แชร์

Bab 12. Perlakuan yang Keterlaluan

ผู้เขียน: Te Anastasia
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-12-08 09:22:18

Di kediaman utama pagi ini terlihat ramai. Tampak beberapa orang perempuan cantik dengan penampilan glamor dan berkelas yang sedang duduk bersama di teras samping kediaman utama.

Aleena memperhatikan mereka dari taman di dekat paviliun saat ia mengikuti Bibi Julien memindahkan beberapa pot bunga.

Aleena yang penasaran dengan para wanita itu, ia pun bertanya pada Bibi Julien.

"Bi, mereka itu siapa?" Aleena menatap ke arah para wanita itu sebentar.

"Mereka semua adalah teman Nyonya Marsha, para wanita dari kalangan masyarakat kelas atas, Nona," jawab Bibi Julien menjelaskan.

Aleena mengangguk paham. Dalam hati ia sangat kagum dengan Marsha yang memiliki lingkungan pertemanan yang hebat. Tak menyangkal, Marsha memang wanita berkelas yang disegani.

Tanpa Aleena sadari, tampaknya para wanita yang tengah duduk di teras itu juga memperhatikannya dari kejauhan.

Mereka menatap sosok Aleena dengan rasa penasaran. Karena sejauh ini mereka tidak pernah melihat seorang gadis di kediaman sahab
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
Noraini Aisyah
sy suka sangat ceritanya ...
goodnovel comment avatar
Lisa Pieter
bagus semakin penasaran dgn membaca ceritanya.........️
goodnovel comment avatar
Eett Suhaeti
bagus critanya suka critanya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 13. Kemarahan Asher pada Marsha

    Ketenangan Marsha terusik karena ucapan teman-temannya siang tadi tentang Aleena terngiang di kepalanya.Teringat bagaimana mereka mengatakan kalau Aleena sangat cantik dan masih muda, kemungkinan bisa membuat Asher berpaling darinya. Marsha merasa cemburu. Mempermalukan Aleena seperti tadi pun rasanya tidak cukup.Wanita itu melirik suaminya yang duduk di sofa kamar memangku laptopnya. "Sayang," panggilnya pelan. Ia menatap Asher dari pantulan cermin meja riasnya. "Hm?" Asher mengangkat wajahnya menatap sang istri. "Ada apa?" "Menurutmu … seperti apa sosok Alena?" tanya Marsha penasaran. "Kau bisa menjawabnya dengan jujur." Alis tebal Asher menukik seketika mendengar pertanyaan konyol istrinya, seolah tak suka Marsha membahas gadis itu saat mereka berdua. Asher kembali menatap laptopnya. "Biasa saja," jawabnya singkat. "Apa dia tidak cantik? Apa kau tidak tertarik dengannya karena dia muda dan menarik?" Mendengar pertanyaan istrinya yang semakin keterlaluan, Asher menutup lapt

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-09
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 14. Perhatian Berselimut Kebencian

    Asher kembali pulang ke rumah setelah ia bertemu dengan Papanya untuk membahas pekerjaan, bahkan ia juga sempat ribut dengan Mamanya perkara Marsha. Namun, saat mobil hitamnya tiba di depan gerbang kediaman megahnya, di sana Asher melihat seorang laki-laki tampak berdiri memperhatikan rumahnya.Asher melepaskan kacamata hitam yang ia pakai. Keningnya mengerut saat mendapati orang itu ternyata pria yang sama dengan pria yang kapan hari berbincang dengan Aleena."Mau apa dia?" Asher mendengus kesal. Ia segera membuka pintu mobilnya dan melangkah keluar saat gerbang rumahnya di buka. Ia juga memerintahkan ajudannya untuk membawa mobil hitamnya masuk. Sedangkan Carl berdiri mematung menatap Asher yang turun dari dalam mobil dan berjalan ke arahnya. "Tu-Tuan, selamat siang," sapanya gugup. "Sedang apa kau di depan rumahku?" tanya Asher tanpa basa-basi. Carl tersenyum canggung. "Saya ingin bertemu sebentar dengan Aleena, Tuan," jawabnya. "Ada hubungan apa kau dengannya, sampai kau be

