Share

Bab 10 Kabur

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 09:41:51

“Ya Tuhan, aku kira nggak ada kamu di sini, Rena. Mereka … mereka lagi ngejar aku. Mereka tahu kalau aku mau kabur dari sini,” ujar Nabila.

Rena yang tengah duduk di ruangan itu, dengan sigap memberikan air minum kepada Nabila.

“Minum dulu, aku akan cari solusi supaya kamu bisa keluar dari sini,” sahut Rena.

Nabila mengangguk, lantas menerima satu gelas berisi air putih tersebut. Setelah meneguk air putih itu hingga tak bersisa, Nabila mulai merasa sedikit tenang.

“Pokoknya kamu harus tenang, aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu dan menjadikanmu budak penghasil uang untuk mereka,” imbuh Rena.

Rena kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

“Kamu masuk ke dalam lemari itu, kamu akan aman ada di dalam sana,” tunjuk Rena.

“Tapi-”

“Sudah cepat masuk, mereka semakin mendekat.” Rena mendorong tubuh Nabila untuk masuk ke dalam lemari lalu menutupnya hingga rapat.

Rena kemudian duduk santai sambil menyeruput satu gelas kopi di depan sebuah laptop.

Pintu pun terbuka le
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 11 Pulang Bersama

    “Diam, kamu aman di sini,” bisik seseorang dari belakang Nabila.Nabila merasa familiar dengan suara itu, ia pun terdiam saat pria yang mengejarnya itu mencarinya di sekitaran tempat ia bersembunyi.“Sial, ke mana perginya dia?” ujar pria itu, kemudian pergi dan kembali memasuki mobilnya.Nabila bisa bernapas lega, ia kemudian membalikkan badannya ke belakang.“Mas Rocky,” gumam Nabila, saat melihat orang yang telah menyelamatkannya ternyata adalah suami temannya.“Iya, Nabila, ini aku. Syukurlah kamu tidak apa-apa dan aku menemukan kamu di saat waktu yang tepat. Kenapa kamu bisa di kejar-kejar orang itu? Apakah kamu ada masalah dengannya? Dan ini ….” Rocky menatap Nabila dari atas hingga ke bawah. Membuat Nabila risih karena penampilannya yang terbuka.“Em … aku dijebak sama orang yang memanfaatkanku yang sedang kebingungan mencari pekerjaan. Tapi aku berhasil lolos, ngomong-ngomong, terima kasih Mas Rocky sudah mau menolong aku. Aku mau pulang,” sahut Nabila.“Syukurlah kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 12 Berpamitan

    “Ya Tuhan, Mas Rocky ngapain di sini?” tanya Nabila, refleks ia menjauh dari Rocky.“Em … maaf, Nabila. Aku hanya ingin mengobrol saja sama kamu. Nadya belum pulang, jadi aku kesepian,” jawab Rocky.Nabila mengernyitkan dahinya, merasa aneh dengan gelagat Rocky.Perlahan, Rocky mendekat ke arah Nabila. Membuat Nabila merasa risih dan takut.“Maaf, Mas. Sebaiknya Mas keluar dari sini. Ini sudah malam, dan ini juga tidak pantas walau pun hanya ngobrol. Tolong hormati aku sebagai teman Nadya. Aku tidak ingin Nadya salah paham atas sikap Mas ini. Aku harap Mas paham maksud aku,” imbuh Nabila.Rocky duduk di pinggiran tempat tidur. Membuat Nabila lagi dan lagi merasa tidak nyaman akan hal itu.“Padahal, aku hanya ingin ngobrol saja sama kamu, Nabila. Ini masalah aku dan Nadya. Kamu tahu? Aku merasa rumah tanggaku bersama Nadya terasa hambar. Nadya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan aku, tiap hari harus menunggu kepulangannya sampai malam. Kami jarang sekali ada waktu untuk bersam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 13 Setitik Harapan

    “Kamu tidak bisa pergi dari sini, Nabila!”Nabila terbelalak, kemudian ia menoleh ke arah Rocky.“Kenapa? Apa hakmu melarangku pergi? Maaf, Mas, aku tidak bisa berlama-lama tinggal di sini. Aku sangat menghargai Nadya. Aku tidak ingin dia kecewa, walau pun sebenarnya dia hanya salah paham. Aku pergi!” Nabila kemudian keluar sambil membawa tas berisi pakaiannya.Nabila menaiki ojek online yang telah ia pesan tadi, meminta tukang ojek tersebut melajukan motornya dengan cepat ke alamat kantor yang semalam tertera di ponsel, yang tengah membuka lowongan pekerjaan.Sampai di depan gedung besar bertingkat. Nabila turun dari motor, kemudian membayarnya. Nabila menatap bangunan megah dan tinggi itu dengan takjub. Di sana, banyak lalu lalang karyawan yang tengah sibuk dengan aktivitas mereka di kantor itu.“Maaf, Mbak sedang apa dan ada keperluan apa?” tanya seorang satpam yang menghampiri Nabila.“Saya ke sini karena mendapat info bahwa di sini sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai cleani

