Share

Bab 63

“Kamu kenapa senyum-senyum?” tanya Ray saat kami berdua sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa kami ke Bali.

“Oh, nggak. Zayn itu loh bisa-bisanya ia ngomong pada Ayahnya kalau Bunda dan Papinya mau bulan madu. Pasti Papa yang ngajarin.” Aku terkekeh.’

“Hah? Zayn bilang pada Ayahnya kita akan bulan madu?.” Ray pun ikut terkekeh. “Pantas saja muka Pak Randy sampai ketekuk gitu tadi. Rupanya Zayn yang manas-manasin ayahnya,” lanjutnya masih dengan tawanya.

“Maksudnya?”

“Kamu nggak liat wajah Pak Randy tadi? Dia kelihatan nggak suka liat kita, apalagi aku. Kurasa ia cemburu.”

“Ngaco ah! Ngapain juga dia cemburu, kamu nggak liat di sampingnya ada istrinya. Bahkan tadi mereka ciuman panas gitu di tempat umum.” Aku bergidik.

“Aku laki-laki, Bun. Aku tau tatapan cemburunya tadi. Oiya, apa kamu mau kita ciuman di tempat umum juga kayak mereka tadi? Sepertinya seru.” Ray menaikkan sebelah alisnya.

“Ih, kayak nggak ada tempat lain aja. Risih tau liatnya. Sayangnya Zayn juga sempat mel
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status