Share

Bab 6 Tidak Enak

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 12:39:09

“Mas Rocky mau apa?” tanya Nabila, ia berdiri di ambang pintu, menatap Rocky yang masuk ke dalam kamarnya.

Rocky menatap Nabila dengan sebelah alis yang terangkat. Ia kemudian menyimpan satu buah tas bedcover dan menyimpannya di atas tempat tidur.

“Maaf, Nabila, jangan salah paham dulu. Aku ke sini cuma mau memberikan ini sama kamu, Nadya yang nyuruh. Nadya sangat mengantuk jadi dia nyuruh aku,” jawab Rocky.

Nabila terdiam. Namun, ia kemudian menganggukkan kepala, setelah melihat Rocky membawakan sprei, selimut dan sarung bantal untuknya.

“Aku disuruh Nadya supaya memberikan sprei, sarung bantal dan selimut ini sama kamu, karena sprei, selimut dan bantal yang itu belum diganti. Takutnya kotor dan kamu gatal-gatal,” jelas Rocky.

Mendengar penjelasan Rocky, membuat Nabila merasa malu sendiri. Bisa-bisanya ia berpikir buruk tentang suami temannya itu.

“Em … aku minta maaf, Mas. Aku tidak bermaksud-”

“Tidak apa-apa, sebaiknya kamu segera ganti spreinya sebelum kamu tidur. Aku juga mau balik ke kamarku,” potong Rocky.

Nabila mengangguk, kemudian bergegas menutup pintu dan mengganti seprei dan sarung bantal itu.

Setelah semua diganti, barulah Nabila bisa tidur. Akibat lelah setelah berjalan kaki cukup jauh, membuatnya dengan gampang terlelap tidur.

Keesokan paginya, dari arah dapur terdengar suara alat penggorengan saling beradu. Nabila yang baru saja bangun, lekas ia mengambil handuk untuk mandi. Hari ini, Nabila berniat keluar untuk mencari pekerjaan.

“Nadya, maaf aku baru bangun. Aku juga mau numpang mandi,” ucap Nabila merasa tidak enak.

“Nggak apa-apa, Nabila. Aku ngerti, kamu pasti lelah setelah berjalan kaki semalam ke sini. Sudah santai saja kali, kayak sama siapa saja. Oh iya, kamar mandinya ada di sana, di kamar tamu memang tidak ada kamar mandi di dalam,” sahut Nadya, yang tengah sibuk membuat nasi goreng.

Nabila mengangguk, lantas ia segera masuk ke kamar mandi yang ditunjuk Nadya. Kamar mandi itu berada dekat dengan dapur.

Di bawah guyuran air dingin, Nabila terisak saat teringat akan Amira dan Arsya. Secepat itu Tuhan mengambil mereka dari sisi Nabila. Amira yang telah tiada di dunia ini, dan Arsya yang telah berkhianat dengan Weni. Sakit, memang terasa sangat sakit. Namun, Nabila mencoba untuk tetap bersabar dalam situasi yang kini tengah ia hadapi. Hidup harus terus berjalan, Nabila harus bisa membuang jauh bayang-bayang pengkhianatan suami dan keluarganya itu.

Selesai mandi, Nabila bergegas keluar dengan pakaian yang telah diganti.

“Nabila, ayok sarapan!” ajak Nadya, saat Nabila melewati ruang makan. Tampak Nadya telah berpenampilan rapi.

“Iya, terima kasih, Nadya,” sahut Nabila.

Di meja makan itu, Nabila yang baru saja bergabung, melihat Nadya telah menyelesaikan sarapannya. Tampaknya ia sangat buru-buru hendak pergi.

“Em … Nabila, maaf aku sudah selesai sarapannya. Aku harus cepat pergi kerja, banyak yang harus aku kerjakan di kantor. Kamu sarapannya yang banyak. Mas, kamu temani Nabila makan, ya. Aku berangkat dulu. Bye, Sayang, bye Nabila!” pamit Nadya.

Nabila mengangguk, ia baru tahu jika Nadya bekerja. Padahal dirinya telah menikah. Namun, anehnya suaminya tampak masih memakai baju santai.

Nabila meneruskan sarapannya. Sampai ia sadar, jika sedari tadi Rocky tengah memperhatikannya.

