Share

Bab 77 Berkelahi

last update Last Updated: 2025-04-28 19:00:55

“Apa? Menikah?”

Dari pintu utama, Ello muncul dan mendengar niatan Gala. Ello berjalan cepat mendekat ke arah Gala, lalu menarik kerah baju yang dikenakan oleh Gala. Sehingga Gala terpaksa berdiri, dan tubuhnya setengah terangkat.

“Apa maksud kamu menikah? Ingat, Nabila calon istriku. Seharusnya kemarin aku dan Nabila sudah sah menjadi suami istri. Tapi kenapa tiba-tiba kamu mau menikahi Nabila? Kamu anggap apa kakakmu ini?!” sentak Ello.

Faisal berusaha melerai Ello dan Gala. Khawatir akan ada keributan besar antara kakak beradik itu.

“Sudah, Ello, kita bicarakan dulu masalah ini dengan kepala dingin. Papi juga ingin mendengar penjelasan dari Gala, kenapa dia tiba-tiba ingin menikahi Nabila?” timpal Faisal.

Nabila ketakutan, amarah Ello tampak kian memuncak. Namun, tidak dengan Gala, seakan tidak ada ketakutan sama sekali dari sorot matanya.

“Kenapa? Cemburu? Gue memang mau menikahi Nabila, kenapa? Mau marah?” tanya Gala.

“Aaa, Mas Gala!” teriak Nabila, saat pukulan keras dari tangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 78 Bukan Menantu

    “Ck, nggak nyaman sekali tidur di lantai. Kenapa, sih, aku harus mengalami dipenjara?” gerutu Weni, saat dirinya terpaksa tidur di atas lantai.Weni berguling ke sana kemari. Tidak ada rasa nyaman sedikit pun walau pun beberapa kali ia merubah posisi tidurnya.“Aaargh! Sial, kenapa bisa begini?” Weni pun beberapa kali menepuk jidat, tangan serta kakinya, saat nyamuk menghinggapi kulitnya.“Berisik, woy! Bisa diam, nggak?” sentak penghuni sel yang lain.Weni melirik tajam ke arah wanita yang baru saja menegurnya. Lantas ia mencoba memejamkan matanya. Namun, tetap saja ia tidak bisa tidur nyenyak. Selain dingin, di sana juga banyak nyamuk.Bu Retno hanya terdiam sambil membelakangi Weni. Tampak ia tidak peduli lagi terhadap menantunya itu.“Bu, pinjam kaos kakinya, dong!” pinta Weni.Bu Retno hanya menoleh sebentar saja, setelah itu ia lanjut tidur membelakangi.Weni yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh bu Retno, kesal dan marah terhadap wanita tua itu.“Bu, kok Ibu malah diam saja,

    Last Updated : 2025-04-29
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 79 Sepakat

    Beberapa hari kemudian “Gala, coba kamu pikirkan lagi tentang niatan kamu itu. Kamu terlalu terburu-buru dalam memutuskan pernikahan ini. Kamu belum tahu siapa Nabila, kamu juga belum tahu sifat asli Nabila seperti apa. Mami sayang sama kamu, Gala. Mami ingin yang terbaik untuk kamu dan Sandi,” ujar Erina, ketika Gala tengah sibuk menatap layar laptop, mengerjakan tugas dari kantor di taman belakang.“Mam, aku tahu apa yang terbaik buat aku dan Sandi. Mami jangan melihat Nabila dengan sebelah mata saja. Coba Mami mengenal Nabila lebih dekat. Nabila wanita baik, dia sangat menyayangi Sandi. Sifat lembut Nabila, sifat keibuannya, keluguannya, kesabaran yang dia miliki, itu yang membuat aku jatuh cinta kepadanya. Mami harusnya belajar untuk menerima apa yang menjadi pilihan aku. Pliss, Mam, dukung keinginan aku. Aku hanya ingin hidupku tenang dan bahagia. Apakah Mami mau, aku terus menerus terpuruk atas meninggalnya Delima? Apa Mami mau aku terus menjalani hidup sendiri tanpa pendamping

