Share

Bab 21 Pamer

last update Last Updated: 2025-03-18 04:57:59

Dua minggu kemudian, Nabila membawa Sandi jalan-jalan menggunakan stroller di sekitaran komplek sambil menjemurnya sehabis dimandikan.

Beberapa tetangga komplek menyapa Nabila. Bahkan tak jarang dari mereka menatap gemas ke arah Sandi.

“Nabila!” teriak bu Sani dari kejauhan.

Nabila menoleh, tampak bu Sani berlari mendekati Nabila.

“Iya, Bu ada apa?” tanya Nabila.

Dengan napas terengah-engah sambil meringis, bu Sani kemudian menjawab, “Nabila, penyakit maag Ibu kambuh. Persediaan obat sudah habis. Kamu bisa, kan belikan Ibu obat di apotek?”

Nabila menatap bu Sani dengan iba. Lantas ia mengangguk menyanggupi.

“Baiklah, Bu. Kalau begitu aku belikan obat. Oh iya, terus Sandi gimana?” tanya Nabila.

“Sandi biar Ibu saja yang jagain. Cepetan, ya kamu belinya. Ibu sangat kesakitan dan ini resep obatnya,” jawab bu Sani.

Nabila pun menyerahkan stroller itu kepada bu Sani. Lantas ia mulai melangkahkan kakinya hendak menuju apotek.

“Kamu bawa motor saja, pinjam sama pak Satpam,” cegah bu Sani.

N
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 22 Iri Dengki

    Mata Weni melotot tajam tak percaya, bahkan mulutnya sampai menganga karena terpaku akan apa yang ia lihat di depan mata.Weni mencubit tangannya sendiri, tidak percaya dengan penglihatannya. Apakah yang dilihatnya hanyalah mimpi? Nabila menggandeng tangan pria tampan dan berpenampilan rapi. Bahkan di belakang Gala terpampang jelas mobil mewah berharga fantastis.Gala mengangkat sebelah alisnya, kemudian menoleh ke ke arah Nabila. Namun, dengan cepat Nabila meremas tangan Gala, seakan memberi kode supaya Gala diam.“Kenapa, Wen? Kamu kaget dengan kehidupanku sekarang? Kamu sudah lihat keadaanku seperti apa. Jadi, tolong jangan ganggu aku lagi. Kita sudah tidak ada urusan. Kalau kamu masih mengira aku masih sakit hati karena mas Arsya menikah lagi sama kamu, itu salah besar, Wen. Rasa cintaku pada mas Arsya, sudah hilang tak bersisa. Oh iya, aku sampai lupa ngomong sama kamu. Selamat atas motor baru kamu. Aku paham maksud kamu. Kamu hanya ingin menunjukkan padaku apa yang kamu dapat da

    Last Updated : 2025-03-19
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 23 Sikap Konyol

    “Bapak kenapa?” tanya Nabila, ia menoleh ke arah Gala.Gala yang tengah kepedasan, segera meraih segelas air putih lalu meneguknya hingga habis.“Em … tidak apa-apa,” jawab Gala, menyembunyikan apa yang terjadi.Nabila menatap Gala penuh selidik, kemudian menoleh ke arah sambal yang ada di dekatnya. Nabila menahan tawa, ia tahu apa yang terjadi. Namun, sepertinya Gala memang tidak mau terlihat konyol di hadapan Nabila.“Kenapa?” tanya Gala.“Tidak apa-apa,” jawab Nabila, kemudian meneruskan makannya hingga habis.Selesai makan, Nabila beranjak dan hendak membereskan piring-piring kotor untuk dibawanya ke dapur. Namun, lagi dan lagi Gala melarangnya.“Padahal kamu masih muda, loh. Kenapa kamu sudah pikun? Ini bukan tugas kamu, tugas kamu hanya mengurus anak saya. Biarkan mbok Min yang mengerjakan ini,” cegah Gala.Nabila mengangguk, lantas ia segera pergi ke kamar, saat terdengar tangisan Sandi.Gala menepuk jidatnya sendiri. Merasa konyol dengan sikapnya barusan. Bisa-bisanya Gala me

    Last Updated : 2025-03-19
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 24 Berdebat