“Kamu yang sabar, ya, lelaki macam Arsya memang tidak pantas mendapatkan wanita seperti kamu. Kamu baik dan cantik, kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari pada dia,” ujar Rocky tiba-tiba. Membuka obrolan untuk memecah keheningan di antara mereka.

Nabila terdiam, tersenyum getir saat mendengar ucapan Rocky. Kemudian mengangguk kecil sebagai jawaban. Lantas ia kembali melanjutkan sarapannya.

“Kamu mau cari kerja, kan hari ini?” tanya Rocky.

“Iya, Mas. Rencananya aku mau cari kerja,” jawab Nabila.

Rocky tersenyum, kemudian menyudahi sarapannya.

“Biar aku yang antar kamu cari kerjaan,” ujar Rocky.

Nabila menautkan kedua alisnya, merasa aneh dengan sikap Rocky. Istrinya dibiarkan berangkat seorang diri. Namun, Rocky malah menawarkan diri untuk mengantar Nabila. Tentu saja, Nabila tidak enak akan hal itu.

“Em … maaf, Mas Rocky. Bukan aku menolak niat baik Mas. Tapi, aku bisa sendiri, kok. Tidak perlu repot-repot, hari ini sepertinya aku bakalan lama di luar. Terima kasih atas kebaikan Mas, tapi beneran aku bisa sendiri,” ucap Nabila menolak, kemudian dengan cepat beranjak dari kursi, dan membereskan piring-piring kotor. Mata Rocky pun terus menerus menatap ke arah Nabila.

Nabila yang tengah mencuci piring, segera mempercepat mencuci piringnya. Lantas ia segera bersiap diri untuk segera pergi mencari kerja. Ia tidak ingin berlama-lama tinggal di rumah Nadya. Nabila merasa tidak enak terhadap Nadya. Maka, Nabila harus bisa mendapatkan pekerjaan secepat mungkin supaya ia mendapatkan uang dan mencari kontrakan untuk ia tinggali.

Nabila mulai keluar dari rumah Nadya. Kebetulan, rumah Nadya tak jauh dari jalan raya. Jadi, Nabila bisa langsung menunggu angkutan kota di depan halaman rumah Nadya.

Lama Nabila berdiri di pinggir jalan. Belum ada satu pun angkutan umum yang datang. Namun, tiba-tiba Nabila meringis kesakitan saat anggota tubuh penghasil asi miliknya terasa sakit. Asi yang begitu subur membuatnya tersiksa.

Nabila terpaksa harus kembali ke rumah Nadia,  bermaksud untuk mengambil pumping yang tidak sengaja ia tinggalkan di kamar.

Nabila berjalan masuk ke dalam rumah. Bergegas ia pergi ke arah kamar yang semalam ia tempati untuk mengambil pumping miliknya. Setelah ia membuang asinya, lantas ia segera kembali untuk menunggu angkutan kota.

Tak berselang lama, yang ditunggu-tunggu pun datang. Sebuah angkutan kota yang berhenti di hadapan Nabila.

Nabila pun segera masuk ke dalam mobil tersebut. Namun, Nabila terpaku di ambang pintu mobil, saat melihat seseorang berpenampilan rapi di dalam mobil tengah menatapnya dengan tersenyum.

Bab terkait

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 7 Mencari Pekerjaan

    “Hai, Mbak! Kenapa nggak masuk?” tanya Weni, ia berada di dalam angkutan kota itu.Nabila menghembuskan napas kasar, lalu segera menaiki angkutan kota itu. Walau pun ia merasa malas jika harus berhadapan lagi dengan Weni. Namun, tak ada pilihan lain. Nabila ingin cepat mencari pekerjaan dan tidak mau berlama-lama berdiam diri di rumah Nadya.Nabila duduk di seberang Weni. Penumpang dalam angkutan kota itu hanya ada mereka berdua saja. Jadi, Nabila sengaja duduk di seberang Weni karena tak ingin berdekatan dengan wanita yang telah merebut suaminya itu.“Mau ke mana, Mbak?” tanya Weni.“Bukan urusan kamu, kita sudah bukan siapa-siapa,” jawab Nabila.Weni yang sedari tadi menenteng rantang berisi makanan, tersenyum dan terus menatap Nabila.“Kenapa, Mbak? Masih sakit hati karena aku yang berhasil menjadi istri satu-satunya mas Arsya?” bisik Weni mendekatkan wajahnya ke arah Nabila.Nabila terbelalak, ia menatap tajam ke arah Weni.“Aku? sakit hati? Kamu merasa menang menjadi istri satu-s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 8 Isyarat