    Last Updated : 2025-04-29
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 1 Pilih Kasih

    “Mas, uang kita yang dua ratus ribu mana?” “Tadi dipinjam sama ibu.”“Amira panas, Mas. Panasnya sangat tinggi. Kenapa kamu kasih? Mas, tolong minta lagi uang itu sama ibu. Kita harus membawa Amira ke dokter. Aku takut terjadi apa-apa sama anak kita. Kita tidak punya uang lagi selain uang itu.”Arsya yang tengah meminum kopi, segera berdiri dan mendekati Nabila, istrinya yang tengah menggendong Amira, putri mereka yang baru berusia 2 bulan.“Hanya demam biasa, coba kamu kompres saja Amira, nanti juga dia bakalan sembuh,” imbuh Arsya.Nabila menggeleng pelan, jelas Amira membutuhkan penanganan dokter. Suhu tubuh Amira sudah berada di atas normal. Membuat Nabila bersikeras ingin membawanya ke dokter.“Tidak, Mas, Amira butuh pertolongan dokter. Kita tidak bisa membiarkannya seperti ini. Pokoknya kamu minta lagi uang itu dari ibu. Aku tidak mau tahu, Amira harus dibawa ke dokter,” sahut Nabila.Arsya kemudian pergi ke dapur, kemudian kembali dengan membawa rantang berisi air dan juga ha

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 2 Ulang Tahun

    “Ada apa ini?” tanya Nabila, saat melihat banyak orang tengah makan-makan.Ada banyak makanan siap saji di rumah itu. Ada juga kue ulang tahun yang tidak terlalu besar berada di atas meja.“Eh, Mbak Nabila sudah pulang. Ini ada teman-teman aku datang ngucapin selamat karena aku ulang tahun. Aku saja baru ingat kalau hari ini aku ulang tahun. Jadi, tidak ada persiapan sama sekali untuk menjamu mereka. Jadi Mas Arsya dan ibu membeli semua makanan siap saji ini,” jawab Weni.Nabila terbelalak, ia heran atas sikap Arsya. Yang katanya keuangan sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia masih bisa membeli makanan banyak untuk menjamu teman-teman Weni.“Mana mas Arsya dan ibu?” tanya Nabila, ia tampak menahan emosi yang hampir meledak.“Ibu ada di belakang dan mas Arsya sepertinya ada di kamarnya,” jawab Weni.Nabila kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.Brak!Nabila membanting pintu kamarnya, membuat semua tamu Weni terkejut. Bahkan bu Retno pun yang berada di belakang, mendengarnya dan berl

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 3 Ditinggal

    “Ada apa, Bu? Kenapa Ibu nangis?” tanya Arsya.Bu Retno menunjuk-nunjuk kamar Weni. Kemudian menarik tangan Arsya, membawanya masuk ke dalam kamar Weni.Nabila begitu bingung, apa sebenarnya yang terjadi? Lantas ia pun segera mengikuti mereka masuk ke dalam kamar Weni. Terlihat pula Weni tengah sibuk menggendong Bella.“Bella nangis terus, Arsya. Suhu tubuhnya sampai panas begini. Ayok kita bawa dia ke dokter. Ibu takut terjadi apa-apa dengan Bella. Sudah cukup Ibu kehilangan Arka, Ibu tidak ingin kehilangan Bella juga,” ajak bu Retno.Nabila menatap tajam ke arah bu Retno. Melihatnya begitu khawatir terhadap Bella. Sedangkan kepada Amira, bu Retno seakan tutup mata hingga akhirnya Amira menghembuskan napas terakhir.Nabila tidak mempermasalahkan Bella untuk dibawa ke dokter. Nabila juga menyayangi Bella. Namun, sikap mereka yang pilih kasih, membuatnya sakit hati. Semuanya untuk Weni dan Bella. Hingga nafkah Arsya yang seharusnya sepenuhnya menjadi miliknya, Nabila harus membaginya k

