Share

Bab 66

Mataku bisa melihat semuanya, namun aku tak mampu menguasai tubuhku. Sayup-sayup kudengar suara lembut Ibu memanggil namaku, kemudian mengucap istighfar lagi disertai dengan isakan tangis tertahan. Ya Tuhan! Ibu ... Ibu jangan menangis! Ibuku tak boleh memangis! Apalagi menangis karenaku. Perlahan-lahan indera penciumanku pun mencium aroma tajam minyak kayu putih. Dengan susah payah aku berusaha mengumpulkan semua sisa tenaga yang masih kumiliki. Aku harus bisa menguasai tubuhku! Hingga akhirnya perlahan-lahan aku mulai bisa menggerakkan tanganku.

Yang pertama kulakukan adalah meraih tangan keriput milik Ibuku.

“Ibu ....” Kutatap wajah sembab itu. Ibuku mengangguk, kemudia menyusut matanya.

“Iya, Nak. Ibu di sini. Ibu selalu ada di samping Sherin,” lirih suara Ibuku.

“Sherin ... kenapa?”

“Jangan banyak bicara dulu, Nak. Sherin istirahat dulu, ya. Biar Ibu buatkan teh hangat.” Ibuku melepas genggaman tanganku padanya, namun aku segera meraih tangan Ibu dan kembali menggenggamnya.

“Jang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status