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-10
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 15. Di Balik Sikap Dingin Asher

    Beberapa menit kemudian, Aleena sampai di rumah sakit. Pakaiannya basah kuyup, membuat tubuhnya menggigil. Namun, ia tidak peduli dengan kondisinya sendiri. Ia bergegas menemui Dokter Camael yang sudah menunggu kedatangannya. Dokter itu menjelaskan tentang kondisi Liam yang tiba-tiba saja drop hingga membuat Aleena panik. "Jangan khawatir, Nona, hal ini bisa terjadi karena kondisi Tuan Liam belum benar-benar pulih seratus persen. Semuanya butuh proses," ujar Dokter Camael yang duduk di hadapan Aleena. Wajah Aleena tertekuk sedih. "Jadi ... meskipun sudah operasi, Papa saya masih akan sering kambuh, dok?" "Benar, Nona. Tapi hanya untuk sementara saja, kalau kondisinya sudah stabil, maka tidak akan mudah kambuh lagi," jawab Dokter Camael tersenyum tipis. Aleena mengangguk paham. Panjang lebar dokter itu menjelaskan tentang perkembangan kondisi Papanya saat ini. Beberapa menit kemudian, barulah Aleena keluar dari dalam ruangan Dokter Camael. Meski sedikit lega karena dokter berka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-11
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 16. Tak Ingin Menggantungkan Hidup pada Keluarga Benedict

    Keesokan paginya, Aleena digaduhkan oleh suara Bibi Julien yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras dan memanggil namanya berkali-kali. Aleena sampai terjingkat mendengarnya. Sepertinya, ada sesuatu yang serius sedang terjadi. "Selamat pagi, Nona Aleena ... apakah Nona sudah bangun?" pekiknya dari luar. “Nona, ada yang mau Bibi bicarakan!” "Iya, Bi, tunggu sebentar." Aleena yang sudah bangun dan bersiap sejak pagi tadi pun segera berjalan membuka pintu kamarnya. Tampak Bibi Julien dengan wajah paniknya berdiri di depan pintu. "Ada apa, Bi?" tanya Aleena bingung. "Itu Nona, di depan ada seorang gadis mencari Nona. Ia berkata masih ada hubungan keluarga Nona Aleena," jelas Bibi Julien. Keluarga? Apakah Aleena tidak salah dengar?Padahal Aleena hanya memiliki seorang ayah saja sebagai satu-satunya keluarga. "Aku akan keluar menemuinya sebentar, Bi," ujar Aleena. Ia langsung turun ke lantai satu. Di teras paviliun, Aleena melihat seorang gadis cantik berambut sebahu duduk di so

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-12
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 17. Jangan Salahkan Aku, Bila Benar-benar Terjadi

    Setelah mendapatkan izin dari Marsha pagi tadi, Aleena menemui Madam Calister di gedung sekolah seni di kota Murniche. Kedatangan Aleena siang ini disambut dengan hangat oleh semua rekan-rekannya. Tentu saja, Aleena sangat merindukan mereka semua. "Kau ke mana saja, Aleena? Kenapa tidak pernah menampakkan diri selama beberapa bulan ini?" tanya Tuzet, wanita berambut pirang itu memeluknya erat. "Aleena hilang ditelan bumi!" Madam Calister, wanita berkulit hitam berkacamata itu tersenyum manis menatap Aleena. Aleena hanya bisa tersenyum, tidak bisa ia ungkapkan bagaimana senangnya ia bertemu dengan mereka lagi. "Maaf, aku tidak bisa memberikan kabar pada kalian semua. Tapi sekarang aku sudah kembali bergabung dengan kalian untuk mengajar di sini lagi," ujar gadis itu. "Kami sangat merindukanmu, Aleena ... senangnya kau kembali bergabung!" Gracie memeluk Aleena erat-erat. "Anak-anak kelas dua semua mencarimu, mereka bermalas-malasan selama tidak ada dirimu." "Oh, ya?" Aleena terke

