Share

Bab 15 Menyebalkan

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-13 10:38:56

“Itu dia Nabila, Pak. Pengasuh baru sekaligus ibu susu untuk anak Bapak!” seru bu Sani.

Nabila berdiri, menatap pria yang tengah berdiri dengan bu Sani. Sementara pria itu menatap Nabila dengan sebelah alis terangkat.

“Kamu! Kenapa kamu ada di sini?” tanya Nabila.

“Ehem … Nabila, ini Pak Gala, majikan kamu, ayahnya Sandi. Sekaligus pemilik rumah ini,” ujar bu Sani menjelaskan.

Nabila terbelalak dengan mulut sedikit terbuka. Seketika perasaan Nabila menjadi campur aduk. Marah, malu dan juga kesal bercampur menjadi satu saat melihat pria yang pernah ia tampar ternyata adalah Gala, majikannya.

“Ternyata dunia begitu sempit, ya. Oh iya, Bu Sani. Di dunia ini ternyata ada satu wanita yang berani menampar saya, dan tadi di kantor saya sendiri, saya dicemooh oleh wanita yang sama,” imbuh Gala sambil melirik tajam ke arah Nabila.

Nabila menunduk, ia merasa tidak enak. Ia tahu, ucapan itu memang tertuju pada dirinya.

“Oh ya, Pak? Kok berani-beraninya orang itu. Padahal Bapak ini orang yang san
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 16 Keluar

    Setelah membaca pesan tersebut, Nabila kemudian membalas pesan itu.“Sangat tidak terduga, kemarin pagi aku ketemu sampah. Eh … pagi ini tongnya tiba-tiba kirim pesan. Memang susah, ya, pernah kenal dengan orang yang doyan sampah. Sudah, ya, aku tidak ada waktu untuk meladeni tong sampah.” (send).Setelah pesan terkirim dan dibaca, Nabila pun memblokir nomor Weni. Nabila memasukkan ponselnya ke dalam saku baju yang ia kenakan.Setelah Sandi terbangun, bergegas Nabila segera memandikan bayi itu. Setelah Sandi selesai dimandikan, disusui dan tertidur lelap, Nabila kemudian pergi ke dapur untuk sarapan bersama dengan para pekerja yang lain.Baru saja Nabila hendak memasukkan suapan pertama makanan itu ke dalam mulutnya. Dari ruang keluarga, Gala berteriak memanggil Nabila.“Nabila!”Nabila urung memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Lalu kembali menyimpan makanan itu di meja. Kemudian ia berlari menemui Gala.“Iya, Pak. Bapak manggil saya?” tanya Nabila.“Kucing!” jawab Gala singkat.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 17 Memaafkan

    Kaca jendela mobil itu diturunkan, terdengar suara bayi menangis begitu kencang.“Masuk!” ucap Gala, sambil menurunkan kaca jendela mobilnya.Nabila terdiam mematung sambil menatap Gala yang menyuruhnya masuk. Bukankah Gala sudah memecatnya?“Kenapa diam? Cepat masuk!” seru Gala.Nabila mengangguk, lantas ia segera membuka pintu mobil itu kemudian masuk. Nabila kembali menggendong Sandi yang terus menangis.“Pak, bisakah Bapak keluar sebentar. Saya mau memberikan asi untuk Sandi,” pinta Nabila.Gala mengangguk kemudian keluar dari mobil. Nabila dengan cepat memberikan asi untuk Sandi. Tampaknya Sandi sangat kehausan, sehingga bayi itu begitu lahap meminum asi Nabila.Setelah Sandi tenang dan kembali tertidur. Gala kembali masuk ke dalam mobil dan memasang kembali seat belt. Sementara Nabila, ia kembali keluar dari dalam mobil dan hendak kembali menaruh Sandi di atas jok mobil.“Mau ke mana kamu? Kembali masuk!” titah Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, ia berdiri di ambang pintu mobil