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 4 Permintaan Mertua

    Nabila yang baru saja sampai di depan pintu kamar, harus mendengar ucapan yang begitu menyakitkan dari mulut mertuanya.Nabila membuka pintu itu cukup kencang, membuat mereka terkejut dan menatap tajam ke arahnya.“Nabila, kebiasaan sekali kamu, ya. Kalau buka pintu itu pelan-pelan. Untung Bella tidak terbangun gara-gara kamu,” ujar bu Retno terlihat kesal.Nabila bergegas masuk ke dalam kamar. Ia mendekati mereka dengan perasaan sakit hati.“Apa maksud Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni? Apa Ibu kurang puas menyakitiku?” tanya Nabila.Bu Retno gelagapan begitu juga dengan Arsya. Sementara Weni, ia hanya terdiam di dekat ranjang anaknya.“Kamu ngomong apa, sih, nggak jelas sekali?” sanggah bu Retno.“Aku tidak tuli, Bu. Aku dengar semuanya, Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni. Kenapa, Bu? Kenapa Ibu tega menyakitiku?” tanya Nabila.“Ibu hanya ingin menjalankan amanah saja. Mereka itu peninggalan Arka. Arka ingin kita membahagiakan mereka. Dengan cara menikahi Weni, mungkin Be

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 5 Bulan Madu

    Nabila yang penasaran, menempelkan sebelah telinganya pada daun pintu. Matanya terbelalak, napasnya tiba-tiba memburu.Nabila sangat hafal dengan suara itu. Jelas itu suara Weni. Namun, yang membuat Nabila tak habis pikir, suara pria yang ada di dalam kamar itu, sama persis dengan suara Arsya.Semakin didengarkan, semakin yakin Nabila dengan kecurigaannya. Nabila ingin melihat sendiri apakah kecurigaannya benar? Jika iya, sangat keterlaluan mereka.Nabila memutar pelan kenop pintu itu. Namun, sayangnya pintu dikunci dari dalam.Semakin jelas terdengar suara rintihan itu. Semakin sesak dada Nabila. Mereka begitu menikmati apa yang mereka lakukan. Sebagai wanita dewasa yang telah menikah, tentu Nabila mengerti apa yang mereka lakukan saat ini.Nabila melangkah mundur, dengan kepala menggeleng pelan. Matanya mulai berkaca-kaca, kemudian luruh membasahi pipi. Langkah mundurnya berhenti, saat matanya menangkap suatu benda di sudut ruangan itu.Nabila mendekati meja bundar kecil tempat meny

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 6 Tidak Enak

    “Mas Rocky mau apa?” tanya Nabila, ia berdiri di ambang pintu, menatap Rocky yang masuk ke dalam kamarnya.Rocky menatap Nabila dengan sebelah alis yang terangkat. Ia kemudian menyimpan satu buah tas bedcover dan menyimpannya di atas tempat tidur.“Maaf, Nabila, jangan salah paham dulu. Aku ke sini cuma mau memberikan ini sama kamu, Nadya yang nyuruh. Nadya sangat mengantuk jadi dia nyuruh aku,” jawab Rocky.Nabila terdiam. Namun, ia kemudian menganggukkan kepala, setelah melihat Rocky membawakan sprei, selimut dan sarung bantal untuknya.“Aku disuruh Nadya supaya memberikan sprei, sarung bantal dan selimut ini sama kamu, karena sprei, selimut dan bantal yang itu belum diganti. Takutnya kotor dan kamu gatal-gatal,” jelas Rocky.Mendengar penjelasan Rocky, membuat Nabila merasa malu sendiri. Bisa-bisanya ia berpikir buruk tentang suami temannya itu.“Em … aku minta maaf, Mas. Aku tidak bermaksud-”“Tidak apa-apa, sebaiknya kamu segera ganti spreinya sebelum kamu tidur. Aku juga mau bal

