasibnya yang malang.Aleena tidak tahu, apa yang akan ia katakan pada Marsha. Membayangkan betapa kecewanya wanita itu membuat Aleena tak bisa menahan air mata.Bagaimana jika Marsha menarik semua uang yang telah ia gelontorkan untuk pengobatan ayahnya karena ia gagal melakukan tugasnya?"Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sambil menyeka air mata. Gadis itu menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit kamar dan tenggelam dengan lamunannya yang gelap. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar dari luar, membuat lamunan Aleena seketika buyar. "Selamat pagi, Nona ... apa Nona sudah bangun?" Suara Bibi Julien di luar membuat tubuh Aleena tersentak. Ia segera merapikan penampilannya yang berantakan seadanya, lalu beranjak dari atas ranjang. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Bibi Julien di had

    최신 업데이트 : 2024-12-02
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 7. Malam Selanjutnya, Aleena Harus Berhasil!

    Aleena merasa jenuh berada di dalam paviliun sepanjang hari. Setelah kejadian pagi tadi, ia memang sengaja tidak keluar dari paviliun dan terus merenung di sana. Namun, saat hari menjelang malam, Aleena kepikiran kondisi Papanya yang masih terbaring di rumah sakit. Gadis itu pun berinisiatif untuk mengunjunginya malam itu juga.Kalau sudah sadar, Papanya pasti akan mencari Aleena. Belum lagi, pria paruh baya itu akan merasa kesepian bila tak menemukan keberadaannya. Aleena berpikir sambil menggigit bibir bagian dalamnya, lalu mengangguk kecil untuk meyakinkan diri. "Mungkin aku harus meminta izin pada Nyonya Marsha sebentar untuk ke rumah sakit," ucap Aleena. Perasaan ragu langsung hinggap di hatinya, tapi Aleena berusaha menepisnya. Bagaimanapun, ia harus memastikan kondisi Papanya agar tak terus merasa khawatir. Aleena melangkah keluar dari paviliun. Ia melewati taman samping untuk sampai di teras rumah megah milik Marsha dan Asher. Sesampainya di kediaman utama, Aleena memelan

    최신 업데이트 : 2024-12-03
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 8. Satu Malam Tanpa Kelembutan

    Setelah kedua orang tua Asher pulang beberapa menit yang lalu, rumah megah itu pun tersisa Marsha dan Asher saja. Terlihat Marsha yang kini berdiri bersedekap menatap lurus ke arah paviliun tempat Aleena tinggal. "Aku tidak ingin kau mengulur banyak waktu, Asher," ucap Marsha tiba-tiba. Asher yang mendengarkannya pun menoleh. "Apa maksudmu, Sayang?" Marsha membuat tubuhnya menatap sang suami. "Aku sudah muak dengan semua cercaan Mamamu tentang anak sampai telingaku terasa panas karena terus mendengar hal itu setiap bertemu!""Sayang—""Kau tidak menepati janjimu padaku, Asher. Aku hanya memintamu untuk bermalam dengan Aleena, kita sudah membayar gadis itu. Hanya dia harapan kita satu-satunya!" desak Marsha dengan wajah memerah. Asher memijit pangkal hidungnya, tampak benar-benar frustrasi. “Marsha, aku bisa melakukannya kapan-kapan—”"Kapan-kapan?” sela Marsha. “Tapi sampai kapan, Asher? Apa kau tidak keberatan melihatku terus direndahkan seperti ini? Atau sebenarnya kau ingin be

    최신 업데이트 : 2024-12-04
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 9. Beban yang Harus Ditanggung sang Ibu Pengganti

    “Akh—shh—” Aleena meringis menahan sakit pada bagian inti tubuhnya ketika ia terbangun di ranjang yang asing pagi itu. Ia menarik selimut dan mendekapnya dengan erat di dada saat menyadari tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Bayangan-bayangan dari malam panas itu kembali terulang dalam ingatannya, seolah tak membiarkan Aleena lupa begitu saja. “Siapa dirimu sebenarnya, Aleena?” Aleena tidak tahu mengapa Asher tampak kalut dan tidak percaya bahwa dirinya masih suci. “S-saya—”“Tak mungkin aku yang pertama bagimu! Katakan, apa tujuanmu melakukan ini? Kenapa kau—”“Lakukan saja, Tuan,” Aleena menyela sebelum Asher kembali menghinanya dengan kata-kata tajam. Suaranya bergetar di bawah dominasi Asher yang membuat tubuhnya meremang. Ia hanya ingin semua ini segera berakhir. “Lakukan saja dengan cepat, seperti yang Nyonya Marsha inginkan….”Aleena tidak mengerti mengapa setelah itu Asher tiba-tiba berubah seperti predator kelaparan. Sentuhan dan gerakannya berantakan, menuntut,