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 14 Berubah Tenang

    “Mbak hanya perlu mengurus seorang bayi, dan menjadi ibu susu untuknya,” jawab satpam.Nabila terkejut, merasa bingung dengan pekerjaan yang ditawarkan.“Bagaimana, Mbak? Apakah Mbak bersedia? Mbak jangan khawatir, bayaran yang ditawarkan cukup menggiurkan. Mbak kan tadi bilang sedang mencari pekerjaan sambil mencari kontrakan. Nah … saya rasa pekerjaan ini cocok buat Mbak. Mbak mendapatkan pekerjaan, Mbak juga mendapatkan tempat tinggal gratis. Bagaimana, Mbak?” tanya satpam.Nabila masih terdiam, ia menimbang-nimbang apakah harus menerimanya atau tidak? Memang, saat ini Nabila sangat membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal. Nabila tidak mau kembali ke rumah Nadya. Selain tidak enak terhadap Nadya, ia juga merasa risih dengan perlakuan Rocky terhadapnya.“Maaf, Mbak. Mbak boleh pikir-pikir dulu dan meminta izin kepada suami Mbak. Jika Mbak mau, Mbak juga bisa membawa serta merta suami dan anak Mbak untuk tinggal di rumah pak Gala. Sekalian suami Mbak juga siapa tahu dapat pekerjaan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 15 Menyebalkan

    “Itu dia Nabila, Pak. Pengasuh baru sekaligus ibu susu untuk anak Bapak!” seru bu Sani.Nabila berdiri, menatap pria yang tengah berdiri dengan bu Sani. Sementara pria itu menatap Nabila dengan sebelah alis terangkat.“Kamu! Kenapa kamu ada di sini?” tanya Nabila.“Ehem … Nabila, ini Pak Gala, majikan kamu, ayahnya Sandi. Sekaligus pemilik rumah ini,” ujar bu Sani menjelaskan.Nabila terbelalak dengan mulut sedikit terbuka. Seketika perasaan Nabila menjadi campur aduk. Marah, malu dan juga kesal bercampur menjadi satu saat melihat pria yang pernah ia tampar ternyata adalah Gala, majikannya.“Ternyata dunia begitu sempit, ya. Oh iya, Bu Sani. Di dunia ini ternyata ada satu wanita yang berani menampar saya, dan tadi di kantor saya sendiri, saya dicemooh oleh wanita yang sama,” imbuh Gala sambil melirik tajam ke arah Nabila.Nabila menunduk, ia merasa tidak enak. Ia tahu, ucapan itu memang tertuju pada dirinya.“Oh ya, Pak? Kok berani-beraninya orang itu. Padahal Bapak ini orang yang san

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 16 Keluar

    Setelah membaca pesan tersebut, Nabila kemudian membalas pesan itu.“Sangat tidak terduga, kemarin pagi aku ketemu sampah. Eh … pagi ini tongnya tiba-tiba kirim pesan. Memang susah, ya, pernah kenal dengan orang yang doyan sampah. Sudah, ya, aku tidak ada waktu untuk meladeni tong sampah.” (send).Setelah pesan terkirim dan dibaca, Nabila pun memblokir nomor Weni. Nabila memasukkan ponselnya ke dalam saku baju yang ia kenakan.Setelah Sandi terbangun, bergegas Nabila segera memandikan bayi itu. Setelah Sandi selesai dimandikan, disusui dan tertidur lelap, Nabila kemudian pergi ke dapur untuk sarapan bersama dengan para pekerja yang lain.Baru saja Nabila hendak memasukkan suapan pertama makanan itu ke dalam mulutnya. Dari ruang keluarga, Gala berteriak memanggil Nabila.“Nabila!”Nabila urung memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Lalu kembali menyimpan makanan itu di meja. Kemudian ia berlari menemui Gala.“Iya, Pak. Bapak manggil saya?” tanya Nabila.“Kucing!” jawab Gala singkat.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 17 Memaafkan