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 79 Sepakat

    Beberapa hari kemudian “Gala, coba kamu pikirkan lagi tentang niatan kamu itu. Kamu terlalu terburu-buru dalam memutuskan pernikahan ini. Kamu belum tahu siapa Nabila, kamu juga belum tahu sifat asli Nabila seperti apa. Mami sayang sama kamu, Gala. Mami ingin yang terbaik untuk kamu dan Sandi,” ujar Erina, ketika Gala tengah sibuk menatap layar laptop, mengerjakan tugas dari kantor di taman belakang.“Mam, aku tahu apa yang terbaik buat aku dan Sandi. Mami jangan melihat Nabila dengan sebelah mata saja. Coba Mami mengenal Nabila lebih dekat. Nabila wanita baik, dia sangat menyayangi Sandi. Sifat lembut Nabila, sifat keibuannya, keluguannya, kesabaran yang dia miliki, itu yang membuat aku jatuh cinta kepadanya. Mami harusnya belajar untuk menerima apa yang menjadi pilihan aku. Pliss, Mam, dukung keinginan aku. Aku hanya ingin hidupku tenang dan bahagia. Apakah Mami mau, aku terus menerus terpuruk atas meninggalnya Delima? Apa Mami mau aku terus menjalani hidup sendiri tanpa pendamping

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 78 Bukan Menantu

    “Ck, nggak nyaman sekali tidur di lantai. Kenapa, sih, aku harus mengalami dipenjara?” gerutu Weni, saat dirinya terpaksa tidur di atas lantai.Weni berguling ke sana kemari. Tidak ada rasa nyaman sedikit pun walau pun beberapa kali ia merubah posisi tidurnya.“Aaargh! Sial, kenapa bisa begini?” Weni pun beberapa kali menepuk jidat, tangan serta kakinya, saat nyamuk menghinggapi kulitnya.“Berisik, woy! Bisa diam, nggak?” sentak penghuni sel yang lain.Weni melirik tajam ke arah wanita yang baru saja menegurnya. Lantas ia mencoba memejamkan matanya. Namun, tetap saja ia tidak bisa tidur nyenyak. Selain dingin, di sana juga banyak nyamuk.Bu Retno hanya terdiam sambil membelakangi Weni. Tampak ia tidak peduli lagi terhadap menantunya itu.“Bu, pinjam kaos kakinya, dong!” pinta Weni.Bu Retno hanya menoleh sebentar saja, setelah itu ia lanjut tidur membelakangi.Weni yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh bu Retno, kesal dan marah terhadap wanita tua itu.“Bu, kok Ibu malah diam saja,

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 77 Berkelahi

    “Apa? Menikah?”Dari pintu utama, Ello muncul dan mendengar niatan Gala. Ello berjalan cepat mendekat ke arah Gala, lalu menarik kerah baju yang dikenakan oleh Gala. Sehingga Gala terpaksa berdiri, dan tubuhnya setengah terangkat.“Apa maksud kamu menikah? Ingat, Nabila calon istriku. Seharusnya kemarin aku dan Nabila sudah sah menjadi suami istri. Tapi kenapa tiba-tiba kamu mau menikahi Nabila? Kamu anggap apa kakakmu ini?!” sentak Ello.Faisal berusaha melerai Ello dan Gala. Khawatir akan ada keributan besar antara kakak beradik itu.“Sudah, Ello, kita bicarakan dulu masalah ini dengan kepala dingin. Papi juga ingin mendengar penjelasan dari Gala, kenapa dia tiba-tiba ingin menikahi Nabila?” timpal Faisal.Nabila ketakutan, amarah Ello tampak kian memuncak. Namun, tidak dengan Gala, seakan tidak ada ketakutan sama sekali dari sorot matanya.“Kenapa? Cemburu? Gue memang mau menikahi Nabila, kenapa? Mau marah?” tanya Gala.“Aaa, Mas Gala!” teriak Nabila, saat pukulan keras dari tangan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 76 Ucapan Pedas