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 18. Pikiran Asher Dipenuhi Oleh Aleena

    Aleena menjalani hari-harinya seperti biasa. Sibuk dengan pekerjaan dan berkumpul dengan teman-teman mengajarnya di gedung seni. Sekarang ia sudah tidak lagi merasakan kejenuhan, terkurung dalam paviliun di kediaman Keluarga Benedict. Aleena tampak sibuk memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tas sebelum ia beranjak pulang. "Aleena, aku punya sesuatu untukmu," ujar Grecia, mendekati meja Aleena dan meletakkan selembar kertas undangan pernikahan di meja Aleena. "Aku akan menikah tiga hari lagi. Jangan lupa datang ya, Al!" Grecia langsung melenggang meninggalkannya sebelum sahabatnya itu menjawab. Aleena meraih kertas berwarna merah muda itu dan membacanya sebentar. Undangan pernikahan itu ditatap cukup lama oleh Aleena, sebelum perasaan hampa kembali melandanya. Bayangan sebuah pernikahan indah, acara bahagia dengan laki-laki yang mencintainya setulus hati ….Namun sayangnya, itu semua hanyalah impian yang tak akan pernah tercapai. Kini, Aleena bahkan takut untuk sekedar memb

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 19. Sikap Asher yang Hanya Ditunjukkan Pada Aleena

    Aleena bungkam mendengar kata-kata menjijikkan yang keluar dari bibir Asher. Ia masih berdiri di tempatnya dengan kedua tangan yang terkepal kuat. Ternyata, Asher tak pernah lelah menghinanya. Kini Aleena lah yang lelah bersabar. Seiring waktu berjalan, bukannya berkurang, Asher ternyata semakin menjadi-jadi menghinanya. Sampai kapan ia akan membiarkan Asher memperlakukannya seperti ini? "Kenapa kau diam? Apa kau sadar, serendah itu dirimu?" Asher beranjak dan melangkah mendekatinya. Ia berdiri tepat di hadapan Aleena yang tanpa sadar sudah menitikkan air mata. Tatapan gadis itu begitu keras, tampak menahan kemarahan. Seandainya posisi dan derajat mereka sama, Aleena tidak akan ragu melayangkan tamparan keras atau cakaran di wajah sombong lelaki ini. Tapi, ia bukan siapa-siapa.Aleena berusaha meredam perasaan yang tak menentu di hatinya. Meski sedikit gemetar, ia lantas menatap Asher. "Tuan Asher," lirih Aleena menipiskan bibirnya geram. "Saya tidak peduli apapun yang Tuan pik

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-15
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 20. Perasaan yang Tak Seharusnya

    Setelah kembali dari kediaman utama, Aleena termenung di dalam kamar. Air menetes dari rambutnya yang ikut basah setelah ia membasuh wajah dengan air dingin. Gadis itu menekuk kedua lututnya dan meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan. "Tuan Asher," lirihnya. Ia menelan ludah mengingat wajah marah Asher yang begitu jelas. "Apa yang membuatnya sangat benci padaku? Apakah aku memang begitu menjijikkan di matanya?"Aleena menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak yang menyesakkan dada. Sungguh, demi apapun, Aleena sangat membenci Asher. Laki-laki sombong, angkuh, dan tidak punya hati itu! Bahkan semua itu rasanya tidak cukup untuk mewakili betapa mengerikannya sosok Asher di mata Aleena. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" lirih Aleena. Perasaannya diliputi rasa bingung yang membelenggu.Di tengah-tengah lamunan, Aleena yang memandang taman teras belakang dari balkon kamarnya, tidak sengaja menatap ke arah teras belakang kediaman utama. Di sana, ada Asher dan Marsha yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-16