    최신 업데이트 : 2024-12-05
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 10. Hamil Anak dari sang Presdir Angkuh

    "A-apa maksud Tuan mengatakan hal itu?" Aleena menatap Asher dengan lekat, dan napasnya tercekat seolah ingin mencekiknya kuat-kuat. Mengapa Asher tidak pernah berhenti merendahkannya?Melihat ekspresi kesal di wajah Aleena, Asher hanya tersenyum miring. Dagunya terangkat, menunjukkan ekspresi remeh. "Memang begitu kenyataannya, bukan?" katanya dengan nada datar. "Baru semalam kau berhasil merayuku, siang ini kau sudah bertemu laki-laki lain.”“Saya hanya—”Asher lebih dulu menyela. “Kali ini apa yang kau tawarkan padanya? Tubuhmu, seperti yang kau lakukan padaku?”Dada Aleena bergemuruh hebat tak terima. Perkataan Asher selalu berhasil mencabik dan melukai perasaan serta harga dirinya setiap kali dia berbicara. Dengan kedua tangan terkepal, Aleena berdiri dengan tegap memberanikan diri menatap Asher yang kini duduk di sofa menyilangkan kakinya, memperhatikan Aleena dengan begitu rendahnya. Aleena menahan air matanya yang berdesakan dan berusaha menjelaskan. Bibirnya menipis gera

    최신 업데이트 : 2024-12-06
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 11. Desakan untuk Segera Hamil

    Butuh beberapa menit perjalanan dari rumah Asher menuju rumah sakit dengan bus kota yang Aleena tumpangi. Di sepanjang jalan, hatinya dipenuhi perasaan tak sabar ingin segera memeluk Papanya. Setibanya di rumah sakit, Aleena berjalan memasuki lorong di lantai lima. Papanya kini dirawat di ruang kelas A, tempat di mana pasien-pasien mendapatkan penanganan khusus dan istimewa. Aleena berjalan bersama Dokter Camael, sosok dokter yang sudah dua tahun ini menangani Papa Aleena. "Kondisi Papa saya berarti sudah jauh lebih baik, kan, dok?" tanya Aleena mendongak menatap dokter itu sembari berjalan menuju ruangan rawat inap. "Sudah Nona. Kondisi Tuan Liam sudah jauh lebih baik semenjak beliau dioperasi," jawab dokter Camael menjelaskan.Aleena tersenyum lega mendengarnya. Ia bersyukur Tuhan menyelamatkan Papanya. Kini, ia bisa kembali melihat senyuman sang Papa yang terus menjadi penyemangat hidupnya. Aleena akhirnya tiba di depan pintu kamar inap Papanya. Dokter Camael pun berpamitan ke

    최신 업데이트 : 2024-12-07
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 12. Perlakuan yang Keterlaluan

    Di kediaman utama pagi ini terlihat ramai. Tampak beberapa orang perempuan cantik dengan penampilan glamor dan berkelas yang sedang duduk bersama di teras samping kediaman utama. Aleena memperhatikan mereka dari taman di dekat paviliun saat ia mengikuti Bibi Julien memindahkan beberapa pot bunga. Aleena yang penasaran dengan para wanita itu, ia pun bertanya pada Bibi Julien. "Bi, mereka itu siapa?" Aleena menatap ke arah para wanita itu sebentar. "Mereka semua adalah teman Nyonya Marsha, para wanita dari kalangan masyarakat kelas atas, Nona," jawab Bibi Julien menjelaskan. Aleena mengangguk paham. Dalam hati ia sangat kagum dengan Marsha yang memiliki lingkungan pertemanan yang hebat. Tak menyangkal, Marsha memang wanita berkelas yang disegani.Tanpa Aleena sadari, tampaknya para wanita yang tengah duduk di teras itu juga memperhatikannya dari kejauhan.Mereka menatap sosok Aleena dengan rasa penasaran. Karena sejauh ini mereka tidak pernah melihat seorang gadis di kediaman sahab