    Selepas keinginan Gala telah tercapai, Gala mengajak Nabila untuk pulang ke rumahnya.“Mas, apa tindakan Mas tadi ke mbak Nadin, apakah tidak akan menimbulkan masalah lain? Aku takut loh, Mas!” ujar Nabila, saat mereka berdua telah berada di dalam mobil.“Takut? Kenapa mesti takut? Seharusnya Nadin yang takut, karena telah berani bermain-main dengan kamu. Itu sama saja artinya dia telah bermain-main denganku, Nabila, kamu harus yakin, selama ada aku di dekat kamu, tidak akan terjadi apa-apa,” sahut Gala.Perjalanan yang jauh, membuat Nabila merasa lelah dan ngantuk. Gala yang menyadari itu, lantas menyuruh Nabila untuk segera tidur.“Tidur saja tidak apa-apa. Nanti setelah kita sampai, aku bangunin kamu,” ujar Gala.Nabila mengangguk, ia kemudian merubah sedikit posisi jok mobilnya menjadi posisi setengah rebahan.Gala tersenyum melihat Nabila yang nurut. Lamanya di perjalanan, akhirnya Gala telah sampai di depan gerbang rumahnya. Satpam yang berjaga, melihat mobil Gala tiba, segera

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 75 Cium Kaki

    “Mas, aku … aku tunggu di dalam mobil saja, ya!” ujar Nabila, saat ia dan Gala telah sampai di halaman rumah Nadin.Gala menoleh ke arah Nabila, memberikan pengertian bahwa semua akan baik-baik saja.“Tidak apa-apa, kita turun sama-sama. Aku yang akan memberikan pelajaran untuk Nadin. Jangan buat aku kecewa, Nadin harus meminta maaf dan mencium kaki kamu,” sahut Gala.Gala keluar dari mobil, menutup pintunya lalu berputar menghampiri pintu mobil di samping Nabila dan membukakannya.“Ayok turun, tidak usah takut selama ada aku,” ajak Gala, mengulurkan tangannya.Nabila yang ragu, menatap Gala yang terus meyakinkannya.“Ayok, Sayang. Tidak apa-apa,” ajak Gala.Nabila menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian menerima uluran tangan Gala.Dengan silih bergandengan tangan, Gala dan Nabila menunggu seseorang membukakan pintu setelah Gala menekan bel.Tidak berselang lama, ART di rumah itu membukakan pintu dan menyambut kedatangan Gala.“Eh, ternyata Pak Gala. Mari masuk,

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 74 Penadah

    “Ada apa ini, Weni? Kenapa ada polisi di sini?” tanya Arsya, ia melangkah mendekati Weni dan beberapa polisi itu.Weni dan beberapa polisi itu menoleh ke arah Arsya. Salah satu polisi mendekati Arsya, kemudian menjelaskan perihal kedatangan mereka ke rumah Arsya.“Mohon maaf, apakah Anda suami dari Ibu Weni ini?” tanya polisi, yang disambut oleh anggukan kepala Arsya.“Iya, saya suami Weni. Ini ada apa, ya, kok kalian bisa datang ke rumah saya? Kami merasa tidak ada masalah apa-apa,” jawab Arsya.“Jadi begini, Pak. Ibu Weni ini, terdeteksi telah membeli mobil curian. Seseorang telah melaporkan kasus kehilangan mobil yang ada di depan rumah ini, dan kami telah mengerahkan tim kami, untuk mencari tahu keberadaan mobil itu. Setelah diusut, ternyata mobil itu ada di sini. Tim kami menemukan postingan foto-foto mobil itu, dari sumber akun media sosial milik Ibu Weni. Mohon maaf, Pak, kami harus membawa Ibu Weni ke kantor polisi, untuk dimintai keterangan, karena Ibu Weni ini telah menjadi