บทล่าสุด

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 380. S2. Panggilan Sayang

    Satu Minggu kemudian.Arabelle tampak murung siang ini di sekolah. Gadis itu menatap ke arah jendela luar di sekolahnya. Pandangan mata Arabelle sudah pulih, meskipun ia tidak bisa memandang jarak jauh, namun setidaknya Arabelle sudah bisa menatap sesuatu di dekatnya. "Arabelle, hmm ... kau kenapa diam saja? Ayo, kita ke super market di depan, kita beli cemil," ajak Vivian menarik lengan Arabelle. "Uang sakuku tertinggal di kamar, Vian," jawab Arabelle menatap Vivian. "Yahh, bagaimana bisa?" Vivian mengerjapkan kedua matanya. "Pakai uangku saja, ayolah..." Arabelle mendengus pelan. Mau tidak mau Vivian sudah menarik lengannya lebih dulu. Arabelle pun ikut beranjak dari duduknya. Gadis itu merapatkan kembali jaket seragam berwarna biru dan putih yang ia pakai kini. Kedua gadis itu berjalan di taman sekolah. "Huhh ... hari ini sangat dingin, Arabelle. Semoga malam ini saljunya turun, besok ada pertandingan basket anak-anak kelas sebelas. Aku akan berangkat dan membawa banner yang

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 379. S2. Hubungan Tersembunyi pun Terbongkar!

    Sekolah pulang pukul sembilan, itu terlalu pagi untuk bersantai-santai di rumah. Theo pun berkumpul dengan teman-temannya di warung belakang sekolah. Semua teman-temannya berada di sana. Tetapi Theo sedang menyusul Arabelle di sekolah, ia mengajak gadis itu ikut dengannya dulu, karena Ayahnya belum bisa menjemputnya. "Si Bos ke mana?" tanya Gerald sambil mengambil gitarnya di atas kursi. "Tuh, lagi jemput Arabelle," jawab Vero. "Tidak menyangka ya, cowok ajaib seperti Theo setia sama satu cewek," ujar Adam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dari bayi lagi!" sahut Gery. Semua teman-temannya pun tertawa mendengar hal itu. Hingga kini Theo melangkah masuk ke dalam tempat itu bersama dengan Arabelle. Tampak Ibu pemilik warung tersenyum saat melihat Theo bersama Arabelle ke sana. "Diajak duduk di dalam saja, Theo. Kasihan kalau di luar panas," ujar wanita itu. "Iya, Bu." Theo mengangguk. Arabelle duduk di sebuah bangku, dia terus memegangi lengan Theo karena gadis itu tidak

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 378. S2. Janji yang Harus Kau Tepati

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah seperti biasa. Gadis itu datang lebih pagi kali ini. Di depan pintu gerbang, Vivian sudah menunggu Arabelle. "Arabelle ... hai!" pekik Vivian langsung memeluknya, tampaknya gadis itu sangat kegirangan pagi ini. Arabelle menyipitkan kedua matanya. "Hemm, ada apa ini? Rasa-rasanya bahagia sekali," ujar gadis itu pada temannya. "Iya! Aku sangat senang sekali!" seru Vivian menganggukkan kepalanya penuh antusias. "Ada apa, Vian? Tidak mau bilang-bilang sama Arabelle?" tanya Arabelle sambil berjalan dengan bantuan Vivian yang memeluk lengannya. "Iya, aku akan memberitahumu. Tapi jangan kaget, ya," ujar Vivian. "Oke, siap!" Arabelle mengangguk patuh. Vivian pun menarik pundak Arabelle dan ia membisikkan sesuatu pada Arabelle saat itu juga. Sampai tiba-tiba langkah Arabelle terhenti, gadis itu terdiam mematung seketika. Ekspresi Arabelle sontak membuat Vivian tertawa terpingkal-pingkal."Vian!" pekik Arabelle. "Iya. Aku dan si Dugong sudah