    Kaca jendela mobil itu diturunkan, terdengar suara bayi menangis begitu kencang.“Masuk!” ucap Gala, sambil menurunkan kaca jendela mobilnya.Nabila terdiam mematung sambil menatap Gala yang menyuruhnya masuk. Bukankah Gala sudah memecatnya?“Kenapa diam? Cepat masuk!” seru Gala.Nabila mengangguk, lantas ia segera membuka pintu mobil itu kemudian masuk. Nabila kembali menggendong Sandi yang terus menangis.“Pak, bisakah Bapak keluar sebentar. Saya mau memberikan asi untuk Sandi,” pinta Nabila.Gala mengangguk kemudian keluar dari mobil. Nabila dengan cepat memberikan asi untuk Sandi. Tampaknya Sandi sangat kehausan, sehingga bayi itu begitu lahap meminum asi Nabila.Setelah Sandi tenang dan kembali tertidur. Gala kembali masuk ke dalam mobil dan memasang kembali seat belt. Sementara Nabila, ia kembali keluar dari dalam mobil dan hendak kembali menaruh Sandi di atas jok mobil.“Mau ke mana kamu? Kembali masuk!” titah Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, ia berdiri di ambang pintu mobil

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 18 Surat Cerai

    Setelah menutup telepon tersebut, Nabila kemudian menoleh ke arah Gala.“Pak, saya minta izin mau pergi ke tetangga mendiang ayahku. Ada sesuatu yang penting yang dititipkan kepadanya buatku,” ujar Nabila.“Sekarang?” tanya Gala, yang disambut oleh anggukan Nabila.“Biar saya antar, kamu tinggal tunjukkan saja di mana alamatnya,” imbuh Gala.Nabila mengangguk, ia pun segera menyebutkan alamat yang akan mereka tuju.Sesampainya di depan rumah bu Lili. Nabila dan Gala turun dari dalam mobil. Namun, sebelum Nabila bertamu ke rumah bu Lili, Nabila menatap rumah mendiang ayahnya yang telah diambil alih oleh Laksmi. Belum ada kejelasan yang tertulis atas pengakuan Laksmi, jika ayah Nabila memiliki riwayat hutang kepadanya. Pernah suatu hari, Nabila menolak saat rumah itu akan diambil alih sebagai pelunasan hutang tanpa adanya bukti hutang piutang. Namun, Laksmi yang serakah tetap memaksa hingga akhirnya Nabila melepaskan rumah itu begitu saja karena berbagai ancaman dari Laksmi yang terlont

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 60 Pusing

    “Mas-mas, ke sini!” Nadin memanggil salah satu pelayan catering yang kebetulan lewat di hadapannya.“Iya, ada apa, Mbak?” tanya pelayan catering itu, setelah menghampiri Nadin.Nadin kemudian membisikkan sesuatu di telinga pelayan catering itu. Lantas memberikan sejumlah uang kepadanya.“Wah … siap, Mbak. Terima kasih banyak telah mempercayakan kepada saya. Kalau begitu, akan saya laksanakan sekarang,” ucap pelayan catering, kemudian membawa dua gelas minuman ke arah Gala dan Nabila.Dari kejauhan, Nadin memantau Gala dan Nabila yang menerima minuman itu.“Huh, sebentar lagi, Nabila. Sebentar lagi kamu akan merasakan akibatnya. Dan mas Gala, akan membenci kamu!” seru Nadin.Nadin kemudian melangkahkan kakinya hendak pergi dari tempat itu. Namun, karena sebelah hak sepatunya yang patah, membuatnya nyaris terjatuh.“Aaa!”Beruntung seseorang berhasil menahan tubuh Nadin. Sehingga Nadin tak jadi jatuh.“Kak Ello ya ampun, terima kasih banyak sudah menolongku. Aku nggak tahu kalau misal n

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 59 Menghargai

    Nabila menatap kue itu di lantai, lantas mengangkat wajahnya menatap Nadin yang berdiri di hadapannya.“Mbak Nadin,” batin Nabila.“Enak makanannya?” tanya Nadin.“Kenapa Mbak Nadin melempar makanan saya?” tanya Nabila balik.“Kenapa? Mau marah? Asal kamu ingat ya, Nabila. Kamu harus sadar sama batasan kamu di sini. Tidak usah tebar pesona seperti tadi. Untuk apa? Untuk mencari perhatian banyak orang? Khususnya mas Gala?” tanya Nadin.Nabila menggelengkan kepalanya pelan. Menepis tuduhan yang dilontarkan Nadin.“Maaf, Mbak Nadin. Saya tidak ada niat tebar pesona. Saya hanya menjalankan tugas. Saya di sini hanya bekerja, tidak lebih,” ucap Nabila berusaha menyangkal.Nadin melipat kedua tangannya di depan dada. Mendelikkan matanya ke atas, seakan tidak menghiraukan ucapan Nabila yang berusaha membela diri.“Dengan penampilan seperti itu, apakah saya harus percaya kalau kamu tidak tebar pesona? Tapi … tunggu-tunggu, saya sepertinya kenal dengan baju yang kamu pakai ini. Coba kamu berdir