    최신 업데이트 : 2024-12-08
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 13. Kemarahan Asher pada Marsha

    Ketenangan Marsha terusik karena ucapan teman-temannya siang tadi tentang Aleena terngiang di kepalanya.Teringat bagaimana mereka mengatakan kalau Aleena sangat cantik dan masih muda, kemungkinan bisa membuat Asher berpaling darinya. Marsha merasa cemburu. Mempermalukan Aleena seperti tadi pun rasanya tidak cukup.Wanita itu melirik suaminya yang duduk di sofa kamar memangku laptopnya. "Sayang," panggilnya pelan. Ia menatap Asher dari pantulan cermin meja riasnya. "Hm?" Asher mengangkat wajahnya menatap sang istri. "Ada apa?" "Menurutmu … seperti apa sosok Alena?" tanya Marsha penasaran. "Kau bisa menjawabnya dengan jujur." Alis tebal Asher menukik seketika mendengar pertanyaan konyol istrinya, seolah tak suka Marsha membahas gadis itu saat mereka berdua. Asher kembali menatap laptopnya. "Biasa saja," jawabnya singkat. "Apa dia tidak cantik? Apa kau tidak tertarik dengannya karena dia muda dan menarik?" Mendengar pertanyaan istrinya yang semakin keterlaluan, Asher menutup lapt

    최신 업데이트 : 2024-12-09

최신 챕터

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 249. Pertemuan Penuh Emosi dan Air Mata

    Aleena terkejut mendengar apa yang Asher katakan barusan. Ia menatap benci pada laki-laki di depannya ini. Sungguh, mimpi terburuk baginya bisa melihat laki-laki ini lagi. Air mata Aleena tidak bisa berhenti, ia merangkulnya Theo yang kini memeluk kakinya. Anak itu menatap bingung apa yang terjadi pada dua orang dewasa ini. "Mama ... Mama kenapa menangis?" Theo mendongakkan kepalanya dan bertanya dengan wajah sedih. Aleena menundukkan kepalanya menatap Theo, ia tidak bisa berkata-kata saat menatap Theo. Kedua kaki Aleena terasa lemas, ia menekuk kedua lututnya dan memeluk Theo dengan sangat erat. Aleena menangis, tidak bisa ia tahan lagi. Tak peduli dengan Asher yang masih berdiri di hadapannya saat ini. Theo tampak bingung melihat Ibu gurunya itu manangis memeluknya. "Mama," lirih Theo memeluk Aleena. "Kenapa menangis? Siapa yang nakal? Papaku ya, yang nakal? Mau Theo pukul Papa?" tawarnya. Aleena membenamkan wajahnya di pundak kecil Theo. "Anakku," lirih Aleena histeris. "Aa

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 248. Lama Tidak Bertemu, Istriku

    Aleena berangkat ke taman tempat ia biasanya membawa Theo. Bagaimanapun juga, Aleena tidak akan tega melihat anak itu menangis. Hingga beberapa menit kemudian, Aleena telah sampai di taman. Gadis itu berjalan masuk ke dalam area taman dan tampak mencari-cari. "Di mana Theo?" gumam Aleena lirih. Aleena menoleh ke kanan dan ke kiri, sampai akhirnya Aleena melihat anak kecil laki-laki duduk di bangku taman sendirian. Napas Aleena berembus lega, gadis itu segera bergegas mendekati Theo yang kini tidak menyadari kedatangannya. "Theo," sapa Aleena memanggil anak itu. Theo pun menoleh cepat, dia terkejut melihat Aleena berjalan ke arahnya. Ekspresi wajah Theo pun langsung menunjukkan kesedihan. "Ma...!" Anak itu berlari ke arahnya sambil merentangkan kedua tangannya. Segera Aleena memeluk anak itu dengan sangat erat. Theo menangis dalam pelukan Aleena. "Kenapa Mama tidak ke sekolah?" tanya anak itu sambil meletakkan kepalanya di pundak Aleena. "Theo tidak mau ke sekolah kalau Mama t

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 467. Aleena Tak Melupakan Suasa Asher