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 18 Surat Cerai

    Setelah menutup telepon tersebut, Nabila kemudian menoleh ke arah Gala.“Pak, saya minta izin mau pergi ke tetangga mendiang ayahku. Ada sesuatu yang penting yang dititipkan kepadanya buatku,” ujar Nabila.“Sekarang?” tanya Gala, yang disambut oleh anggukan Nabila.“Biar saya antar, kamu tinggal tunjukkan saja di mana alamatnya,” imbuh Gala.Nabila mengangguk, ia pun segera menyebutkan alamat yang akan mereka tuju.Sesampainya di depan rumah bu Lili. Nabila dan Gala turun dari dalam mobil. Namun, sebelum Nabila bertamu ke rumah bu Lili, Nabila menatap rumah mendiang ayahnya yang telah diambil alih oleh Laksmi. Belum ada kejelasan yang tertulis atas pengakuan Laksmi, jika ayah Nabila memiliki riwayat hutang kepadanya. Pernah suatu hari, Nabila menolak saat rumah itu akan diambil alih sebagai pelunasan hutang tanpa adanya bukti hutang piutang. Namun, Laksmi yang serakah tetap memaksa hingga akhirnya Nabila melepaskan rumah itu begitu saja karena berbagai ancaman dari Laksmi yang terlont

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 19 Mau Nambah

    Nabila bangkit dan mendekati Sandi yang tengah menangis di gendongan Gala. Dengan cekatan, Nabila segera mengambil Sandi dan membawanya ke dalam rumah.“Bu, aku mau numpang ke kamar. Sandi harus segera dikasih asi,” ujar Nabila.Bu Lili mengernyitkan dahinya, ia menatap Nabila dengan bingung.“Asi?” tanya bu Lili.“Iya, Bu. Selain menjadi pengasuh, aku juga merangkap sebagai ibu susu Sandi. Kasihan anak ini, dia kehilangan ibunya di usia yang masih sangat kecil ini. Ibunya sudah tiada,” jawab Nabila menjelaskan.Bu Lili mengangguk paham, kemudian menyuruh Nabila masuk ke dalam kamarnya.Selesai menyusui Sandi, Nabila keluar dari kamar. Tampak Gala tengah berbincang dengan serunya bersama bu Lili.“Serius, Bu? Jadi … dulu Nabila pernah tidur sambil jalan dan bangun-bangun sudah ada di kandang ayam?” tanya Gala sambil terkekeh.“Beneran, itu kejadiannya sudah lama sekali. Waktu itu, warga ramai-ramai mencari Nabila sampai diumumin di toa masjid karena orang tua Nabila dan warga bingung

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 20 Merayu

    “Terima kasih, Mas. Aku senang sekali kamu sudah mengajukan surat perceraian sama Nabila. Sekarang, kamu harus fokus sama aku saja dan juga Bella. Kamu juga harus secepatnya mengurus surat nikah kita,” ucap Weni.“Iya, Sayang sama-sama. Aku yakin, sekarang Nabila pasti luntang-lantung di jalanan. Dia sudah tidak memiliki tempat tinggal. Melamar pekerjaan pun dia ditolak. Lagian, gaya-gayaan mau melamar kerja di perusahaan besar. Memangnya siapa dia? Sarjana juga bukan,” sahut Arsya.Weni bergelayut manja di bahu Arsya. Hal itu, membuat Arsya merasa senang. Bahkan tak segan Weni selalu mengajak lebih dulu Arsya, untuk melakukan kewajiban sebagai suami istri. Membuat Arsya lagi dan lagi merasa senang dan merasa menjadi lelaki sejati tanpa harus mengemis. Tidak seperti Nabila, Nabila tidak pernah mengajak terlebih dahulu. Selain pemalu, Nabila juga tidak pandai membuatnya merasa puas, pikir Arsya.Arsya tersenyum, sambil mengusap lengan Weni.“Kamu sangat cantik, Weni. Tubuh kamu juga te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 21 Pamer

    Dua minggu kemudian, Nabila membawa Sandi jalan-jalan menggunakan stroller di sekitaran komplek sambil menjemurnya sehabis dimandikan.Beberapa tetangga komplek menyapa Nabila. Bahkan tak jarang dari mereka menatap gemas ke arah Sandi.“Nabila!” teriak bu Sani dari kejauhan.Nabila menoleh, tampak bu Sani berlari mendekati Nabila.“Iya, Bu ada apa?” tanya Nabila.Dengan napas terengah-engah sambil meringis, bu Sani kemudian menjawab, “Nabila, penyakit maag Ibu kambuh. Persediaan obat sudah habis. Kamu bisa, kan belikan Ibu obat di apotek?”Nabila menatap bu Sani dengan iba. Lantas ia mengangguk menyanggupi.“Baiklah, Bu. Kalau begitu aku belikan obat. Oh iya, terus Sandi gimana?” tanya Nabila.“Sandi biar Ibu saja yang jagain. Cepetan, ya kamu belinya. Ibu sangat kesakitan dan ini resep obatnya,” jawab bu Sani.Nabila pun menyerahkan stroller itu kepada bu Sani. Lantas ia mulai melangkahkan kakinya hendak menuju apotek.“Kamu bawa motor saja, pinjam sama pak Satpam,” cegah bu Sani.N

