Share

Bab 26 Baju Bolong

last update Dernière mise à jour: 2025-03-22 10:04:38

Arsya terpaku melihat pemandangan indah yang terpampang nyata di depan mata. Hal itu justru membuat Weni bangga. Bagaimana tidak, Weni yang tengah mengenakan lingerie, menjadi pusat perhatian Arsya.

“Kenapa diam? Ke sini masuk! Ini aku, bukan Nabila,” celetuk Weni.

Arsya tersadar dari keterdiamannya. Ia tersenyum lantas mendekat ke arah Weni.

“Kamu paling bisa membuat aku luluh, Weni. Kamu memang cantik dan seksi,” puji Arsya.

Pujian Arsya membuat Weni semakin melayang. Seperti biasa, Weni mendekat dan bergelayut manja di bahu Arsya.

Suasana malam yang syahdu, di tambah rintik hujan yang tiba-tiba datang. Membuat sepasang suami istri itu terbawa suasana. Hasrat Arsya yang bangkit, ditambah Weni yang pandai menggoda. Membuat kedua insan itu tenggelam dalam lautan kenikmatan sebagai sepasang suami istri.

“Terima kasih, Sayang. Akan aku buat kamu bahagia. Bukan hanya karena amanah dari Arka, tapi juga dari hati aku,” ucap Arsya.

Weni mengangguk, ia semakin bangga atas dirinya yang pandai
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 27 Buru-buru Pulang

    “Woy, kenapa melamun saja? Kita ini mau ngopi, bukan nontonin orang melamun!”Di sebuah cafe, Gala beserta teman-teman masa kuliahnya tengah menikmati kopi. Rutinitas seperti yang selalu mereka lakukan, jika ada waktu senggang.Gala yang tengah melamun sambil tersenyum sendiri, tersadar saat temannya mengagetkannya.“Nggak, siapa yang melamun? Oh iya, Daf, bagaimana sama rencana pernikahan lu? Nggak diundur lagi, kan?” tanya Gala.Dafa yang tengah menyeruput creamy latte, segera menyimpan cangkirnya ke atas meja.“Nggak tahu lagi gue, Ga. Permintaan calon mertua gue aneh-aneh. Belum juga nikah, sudah minta dibeliin mobil. Katanya, kalau gue nggak nurutin permintaannya, gue nggak bisa nikahin anaknya,” jawab Dafa.“Lah … dimanfaatin lu, Daf. Mending cari cewek lain, masih banyak yang nggak matre,” timpal Dante.“Ya … lu mah enak ngomong kayak gitu. Gue cinta sama anaknya, harus gimana lagi, dong?” sahut Dafa.Gala terkekeh sambil geleng-geleng kepala.“Kalau lu cinta sama cewek itu, te

    Dernière mise à jour : 2025-03-22
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 28 Sakit Hati

    “Ma-maksud Pak Gala apa? Bapak sendiri, kan yang meminta saya memilih baju-baju di kamar Bapak? Tapi kenapa Bapak kelihatan marah sama saya?” tanya Nabila bingung.Mata Gala memerah, menyiratkan amarah yang muncul pada dirinya. Dengan tiba-tiba, Gala menarik tangan Nabila lalu membawanya masuk ke dalam kamar Nabila. Sontak Nabila terkejut atas perlakuan Gala yang cukup kasar terhadapnya.“Bapak mau apa?” tanya Nabila, ia bingung sekaligus ketakutan melihat perilaku Gala.Gala menghentikan langkahnya di depan sebuah cermin. Nabila tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran Gala. Bukankah, Gala sendiri yang menyuruhnya memilih pakaian ibunya yang ada di dalam kamarnya?“Lihat tubuh kamu! Lihat baju yang melekat pada tubuh kamu! Lancang sekali kamu memakai baju almarhumah istri saya. Di rumah ini, tidak ada yang berani menyentuh apalagi memakai baju peninggalan istri saya. Tapi kamu, kamu yang belum lama kerja di sini, sudah berani memakai baju istri saya. Lancang sekali kamu, N

    Dernière mise à jour : 2025-03-23
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 29 Ibu dari Anakku