    “Sayang, kok nggak ada makanan. Aku lapar,” ujar Arsya, saat ia baru saja pulang dari tempat kerja.Arsya membuka tudung saji, tidak ada makanan yang tersedia di dalam sana.Weni yang tengah membaca buku, segera menjawab, “Nggak, kamu masak saja sendiri!”Arsya mengernyitkan dahinya, lantas ia segera menghampiri Weni yang ada di ruang keluarga.“Kamu kenapa, sih dari kemarin sikap kamu beda sama aku? Aku punya salah apa? Apa yang kamu inginkan sudah aku berikan. Kredit motor terbaru buat kamu, apa itu belum cukup?” tanya Arsya tak habis pikir dengan perubahan sikap Weni.Weni meletakkan buku di atas meja, kemudian merubah posisi membelakangi Arsya. Hal itu memicu pertanyaan besar dalam benak Arsya.“Wen, kamu kenapa, sih? Coba ngomong, jangan seperti ini. Aku nggak ngerti kenapa kamu seperti ini?” tanya Arsya.Weni berdecak kesal, kemudian menghadap ke arah Arsya.“Aku mau mobil, Mas,” jawab Weni.Mata Arsya terbelalak, seolah hampir meloncat dari tempatnya.“Apa kamu bilang? Mobil? K

    Last Updated : 2025-03-20
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 25 Tak Tahu Malu

    “A-apa? Ja-jadi, saya terpilih naik jabatan?” tanya Arsya, wajahnya menunjukkan ketidak percayaan. Beberapa kali ia mengusap wajahnya sambil tersenyum.“Baiklah, terima kasih atas bocorannya. Saya jadi lebih semangat bekerjanya.” Setelah Arsya mengakhiri percakapannya bersama rekan kerjanya. Arsya pun mematikan teleponnya kemudian menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana.“Bu, aku naik jabatan. Aku dapat promosi, dan akhirnya aku yang dapat, Bu. Aku naik jabatan di tempat kerjaku,” ujar Arsya, ia memeluk ibunya.Weni yang telah berada di ambang pintu keluar, urung untuk pergi setelah mendengar percakapan Arsya di telepon. Lantas ia mendekati Arsya dengan harapan yang begitu besar.“Kamu naik jabatan, Mas? Apakah itu benar?” tanya Weni dengan senyuman sumringah.Arsya mengurai pelukannya pada ibunya. Lantas menoleh ke arah Weni.“Kenapa kamu balik lagi? Bukankah kamu mau pergi dan ingin bercerai dariku?” tanya Arsya dengan wajah masam.Dengan tidak tahu malu, Weni memeluk Arsy

    Last Updated : 2025-03-21
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 26 Baju Bolong

    Arsya terpaku melihat pemandangan indah yang terpampang nyata di depan mata. Hal itu justru membuat Weni bangga. Bagaimana tidak, Weni yang tengah mengenakan lingerie, menjadi pusat perhatian Arsya.“Kenapa diam? Ke sini masuk! Ini aku, bukan Nabila,” celetuk Weni.Arsya tersadar dari keterdiamannya. Ia tersenyum lantas mendekat ke arah Weni.“Kamu paling bisa membuat aku luluh, Weni. Kamu memang cantik dan seksi,” puji Arsya.Pujian Arsya membuat Weni semakin melayang. Seperti biasa, Weni mendekat dan bergelayut manja di bahu Arsya.Suasana malam yang syahdu, di tambah rintik hujan yang tiba-tiba datang. Membuat sepasang suami istri itu terbawa suasana. Hasrat Arsya yang bangkit, ditambah Weni yang pandai menggoda. Membuat kedua insan itu tenggelam dalam lautan kenikmatan sebagai sepasang suami istri.“Terima kasih, Sayang. Akan aku buat kamu bahagia. Bukan hanya karena amanah dari Arka, tapi juga dari hati aku,” ucap Arsya.Weni mengangguk, ia semakin bangga atas dirinya yang pandai

    Last Updated : 2025-03-22
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 27 Buru-buru Pulang

    “Woy, kenapa melamun saja? Kita ini mau ngopi, bukan nontonin orang melamun!”Di sebuah cafe, Gala beserta teman-teman masa kuliahnya tengah menikmati kopi. Rutinitas seperti yang selalu mereka lakukan, jika ada waktu senggang.Gala yang tengah melamun sambil tersenyum sendiri, tersadar saat temannya mengagetkannya.“Nggak, siapa yang melamun? Oh iya, Daf, bagaimana sama rencana pernikahan lu? Nggak diundur lagi, kan?” tanya Gala.Dafa yang tengah menyeruput creamy latte, segera menyimpan cangkirnya ke atas meja.“Nggak tahu lagi gue, Ga. Permintaan calon mertua gue aneh-aneh. Belum juga nikah, sudah minta dibeliin mobil. Katanya, kalau gue nggak nurutin permintaannya, gue nggak bisa nikahin anaknya,” jawab Dafa.“Lah … dimanfaatin lu, Daf. Mending cari cewek lain, masih banyak yang nggak matre,” timpal Dante.“Ya … lu mah enak ngomong kayak gitu. Gue cinta sama anaknya, harus gimana lagi, dong?” sahut Dafa.Gala terkekeh sambil geleng-geleng kepala.“Kalau lu cinta sama cewek itu, te