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 22 Iri Dengki

    Mata Weni melotot tajam tak percaya, bahkan mulutnya sampai menganga karena terpaku akan apa yang ia lihat di depan mata.Weni mencubit tangannya sendiri, tidak percaya dengan penglihatannya. Apakah yang dilihatnya hanyalah mimpi? Nabila menggandeng tangan pria tampan dan berpenampilan rapi. Bahkan di belakang Gala terpampang jelas mobil mewah berharga fantastis.Gala mengangkat sebelah alisnya, kemudian menoleh ke ke arah Nabila. Namun, dengan cepat Nabila meremas tangan Gala, seakan memberi kode supaya Gala diam.“Kenapa, Wen? Kamu kaget dengan kehidupanku sekarang? Kamu sudah lihat keadaanku seperti apa. Jadi, tolong jangan ganggu aku lagi. Kita sudah tidak ada urusan. Kalau kamu masih mengira aku masih sakit hati karena mas Arsya menikah lagi sama kamu, itu salah besar, Wen. Rasa cintaku pada mas Arsya, sudah hilang tak bersisa. Oh iya, aku sampai lupa ngomong sama kamu. Selamat atas motor baru kamu. Aku paham maksud kamu. Kamu hanya ingin menunjukkan padaku apa yang kamu dapat da

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 23 Sikap Konyol

    “Bapak kenapa?” tanya Nabila, ia menoleh ke arah Gala.Gala yang tengah kepedasan, segera meraih segelas air putih lalu meneguknya hingga habis.“Em … tidak apa-apa,” jawab Gala, menyembunyikan apa yang terjadi.Nabila menatap Gala penuh selidik, kemudian menoleh ke arah sambal yang ada di dekatnya. Nabila menahan tawa, ia tahu apa yang terjadi. Namun, sepertinya Gala memang tidak mau terlihat konyol di hadapan Nabila.“Kenapa?” tanya Gala.“Tidak apa-apa,” jawab Nabila, kemudian meneruskan makannya hingga habis.Selesai makan, Nabila beranjak dan hendak membereskan piring-piring kotor untuk dibawanya ke dapur. Namun, lagi dan lagi Gala melarangnya.“Padahal kamu masih muda, loh. Kenapa kamu sudah pikun? Ini bukan tugas kamu, tugas kamu hanya mengurus anak saya. Biarkan mbok Min yang mengerjakan ini,” cegah Gala.Nabila mengangguk, lantas ia segera pergi ke kamar, saat terdengar tangisan Sandi.Gala menepuk jidatnya sendiri. Merasa konyol dengan sikapnya barusan. Bisa-bisanya Gala me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 71 Pinangan Duda

    “Aw, sakit!” Nabila menggigit tangan itu, sehingga pemilik tangan itu memekik kesakitan dan melepaskan tangannya dari tubuh Nabila.Nabila berdiri lalu membalikkan tubuhnya. Matanya membeliak, saat mendapati seseorang yang sedang ia hindari saat ini.“Pak Gala, sedang apa di sini? Kenapa peluk-peluk saya?” tanya Nabila, sungguh ia sangat terkejut karena itu.“Aku ke sini mau jemput kamu untuk pulang ke rumahku,” jawab Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Bahkan Gala pun berbicara sedikit aneh, tidak seperti biasa. Aku, kamu?“Jemput saya, Pak? Buat apa? Bukankah saya sudah melakukan hal tidak senonoh di rumah kalian? Itu, kan, yang ada di pikiran kalian tentang saya?” tanya Nabila.Gala terdiam mematung, menatap wanita itu tanpa berkedip.“Aku percaya sama kamu, Nabila. Aku percaya sama kamu,” imbuh Gala.Nabila bergeming, bingung atas sikap Gala saat ini.“Maksud Pak Gala?” tanya Nabila.“Aku minta maaf karena sempat tidak mempercayai kamu. Tapi sekaran