    Nabila menatap baju yang diberikan Terry. Kedua alisnya saling bertaut, kemudian menoleh ke arah Terry.“Maaf, Terry. Ini bajunya sepertinya kekecilan dan terlalu terbuka di badan aku. Adakah baju yang agak besar dan tertutup?” tanya Nabila.“Di sini tidak ada baju seperti yang kamu inginkan. Sudah, kamu tidak perlu banyak berpikir. Kamu pakai saja baju ini, ini baju sangat bagus. Apalagi kamu yang pakai, cocok dengan tubuh dan warna kulit kamu. Ayok cepat pakai bajunya. Jangan sampai membuat tamu kita menunggu lama dan kecewa,” jawab Terry.Nabila masih terdiam sambil menatap baju tersebut. Ia tidak pernah mengenakan baju yang sangat minim bahan seperti itu. Selain risih, ia berpikir mungkin jika dipakai akan terasa tidak nyaman.“Em … Terry, aku kan di sini mau jadi asisten rumah tangga. Yang aku tahu, asisten rumah tangga itu penampilannya bukan seperti ini,” ujar Nabila.Terry mendelik ke atas, ia sempat geleng-geleng kepala mendengar Nabila yang terus menerus berbicara.“Kamu pak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 9 Pekerjaan Haram

    Nabila terkejut setelah membaca surat dari Rena tersebut. Tak menyangka, jika ternyata dirinya dijebak oleh orang-orang jahat yang mau memanfaatkan kepolosannya. Pantas saja, pakaian yang diberikan Terry sangat minim bahan. Ternyata pekerjaan yang mereka berikan, adalah pekerjaan tidak baik.“Aku harus bisa keluar dari sini. Aku tidak mau menjadi budak penghasil uang untuk mereka.” Nabila menatap sekeliling kamar mandi itu.Hanya ada jendela jika Nabila ingin kabur dari kamar mandi itu. Namun, sayangnya jendela itu cukup tinggi untuk Nabila panjat.“Nabila, cepat! Kenapa lama sekali, sih?” Dari luar, Terry mengetuk pintu.“I-iya sebentar, perutku sakit!” Nabila menyalakan kran air untuk mengelabuhi Terry.Nabila berpikir keras untuk mencari cara supaya bisa pergi dari rumah itu. Entah bagaimana caranya, Nabila belum tahu. Nabila mulai panik, pikirannya tiba-tiba buntu.Beberapa kali, Terry lagi dan lagi mengetuk pintu. Membuat Nabila mau tidak mau harus membuka pintu. Nabila harus bis

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 10 Kabur

    “Ya Tuhan, aku kira nggak ada kamu di sini, Rena. Mereka … mereka lagi ngejar aku. Mereka tahu kalau aku mau kabur dari sini,” ujar Nabila.Rena yang tengah duduk di ruangan itu, dengan sigap memberikan air minum kepada Nabila.“Minum dulu, aku akan cari solusi supaya kamu bisa keluar dari sini,” sahut Rena.Nabila mengangguk, lantas menerima satu gelas berisi air putih tersebut. Setelah meneguk air putih itu hingga tak bersisa, Nabila mulai merasa sedikit tenang.“Pokoknya kamu harus tenang, aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu dan menjadikanmu budak penghasil uang untuk mereka,” imbuh Rena.Rena kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.“Kamu masuk ke dalam lemari itu, kamu akan aman ada di dalam sana,” tunjuk Rena.“Tapi-”“Sudah cepat masuk, mereka semakin mendekat.” Rena mendorong tubuh Nabila untuk masuk ke dalam lemari lalu menutupnya hingga rapat.Rena kemudian duduk santai sambil menyeruput satu gelas kopi di depan sebuah laptop.Pintu pun terbuka le