    Liam sangat terkejut melihat kondisi Aleena yang pulang dari toko diantarkan oleh asistennya dengan keadaan cemas dan ketakutan. Kini, Aleena berdiam diri di dalam kamarnya. Ia duduk menekuk kedua lututnya dan memeluknya dengan erat sambil diam melamun jauh. Ditemani Papanya yang baru meletakkan segelas air putih di atas meja. "Nak, apa yang terjadi? Kenapa pulang-pulang menangis seperti ini? Cerita pada Papa," bujuk Liam menatap lekat putrinya. "Tidak apa-apa, Pa. Sepertinya ... aku hanya kelelahan saja," jawab Aleena lirih. "Sungguh? Kau tidak berbohong, kan, pada Papa?" Liam memastikan. Aleena menggeleng dan ia mencoba untuk tersenyum pada sang Papa. Papanya sudah tua, Aleena tidak mau mengatakan hal yang sebenarnya pada Papanya, ia takut bagaimana bila Papanya jatuh sakit karena ia. "Ya sudah, kalau begitu cepatlah istirahat. Besok tidak usah bekerja dulu, diam di rumah dan istirahat saja, mengerti!" Aleena mengangguk patuh. "Iya, Pa." "Hm. Sudah, Papa kembali ke lantai s

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 246. Buket Bunga dan Telepon Kerinduan yang Membawa Air Mata

    Saat hari sudah gelap, Asher meminta kedua ajudannya menjaga Theo di rumah. Putra kecilnya sibuk dan asik bermain, ia tidak mau ikut pergi ke luar bersama Asher. Sedangkan Marsha juga masih berada di rumah Asher dan menolak keras untuk pulang. Diam-diam malam ini Asher pergi ke toko mainan milik Liam Eston. Asher melihat seorang wanita cantik yang kini terlihat berada di dalam tempat itu. Aleena Pandora, tampak berdiri sendirian di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi dengan mainan-mainan dan hiasan lampu natal yang menggantung-gantung, lampu yang bersinar terang membuatnya terlihat sangat cantik dari pantulan cahaya kuning ruangan itu. Asher menatapnya lekat dan dalam. "Aleena," ucapnya lirih. Perlahan, Asher meraih sebuah buket Peony di bangku kemudi sampingnya. Asher bergegas turun dari dalam mobil. Ia berjalan masuk ke dalam toko dan kedatangannya di sambut oleh salah seorang karyawan perempuan. "Selamat datang di Prayola Toy store, Tuan..." Asher menatap wanita itu dan menga

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 245. Wanitaku yang Sangat Kurindukan

    Pukul tiga sore, Asher mendapatkan telfon dari guru yang menjaga Theo untuk menjemputnya di sebuah taman bermain di tengah-tengah kota Lamberg. Asher segera berangkat bersama dengan Stefan, bersamaan dengannya pulang sore ini. Sepanjang perjalanan, Asher tidak bisa tenang, ia terus memikirkan Aleena. Bagaimana bisa Asher tidak menemui wanita itu, sanggupkah ia bila melihat Aleena lalu tidak memeluknya setelah lima tahun kerinduan di dalam hatinya menyiksa begitu kejam. "Kita sudah sampai, Tuan," ujar Stefan menghentikan mobilnya. Lamunan Asher buyar, laki-laki itu menyergah napasnya pelan dan saat ia hendak membuka pintu mobil, Asher melihat seorang wanita cantik berjalan dengan Theo. Wanita berkulit putih, bertubuh ramping dengan balutan dress biru muda, dan rambut panjangnya yang diikat, mereka tampak tertawa bersama duduk di atas rerumputan taman. Wanita cantik itu tengah membawakan cup es krim yang sesekali ia suapkan pada Theo. Senyuman wanita itu, raut wajah cantiknya ...

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 244. Wanita itu, Istriku yang Dulu Hilang!

    Jam menunjukkan pukul sebelas siang, Theo terlihat duduk di bangku depan sekolah menunggu pengasuh yang akan datang menjemputnya. Dari jauh, Aleena memperhatikan anak itu. Sebenarnya, tak cukup bagi Aleena untuk hanya bertemu dengan Theo di sekolah saja. Apalagi ... sejak anak itu memanggilnya dengan panggilan 'Mama'. Aleena merasa ingin terus berada di dekatnya. "Ms. Aleena," sapa Ms. Ambeer mendekatinya. "Ya, Ms. Ambeer?" Aleena menoleh dan menatap rekannya tersebut. "Saya pikir Ms. Aleena sudah pulang. Ternyata masih di sini," ujarnya. "Iya. Saya masih memperhatikan Theo. Kasihan, dia sendirian belum ada jemputan," jawab Aleena menatap Theo di depan sana. "Orang tuanya pasti sebentar lagi akan datang," ujar Ms. Ambeer. Aleena mengangguk. "Iya, Ms." "Kalau begitu, saya duluan ya ... saya ada acara sebentar lagi. Aleena hanya memberikan jawaban dengan anggukan dan senyuman di bibirnya. Sebelum akhirnya Ambeer bergegas pergi. Setelah itu, Aleena kembali mendekati Theo. Anak

