Share

DRAMA NGIDAM

Menebar rasa, melerai asa

Jika terluka pasti kecewa jua

Namun hari terlalu lancang berharap

Dalam sekejap tak berhenti mengharap

***

Cukup lama aku berada di pemakaman umum ini, hingga akhirnya memutuskan pulang saat menyadari waktu beranjak sore. Sebentar lagi adzan ashar akan berkumandang. Dari penunjuk waktu di pergelangan tangan, aku melihat jarum pendek sudah mendekati pukul tiga sore.

Aku mengusap nisan Mbak Naya. Nisan yang menjadi saksi bisu saat bibir ini berceloteh mencurahkan semua rasa. Walaupun tidak ada tanggapan, aku sudah cukup senang dan tenang.

"Rara pulang dulu, Mbak. Kapan-kapan Ra ke sini lagi. Terima kasih sudah mau mendengar semua keluhan Ra. Assalammualaikum." Satu kecupan di nisan yang terukir nama Mbak Naya aku dapatkan. Kemudian, aku bangkit berdiri dari atas rerumputan yang tidak terlalu padat. Sebagian tunik terkena pasir dan tanah, tapi tidak aku pedulikan.

Jika tadi saat datang aku dalam keadaan kacau, maka tidak saat langkah kuda besi keluar dari ge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status