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 11 Pulang Bersama

    “Diam, kamu aman di sini,” bisik seseorang dari belakang Nabila.Nabila merasa familiar dengan suara itu, ia pun terdiam saat pria yang mengejarnya itu mencarinya di sekitaran tempat ia bersembunyi.“Sial, ke mana perginya dia?” ujar pria itu, kemudian pergi dan kembali memasuki mobilnya.Nabila bisa bernapas lega, ia kemudian membalikkan badannya ke belakang.“Mas Rocky,” gumam Nabila, saat melihat orang yang telah menyelamatkannya ternyata adalah suami temannya.“Iya, Nabila, ini aku. Syukurlah kamu tidak apa-apa dan aku menemukan kamu di saat waktu yang tepat. Kenapa kamu bisa di kejar-kejar orang itu? Apakah kamu ada masalah dengannya? Dan ini ….” Rocky menatap Nabila dari atas hingga ke bawah. Membuat Nabila risih karena penampilannya yang terbuka.“Em … aku dijebak sama orang yang memanfaatkanku yang sedang kebingungan mencari pekerjaan. Tapi aku berhasil lolos, ngomong-ngomong, terima kasih Mas Rocky sudah mau menolong aku. Aku mau pulang,” sahut Nabila.“Syukurlah kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 1 Pilih Kasih

    “Mas, uang kita yang dua ratus ribu mana?” “Tadi dipinjam sama ibu.”“Amira panas, Mas. Panasnya sangat tinggi. Kenapa kamu kasih? Mas, tolong minta lagi uang itu sama ibu. Kita harus membawa Amira ke dokter. Aku takut terjadi apa-apa sama anak kita. Kita tidak punya uang lagi selain uang itu.”Arsya yang tengah meminum kopi, segera berdiri dan mendekati Nabila, istrinya yang tengah menggendong Amira, putri mereka yang baru berusia 2 bulan.“Hanya demam biasa, coba kamu kompres saja Amira, nanti juga dia bakalan sembuh,” imbuh Arsya.Nabila menggeleng pelan, jelas Amira membutuhkan penanganan dokter. Suhu tubuh Amira sudah berada di atas normal. Membuat Nabila bersikeras ingin membawanya ke dokter.“Tidak, Mas, Amira butuh pertolongan dokter. Kita tidak bisa membiarkannya seperti ini. Pokoknya kamu minta lagi uang itu dari ibu. Aku tidak mau tahu, Amira harus dibawa ke dokter,” sahut Nabila.Arsya kemudian pergi ke dapur, kemudian kembali dengan membawa rantang berisi air dan juga ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 2 Ulang Tahun

    “Ada apa ini?” tanya Nabila, saat melihat banyak orang tengah makan-makan.Ada banyak makanan siap saji di rumah itu. Ada juga kue ulang tahun yang tidak terlalu besar berada di atas meja.“Eh, Mbak Nabila sudah pulang. Ini ada teman-teman aku datang ngucapin selamat karena aku ulang tahun. Aku saja baru ingat kalau hari ini aku ulang tahun. Jadi, tidak ada persiapan sama sekali untuk menjamu mereka. Jadi Mas Arsya dan ibu membeli semua makanan siap saji ini,” jawab Weni.Nabila terbelalak, ia heran atas sikap Arsya. Yang katanya keuangan sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia masih bisa membeli makanan banyak untuk menjamu teman-teman Weni.“Mana mas Arsya dan ibu?” tanya Nabila, ia tampak menahan emosi yang hampir meledak.“Ibu ada di belakang dan mas Arsya sepertinya ada di kamarnya,” jawab Weni.Nabila kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.Brak!Nabila membanting pintu kamarnya, membuat semua tamu Weni terkejut. Bahkan bu Retno pun yang berada di belakang, mendengarnya dan berl