    Gala membuka matanya, tersenyum saat melihat seorang wanita cantik di depan matanya.“Sayang, kamu ada di sini?” Gala kemudian bangun dan duduk sambil menggenggam tangan Delima.“Iya, aku ada di sini bersama kamu,” sahut Delima sambil memegang dada Gala.Gala menangis bahagia, ia tak kuasa menahan air mata. Berkali-kali, ia mengecup tangan Delima. Ia tak menyangka, jika Delima ada bersamanya.“Jangan menyakiti ibu dari anakku. Milikku adalah miliknya. Kamu harus janji padaku, Sayang!” ucap Delima sambil tersenyum.Gala tidak mengerti apa maksud dari ucapan Delima. Dahinya mengernyit, menyiratkan sebuah pertanyaan di dalam benaknya.“Nanti kamu akan mengerti. Aku tidak bisa lama di sini. Aku pergi!”“Pergi? Kamu mau ke mana, Sayang? Kamu di sini saja, jangan tinggalkan aku. Aku dan Sandi butuh kamu, Delima. Aku mohon jangan pergi!” cegah Gala memohon. Namun, Delima tersenyum sambil menjauh dari pandangan Gala, hingga ia menghilang entah ke mana.“Jangan pergi, aku mohon! Aku rindu sama

    Dernière mise à jour : 2025-03-23
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 30 Penyesalan

    Keesokan paginya, Nabila terbangun dengan selimut tebal yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Nabila menggeliatkan tubuhnya sambil menguap lebar.“Sudah pagi saja,” gumam Nabila sambil melirik ke arah jam dinding.Nabila masih mengantuk, sejenak ia berdiam sebelum beranjak dari tempat tidur. Namun, tiba-tiba matanya melotot tajam, saat dirinya teringat sesuatu.“Lah, bukannya tadi malam aku tidur di kamar Sandi? Kok sekarang ada di sini. Siapa yang mindahin?” gumam Nabila.Nabila merasa aneh, ia tidak tahu apa yang terjadi semalam.“Sepertinya aku mengalami tidur sambil berjalan. Ya sudahlah, lebih baik aku segera mandi. Dari pada kena omel lagi dari pak Gala,” gumam Nabila, lantas ia segera masuk ke dalam kamar mandi.Setelah membersihkan diri, Nabila pun membuka lemari hendak berganti pakaian. Namun, ia terpaku, ada banyak baju-baju bagus yang tersimpan di dalamnya. Bahkan ada beberapa baju yang masih ada label yang terpasang di baju-baju itu.“Baju-baju siapa ini? Kayaknya masih baru.

    Dernière mise à jour : 2025-03-24
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 31 Rewel

    Selesai makan, Nabila kembali mengambil alih Sandi dari tangan Gala, kemudian membawanya ke halaman rumah untuk dijemur. Sedangkan Gala, ia pun memulai sarapan paginya.“Pak Gala, ada telepon untuk Bapak. Ini dari orang tua bu Delima,” ucap bu Sani, sambil menyerahkan ponselnya kepada Gala.“Iya, terima kasih, Bu Sani. Oh iya, tolong bereskan berkas-berkas kantor di ruang kerja saya. Rapikan dan simpan di dalam lemari seperti biasa,” titah Gala sambil menerima ponsel bu Sani.“Baik, Pak. Akan saya kerjakan sekarang!” seru bu Sani, kemudian wanita paruh baya itu berlalu pergi ke ruangan yang dimaksud.“Halo, ada apa, Ma?” tanya Gala kepada ibunya Delima.“Halo, Gala, apakah kamu tidak sibuk hari ini? Bisakah kamu datang ke rumah Mama? Mama sama papa kangen sama Sandi. Mama ingin bertemu dan memeluk cucu Mama,” jawab ibu mertua Gala.“Tidak terlalu sibuk, kerjaan bisa dihandle oleh sekretaris saya. Baiklah, aku ke sana sekarang, Ma. Aku siap-siap dulu,” ujar Gala, kemudian menutup telep

    Dernière mise à jour : 2025-03-24
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 32 Menolak

    “Langsung saja, Pa. Kasih tahu Gala tentang rencana kita!” seru Mona.“Em … maaf, Ma, Pa. Ini sebenarnya ada apa, ya? Maksudnya rencana apa?” tanya Gala yang tidak mengerti dengan maksud perkataan Mona.Akbar mengangguk, kemudian menatap Gala begitu serius.“Gala, Papa tahu kamu pasti masih merasa kehilangan Delima. Begitu pun juga kami, Gala. Kami sangat kehilangan putri sulung kami, Delima. Papa juga sangat kasihan terhadap Sandi. Masih bayi tapi sudah harus kehilangan sosok ibu. Papa sedih kalau ingat itu, Gala. Maka dari itu, Papa dan Mama telah bermusyawarah, kami memiliki rencana bagus buat kamu dan Sandi. Semoga kamu bisa menerima rencana kami dengan senang hati,” jawab Akbar.Gala semakin tidak mengerti dengan ucapan Akbar. Terlalu bertele-tele dan berbasa-basi.“Lalu?” tanya Gala.Mona kemudian meraih tangan Nadin yang duduk di tengah-tengahnya bersama Akbar.“Kami memiliki niat untuk menikahkan kamu dengan Nadin. Nadin adalah Tante kandungnya Gala. Seperti Delima, Nadin sang