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 377. S2. Kasih Sayang Seorang Kakak

    Arabelle dan sang Ayah kini pergi ke rumah sakit ibu kota. Hari ini adalah jadwal Arabelle untuk cek up terkait kondisi kesehatannya. Bersama Jordan yang selalu menemaninya, Arabelle tampak duduk di samping sang Ayah yang kini menunggu hasil pemeriksaan oleh dokter. "Ayah, Ara pasti sembuh, kan?" bisik Arabelle memeluk lengan sang Ayah. Jordan menoleh dan tersenyum, laki-laki itu mengecup pucuk kepala putri kesayangannya. "Pasti, Nak. Ayah akan mengusahakan yang terbaik untuk anak Ayah," jawab Jordan. "Kalau biayanya mahal, bagaimana, Ayah?" tanya gadis itu. "Biar saja meskipun Ayah harus menjual ginjal asal anak Ayah sembuh," jawab Jordan. Kedua mata Arabelle membola. "A-Ayah tidak menjual ginjal, kan?" pekik gadis itu. Jordan tertawa pelan. "Tentu saja tidak, Sayang. Uang Ayah sangat banyak, jangan khawatir. Bahkan Ayah bisa membeli rumah sakit ini." Arabelle langsung terkikik geli. "Ayah tahu tidak, nanti kalau Arabelle sudah lulus sekolah, Arabelle ingin meneruskan ke per

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 376. S2. Sang Ahli Keributan

    Cahaya matahari berwarna jingga sore ini. Arabelle ditemani Theo berdua di depan gerbang sekolah menunggu Ayah gadis menjemputnya. Theo yang masih ada jadwal latihan basket pun belum diperbolehkan pulang. Dan ia menemani Arabelle di sana. "Kenapa Ayah lama sekali?" gerutu Arabelle meremas tongkat di tangannya. "Mungkin masih di kantor," jawab Theo. "Pasti sekarang sudah di perjalanan. Papa paham kalau Ayahmu sekarang tidak bisa bekerja full seperti dulu." "Om Asher tidak marah kan, Kak?" tanya Arabelle. "Tentu saja tidak." Theo tersenyum dan mengusap pucuk kepala Arabelle dengan lembut. Arabelle pun juga tersenyum. Gadis itu memeluk satu lengan Theo dan menyandarkan kepalanya di pundak Theo. Dari dalam gerbang sekolah, muncul seorang siswa membawa sebuah motor sport sama seperti milik Theo dan dia berhenti di depan gerbang menoleh ke arah Theo dan Arabelle. "Sedang apa berduaan di sini?" tanyanya pada mereka berdua. "Mau apa? Kau tidak terima? Atau iri?!" seru Theo tanpa sung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 375. S2. Awas, Nanti Jatuh Cinta!

    Saat jam istirahat, Arabelle berada di dalam kelas sendirian. Gadis itu duduk diam dan mendengarkan materi listening yang Mr. Diana berikan padanya tadi. Berkali-kali Arabelle mendengarkannya. Sampai tiba-tiba saja gadis itu tersentak saat seseorang menempelkan susu kotak dingin di pipinya. "Aduh, ya ampun..." Arabelle terperanjat. Suara kekehan terdengar begitu renyah dan manis. Arabelle terdiam sejenak, suara itu bukanlah suara Theo, tetapi suara Harvey. Arabelle tersenyum tipis menyadari keberadaan Harvey di sana. "Selamat datang lagi di sekolah, Arabelle," ucap Harvey mengusap pucuk kepala Arabelle. "Kak Harvey, aku pikir siapa..." "Pasti kau pikir Theo, kan?" tanyanya. "Heem." Arabelle langsung mengangguk. Harvey meraih satu bangku dan duduk di sana. Laki-laki itu menatap wajah Arabelle yang tampak semakin putih, bersih, dan cantik setelah beberapa minggu Arabelle tidak pergi ke sekolah. Bagaimanapun juga, Harvey sangat menyukai gadis ini meskipun ia tahu kalau Arabelle