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 70 Tangan Kekar

    “Terry, Ya Tuhan … kenapa aku harus ketemu lagi sama wanita itu?”Jantung Nabila berdetak sangat kencang. Trauma atas kejadian di rumah Frans masih terbayang di dalam benaknya.“Nabila, ke sini!” teriak Bayu sambil melambaikan tangannya ke arah Nabila.Terry menoleh ke belakang. Namun, dengan cepat Nabila membalikan badannya membelakangi Bayu. Berharap Terry tidak melihat wajahnya.“Om, sepertinya aku harus pergi dari sini,” pamit Nabila, kemudian berjalan cepat meninggalkan bengkel.Langkah Nabila sengaja dipercepat. Takut jika Terry masih mengenali suaranya. Nabila berjalan sambil menunduk ke bawah. Dipeluknya berkas lamaran dengan erat. Hingga tidak sengaja, tubuh Nabila menabrak seseorang dan nyaris ia terjatuh ke atas aspal.“Hei, hati-hati. Kamu tidak apa-apa?” tanya Arsya.Nabila mengangkat wajahnya, melihat Arsya ada di tempat itu, sontak Nabila menjauh.“Mas Arsya,” gumam Nabila.Entah kebetulan atau bagaimana, lagi dan lagi Nabila harus bertemu lagi dengan Arsya.“Kamu kenap

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 69 Kuah Sayur Bening

    “Kak Naima, di mana kamu sekarang, Kak? Seandainya kamu ada di sini, aku ingin memeluk kamu,” gumam Nabila.Nabila memandangi foto kakaknya, Naima. Naima yang masih kecil, harus terpisah dari keluarga saat diajak berlibur ke danau. Orang tua Nabila sudah berusaha keras mencari keberadaan anaknya itu. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Disinyalir, jika Naima hilang tenggelam di danau, saat orang tuanya lengah. Namun, sayangnya mereka tidak berhasil menemukan jasad Naima.Nabila menghembuskan napas kasar. Ia berpikir, jika saja Naima masih ada, mungkin Nabila tidak akan kesepian. Naima pasti akan menjadi sosok kakak yang baik yang akan melindungi adiknya dari marabahaya.Waktu telah menunjukkan petang. Kumandang adzan pun telah terdengar dari masjid terdekat di kediaman orang tua Nabila.Nabila yang belum sempat membersihkan diri, beranjak dari posisi duduknya lalu mengambil handuk. Namun, sebelum itu Nabila memasukkan album foto itu ke dalam tasnya.Kamar mandi di rumah itu han

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 68 Album Foto

    Nabila menoleh ke arah samping rumah. Di sana, berdiri Laksmi sambil menenteng barang belanjaan berupa sayuran mentah.“Tante, aku ke sini mau minta izin untuk tinggal sementara di sini, sampai aku mendapatkan pekerjaan,” jawab Nabila.Laksmi mendekati Nabila, menatap keponakannya dengan tajam.“Apa? Mau tinggal di sini? Ini rumah Tante, bukan rumah kamu, Nabila. Ingat, ayah kamu pernah punya hutang sama Tante. Kamu tidak bisa seenaknya tinggal di sini, karena rumah ini sudah menjadi milik Tante,” jelas Laksmi.Nabila meraih tangan Laksmi, berharap belas kasih dari adik ayahnya itu.“Tante aku mohon, izinkan aku tinggal di sini sebentar saja. Sampai aku dapat kerjaan, aku janji aku bakalan angkat kaki dari rumah ini. Tolong, aku bingung mau tinggal di mana sekarang. Hanya rumah ini yang menjadi harapanku. Aku tidak mungkin tidur di luar. Gimana kalau begini saja, Tante, aku bayar sewa untuk satu bulan ke depan. Aku ada uang segini, sisanya buat biaya hidup aku. Bagaimana, Tante?” tany

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 67 Membujuk

    “Aku harus pergi ke mana? Sudah berapa kontrakan yang aku kunjungi, tapi tidak ada yang kosong. Aku tidak mungkin tidur di emperan toko,” gumam Nabila.Nabila berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai. Cuaca panas tidak menyurutkan niatnya untuk pergi menjauh dari rumah Gala. Namun, sayangnya ia kebingungan harus tinggal di mana sekarang.Nabila berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia memesan air mineral dingin, untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga.Nabila menyeka keringat yang mengucur di dahi. Beberapa kali ia mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.“Apa aku kembali saja ke rumah Nadya untuk sementara waktu? Tapi ….” Nabila menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku tidak boleh ke sana. Cari jalan lain, pasti ada jalan, pasti ada!” gumam Nabila.Nabila memijat pelipisnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan yang entah ke mana arah dan tujuannya.Dari belakang, Nabila mendengar suara klakson motor. Nabila menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke belakang.“