    Last Updated : 2025-03-22
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 28 Sakit Hati

    “Ma-maksud Pak Gala apa? Bapak sendiri, kan yang meminta saya memilih baju-baju di kamar Bapak? Tapi kenapa Bapak kelihatan marah sama saya?” tanya Nabila bingung.Mata Gala memerah, menyiratkan amarah yang muncul pada dirinya. Dengan tiba-tiba, Gala menarik tangan Nabila lalu membawanya masuk ke dalam kamar Nabila. Sontak Nabila terkejut atas perlakuan Gala yang cukup kasar terhadapnya.“Bapak mau apa?” tanya Nabila, ia bingung sekaligus ketakutan melihat perilaku Gala.Gala menghentikan langkahnya di depan sebuah cermin. Nabila tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran Gala. Bukankah, Gala sendiri yang menyuruhnya memilih pakaian ibunya yang ada di dalam kamarnya?“Lihat tubuh kamu! Lihat baju yang melekat pada tubuh kamu! Lancang sekali kamu memakai baju almarhumah istri saya. Di rumah ini, tidak ada yang berani menyentuh apalagi memakai baju peninggalan istri saya. Tapi kamu, kamu yang belum lama kerja di sini, sudah berani memakai baju istri saya. Lancang sekali kamu, N

    Last Updated : 2025-03-23
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 29 Ibu dari Anakku

    Gala membuka matanya, tersenyum saat melihat seorang wanita cantik di depan matanya.“Sayang, kamu ada di sini?” Gala kemudian bangun dan duduk sambil menggenggam tangan Delima.“Iya, aku ada di sini bersama kamu,” sahut Delima sambil memegang dada Gala.Gala menangis bahagia, ia tak kuasa menahan air mata. Berkali-kali, ia mengecup tangan Delima. Ia tak menyangka, jika Delima ada bersamanya.“Jangan menyakiti ibu dari anakku. Milikku adalah miliknya. Kamu harus janji padaku, Sayang!” ucap Delima sambil tersenyum.Gala tidak mengerti apa maksud dari ucapan Delima. Dahinya mengernyit, menyiratkan sebuah pertanyaan di dalam benaknya.“Nanti kamu akan mengerti. Aku tidak bisa lama di sini. Aku pergi!”“Pergi? Kamu mau ke mana, Sayang? Kamu di sini saja, jangan tinggalkan aku. Aku dan Sandi butuh kamu, Delima. Aku mohon jangan pergi!” cegah Gala memohon. Namun, Delima tersenyum sambil menjauh dari pandangan Gala, hingga ia menghilang entah ke mana.“Jangan pergi, aku mohon! Aku rindu sama

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 71 Pinangan Duda

    “Aw, sakit!” Nabila menggigit tangan itu, sehingga pemilik tangan itu memekik kesakitan dan melepaskan tangannya dari tubuh Nabila.Nabila berdiri lalu membalikkan tubuhnya. Matanya membeliak, saat mendapati seseorang yang sedang ia hindari saat ini.“Pak Gala, sedang apa di sini? Kenapa peluk-peluk saya?” tanya Nabila, sungguh ia sangat terkejut karena itu.“Aku ke sini mau jemput kamu untuk pulang ke rumahku,” jawab Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Bahkan Gala pun berbicara sedikit aneh, tidak seperti biasa. Aku, kamu?“Jemput saya, Pak? Buat apa? Bukankah saya sudah melakukan hal tidak senonoh di rumah kalian? Itu, kan, yang ada di pikiran kalian tentang saya?” tanya Nabila.Gala terdiam mematung, menatap wanita itu tanpa berkedip.“Aku percaya sama kamu, Nabila. Aku percaya sama kamu,” imbuh Gala.Nabila bergeming, bingung atas sikap Gala saat ini.“Maksud Pak Gala?” tanya Nabila.“Aku minta maaf karena sempat tidak mempercayai kamu. Tapi sekaran