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 58 Terpesona

    “Oma, aku malu. Aku nggak biasa dandan seperti ini,” ujar Nabila.“Kenapa mesti malu? Kamu cantik, Oma juga pangling lihat kamu. Pokoknya, mereka semua yang menertawakan kamu, harus bungkam saat melihat kecantikan kamu,” sahut Oma Nira.Saat melangkahkan kaki ke halaman tempat diadakannya acara pesta pertunangan, di saat yang bersamaan, keluarga calon tunangan Ello pun datang.Keluarga Ello menyambut kedatangan Angel, wanita yang sebentar lagi akan menjadi tunangan Ello.“Oma, apakah itu tunangan Pak Ello? Cantik, ya orangnya!” tunjuk Nabila merasa takjub.“Ah, iya … ternyata Angel sudah datang. Ayok, Nabila, sebaiknya kita ke sana. Oma mau bergabung dengan keluarga Oma. Kamu juga bergabung dengan pekerja yang lain,” sahut oma Nira.Nabila mengangguk, lantas wanita berbeda usia itu kemudian melangkahkan kakinya hendak menyambut kedatangan keluarga Angel.“Eh, lihat! Bukankah itu wanita yang memakai baju bolong tadi?” bisik salah satu tamu undangan.“Ternyata dia cantik, ya.”“Iya, pen

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 57 Dipermalukan

    Suara tawa Weni yang lantang, membuat para tamu undangan yang lain, kompak tertawa lepas. Yang tadinya mereka menahan tawa karena tidak enak, kini mereka bebas tertawa lepas melihat penampilan Nabila.“Mbok Min, apakah ada yang salah dengan bajuku?” tanya Nabila.Mbok Min lantas memutar tubuh Nabila. Mbok Min terbelalak, saat melihat baju bagian belakang yang Nabila kenakan, terdapat lubang sebesar bulatan lubang gelas.“Nabila, baju kamu bolong di bagian belakang. Pantas saja mereka seperti menahan tawa. Ternyata ada yang salah sama baju kamu,” bisik mbok Min.Nabila merasa malu, lantas meminta mbok Min untuk membantu menutupi bagian belakangnya. Namun, beruntung Nabila mengenakan celana legging. Akan tetapi walau pun begitu, tetap saja Nabila merasa malu.Wajah Nabila berubah merah menahan malu. Sandi yang tengah anteng pun, merasa terganggu atas riuh ramainya orang-orang tertawa lepas.“Mbak, sayang sekali, ya. Sepertinya itu baju bekas. Kamu memang cocok memakai baju itu,” celetuk

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 56 Acara Pertunangan

    Di dalam kamar, Nabila yang penasaran dengan kotak hadiah pemberian Gala, segera membukanya.“Wah … cantik sekali,” gumam Nabila setelah kotak itu terbuka.Di dalam kotak itu, terdapat sebuah jepitan rambut dan sebuah ikat rambut. Jepitan rambut itu begitu cantik dengan motif kupu-kupu yang terlihat sangat menarik.“Surat?”Di dalam kotak itu pula, tersimpan sebuah surat yang entah apa isinya. Lantas Nabila membuka surat itu, dan mulai membacanya.“Semoga kamu suka dengan hadiah kecil ini. Memang tidak seberapa dan tidak mahal, tapi saya harap kamu mau memakainya. Hadiah ini saya berikan, sebagai tanda permintaan maaf saya karena ucapan saya yang telah menyakiti hati kamu waktu itu. Mungkin hanya dengan ucapan minta maaf saja, itu tidak akan cukup. Dengan hadiah ini, saya mohon kamu mau memaafkan saya dengan sepenuh hati kamu. Saya juga ingat, ikat rambut kamu putus, kan? Biar tidak gerah dan mengganggu pekerjaanmu, pakailah.”Nabila melipat kembali surat itu. Tersenyum kecil atas sik