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 374. S2. Romansa Anak Muda

    Hari ini menjadi hari pertama Arabelle bersekolah setelah sempat beberapa Minggu gadis itu tidak hadir ke sekolah. Arabelle datang bersama dengan Ayahnya. Guru-guru pun tampak senang Arabelle sudah kembali bersekolah, terlebih lagi saat ini kepala sekolah di tempat itu sudah diganti dan murid yang merundung Arabelle pun juga sudah dikeluarkan dari sekolah."Ara, nanti kalau pulang sekolah jangan akal-akalan pulang sendirian, oke!" Jordan menatap putrinya yang berdiri di depan pintu kelas. Arabelle mengangguk. "Iya, Ayah. Siap!" Jordan beralih menatap Vivian yang ada di samping Arabelle. "Vian, tolong bantu Arabelle, ya, Nak," ujar Jordan pada gadis berambut sepundak itu. "Iya, Om. Jangan khawatir, saya pasti akan membantu Arabelle. Om tidak perlu cemas, sekali ada saya, semuanya aman!" seru Vivian memeluk Arabelle dan tersenyum gemas. Jordan pun ikut tersenyum, laki-laki itu merasa lega saat melihat putrinya sudah kembali tersenyum manis bersama teman-temannya. "Kalau begitu, A

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 373. S2. Adik Kesayangan Kak Dylan

    Kedatangan Arabelle membuat Theo dan kedua adiknya tampak begitu senang. Gadis itu datang tanpa mengabari Theo lebih dulu. Theo juga langsung mendekati Arabelle yang tengah bersama dengan Ayahnya dan juga bersama kedua orang tua Theo. Tatapan Jordan menajam pada Theo saat pemuda itu mendekat. "Kenapa ada acara tidak bilang-bilang pada Paman?! Sengaja tidak mengundang Paman?!" seru Jordan pada Theo. Theo terkekeh geli. "Tidak begitu, Paman..." Pemuda itu mendekati Arabelle yang duduk di samping Leo dan Lea, juga Vivian di sana. Theo duduk di samping Leo dan merangkul Arabelle dari belakang. "Kau mengajak Ayah ke sini?" tanya Theo pada Arabelle. Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak." Theo menghela napasnya pelan. "Padahal aku tadi sempat berpikir mau ke sana setelah membantu anak-anak membakar ikan. Aku terus kepikiran dirimu, Ra. Hanya kau saja yang tidak ada di sini." "Tidak apa-apa, Kak. Ini Ara sudah di sini." Theo tersenyum mengusap pucuk kepala Arabelle. "Heem,

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 372. S2. Kehebohan Theo Memecahkan Suasana

    Suasana malam di rumah Theo sangat ramai malam ini. Semua teman-teman Theo datang dan mereka tampak gembira dengan acara memanggang ikan dan makanan lainnya di halaman teras samping. Theo duduk di sebuah sofa teras, ia terdiam menatap teman-temannya yang heboh sendiri. Di sampingnya ada Dylan bersama Lea. "Adik Lea cantik sekali malam ini? Wahh ... bajunya lucu sakali warna merah muda," ujar Dylan menekuk kedua lututnya di hadapan Lea. Lea mengerjapkan kedua matanya menatap Dylan. Anak perempuan itu menunjukkan lengannya dan bandana merah milik Dylan masih terpasang di sana. "Ini dari Kak Dylan dulu," ujarnya dengan senyuman gemas. "Masih disimpan?" "Masih. Tidak boleh hilang," jawab anak perempuan itu. "Tante harus menyimpannya baik-baik, Dylan. Pernah dulu basah saat Lea mandi, dia menangis seharian," sahut Aleena dari belakang, wanita itu meletakkan sebuah teko besar berisi minuman dingin. Dylan terkekeh mendengarnya. "Padahal hanya bandana saja, Tan." "Heem, tapi dia bila

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status