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 70 Tangan Kekar

    “Terry, Ya Tuhan … kenapa aku harus ketemu lagi sama wanita itu?”Jantung Nabila berdetak sangat kencang. Trauma atas kejadian di rumah Frans masih terbayang di dalam benaknya.“Nabila, ke sini!” teriak Bayu sambil melambaikan tangannya ke arah Nabila.Terry menoleh ke belakang. Namun, dengan cepat Nabila membalikan badannya membelakangi Bayu. Berharap Terry tidak melihat wajahnya.“Om, sepertinya aku harus pergi dari sini,” pamit Nabila, kemudian berjalan cepat meninggalkan bengkel.Langkah Nabila sengaja dipercepat. Takut jika Terry masih mengenali suaranya. Nabila berjalan sambil menunduk ke bawah. Dipeluknya berkas lamaran dengan erat. Hingga tidak sengaja, tubuh Nabila menabrak seseorang dan nyaris ia terjatuh ke atas aspal.“Hei, hati-hati. Kamu tidak apa-apa?” tanya Arsya.Nabila mengangkat wajahnya, melihat Arsya ada di tempat itu, sontak Nabila menjauh.“Mas Arsya,” gumam Nabila.Entah kebetulan atau bagaimana, lagi dan lagi Nabila harus bertemu lagi dengan Arsya.“Kamu kenap

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 69 Kuah Sayur Bening

    “Kak Naima, di mana kamu sekarang, Kak? Seandainya kamu ada di sini, aku ingin memeluk kamu,” gumam Nabila.Nabila memandangi foto kakaknya, Naima. Naima yang masih kecil, harus terpisah dari keluarga saat diajak berlibur ke danau. Orang tua Nabila sudah berusaha keras mencari keberadaan anaknya itu. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Disinyalir, jika Naima hilang tenggelam di danau, saat orang tuanya lengah. Namun, sayangnya mereka tidak berhasil menemukan jasad Naima.Nabila menghembuskan napas kasar. Ia berpikir, jika saja Naima masih ada, mungkin Nabila tidak akan kesepian. Naima pasti akan menjadi sosok kakak yang baik yang akan melindungi adiknya dari marabahaya.Waktu telah menunjukkan petang. Kumandang adzan pun telah terdengar dari masjid terdekat di kediaman orang tua Nabila.Nabila yang belum sempat membersihkan diri, beranjak dari posisi duduknya lalu mengambil handuk. Namun, sebelum itu Nabila memasukkan album foto itu ke dalam tasnya.Kamar mandi di rumah itu han

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 68 Album Foto

    Nabila menoleh ke arah samping rumah. Di sana, berdiri Laksmi sambil menenteng barang belanjaan berupa sayuran mentah.“Tante, aku ke sini mau minta izin untuk tinggal sementara di sini, sampai aku mendapatkan pekerjaan,” jawab Nabila.Laksmi mendekati Nabila, menatap keponakannya dengan tajam.“Apa? Mau tinggal di sini? Ini rumah Tante, bukan rumah kamu, Nabila. Ingat, ayah kamu pernah punya hutang sama Tante. Kamu tidak bisa seenaknya tinggal di sini, karena rumah ini sudah menjadi milik Tante,” jelas Laksmi.Nabila meraih tangan Laksmi, berharap belas kasih dari adik ayahnya itu.“Tante aku mohon, izinkan aku tinggal di sini sebentar saja. Sampai aku dapat kerjaan, aku janji aku bakalan angkat kaki dari rumah ini. Tolong, aku bingung mau tinggal di mana sekarang. Hanya rumah ini yang menjadi harapanku. Aku tidak mungkin tidur di luar. Gimana kalau begini saja, Tante, aku bayar sewa untuk satu bulan ke depan. Aku ada uang segini, sisanya buat biaya hidup aku. Bagaimana, Tante?” tany

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 67 Membujuk

    “Aku harus pergi ke mana? Sudah berapa kontrakan yang aku kunjungi, tapi tidak ada yang kosong. Aku tidak mungkin tidur di emperan toko,” gumam Nabila.Nabila berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai. Cuaca panas tidak menyurutkan niatnya untuk pergi menjauh dari rumah Gala. Namun, sayangnya ia kebingungan harus tinggal di mana sekarang.Nabila berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia memesan air mineral dingin, untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga.Nabila menyeka keringat yang mengucur di dahi. Beberapa kali ia mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.“Apa aku kembali saja ke rumah Nadya untuk sementara waktu? Tapi ….” Nabila menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku tidak boleh ke sana. Cari jalan lain, pasti ada jalan, pasti ada!” gumam Nabila.Nabila memijat pelipisnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan yang entah ke mana arah dan tujuannya.Dari belakang, Nabila mendengar suara klakson motor. Nabila menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke belakang.“