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 55 Mulai Tertarik

    “Ello!”Seseorang berteriak memanggil nama Ello dengan suara cukup kencang. Membuat perhatian Ello teralihkan.“Ello, kamu di mana?” panggil oma Nira dari ruang keluarga.Mendengar suara oma Nira memanggil nama Ello. Hal itu menjadi sebuah kesempatan untuk Nabila bisa terlepas dari jerat menakutkan Ello. Selagi perhatian Ello teralih pada oma Nira, dengan cepat Nabila mendorong tubuhnya dengan kencang. Membuat lelaki itu mundur beberapa langkah.Nabila berlari keluar dari kamar Sandi. Bergegas ia mendekati pintu, lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengunci rapat pintunya.“Shit! Kenapa oma ganggu saja, sih!” gerutu Ello, kemudian keluar dari dalam kamar Sandi.“Ya Tuhan, kenapa selalu seperti ini? Aku ingin hidupku tenang, ya Tuhan,” batin Nabila.Nabila kemudian duduk di pinggiran ranjang, menatap pantulan wajah yang terpampang dari depan cermin.“Apa yang menarik dariku sebenarnya? Aku jarang dandan, aku juga lupa kapan terakhir aku memakai make-up. Aku tidak menarik tapi kenapa pak E

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 54 Tersipu Malu

    Beberapa hari kemudian, oma Nira dan Nabila tengah duduk di ruang keluarga sambil melihat-lihat baju-baju berwarna senada untuk para pekerja. Rencananya, baju-baju itu akan dipakai di hari pertunangan Ello.“Bagus sekali ya, Nabila. Nanti kamu bagiin, ya, baju-baju ini kepada yang lain,” titah oma Nira.“Baik, Oma, nanti saya bagikan pada yang lain,” sahut Nabila sambil tersenyum ramah.Hari pertunangan akan dilaksanakan besok malam di rumah itu. Segala persiapan dimulai dari dekorasi, dan yang lain pun tengah dikerjakan dari mulai sekarang.Orang-orang di rumah itu tampak tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tak terkecuali Nabila, sembari menggendong Sandi, Nabila pun membantu oma Nira membagikan baju-baju itu untuk pekerja yang lain.“Mbok, ini baju buat kita-kita. Bagus ya, Mbok. Aku sangat menyukainya,” ujar Nabila sambil memberikan satu baju untuk mbok Min.Mbok Min menerimanya, lantas melihat baju itu dengan takjub.“Pasti harganya mahal ya, Bil. Memang, ya, keluarga ini

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 53 Memanfaatkan

    Setelah mengakhiri obrolannya di telepon, Nadin pun segera mengirimkan pesan kepada Erina.“Sepertinya ideku akan berhasil. Cukup akan membuat Nabila dipermalukan,” gumam Nadin.Nadin melirik ke arah jam dinding. Nadin kemudian duduk di depan cermin di dalam kamarnya. Nadin hendak melakukan perawatan pada wajahnya sebelum tidur.“Ya … krim malamnya tinggal sedikit lagi. Ish … nyebelin banget. Coba kalau masih ada kak Delima, pasti apa-apa lebih gampang. Jangankan skincare, beli tas saja gampang,” gumam Nadin, ia mengeluh dengan keadaannya sambil memegangi skincare miliknya yang hampir habis.Nadin kemudian meraih ponselnya yang baru saja ia letakkan di atas nakas. Lantas ia segera mengetikkan sesuatu pada pesan yang akan ia kirim kepada Erina.“Tante, aduh gimana, ya ngomongnya. Tiba-tiba kepala aku sakit, mau beli obat tapi aku nggak ada uang. Mama sama papa aku sedang nggak ada di rumah. Cuma aku sendirian di rumah. Mana ini sudah malam, lagi. Aku takut pas hari pertunangan kak Ello

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 52 Mengenali

    “Hei, saya sepertinya pernah melihat kamu,” ujar Faisal kepada Nabila.Nabila mengangkat wajahnya, ia menatap pria paruh baya itu dengan lekat. Orang-orang di sekitarnya pun, mereka tampak penasaran, kenapa Faisal berbicara seperti itu? Apakah Faisal dan Nabila pernah bertemu?“Oh ya, Pak? Memangnya Bapak siapa? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Nabila.Faisal tampak berpikir keras. Namun, selang beberapa saat ia pun mengingat sesuatu.“Nah, iya saya baru ingat. Kamu yang menolong saya yang hampir kecopetan, kan? Kamu ingat?” tanya Faisal.Nabila pun mengingat-ingat, seketika Nabila pun teringat akan hal itu. Sementara yang lain hanya bengong sambil memperhatikan Faisal dan Nabila.“Ah iya, maaf saya lupa dengan wajah Bapak. Maklum, saya tidak begitu memperhatikan wajah Bapak. Kok Bapak bisa ada di sini? Apakah Bapak anggota keluarga ini?” tanya Nabila.Erina memejamkan matanya sesaat. Tangannya merangkul pinggang Faisal di hadapan Nabila.“Dia Faisal, suami saya. Saya Nyo

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status