    Dernière mise à jour : 2025-03-25
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 33 Pura-pura Mesra

    “Apa-apaan ini, Gala?” tanya Mona, tampak kilatan kemarahan atas sikap Gala yang dinilai tidak menghargai mertuanya.“Tidak apa-apa, hanya membantu Nabila membersihkan bibirnya saja,” jawab Gala.Mona menatap tajam ke arah Gala dan Nabila. Tangannya mengepal kuat.“Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Itu membuat kami sakit, apalagi Nadin. Kamu tidak bisa menjaga perasaan kami, sebagai mertua kamu, Gala. Gila memang, seorang pengasuh anak saja diperlakukan secara istimewa seperti itu,” ujar Mona.Gala segera menanggapi dengan santai.“Terserah Mama mau ngomong apa. Ini hidupku, kenapa mesti disetir sama orang lain? Bebas dong, aku melakukan apa saja yang aku mau. Aku bukan budak kalian, yang semau kalian atur seenaknya,” sahut Gala tersenyum smirk.Akbar berusaha menenangkan Mona yang terlihat emosi itu. Namun, Mona lumayan keras kepala. Ia tidak bisa diam begitu saja melihat Gala berlaku seperti itu.“Em … maaf, biar saya keluar saja. Kasihan Sandi,” ucap Nabila merasa tidak enak,

    Dernière mise à jour : 2025-03-26
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 34 Izin Pergi

    “Terima kasih, Bu Sani. Sekalian tolong ambilkan barang-barang Sandi di mobil. Dan kamu, Nabila, langsung mandiin Sandi. Sepertinya dia sudah tidak nyaman,” ucap Gala yang disambut oleh anggukan kepala bu Sani dan Nabila.Gala masuk ke dalam kamarnya. Ia menelpon sekretarisnya, guna memastikan tentang pekerjaannya yang seharian ini ia tinggalkan, yang dipercayakan kepada sekretarisnya tersebut.“Baiklah kalau begitu, besok saya kembali masuk. Pastikan bahwa proyek kita ini berjalan lancar. Saya ingin proyek kita berhasil dan perusahaan kita semakin berkembang,” ujar Gala kepada sekretarisnya.Setelah panggilan diakhiri, Gala memutuskan untuk membersihkan diri. Di bawah guyuran air dingin, Gala merasa tubuhnya menjadi segar dan rileks.Keesokan harinya, seperti biasa, Gala berangkat ke kantor. Melanjutkan proyek besar yang harus ia kerjakan. Namun, sebelum pergi, Gala menyempatkan diri untuk menemui Sandi di kamarnya.“Anak Papa sudah wangi saja, Papa kerja dulu, ya. Kamu baik-baik sam

    Dernière mise à jour : 2025-03-27

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 71 Pinangan Duda

    “Aw, sakit!” Nabila menggigit tangan itu, sehingga pemilik tangan itu memekik kesakitan dan melepaskan tangannya dari tubuh Nabila.Nabila berdiri lalu membalikkan tubuhnya. Matanya membeliak, saat mendapati seseorang yang sedang ia hindari saat ini.“Pak Gala, sedang apa di sini? Kenapa peluk-peluk saya?” tanya Nabila, sungguh ia sangat terkejut karena itu.“Aku ke sini mau jemput kamu untuk pulang ke rumahku,” jawab Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Bahkan Gala pun berbicara sedikit aneh, tidak seperti biasa. Aku, kamu?“Jemput saya, Pak? Buat apa? Bukankah saya sudah melakukan hal tidak senonoh di rumah kalian? Itu, kan, yang ada di pikiran kalian tentang saya?” tanya Nabila.Gala terdiam mematung, menatap wanita itu tanpa berkedip.“Aku percaya sama kamu, Nabila. Aku percaya sama kamu,” imbuh Gala.Nabila bergeming, bingung atas sikap Gala saat ini.“Maksud Pak Gala?” tanya Nabila.“Aku minta maaf karena sempat tidak mempercayai kamu. Tapi sekaran