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 243. Panggilan Mama dari Theo untuk Aleena

    Keesokan paginya, Theo bersiap berangkat ke sekolah. Kali ini, Asher lah yang mengantarkan Theo ke sekolah. Dengan seragam berwarna putih dan biru muda di bagian blazer dan celana pendeknya, Theo tampak cerah berseri-seri bersemangat bertemu teman-temannya. "Jangan nakal di sekolah ya, Sayang," ujar Asher menekuk kedua lututnya di hadapan Theo. Kedua tangannya memegang pundak kecil Theo dengan hangat. "Pulang nanti, Nanny Kara akan menjemput Theo. Jadi, jangan pulang sebelum Nanny sampai ke sini, paham?" Theo mengangguk. "Paham, Papa." "Bagus, anak pinta." Asher mengusap gemas pucuk kepala Theo. "Ayo, kecup Papa dulu..." Anak itu terkikik geli, ia membubuhkan kecupan di pipi Asher hingga berkali-kali. Asher tersenyum dengan keceriaan di kecil. "Nanti kalau Papa pulang, Theo mau makan pizza, belikan Theo pizza yang banyak!" serunya sambil mengulurkan tangannya. "Iya, Sayang. Nanti Papa belikan. Asal Theo sekolah yang pintar," jawab Asher. Anak itu mengacungkan jempolnya. Theo p

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 242. Aku Yakin, Kau Adalah Aleena-ku!

    Asher masih tertegun di tempatnya setelah melihat seorang wanita cantik yang benar-benar sangat mirip dengan Aleena. Bedanya, dia sangat berkelas dan jauh dari kata sederhana seperti Aleena. Dengan raut wajah tegang dan gemetar tak percaya, Asher berusaha untuk meyakinkan. "Aku akan menemui wanita itu dan memastikannya," ucap Asher penuh keseriusan. Saat Asher hendak mendekati ruangan tempat wanita tadi masuk, tiba-tiba Asher mendengar suara Theo memanggilnya. "Papa...!" teriakan Theo menghentikan langkah Asher. Putra kecilnya itu berlari sambil membawa sebuah kotak mainan berukuran besar. Dengan wajah berseri-seri, Theo menunjukkannya pada Asher. "Papa lihat, Theo mau beli kereta yang ini!" seru Theo tersenyum cerah sambil lompat-lompat kesenangan menunjukkan mainannya pada Asher. Asher menoleh ke belakang, ke arah ruangan di mana wanita yang mirip dengan Aleena tadi masuk. Asher tidak bisa mengabaikan Theo, ia menatap putranya dan tersenyum manis. "Hanya kereta saja, Sayan

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 241. Wanita Cantik itu ... Aleena!

    Asher terdiam di dalam ruangan kerjanya yang sunyi. Cahaya temaram memenuhi ruangan itu. Asher meletakkan ponsel di tangannya dengan ekspresi wajah yang tegang dan jemari tangannya terasa dingin. Siang dan malam, dua kali Asher mendengar suara seorang wanita yang hampir mirip dengan suara istrinya. Suara Aleena ... dan wanita itu adalah guru di sekolah Theo. Mana mungkin? Asher memijit pangkal hidungnya. "Ya Tuhan ... kenapa aku berasumsi yang tidak-tidak," ucapnya lirih. Laki-laki itu kembali menatap ponselnya. "Tidak mungkin dia Aleena ... sungguh, benar-benar tidak mungkin!" Asher memejamkan kedua matanya erat. Laki-laki itu duduk bersandar dan mendongakkan kepalanya. Asher kembali memikirkan apa yang dikatakan oleh guru di sekolah Theo yang menelfonnya beberapa menit yang lalu. Perlahan, Asher membuka kedua matanya dan menatap langit-langit ruangan kerjanya. "Marsha ... memarahi Theo," gumamnya. "Theo kenapa tidak mengatakan apapun padaku? Dan ... mana mungkin guru itu berb

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status