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 3 Ditinggal

    “Ada apa, Bu? Kenapa Ibu nangis?” tanya Arsya.Bu Retno menunjuk-nunjuk kamar Weni. Kemudian menarik tangan Arsya, membawanya masuk ke dalam kamar Weni.Nabila begitu bingung, apa sebenarnya yang terjadi? Lantas ia pun segera mengikuti mereka masuk ke dalam kamar Weni. Terlihat pula Weni tengah sibuk menggendong Bella.“Bella nangis terus, Arsya. Suhu tubuhnya sampai panas begini. Ayok kita bawa dia ke dokter. Ibu takut terjadi apa-apa dengan Bella. Sudah cukup Ibu kehilangan Arka, Ibu tidak ingin kehilangan Bella juga,” ajak bu Retno.Nabila menatap tajam ke arah bu Retno. Melihatnya begitu khawatir terhadap Bella. Sedangkan kepada Amira, bu Retno seakan tutup mata hingga akhirnya Amira menghembuskan napas terakhir.Nabila tidak mempermasalahkan Bella untuk dibawa ke dokter. Nabila juga menyayangi Bella. Namun, sikap mereka yang pilih kasih, membuatnya sakit hati. Semuanya untuk Weni dan Bella. Hingga nafkah Arsya yang seharusnya sepenuhnya menjadi miliknya, Nabila harus membaginya k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 11 Pulang Bersama

    “Diam, kamu aman di sini,” bisik seseorang dari belakang Nabila.Nabila merasa familiar dengan suara itu, ia pun terdiam saat pria yang mengejarnya itu mencarinya di sekitaran tempat ia bersembunyi.“Sial, ke mana perginya dia?” ujar pria itu, kemudian pergi dan kembali memasuki mobilnya.Nabila bisa bernapas lega, ia kemudian membalikkan badannya ke belakang.“Mas Rocky,” gumam Nabila, saat melihat orang yang telah menyelamatkannya ternyata adalah suami temannya.“Iya, Nabila, ini aku. Syukurlah kamu tidak apa-apa dan aku menemukan kamu di saat waktu yang tepat. Kenapa kamu bisa di kejar-kejar orang itu? Apakah kamu ada masalah dengannya? Dan ini ….” Rocky menatap Nabila dari atas hingga ke bawah. Membuat Nabila risih karena penampilannya yang terbuka.“Em … aku dijebak sama orang yang memanfaatkanku yang sedang kebingungan mencari pekerjaan. Tapi aku berhasil lolos, ngomong-ngomong, terima kasih Mas Rocky sudah mau menolong aku. Aku mau pulang,” sahut Nabila.“Syukurlah kalau begitu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 10 Kabur

    “Ya Tuhan, aku kira nggak ada kamu di sini, Rena. Mereka … mereka lagi ngejar aku. Mereka tahu kalau aku mau kabur dari sini,” ujar Nabila.Rena yang tengah duduk di ruangan itu, dengan sigap memberikan air minum kepada Nabila.“Minum dulu, aku akan cari solusi supaya kamu bisa keluar dari sini,” sahut Rena.Nabila mengangguk, lantas menerima satu gelas berisi air putih tersebut. Setelah meneguk air putih itu hingga tak bersisa, Nabila mulai merasa sedikit tenang.“Pokoknya kamu harus tenang, aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu dan menjadikanmu budak penghasil uang untuk mereka,” imbuh Rena.Rena kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.“Kamu masuk ke dalam lemari itu, kamu akan aman ada di dalam sana,” tunjuk Rena.“Tapi-”“Sudah cepat masuk, mereka semakin mendekat.” Rena mendorong tubuh Nabila untuk masuk ke dalam lemari lalu menutupnya hingga rapat.Rena kemudian duduk santai sambil menyeruput satu gelas kopi di depan sebuah laptop.Pintu pun terbuka le

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 9 Pekerjaan Haram

    Nabila terkejut setelah membaca surat dari Rena tersebut. Tak menyangka, jika ternyata dirinya dijebak oleh orang-orang jahat yang mau memanfaatkan kepolosannya. Pantas saja, pakaian yang diberikan Terry sangat minim bahan. Ternyata pekerjaan yang mereka berikan, adalah pekerjaan tidak baik.“Aku harus bisa keluar dari sini. Aku tidak mau menjadi budak penghasil uang untuk mereka.” Nabila menatap sekeliling kamar mandi itu.Hanya ada jendela jika Nabila ingin kabur dari kamar mandi itu. Namun, sayangnya jendela itu cukup tinggi untuk Nabila panjat.“Nabila, cepat! Kenapa lama sekali, sih?” Dari luar, Terry mengetuk pintu.“I-iya sebentar, perutku sakit!” Nabila menyalakan kran air untuk mengelabuhi Terry.Nabila berpikir keras untuk mencari cara supaya bisa pergi dari rumah itu. Entah bagaimana caranya, Nabila belum tahu. Nabila mulai panik, pikirannya tiba-tiba buntu.Beberapa kali, Terry lagi dan lagi mengetuk pintu. Membuat Nabila mau tidak mau harus membuka pintu. Nabila harus bis