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 70 Tangan Kekar

    “Terry, Ya Tuhan … kenapa aku harus ketemu lagi sama wanita itu?”Jantung Nabila berdetak sangat kencang. Trauma atas kejadian di rumah Frans masih terbayang di dalam benaknya.“Nabila, ke sini!” teriak Bayu sambil melambaikan tangannya ke arah Nabila.Terry menoleh ke belakang. Namun, dengan cepat Nabila membalikan badannya membelakangi Bayu. Berharap Terry tidak melihat wajahnya.“Om, sepertinya aku harus pergi dari sini,” pamit Nabila, kemudian berjalan cepat meninggalkan bengkel.Langkah Nabila sengaja dipercepat. Takut jika Terry masih mengenali suaranya. Nabila berjalan sambil menunduk ke bawah. Dipeluknya berkas lamaran dengan erat. Hingga tidak sengaja, tubuh Nabila menabrak seseorang dan nyaris ia terjatuh ke atas aspal.“Hei, hati-hati. Kamu tidak apa-apa?” tanya Arsya.Nabila mengangkat wajahnya, melihat Arsya ada di tempat itu, sontak Nabila menjauh.“Mas Arsya,” gumam Nabila.Entah kebetulan atau bagaimana, lagi dan lagi Nabila harus bertemu lagi dengan Arsya.“Kamu kenap

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 69 Kuah Sayur Bening

    “Kak Naima, di mana kamu sekarang, Kak? Seandainya kamu ada di sini, aku ingin memeluk kamu,” gumam Nabila.Nabila memandangi foto kakaknya, Naima. Naima yang masih kecil, harus terpisah dari keluarga saat diajak berlibur ke danau. Orang tua Nabila sudah berusaha keras mencari keberadaan anaknya itu. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Disinyalir, jika Naima hilang tenggelam di danau, saat orang tuanya lengah. Namun, sayangnya mereka tidak berhasil menemukan jasad Naima.Nabila menghembuskan napas kasar. Ia berpikir, jika saja Naima masih ada, mungkin Nabila tidak akan kesepian. Naima pasti akan menjadi sosok kakak yang baik yang akan melindungi adiknya dari marabahaya.Waktu telah menunjukkan petang. Kumandang adzan pun telah terdengar dari masjid terdekat di kediaman orang tua Nabila.Nabila yang belum sempat membersihkan diri, beranjak dari posisi duduknya lalu mengambil handuk. Namun, sebelum itu Nabila memasukkan album foto itu ke dalam tasnya.Kamar mandi di rumah itu han

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 68 Album Foto

    Nabila menoleh ke arah samping rumah. Di sana, berdiri Laksmi sambil menenteng barang belanjaan berupa sayuran mentah.“Tante, aku ke sini mau minta izin untuk tinggal sementara di sini, sampai aku mendapatkan pekerjaan,” jawab Nabila.Laksmi mendekati Nabila, menatap keponakannya dengan tajam.“Apa? Mau tinggal di sini? Ini rumah Tante, bukan rumah kamu, Nabila. Ingat, ayah kamu pernah punya hutang sama Tante. Kamu tidak bisa seenaknya tinggal di sini, karena rumah ini sudah menjadi milik Tante,” jelas Laksmi.Nabila meraih tangan Laksmi, berharap belas kasih dari adik ayahnya itu.“Tante aku mohon, izinkan aku tinggal di sini sebentar saja. Sampai aku dapat kerjaan, aku janji aku bakalan angkat kaki dari rumah ini. Tolong, aku bingung mau tinggal di mana sekarang. Hanya rumah ini yang menjadi harapanku. Aku tidak mungkin tidur di luar. Gimana kalau begini saja, Tante, aku bayar sewa untuk satu bulan ke depan. Aku ada uang segini, sisanya buat biaya hidup aku. Bagaimana, Tante?” tany

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 67 Membujuk

    “Aku harus pergi ke mana? Sudah berapa kontrakan yang aku kunjungi, tapi tidak ada yang kosong. Aku tidak mungkin tidur di emperan toko,” gumam Nabila.Nabila berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai. Cuaca panas tidak menyurutkan niatnya untuk pergi menjauh dari rumah Gala. Namun, sayangnya ia kebingungan harus tinggal di mana sekarang.Nabila berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia memesan air mineral dingin, untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga.Nabila menyeka keringat yang mengucur di dahi. Beberapa kali ia mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.“Apa aku kembali saja ke rumah Nadya untuk sementara waktu? Tapi ….” Nabila menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku tidak boleh ke sana. Cari jalan lain, pasti ada jalan, pasti ada!” gumam Nabila.Nabila memijat pelipisnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan yang entah ke mana arah dan tujuannya.Dari belakang, Nabila mendengar suara klakson motor. Nabila menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke belakang.“