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 66 Terekam

    Setelah pak Ujang pergi, Gala menerima pesan dari nomor pak Ujang. Gala pun segera membuka pesan itu.“Coba cari tahu dari CCTV. Siapa tahu Bapak mendapatkan petunjuk. Soalnya saat saya sedang bantu-bantu di acara pesta semalam, sekilas saya seperti melihat Nabila berjalan sempoyongan. Menurut saya ada yang salah pada Nabila. Entah apa penyebabnya, coba Bapak cari tahu, rekaman Nabila sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. Bisa jadi itu adalah kerjaan pak Ello, untuk menjebak Nabila. Tapi maaf, bukan maksud saya menuduh kakaknya Pak Gala. Tapi ada baiknya Pak Gala segera mencari tahu.”Gala membulatkan matanya setelah membaca pesan dari pak Ujang. Kini ia mengerti maksud dari ucapan pak Ujang barusan. Bisa-bisanya Gala tidak terpikirkan untuk mencari tahu semuanya dari CCTV. Gala telah menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu benar adanya, tanpa mencari tahu dulu bukti yang akurat.Bergegas Gala meninggalkan ruang laundry menuju kamarnya. Gala teringat akan kamera CCTV yang seng

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 65 Kode

    “Apakah Nabila pergi?” gumam Gala.Seketika hati Gala terasa sesak. Lantas ia mencoba menghubungi nomor Nabila. Berharap ia tahu keberadaannya saat ini.Gala merasa lemas, tatkala Nabila menolak panggilan telepon dari Gala. Tak lama dari itu, setelah Gala mencoba lagi menghubungi nomor Nabila, tiba-tiba nomor Nabila tidak aktif.“Ya Tuhan … kenapa Nabila pergi?” batin Gala.Gala kemudian menjauh dari lemari, ia hendak keluar dari kamar Nabila untuk memberitahu yang lain, bahwa Nabila tidak ada. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti, saat sudut matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang tergeletak di atas bantal.Gala mendekati tempat tidur, lalu mengambil selembar kertas yang tersimpan di sana.Setelah Gala melihat kertas itu, ternyata kertas itu berisi surat dari Nabila. Penasaran akan isi surat itu, Gala pun segera membacanya.“Pak Gala, mungkin saat Pak Gala membaca surat ini, saya sudah tidak ada di rumah Pak Gala. Mohon maaf, saya tidak izin langsung untuk pergi dari rumah itu.

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 64 Frustrasi

    Gala spontan menginjak pedal rem mendadak. Hampir saja ia menabrak orang itu. Setengah memukul, Gala membunyikan klakson, membuat lelaki berseragam pelayan catering itu kemudian menepikan langkahnya ke pinggir jalan.“Kalau jalan hati-hati, hampir saja kamu mati saya tabrak!” sentak Gala, ia memarahi lelaki itu.Gala kembali melajukan mobilnya hingga keluar dari area komplek perumahannya. Setelah itu, Gala menambah kecepatan laju kendaraannya seperti kesetanan. Gala yang selalu disiplin dalam berkendara, kini ia bersikap pecicilan. Sangat jauh berbeda dari biasanya.Hingga mobilnya berhenti, Gala turun dari dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gedung yang dijaga oleh dua orang penjaga dengan perawakan tinggi besar, berbaju serba warna hitam.Gala masuk ke dalam lingkaran dunia malam, di mana di sana banyak sekali orang-orang yang tengah bersuka ria sambil menari-nari dengan asyiknya dengan alunan musik yang mendayu-dayu dengan indah. Ada juga yang tengah menikmati minuman

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 63 Keputusan

    “Apa?”Serempak, semua orang terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Faisal.“Tidak, Ello adalah tunanganku, Om. Kenapa Om memutuskan untuk menikahkannya dengan wanita itu?” tanya Angel.Sejenak Faisal memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali sambil mengusap kepala Angel.“Maafkan Om, Angel. Tapi Om tidak bisa menutup mata terhadap apa yang telah mereka lakukan. Dengan menikahkan mereka, mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Om harap, kamu bisa tabah menerima keputusan Om. Jalan kamu masih panjang, Angel. Kamu masih muda, kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Ello,” jawab Faisal.“Tidak bisa begitu dong, Pak Faisal. Masa Pak Faisal memutuskan hal ini sendirian. Kita tidak tahu mereka mau atau tidak dinikahkan. Kasihan anak saya, baru juga bertunangan, masa Bapak seenaknya membatalkan pertunangan ini. Mau ditaruh di mana muka saya?” timpal ayah Angel.“Maaf, Om Bimo. Tapi saya setuju atas keputusan Papi saya. Saya akan menikahi Nabila, sebagai bentuk tan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status