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 73 Mobil Mewah

    Di perjalanan pulang, Arsya yang tengah mengendarai motor, tersenyum sendiri saat teringat akan Nabila.Apalagi setelah cukup lama berpisah, baru kali ini Arsya bisa membonceng lagi Nabila. Hal itu membuatnya semakin yakin harus mendapatkan Nabila kembali.Berawal dari permintaan ibunya di penjara, meminta Arsya untuk mendekati Nabila kembali, bermaksud untuk memanfaatkannya supaya bisa mencabut tuntutannya. Namun, yang terjadi malah justru Arsya merasakan perasaan cinta itu kembali setelah sekian lama hilang.Setelah berpisah, pesona Nabila semakin terpancar. Sungguh, Arsya telah melakukan kesalahan besar. Arsya sangat gegabah. Membuang wanita istimewa seperti Nabila, demi wanita rakus seperti Weni.Sesampainya di depan rumah, Arsya tercekat saat mendapati sebuah mobil terparkir rapi. Mobil bergaya mewah, yang tentunya harganya terbilang fantastis.“Mobil siapa itu?” gumam Arsya bertanya-tanya.Arsya kemudian turun dari motornya, berjalan masuk hendak menanyakan perihal siapa pemilik

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 72 Pura-pura

    “Calon istri?” Laksmi terdiam menatap Gala dan Nabila silih berganti.“Ya, Nabila adalah calon istri saya. Sebentar lagi saya akan menikahi Nabila. Jadi, stop membentak-bentak Nabila, karena saya tidak suka,” sahut Gala, menatap tajam ke arah Laksmi.Laksmi tampak gugup melihat Gala semarah itu melihat Nabila dibentak. Kini, Laksmi tidak bisa seenaknya berbuat semaunya terhadap Nabila di hadapan Gala.“Ah, em … menikah, ya? Kalau begitu Tante ikut senang. Nabila, kalau kamu sudah menikah, jangan pernah lupakan Tante, ya. Secara kan Tante ini keluarga kamu satu-satunya. Ya sudah, biar Tante saja yang bawain tehnya,” ujar Laksmi, nada bicaranya tiba-tiba berubah lembut.Nabila dan Gala saling melempar pandang. Lantas Gala menarik tangan Nabila, ingin membawanya kembali ke rumahnya.“Tapi, Pak Gala. Saya-”“Sssst! Stop panggil aku Bapak, karena aku bukan Bapak kamu,” potong Gala.Nabila terkekeh mendengar ucapan Gala.“Kalau bukan Bapak, saya harus panggil apa, dong?” tanya Nabila.Gala

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 71 Pinangan Duda

    “Aw, sakit!” Nabila menggigit tangan itu, sehingga pemilik tangan itu memekik kesakitan dan melepaskan tangannya dari tubuh Nabila.Nabila berdiri lalu membalikkan tubuhnya. Matanya membeliak, saat mendapati seseorang yang sedang ia hindari saat ini.“Pak Gala, sedang apa di sini? Kenapa peluk-peluk saya?” tanya Nabila, sungguh ia sangat terkejut karena itu.“Aku ke sini mau jemput kamu untuk pulang ke rumahku,” jawab Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Bahkan Gala pun berbicara sedikit aneh, tidak seperti biasa. Aku, kamu?“Jemput saya, Pak? Buat apa? Bukankah saya sudah melakukan hal tidak senonoh di rumah kalian? Itu, kan, yang ada di pikiran kalian tentang saya?” tanya Nabila.Gala terdiam mematung, menatap wanita itu tanpa berkedip.“Aku percaya sama kamu, Nabila. Aku percaya sama kamu,” imbuh Gala.Nabila bergeming, bingung atas sikap Gala saat ini.“Maksud Pak Gala?” tanya Nabila.“Aku minta maaf karena sempat tidak mempercayai kamu. Tapi sekaran

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status