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 66 Terekam

    Setelah pak Ujang pergi, Gala menerima pesan dari nomor pak Ujang. Gala pun segera membuka pesan itu.“Coba cari tahu dari CCTV. Siapa tahu Bapak mendapatkan petunjuk. Soalnya saat saya sedang bantu-bantu di acara pesta semalam, sekilas saya seperti melihat Nabila berjalan sempoyongan. Menurut saya ada yang salah pada Nabila. Entah apa penyebabnya, coba Bapak cari tahu, rekaman Nabila sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. Bisa jadi itu adalah kerjaan pak Ello, untuk menjebak Nabila. Tapi maaf, bukan maksud saya menuduh kakaknya Pak Gala. Tapi ada baiknya Pak Gala segera mencari tahu.”Gala membulatkan matanya setelah membaca pesan dari pak Ujang. Kini ia mengerti maksud dari ucapan pak Ujang barusan. Bisa-bisanya Gala tidak terpikirkan untuk mencari tahu semuanya dari CCTV. Gala telah menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu benar adanya, tanpa mencari tahu dulu bukti yang akurat.Bergegas Gala meninggalkan ruang laundry menuju kamarnya. Gala teringat akan kamera CCTV yang seng

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 65 Kode

    “Apakah Nabila pergi?” gumam Gala.Seketika hati Gala terasa sesak. Lantas ia mencoba menghubungi nomor Nabila. Berharap ia tahu keberadaannya saat ini.Gala merasa lemas, tatkala Nabila menolak panggilan telepon dari Gala. Tak lama dari itu, setelah Gala mencoba lagi menghubungi nomor Nabila, tiba-tiba nomor Nabila tidak aktif.“Ya Tuhan … kenapa Nabila pergi?” batin Gala.Gala kemudian menjauh dari lemari, ia hendak keluar dari kamar Nabila untuk memberitahu yang lain, bahwa Nabila tidak ada. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti, saat sudut matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang tergeletak di atas bantal.Gala mendekati tempat tidur, lalu mengambil selembar kertas yang tersimpan di sana.Setelah Gala melihat kertas itu, ternyata kertas itu berisi surat dari Nabila. Penasaran akan isi surat itu, Gala pun segera membacanya.“Pak Gala, mungkin saat Pak Gala membaca surat ini, saya sudah tidak ada di rumah Pak Gala. Mohon maaf, saya tidak izin langsung untuk pergi dari rumah itu.

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 64 Frustrasi

    Gala spontan menginjak pedal rem mendadak. Hampir saja ia menabrak orang itu. Setengah memukul, Gala membunyikan klakson, membuat lelaki berseragam pelayan catering itu kemudian menepikan langkahnya ke pinggir jalan.“Kalau jalan hati-hati, hampir saja kamu mati saya tabrak!” sentak Gala, ia memarahi lelaki itu.Gala kembali melajukan mobilnya hingga keluar dari area komplek perumahannya. Setelah itu, Gala menambah kecepatan laju kendaraannya seperti kesetanan. Gala yang selalu disiplin dalam berkendara, kini ia bersikap pecicilan. Sangat jauh berbeda dari biasanya.Hingga mobilnya berhenti, Gala turun dari dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gedung yang dijaga oleh dua orang penjaga dengan perawakan tinggi besar, berbaju serba warna hitam.Gala masuk ke dalam lingkaran dunia malam, di mana di sana banyak sekali orang-orang yang tengah bersuka ria sambil menari-nari dengan asyiknya dengan alunan musik yang mendayu-dayu dengan indah. Ada juga yang tengah menikmati minuman

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 63 Keputusan

    “Apa?”Serempak, semua orang terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Faisal.“Tidak, Ello adalah tunanganku, Om. Kenapa Om memutuskan untuk menikahkannya dengan wanita itu?” tanya Angel.Sejenak Faisal memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali sambil mengusap kepala Angel.“Maafkan Om, Angel. Tapi Om tidak bisa menutup mata terhadap apa yang telah mereka lakukan. Dengan menikahkan mereka, mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Om harap, kamu bisa tabah menerima keputusan Om. Jalan kamu masih panjang, Angel. Kamu masih muda, kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Ello,” jawab Faisal.“Tidak bisa begitu dong, Pak Faisal. Masa Pak Faisal memutuskan hal ini sendirian. Kita tidak tahu mereka mau atau tidak dinikahkan. Kasihan anak saya, baru juga bertunangan, masa Bapak seenaknya membatalkan pertunangan ini. Mau ditaruh di mana muka saya?” timpal ayah Angel.“Maaf, Om Bimo. Tapi saya setuju atas keputusan Papi saya. Saya akan menikahi Nabila, sebagai bentuk tan

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status