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 8 Isyarat

    Nabila menatap baju yang diberikan Terry. Kedua alisnya saling bertaut, kemudian menoleh ke arah Terry.“Maaf, Terry. Ini bajunya sepertinya kekecilan dan terlalu terbuka di badan aku. Adakah baju yang agak besar dan tertutup?” tanya Nabila.“Di sini tidak ada baju seperti yang kamu inginkan. Sudah, kamu tidak perlu banyak berpikir. Kamu pakai saja baju ini, ini baju sangat bagus. Apalagi kamu yang pakai, cocok dengan tubuh dan warna kulit kamu. Ayok cepat pakai bajunya. Jangan sampai membuat tamu kita menunggu lama dan kecewa,” jawab Terry.Nabila masih terdiam sambil menatap baju tersebut. Ia tidak pernah mengenakan baju yang sangat minim bahan seperti itu. Selain risih, ia berpikir mungkin jika dipakai akan terasa tidak nyaman.“Em … Terry, aku kan di sini mau jadi asisten rumah tangga. Yang aku tahu, asisten rumah tangga itu penampilannya bukan seperti ini,” ujar Nabila.Terry mendelik ke atas, ia sempat geleng-geleng kepala mendengar Nabila yang terus menerus berbicara.“Kamu pak

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 7 Mencari Pekerjaan

    “Hai, Mbak! Kenapa nggak masuk?” tanya Weni, ia berada di dalam angkutan kota itu.Nabila menghembuskan napas kasar, lalu segera menaiki angkutan kota itu. Walau pun ia merasa malas jika harus berhadapan lagi dengan Weni. Namun, tak ada pilihan lain. Nabila ingin cepat mencari pekerjaan dan tidak mau berlama-lama berdiam diri di rumah Nadya.Nabila duduk di seberang Weni. Penumpang dalam angkutan kota itu hanya ada mereka berdua saja. Jadi, Nabila sengaja duduk di seberang Weni karena tak ingin berdekatan dengan wanita yang telah merebut suaminya itu.“Mau ke mana, Mbak?” tanya Weni.“Bukan urusan kamu, kita sudah bukan siapa-siapa,” jawab Nabila.Weni yang sedari tadi menenteng rantang berisi makanan, tersenyum dan terus menatap Nabila.“Kenapa, Mbak? Masih sakit hati karena aku yang berhasil menjadi istri satu-satunya mas Arsya?” bisik Weni mendekatkan wajahnya ke arah Nabila.Nabila terbelalak, ia menatap tajam ke arah Weni.“Aku? sakit hati? Kamu merasa menang menjadi istri satu-s

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 6 Tidak Enak

    “Mas Rocky mau apa?” tanya Nabila, ia berdiri di ambang pintu, menatap Rocky yang masuk ke dalam kamarnya.Rocky menatap Nabila dengan sebelah alis yang terangkat. Ia kemudian menyimpan satu buah tas bedcover dan menyimpannya di atas tempat tidur.“Maaf, Nabila, jangan salah paham dulu. Aku ke sini cuma mau memberikan ini sama kamu, Nadya yang nyuruh. Nadya sangat mengantuk jadi dia nyuruh aku,” jawab Rocky.Nabila terdiam. Namun, ia kemudian menganggukkan kepala, setelah melihat Rocky membawakan sprei, selimut dan sarung bantal untuknya.“Aku disuruh Nadya supaya memberikan sprei, sarung bantal dan selimut ini sama kamu, karena sprei, selimut dan bantal yang itu belum diganti. Takutnya kotor dan kamu gatal-gatal,” jelas Rocky.Mendengar penjelasan Rocky, membuat Nabila merasa malu sendiri. Bisa-bisanya ia berpikir buruk tentang suami temannya itu.“Em … aku minta maaf, Mas. Aku tidak bermaksud-”“Tidak apa-apa, sebaiknya kamu segera ganti spreinya sebelum kamu tidur. Aku juga mau bal