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 66 Terekam

    Setelah pak Ujang pergi, Gala menerima pesan dari nomor pak Ujang. Gala pun segera membuka pesan itu.“Coba cari tahu dari CCTV. Siapa tahu Bapak mendapatkan petunjuk. Soalnya saat saya sedang bantu-bantu di acara pesta semalam, sekilas saya seperti melihat Nabila berjalan sempoyongan. Menurut saya ada yang salah pada Nabila. Entah apa penyebabnya, coba Bapak cari tahu, rekaman Nabila sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. Bisa jadi itu adalah kerjaan pak Ello, untuk menjebak Nabila. Tapi maaf, bukan maksud saya menuduh kakaknya Pak Gala. Tapi ada baiknya Pak Gala segera mencari tahu.”Gala membulatkan matanya setelah membaca pesan dari pak Ujang. Kini ia mengerti maksud dari ucapan pak Ujang barusan. Bisa-bisanya Gala tidak terpikirkan untuk mencari tahu semuanya dari CCTV. Gala telah menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu benar adanya, tanpa mencari tahu dulu bukti yang akurat.Bergegas Gala meninggalkan ruang laundry menuju kamarnya. Gala teringat akan kamera CCTV yang seng

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 65 Kode

    “Apakah Nabila pergi?” gumam Gala.Seketika hati Gala terasa sesak. Lantas ia mencoba menghubungi nomor Nabila. Berharap ia tahu keberadaannya saat ini.Gala merasa lemas, tatkala Nabila menolak panggilan telepon dari Gala. Tak lama dari itu, setelah Gala mencoba lagi menghubungi nomor Nabila, tiba-tiba nomor Nabila tidak aktif.“Ya Tuhan … kenapa Nabila pergi?” batin Gala.Gala kemudian menjauh dari lemari, ia hendak keluar dari kamar Nabila untuk memberitahu yang lain, bahwa Nabila tidak ada. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti, saat sudut matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang tergeletak di atas bantal.Gala mendekati tempat tidur, lalu mengambil selembar kertas yang tersimpan di sana.Setelah Gala melihat kertas itu, ternyata kertas itu berisi surat dari Nabila. Penasaran akan isi surat itu, Gala pun segera membacanya.“Pak Gala, mungkin saat Pak Gala membaca surat ini, saya sudah tidak ada di rumah Pak Gala. Mohon maaf, saya tidak izin langsung untuk pergi dari rumah itu.

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 64 Frustrasi

    Gala spontan menginjak pedal rem mendadak. Hampir saja ia menabrak orang itu. Setengah memukul, Gala membunyikan klakson, membuat lelaki berseragam pelayan catering itu kemudian menepikan langkahnya ke pinggir jalan.“Kalau jalan hati-hati, hampir saja kamu mati saya tabrak!” sentak Gala, ia memarahi lelaki itu.Gala kembali melajukan mobilnya hingga keluar dari area komplek perumahannya. Setelah itu, Gala menambah kecepatan laju kendaraannya seperti kesetanan. Gala yang selalu disiplin dalam berkendara, kini ia bersikap pecicilan. Sangat jauh berbeda dari biasanya.Hingga mobilnya berhenti, Gala turun dari dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gedung yang dijaga oleh dua orang penjaga dengan perawakan tinggi besar, berbaju serba warna hitam.Gala masuk ke dalam lingkaran dunia malam, di mana di sana banyak sekali orang-orang yang tengah bersuka ria sambil menari-nari dengan asyiknya dengan alunan musik yang mendayu-dayu dengan indah. Ada juga yang tengah menikmati minuman

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 63 Keputusan

    “Apa?”Serempak, semua orang terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Faisal.“Tidak, Ello adalah tunanganku, Om. Kenapa Om memutuskan untuk menikahkannya dengan wanita itu?” tanya Angel.Sejenak Faisal memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali sambil mengusap kepala Angel.“Maafkan Om, Angel. Tapi Om tidak bisa menutup mata terhadap apa yang telah mereka lakukan. Dengan menikahkan mereka, mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Om harap, kamu bisa tabah menerima keputusan Om. Jalan kamu masih panjang, Angel. Kamu masih muda, kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Ello,” jawab Faisal.“Tidak bisa begitu dong, Pak Faisal. Masa Pak Faisal memutuskan hal ini sendirian. Kita tidak tahu mereka mau atau tidak dinikahkan. Kasihan anak saya, baru juga bertunangan, masa Bapak seenaknya membatalkan pertunangan ini. Mau ditaruh di mana muka saya?” timpal ayah Angel.“Maaf, Om Bimo. Tapi saya setuju atas keputusan Papi saya. Saya akan menikahi Nabila, sebagai bentuk tan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status