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 5 Bulan Madu

    Nabila yang penasaran, menempelkan sebelah telinganya pada daun pintu. Matanya terbelalak, napasnya tiba-tiba memburu.Nabila sangat hafal dengan suara itu. Jelas itu suara Weni. Namun, yang membuat Nabila tak habis pikir, suara pria yang ada di dalam kamar itu, sama persis dengan suara Arsya.Semakin didengarkan, semakin yakin Nabila dengan kecurigaannya. Nabila ingin melihat sendiri apakah kecurigaannya benar? Jika iya, sangat keterlaluan mereka.Nabila memutar pelan kenop pintu itu. Namun, sayangnya pintu dikunci dari dalam.Semakin jelas terdengar suara rintihan itu. Semakin sesak dada Nabila. Mereka begitu menikmati apa yang mereka lakukan. Sebagai wanita dewasa yang telah menikah, tentu Nabila mengerti apa yang mereka lakukan saat ini.Nabila melangkah mundur, dengan kepala menggeleng pelan. Matanya mulai berkaca-kaca, kemudian luruh membasahi pipi. Langkah mundurnya berhenti, saat matanya menangkap suatu benda di sudut ruangan itu.Nabila mendekati meja bundar kecil tempat meny

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 4 Permintaan Mertua

    Nabila yang baru saja sampai di depan pintu kamar, harus mendengar ucapan yang begitu menyakitkan dari mulut mertuanya.Nabila membuka pintu itu cukup kencang, membuat mereka terkejut dan menatap tajam ke arahnya.“Nabila, kebiasaan sekali kamu, ya. Kalau buka pintu itu pelan-pelan. Untung Bella tidak terbangun gara-gara kamu,” ujar bu Retno terlihat kesal.Nabila bergegas masuk ke dalam kamar. Ia mendekati mereka dengan perasaan sakit hati.“Apa maksud Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni? Apa Ibu kurang puas menyakitiku?” tanya Nabila.Bu Retno gelagapan begitu juga dengan Arsya. Sementara Weni, ia hanya terdiam di dekat ranjang anaknya.“Kamu ngomong apa, sih, nggak jelas sekali?” sanggah bu Retno.“Aku tidak tuli, Bu. Aku dengar semuanya, Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni. Kenapa, Bu? Kenapa Ibu tega menyakitiku?” tanya Nabila.“Ibu hanya ingin menjalankan amanah saja. Mereka itu peninggalan Arka. Arka ingin kita membahagiakan mereka. Dengan cara menikahi Weni, mungkin Be

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 3 Ditinggal

    “Ada apa, Bu? Kenapa Ibu nangis?” tanya Arsya.Bu Retno menunjuk-nunjuk kamar Weni. Kemudian menarik tangan Arsya, membawanya masuk ke dalam kamar Weni.Nabila begitu bingung, apa sebenarnya yang terjadi? Lantas ia pun segera mengikuti mereka masuk ke dalam kamar Weni. Terlihat pula Weni tengah sibuk menggendong Bella.“Bella nangis terus, Arsya. Suhu tubuhnya sampai panas begini. Ayok kita bawa dia ke dokter. Ibu takut terjadi apa-apa dengan Bella. Sudah cukup Ibu kehilangan Arka, Ibu tidak ingin kehilangan Bella juga,” ajak bu Retno.Nabila menatap tajam ke arah bu Retno. Melihatnya begitu khawatir terhadap Bella. Sedangkan kepada Amira, bu Retno seakan tutup mata hingga akhirnya Amira menghembuskan napas terakhir.Nabila tidak mempermasalahkan Bella untuk dibawa ke dokter. Nabila juga menyayangi Bella. Namun, sikap mereka yang pilih kasih, membuatnya sakit hati. Semuanya untuk Weni dan Bella. Hingga nafkah Arsya yang seharusnya sepenuhnya menjadi miliknya, Nabila harus membaginya k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status